ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
GAMBARAN UMUM RSU WILLIAM BOOTH.
Kebijakan umum rumah sakit adalah setiap pasien yang datang dilayani
kebutuhannya secara tuntas dengan menyediakan keperluan perawatan dan
pengobatan pasien, baik obat maupun alat yang diperlukan, tanpa memberi resep
yang harus dibeli oleh pasien, tanpa uang muka. Semua baru dibayar oleh pasien
setelah pasien siap pulang. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang telah ada
sejak RSU. William Booth berdiri dan merupakan nilai dasar bagi RSU. William
Booth.
2
2.2. SEJARAH INSTITUSI RSU WILLIAM BOOTH.
Tahun 1914 : Dr. Wille untuk pertama kalinya menemukan penyakit mata
yang dikenal dengan nama Xerophthalmia, penyakit mata ini banyak terdapat
pada anak-anaik karena kekurangan vitamin. Dan pelayanan Dr. Wille telah
menyelamatkan anak-anak dari kebutaan. Dr. Wille dipuji sebagai seorang dokter
ahli mata yang paling efisien di seluruh Hindia Belanda. Karena fasilitas dan
tempat pelayanan yang ada pada saat itu sudah mencapai taraf yang sangat
memprihatinkan, maka diperlukan suatu lokasi yang baru serta peralatan yang
memadai untuk sebuah rumah sakit, dan hal ini menggugah seorang pasien mata
yang mendapat kembali penglihatannya setelah dirawat oleh dr. Wille, untuk
menyumbangkan sebidang tanah di daerah perbukitan di selatan kota Semarang.
Ketulusan hati pasien tersebut, telah menggugah hati para penyumbang untuk
3
memberikan sejumlah dana baik dari perorangan maupun dari Ratu Wilhelmina,
sehingga jumlah dana yang terkumpul adalah 94.000 gulden.
Tanggal 23 Juni 1915 : Residen Semarang Yang Mulia Bapak PKW Kern,
meresmikan RS. Mata William Booth (masyarakat pada waktu itu mengenal
dengan nama "Madurangin") dengan ruangan dan peralatan yang sangat baik pada
masa itu, dan seluruh pasien dipindahkan ke tempat yang baru ini. Dengan
diresmikannya tempat pelayanan yang baru ini, maka rumah sakit ini mengalami
kemajuan yang sangat pesat sehingga dibutuhkan beberapa orang tenaga untuk
membantu pelayanan tersebut, antara lain : dr. Nana Krudsen, dr. Fast, dr.
Soemitro, dr. M.M. Webert dan dr. P. Pilon.
Sekitar tahun 1946 : Pekerjaan RS. Mata William Booth sempat terhenti
pada masa perang dunia ke II, dimana rumah sakit ini sepenuhnya diambil alih
oleh pemerintah Jepang dengan menempatkan seorang dokter ahli mata yang
bernama dr. Enoi, dibantu oleh dr. Suryatin dari CBZ (sekarang RS. Dr. Kariadi).
Setelah Jepang kalah, pemerintah Belanda masih menempatkan dr. Horst (seorang
Belanda) untuk melayani di rumah sakit ini.
4
Dalam yang dirintis oleh dr. Theo Soehardjono, Sp PD dan selanjutnya dibuka
unit-unit pelayanan lainnya antara lain :
Sejak tahun 1984 Sampai sekarang : setelah mendapat ijin dan predikat
sebagai Rumah Sakit Umum, RSU.William Booth Semarang mengalami
perkembangan namun masih terus didominasi oleh kunjungan pasien mata. Hal
ini dipengaruhi dengan adanya latar belakang sejarah RSUWB yang pernah
menjadi rumah sakit mata andalan, baik di kota Semarang, bahkan sampai seluruh
propinsi Jawa Tengah. Sejak perubahan menjadi Rumah sakit Umum William
Booth Semarang menjadi lebih dikenal oleh masyarakat luas khususnya kota
semarang karena tidak hanya melayani pasien mata tetapi RSU William Booth
Semarang terus melengkapi dirinya untuk pelayanan yang lebih maju dan
lengkap. Hal ini tentunya tidak lepas dari peran serta para pemimpin yang amanah
dan mempunyai visi misi untuk kemajuan Rumah Sakit Umum William Booth
Semarang.
5
BAB III
VISI, MISI, MOTTO DAN TUJUAN RSU WILLIAM BOOTH
SEMARANG
3.1. VISI.
RSU William Booth Semarang memiliki visi :
”Terciptanya suatu pelayanan kesehatan yang optimal untuk meningkatkan derajat
kesehatan bagi setiap orang,berdasarkan kasih tanpa diskriminasi”
3.2. MISI.
RSU William Booth Semarang memiliki misi :
KEMANUSIAAN
3.4. TUJUAN.
Menurunkan angka Kesakitan, Kematian, dan Kecacatan melalui berbagai
upaya yang ada untuk semua golongan.
3.5. MOTTO.
6
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSU WILLIAM BOOTH
IT / SIM RS SPI
SEKRETARIAT PASTORAL
INSTALASI RAWAT
INSTALASI REKAM
INSTALASI BEDAH
GAWAT DARURAT
INSTALASI CARE
LABORATORIUM
INSTALASI GIZI
REHABILITASI
UNIT & HIGH
STERILISASI
RADIOLOGI
INSTALASI
CARE UNIT
INSTALASI
INSTALASI
INSTALASI
INSTALASI
BERSALIN
INSTALASI
SENTRAL
FARMASI
SENTRAL
JALAN
MEDIK
MEDIS
INAP
7
BAB V
VISI, MISI, FALSAFAH DAN TUJUAN
SATUAN PENGENDALI INTERNAL
5.1. VISI.
Menjadi Strategic Busines Partner yang tanggap dan terpercaya bagi pejabat
pengelola, pejabat pelaksana dan jajarannya.
5.2. MISI
1. Melaksanakan audit internal yang bebas risiko.
2. Meningkatkan kompetensi sehingga menjadi audit internal yang
professional.
3. Memberikan nilai tambah pada pelayanan dengan memanfaatkan
secara optimal sistem teknologi informasi.
5.3. FALSAFAH.
Sebagai strategic business partner Satuan Pengendali Internal harus mampu
memberi falsafah, melalui proses kerja yang :
1. Berfokus pada pelanggan.
2. Berfokus pada proses bisnis.
3. Bersikap proaktif, antusias dan terpercaya.
4. Berkomunikasi secara efektif baik lisan maupun secara tertulis.
5. Mengukur sukses berdasarkan kualitas dan bukan kuantitas semata.
6. Mampu mengidentifikasi akar masalah dan bukan hanya gejala saja.
8
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI SATUAN PENGENDALI INTERNAL
DIREKTUR
KETUA SATUAN
PENGENDALI INTERNAL
Sekretaris SPI
9
BAB VII
URAIAN JABATAN
7.1.DIREKTUR.
Hasil kerja: Audit Operasional,Audit Medis,Audit Kinerja
Uraian tugas : Menyelenggarakan audit di rumah sakit berupa audit
kinerja dan audit medis,melaksanakan tugas khusus dalam lingkup
pemeriksaan intern.
Tanggung jawab : melakukan kajian dan analisis terhadap rencana
investasi rumah sakit ,khususnya sejauh mana aspek pengkajian dan
pengelolaan resiko telah dilaksanakan oleh unit-unit kerja yang
bersangkutan
Wewenang : melakukan verifikasi dan uji kehandalan terhadap
informasi yang diperolehnya,dalam kaitan dengan penilaian
efektivitas sistem yang diauditnya.
Syarat jabatan : Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi
,Kepemimpinan , kewirausahaan, Rencana strategis Bisnis, Tata
kelola RS, SPM, Sistem Akuntabilitas, Sistem Remunerasi,
Pengelolaan SDM
10
dalam bidang-bidang keuangan,operasi dan
pelayanan,pemasaran,sumber daya manusia dan pengembangan
Wewenang: Menyusun,mengubah dan melaksanakan kebijakan audit
internal termasuk antara lain menentukan prosedur dan lingkup
pelaksanaan pekerjaan audit,akses terhadap semua
dokumenn,pencatatan,personal dan fisik,informasi atas obyek audit
yang dilaksanakannya,untuk mendapatkan data dan informasi yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.,
Syarat jabatan : S1 medis/paramedic/ekonomi/akuntansi,pelatihan
dasar dan lanjutan SPI
7.3. SEKRETARIS SPI
Hasil kerja:Notulen,rapat,surat-surat perintah audit,penyimpanan
dokumen.
Uraian tugas : mencatat dan mengdokumentasikan semua arsip SPI
Tanggung jawab : mengarsip semua dokumen,pencatatan,personal dan
fisik,informasi atas obyek audit yang dilaksanakan.
Wewenang: pengendalian sekretariat SPI dapat berjalan dengan
efektif.
Syarat jabatan: D3 paramedic atau D3 non-medik/S1
medic/paramedic/ekonomi/akuntansi,pelatihan dasar dan lanjutan SPI
7.4.ANGGOTA SPI.
Hasil kerja:Audit internal
Uraian tugas dan tanggung jawab : melakukan audit operasional di
setiap bagian/instalasi/komite.
Wewenang: akses terhadap semua dokumenn,pencatatan,personal dan
fisik,informasi atas obyek audit yang dilaksanakannya,untuk
mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugasnya.
Syarat jabatan: D3 paramedic atau D3 non-medik/S1
medic/paramedic/ekonomi/akuntansi,pelatihan dasar dan lanjutan SPI
11
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA
Komit
e Huma
IRJ
s
Pema
IGD
saran
BPS Gizi
YanM
IKO
ed
SPI
Reka
m Farm
Medi asi
k
Radio
SDM
logi
Labor
IRNA atoriu
Keua m
IRM
ngan
12
c. Melakukan penilaian dan pemantauan mengenai sistem
pengendalian informasi dan komunikasi untuk memastikan bahwa :
1) Informasi penting rumah sakit terjamin keamanannya.
2) Fungsi sekretariat rumah sakit dalam pengendalian informasi
dapat berjalan dengan efektif.
3) Penyajian laporan-laporan rumah sakit memenuhi peraturan
perundang-undangan.
d. Melaksanakan tugas khusus dalam lingkup pemeriksaan intern
yang ditugaskan oleh direktur.
13
BAB IX
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
NAMA JUMLAH
PENDIDIKAN SERTIFIKASI
JABATAN KEBUTUHAN
Direktur Kepemimpinan 1
,
kewirausahaan,
Rencana
strategis Bisnis,
Dokter/dokter Tata kelola RS,
spesialis SPM, Sistem
Akuntabilitas,
Sistem
Remunerasi,
Pengelolaan
SDM
Ketua SPI Pelatihan SPI 1
Pendidikan S1/S2
dasar dan
lanjutan
Sekretaris Pelatihan SPI 1
Pendidikan S1/D3
SPI dasar dan
lanjutan
Anggota Pelatihan SPI 3
Pendidikan
D3/SMA dasar dan
lanjutan
14
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT
Waktu :
Jam :
Tempat : Ruang Rapat
Peserta : Direktur,Kepala SPI, Sekretaris SPI,Anggota SPI
Materi : = Evaluasi kinerja mutu.
= Hasil audit dan analisisnya.
= Masalah dan pemecahannya.
= Evaluasi dan rekomendasi
15
BAB XII
PELAPORAN
1. Laporan bulanan.
Dilaporkan dalam rapat koordinasi setiap bulan.
2. Laporan tahunan
Dilaporkan setiap tahun sebagai dasar penyusunan TOR SPI dan evaluasi
TOR .
3. Laporan setiap ada audit di instalasi/bagian/komite.
Dilaporkan kepada Direktur setiap melakukan audit di
bagian/instalasi/komite.
16