Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Rumah sakit merupakan suatu industri jasa yang padat karya, padat pakar,
padat modal dan padat teknologi sehingga risiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja
(PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) sangat tinggi (Kurniawati, 2017).
Rumah sakit juga adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga
kesehatan dan penelitian, tempat untuk mendapatkan pengobatan dan pemeliharaan
kesehatan dengan berbagai fasilitas dan peralatan kesehatannya. Semakin luas
pelayanan kesehatan dan fungsi suatu rumah sakit maka semakin kompleks peralatan
dan fasilitasnya (Rahayuningsih, 2011).

Perilaku adalah semua kegiatan manusia, baik yang dapat digunakan oleh
tenaga kesehatan untuk melindungi tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja guna tercapainya keselamatan kerja. Kesehatan kerja
merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan
yang berhubungan dengan faktor potensial yang mempengaruhi kesehatan pekerja.
Bahaya pekerjaan (akibat kerja), seperti halnya masalah kesehatan lingkungan lain,
bersifat akut atau kronis dan efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama.
Efek terhadap kesehatan dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
Kesehatan masyarakat kerja perlu diperhatikan, karena dapat menimbulkan gangguan
tingkat produktifitas (Wulandini, 2016).

1
2

Hasil penelitian di beberapa negara membuktikan bahwa rumah sakit adalah


salah satu tempat kerja yang berbahaya dan perawat adalah salah satu petugas
kesehatan yang berisiko untuk mengalami gangguan tersebut. Sebagai gambaran,
biro statistik ketenagakerjaan dan Konsil Nasional Asuransi Amerika (2013)
menyimpulkan pada rumah sakit di Amerika setiap 100 jam kerja terjadi 6,8 kejadian
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK). Sebanyak 48% kecelakaan kerja
disebabkan karena penggunaan tenaga/otot yang berlebihan oleh perawat ketika
menangani pasien dan 54% jenis kecelakaan yang dialami berhubungan dengan
gangguan muskuloskeletal, seperti sprain dan strain otot. Penelitian lainnya di
negara berkembang seperti India juga menyimpulkan hasil yang sama. Sandeep,
Shreemathi, Kalyan, Teddy, Kapil, dan Prachi (2016) melaporkan dalam 1 tahun
terakhir 5,4% perawat rumah sakit di India mengalami luka akibat tertusuk jarum
suntik, 7,4% mengalami varises, dan 56,9% mengalami stres kerja. Sementara itu
data-data tentang kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada petugas kesehatan
rumah sakit di Indonesia belum tercatat dan dilaporkan dengan baik, hal ini
mengindikasikan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah sakit di
Indonesia masih memerlukan upaya perbaikan (Iwan, 2017).

Perawat merupakan petugas kesehatan dengan presentasi terbesar dan


memegang peran penting dalam pemberian pelayanan kesehatan.WHO (2013)
mencatat, dari 39,47 juta petugas kesehatan di seluruh dunia, 66,7%-nya adalah
perawat. Di Indonesia, perawat juga merupakan bagian terbesar dari tenaga kesehatan
yang bertugas di rumah sakit yaitu sekitar 47,08% dan paling banyak berinteraksi
dengan pasien (Iwan, 2017). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
1087/MENKES/SK/ VIII/2010 bahwa untuk meningkat fasilitas pelayanan kesehatan,
rumah sakit dituntut untuk melaksanakan upaya K3 yang dilaksanakan secara
terintegrasi. Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada
pasal 165 disebutkan bahwa pengelolaan tempat kerja wajib melakukan segala
3

bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan


pemulihan bagi tenaga kerja untuk meningkatkan kualitas rumah sakit. Proses
pengendalian kualitas tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan melalui
penerapan PDCA (plan-do-check-action) (Indriyani, 2016). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan tindakan tenaga perawat dengan pengetahuan dan sikap
terhadap aspek kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit USU.
4

1.2. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana hubungan tindakan tenaga perawat dengan pengetahuan dan sikap


terhadap aspek kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit Universitas
Sumatera Utara.

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menjelaskan hubungan tindakan tenaga perawat dengan pengetahuan dan sikap
terhadap aspek kesehatan dan keselamatan kerjadi RS USU.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi frekuensi subyek penelitian berdasarkan


karakteristik umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan.
2. Mengetahui tingkat pengetahuan perawat tentang kesehatan dan
keselamatan kerja (K3).
3. Mengetahui tingkat sikap perawat tentang kesehatan dan keselamatan
kerja (K3).
4. Mengetahui tingkat tindakan perawat tentang kesehatan dan keselamatan
kerja (K3).
5

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi peneliti sendiri, diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan


mengenai gambaran perilaku tenaga perawat terhadap aspek kesehatan dan
keselamatan kerja di rumah sakit Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi Instansi pendidikan kesehatan, diharapkan penelitian ini dapat


memberikan saran ilmiah dalam membantu instansi membentuk dan
meningkatkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi tenaga
kesehatan yang profesional.

3. Bagi Pelayanan kesehatan pula, diharapkan penelitian ini dapat memberikan


arahan bagi pelayanan kesehatan dalam mengevaluasi, memberikan arahan dan
supervisi dalam membentuk kompetensi perawat yang professional dalam
penerapan pendidikan kesehatan.

4. Bagi Peneliti lain, diharapkan penelitian ini diharapkan dapat menjadi


referensi literatur, menjadi masukandalam melakukan penelitian berikutnya dan
memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan penerapan pendidikan
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai