Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana layaknya organisasi yang besar perlu ditata dan diorganisasi dengan
baik, demikian juga halnya dengan Perinatologi. Meskipun merupakan bagian dari
organisasi RSU William Booth Semarang, namun tetap perlu diorganisasi dengan baik
sesuai fungsi dan perannya sehingga dapat mendukung berlangsungnya organisasi
RSU William Booth Semarang yang besar.

B. Tujuan Pedoman
1. Sebagai pedoman bagi Perinatologi dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai
dengan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
2. Sebagai sarana untuk menciptakan pelayanan perinatologi yang cepat, tepat
dan efisien di RSU William Booth Semarang.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Pedoman Pengorganisasian ini berisi tentang bagaimana mengatur Perinatologi
sehingga dengan sumber daya yang ada dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.
Pedoman ini berisi tentang:
1. Struktur Organisasi, Uraian Tugas di Perinatologi.
2. Tata Hubungan Kerja Perinatologi dengan bagian lain yang terkait.
3. Cara merencanakan kebutuhan SDM dan cara menilai kinerja SDM Perinatologi.

D. Batasan Operasional
Batasan operasional perinatologi adalah pelayanan neonatus yang diberikan pada
bayi atau perawatan neonatus khusus dengan kriteria:
1. BBLR < 2500 tanpa komplikasi
2. BBL > 4000 (makrosomia)
3. Asfiksia atau Gangguan Nafas ringan - sedang
4. Infeksi ringan – sedang
5. Kelainan bawaan ringan – sedang yang bukan keadaan gawat
6. Penyakit komplikasi lain tanpa memerlukan perawatan intensive

E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No 36 Tahun 2019 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Permenkes No 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi Dan Perijinan Rumah Sakit
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450 tahun 2002
tentang pemberian ASI Eksklusif
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No: 604/Menkes/SK/VII/2008
tentang Pedoman Pelayanan Maternal Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas
B, kelas C dan kelas D.
6. Surat Keputusan No: 001/RSUWB/KEP/DIR/I/2019 tentang Penetapan Struktur
Organisasi RSU William Booth Semarang.

1
7. Surat Keputusan Direktur RSU William Booth Semarang No:
129a/RSUWB/KEP/DIR/IV/2019 tentang Penetapan Susunan Organisasi dan
Tata Laksana RSU William Booth Semarang.
8. Surat Keputusan Direktur RSU William Booth Semarang No:
134/RSUWB/KEP/DIR/V/2019 tentang Kebijakan Manajemen Dan Pelayanan
RSU William Booth Semarang.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Sejarah RSU William Booth Semarang


Desa Sapuran-Purworejo Jawa Tengah merupakan tempat Bala Keselamatan
memulai pelayanannya di indonesia yang dirintis oleh dua orang opsir Bala
Keselamatan berkebangsan Belanda bernama Staf Kapten Jacob Gerrit Brouwer dan
Ensign Adolf Teodorus Van Emmerick pada tahun 1894.

Awal Tahun 1907 seorang opsir berkebangsaan Denmark bernama Kapten (dokter)
Vilhelm A. Wille dan istri ditugaskan oleh Pemimpin Bala Keselamatan untuk
memimpin pelayanan bagi orang miskin dan orang sakit di Bugangan Semarang.
Banyak diantara mereka yang menderita penyakit mata, Kapten V.A. Wille yang juga
seorang dokter ahli mata, mengalami kesulitan merawat para pasien karena
keterbatasan peralatan serta kondisi bangunan klinik yang tidak memenuhi syarat
untuk pelayanan kesehatan. Namun dr. Wille tetap melakukan pelayanannya
meskipun dengan kondisi yang serba minim serta tidak menjadikannya sebagai
kendala dalam pelayanannya. Keberhasilan serta kemampuan dr. Wille dalam
menangani penyakit mata, tersiar keseluruh pelosok negeri, bahkan sampai ke luar
negeri. Para pasien berdatangan dari Singapura, Muangthai dan Asia Timur.

Tahun 1914 : Dr. Wille untuk pertama kalinya menemukan penyakit mata yang
dikenal dengan nama Xerophthalmia, penyakit mata ini banyak terdapat pada anak-
anak karena kekurangan vitamin.. Karena fasilitas dan tempat pelayanan yang ada
pada saat itu sudah mencapai taraf yang sangat memprihatinkan, hal ini menggugah
seorang pasien mata yang mendapat kembali penglihatannya setelah dirawat oleh
dr. Wille, untuk menyumbangkan sebidang tanah di daerah perbukitan di selatan
kota Semarang. Ketulusan hati pasien tersebut, telah menggugah hati para
penyumbang untuk memberikan sejumlah dana baik dari perorangan maupun dari
Ratu Wilhelmina, sehingga jumlah dana yang terkumpul adalah 94.000 gulden.
Tanggal 23 Juni 1915 Residen Semarang Yang Mulia Bapak PKW Kern, meresmikan
RS. Mata William Booth (masyarakat pada waktu itu mengenal dengan nama
"Madurangin") dengan ruangan dan peralatan yang sangat baik pada masa itu, dan
seluruh pasien dipindahkan ke tempat yang baru ini.

Sejak tahun 1984 : setelah mendapat ijin dan predikat sebagai Rumah Sakit Umum,
RSU William Booth Semarang mengalami perkembangan namun masih terus
didominasi oleh kunjungan pasien mata. Hal ini dipengaruhi dengan adanya
latarbelakang sejarah RSU William Booth Semarang yang pernah menjadi rumah
sakit mata andalan, baik di kota Semarang, bahkan sampai seluruh propinsi Jawa
Tengah.
Sejak tahun 1984 sampai dengan saat ini RSU William Booth Semarang terus
berjuang, mengalami pasang surutnya organisasi namun tetap dapat bertahan
sampai sekarang. Saat ini RSU William Booth Semarangmerupakan rumah sakit
umum kelas C dengan kapasitas 80 tempat tidur, rata-rata kunjungan Rawat Jalan
400 pasien per hari dan Rawat Inap 20 pasien perhari dengan tingkat hunian 60%
dan telah terakreditasi paripurna pada tahun 2017.

3
B. Permasalahan RSU William Booth Semarang
Pada umumnya semua rumah sakit pasti menghadapi masalah dalam
pengelolaannya, termasuk RSU William Booth. Permasalahan yang di hadapi RSU
William Booth Semarangdalam kurun waktu 5 tahun terakhir antara lain adalah:
1. Peralatan kedokteran yang berkembang begitu cepat dengan teknologi yang
semakin canggih dan harga yang semakin tinggi. Sementara keterbatasan
sumber dana memaksa RSU William Booth Semarang masih tetap bertahan
menggunakan teknologi yang ada saat ini dengan konsekwensi biaya
pemeliharaannya menjadi tinggi dan tingkat gangguan/ kerusakan alat juga
meningkat.
2. Regulasi dari Pemerintah yang mensyaratkan ijin rumah sakit harus mematuhi
banyak peraturan yang dikaitkan dengan kredensial RS sebagai provider BPJS
Kesehatan, berpotensi memperbesar biaya rumah sakit.
3. Tidak lancarnya pembayaran klaim layanan BPJS sehingga dana yang ada
terserap dalam bentuk piutang, menyebabkan RSU William Booth Semarang
tidak mampu melakukan pengembangan dan hanya bertahan mencukupi
kebutuhan operasional pelayanan.
4. Jumlah pelayanan yang semakin meningkat di era JKN ini kurang diimbangi
dengan pengembangan fasilitas pelayanan seperti ruang tunggu dan area parkir
yang memadai karena keterbatasan lahan dan dana.
5. Tuntutan masyarakat yang semakin tinggi dan persyaratan pelayanan yang
semakin ketat menyebabkan RS berada di pihak yang terjepit antara 2
kepentingan yaitu kepentingan masyarakat dan persyaratan layanan BPJS. Juga
semakin kritisnya masyarakat dan “suka menuntut” berpotensi menjadi masalah
hukum antara RS dan pasien.

C. Tugas Pokok Dan Fungsi RSU William Booth Semarang


1. RSU William Booth Semarang memiliki kapasitas 80 tempat tidur.
2. RSU William Booth Semarang memiliki tugas pokok melaksanakan pelayanan
kesehatan secara preventif, promotif, kuratif, edukatif dan rehabilitatif sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
3. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Rumah Sakit William Booth
Semarang mempunyai fungsi :
a. Menyelenggarakan pelayanan medik;
b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik dan non medik;
c. Menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi medik;
d. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan;
e. Menyelenggarakan rujukan;
f. Menyelenggarakan pencegahan akibat penyakit dan peningkatan pemulihan
kesehatan;
g. Menyelenggarakan penyuluhan dan upaya peningkatan kesehatan
masyarakat;
h. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan;
i. Menyelenggarakan pelayanan pastoral.

4
j. Menyelenggarakan fungsi sebagai tempat pendidikan dengan menyediakan
lahan praktik pendidikan.

5
BAB III
VISI, MISI, MOTTO, NILAI DAN TUJUAN
RUMAH SAKIT UMUM WILLIAM BOOTH SEMARANG

Rumah Sakit Umum William Booth (RSU William Booth Semarang) adalah sebuah rumah
sakit swasta kelas Madya atau kelas C milik Yayasan Pelayanan Kesehatan Bala
Keselamatan (YPKBK) yang didirikan dengan tujuan mewujudkan kasih Kristus bagi
manusia melalui pelayanan yang holistik, bermutu tinggi dan berfokus pada keselamatan
pasien sesuai perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran dan keperawatan.

A. Visi RSU William Booth Semarang.


Visi RSU William Booth Semarang tahun 2016-2020 adalah “Terciptanya suatu
pelayanan kesehatan yang optimal untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi
setiap orang berdasarkan kasih tanpa diskriminasi”.
Visi tersebut memiliki makna sebagai berikut:
1. Pelayanan Kesehatan Yang Optimal artinya semua kegiatan pelayanan yang
dilakukan di RSU William Booth Semarang harus sesuai dengan regulasi
perumah sakitan yang berlaku dan sesuai standar nasional rumah sakit yang
ditetapkan serta sesuai dengan harapan masyarakat penggunanya.
2. Meningkatkan Derajad Kesehatan artimya dalam pelayanannya RSU William
Booth Semarang tidak hanya melakukan kegiatan kuratif dan rehabilitatif saja
tetapi juga ikut berperan aktif dalam upaya promotif, preventif dan edukatif bagi
masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan RSU William Booth Semarang
maupun yang tidak.
3. Setiap Orang artinya adalah masyarakat kota Semarang dan sekitarnya yang
menggunakan jasa pelayanan kesehatan RSU William Booth Semarang maupun
masyarakat luas yang memerlukan upaya peningkatan kesehatan.
4. Berdasarkan Kasih artinya semua kegiatan yang dilakukan di RSU William Booth
Semarang merupakan wujud ungkapan syukur atas kasih Tuhan Yesus Kristus
yang telah mengaruniakan keselamatan bagi umat manusia. Ungkapan Kasih
Tuhan Yesus tersebut harus terwujud dalam sikap, perilaku dan tindakan yang
dilakukan oleh setiap petugas di RSU William Booth Semarang
5. Tanpa Diskriminasi artinya RSU William Booth Semarang tidak membedakan
status sosial dari setiap orang yang menggunakan jasa pelayanan di RSU William
Booth Semarang, baik suku, agama, ras dan antar golongan. Semua orang yang
datang di RSU William Booth Semarang wajib dilayani dengan standar layanan
yang sama.

B. Misi RSU William Booth Semarang


Adapun Misi dari RSU William Booth Semarang ada 7 yaitu:
1. Mengutamakan Keselamatan Pasien
2. Mengupayakan Kualitas Pelayanan sesuai Standar
3. Melayani dengan profesional sesuai kompetensi
4. Menggenggam Nurani luhur penuh bakti
5. Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan
6. Menaati aturan dan prosedur
7. Mengandalkan doa dan usaha

6
C. Motto RSU William Booth Semarang
RSU William Booth Semarang menetapkan motto “Melayani dengan Kasih” yang
merupakan perwujudan visi yang harus menyemangati seluruh civitas RSU William
Booth Semarang dalam melakukan pekerjaan pelayanan kepada setiap orang.

D. Nilai Dasar yang dikembangkan


Selain Motto RSU William Booth Semarang juga menetapkan Nilai Dasar yang harus
menjadi dasar perilaku dan karakter organisasi dan karakter seluruh SDM yang ada
di RSU William Booth Semarang. Nilai dasar ini terus dikembangkan dan merupakan
buah yang dipersembahkan untuk Tuhan dan sesama.
Nilai dasar tersebut adalah:
1. Kasih
2. Sukacita
3. Kedisplinan
4. Kejujuran
5. Kekompakan
6. Kerjasama
7. Kerja keras, kerja cerdas
8. Kerendahan hati
9. Kesediaan Melayani
10. Kontrol Diri (penguasaan diri)

E. Tujuan RSU William Booth Semarang


1. Tercapainya pelayanan rumah sakit yang bermutu tinggi yang berorientasi pada
keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan.
2. Pelayanan kesehatan RSU William Booth Semarang terus meningkat dan
berkembang.
3. Tercapainya peningkatan produktifitas pelayanan RSU William Booth Semarang
4. Terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi, integritas,
komitmen yang kuat terhadap organisasi melalui upaya pendidikan dan
pelatihan, serta upaya peningkatan kesejahteraan yang adil dan manusiawi.

7
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSU WILLIAM BOOTH SEMARANG

A. Bagan Struktur Organisasi Rumah Sakit William Booth Semarang

B. Penjabaran Struktur Organisasi


Susunan Organisasi RSU William Booth Semarang terdiri dari

1. Jabatan langsung dibawah Direktur


a Wakil Direktur
b Manajer Pelayanan
c Manajer Umum
d Manajer Keuangan
e Tim & Komite
f Kepala IT / SIM RS
g Kepala SPI
h Kepala Sekretariat
i Kepala Pastoral

2. Jabatan dibawah Manajer Pelayanan


a Kepala Instalasi Gawat Darurat
 Membawahi Kepala Ruang Gawat Darurat
b Kepala Instalasi Rawat Jalan
 Membawahi Kepala Ruang Rawat Jalan
c Kepala Instalasi Rawat Inap, membawahi:

8
(1) Kepala Ruang Agatha
(2) Kepala Ruang Beneta
(3) Kepala Ruang Casandra
d Kepala Instalasi Ruang Bersalin
 Membawahi Kepala Ruang Bersalin
e Kepala Instalasi ICU & HCU
 Membawahi Kepala Ruang ICU & HCU
f Kepala Instalasi Perina
 Membawahi Kepala Ruang Perina
g Kepala Instalasi Laboratorium
 Membawahi Kepala Ruang Laboratorium
h Kepala Instalasi Farmasi
i Kepala Instalasi Radiologi
 Membawahi Kepala Ruang Radiologi
j Kepala Instalasi Gizi
k Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik
 Membawahi Kepala Ruang Rehabilitasi Medik
l Kepala Instalasi Rekam Medik
 Membawahi Koordinator Pendaftaran
m Kepala Bidang Keperawatan, membawahi:
(1) Bagian Asuhan dan Keperawatan;
(2) Bagian Logistik Keperawatan;
(3) Bagian Profesi Keperawatan

3. Jabatan dibawah Manajer Umum


a Kepala Bidang Personalia, membawahi :
(1) Kepala Bagian Administrasi Personalia
(2) Kepala Bagian Penggajian & Perpajakan
(3) Kepala Bagian Legal
(4) Kepala Bagian Diklat
b Kepala Bidang Marketing, membawahi:
(1) Kepala Bagian Humas & Informasi
(2) Penanggung Jawab PKRS
(3) Koordinator Keamanan

4. Jabatan dibawah Manajer Keuangan


a Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi
(1) Kepala Bagian Keuangan
(2) Kepala Bagian Akuntansi
(3) Kepala Bagian Rumah Tangga
b Kepala Bidang Pemeliharaan Sarana
(1) Kepala Bagian Teknik Medis
(2) Kepala Bagian Teknik Listrik & Transportasi
(3) Kepala Bagian Teknik Umum
(4) Kepala Bagian Sanitasi

9
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI PERINATOLOGI

A. Bagan Struktur Organisasi perinatologi

DIREKTUR

Manajer Pelayanan

Ka Instalasi Perinatologi Kabid Keperawatan

Kepala Ruang Perinatologi

Perawat/bidan Pelaksana
Perinatologi

Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Perinatologi

B. Penjabaran Struktur Organisasi Perinatologi

No Struktur Tugas Pokok


1. Kepala Ruang 1. Mengkoordinir pengobatan dan pelayanan pasien
Perinatologi pada unit Perinatologi
2. Membantu kepala keperawatan dalam
perencanaan, pembinaan, koordinasi dan
pengawasan pada unit Perinatologi.
2. Perawat/bidan 1. Melakukan analisa dan perencanaan asuhan
Pelaksana keperawatan pada neonatus.
2. Melakukan perawatan dan pemeliharaan alat medis
yang ada di Perinatologi, bekerjasama dengan
bagian BPS.
3. Melakukan tindakan keperawatan sesuai SPO yang
berlaku.

10
BAB VI
URAIAN JABATAN/TUGAS PERINATOLOGI

A. Kepala Perinatologi
Nama Jabatan Kepala Ruang Perinatologi
Unit Layanan/ kerja Perinatologi
Bertanggung Jawab ke Kepala Instalasi Perinatologi
Membawahi Peraawat/bidan Pelaksana
Deskripsi Singkat 1. Mengkoordinir pengobatan dan pelayanan pasien pada unit
Pekerjaan Perinatologi
2. Membantu kepala keperawatan dalam perencanaan,
pembinaan, koordinasi dan pengawasan pada Perinatologi.
Kualifikasi Jabatan
a. Pendidikan D3 Keperawatan
b. Pengalaman kerja Bekerja 6 tahun bekerja di RS dan 3 tahun di Perinatologi
c. Kursus / Pelatihan 1. Basic Life Suport (BLS)
2. Sasaran Keselamatan Pasien (6 SKP)
3. Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI)
4. Komunikasi Efektif
5. Kegawatdaruratan neonatal
6. Pengelolaan BBLR
7. Pelayanan Metode Kanguru
d. Keterampilan Soft Skill
1) Integritas (jujur, dipercaya)
2) Keteladanan (taat, disiplin, menghormati orang)
3) Kepemimpinan (tegas, berani mengelola perubahan)
4) Menampilkan nilai - nilai RSUWB
Hard Skill
1) Menguasai dan memahami SDM dan sarpras di perinatologi
2) Menguasai semua skill/ketrampilan yang dibutuhkan di
Perinatologi

No Tugas Pokok Uraian Tugas Indikator Standar


Uraian dari tugas Uraian dari detail tugas (uraian ttg (nilai capaian yg
utama spesifikasi yg akan ditetapkan)
dinilai)
1. Menyusun 1. Memahami Pemahaman Ka Ka ruang
Regulasi dan regulasi terkait Perinatologi Perinatologi
Perencanan di layanan terhadap regulasi paham dan
Perinatologi Perinatologi RS pelayanan mengimplement
meliputi : Perinatologi di RS asikan regulasi
perundangan, dalam
peraturan dan pelayanan di
standar nasional Perinatologi
akreditasi RS
2. Membuat Ada Pedoman Masih berlaku

11
No Tugas Pokok Uraian Tugas Indikator Standar
Uraian dari tugas Uraian dari detail tugas (uraian ttg (nilai capaian yg
utama spesifikasi yg akan ditetapkan)
dinilai)
Pedoman Pengorganisasian dan diterapkan
Pengorganisasian Perinatologi
Perinatologi
3. 2 Membuat Ada Pedoman Masih berlaku
Pedoman Pelayanan dan diterapkan
Pelayanan Perinatologi
Perinatologi
4. Membuat Ada Panduan Masih berlaku
Panduan terkait terkait Pelayanan dan diterapkan
Pelayanan Perinatologi
Perinatologi
5. 2 Membuat SPO Ada SPO terkait Masih berlaku
terkait Pelayanan Perinatologi dan diterapkan
Perinatologi
6. Menyusun Ada Indikator Minimal 1 (satu)
Indikator Mutu Mutu Perinatologi Sesuai yang
Unit Teknologi ditetapkan
Informasi SNARS
Perinatologi
7. Menyusun RKA Ada RKA dan Diterapkan
dan Program Program Kerja Unit (bukti
Kerja Unit Teknologi penerapan)
Teknologi Informasi
Informasi
2. Menyusun 1. Menetapkan Ada Struktur Diterapkan dan
Struktur struktur Organisasi dipahami
Organisasi dan Organisasi seluruh staf
Uraian tugas di Perinatologi Perinatologi
Perinatologi 2. Menetapkan Ada Uraian tugas Diterapkan dan
Uraian tugas yang ditetapkan dipahami
masing-masing dengan SK seluruh staf
petugas di Direktur Perinatologi
Perinatologi
3. Menetapkan Semua Petugas Diterapkan dan
ukuran hasil kerja memahami ukuran dipahami
masing – masing keberhasilan seluruh staf
tugas di Perinatologi
Perinatologi
4. Mengevaluasi Ada Panduan dan Semua SDM di
kinerja SDM Formulir Evaluasi Perinatologi
berbasis uraian Kinerja Individu dievaluasi 1 th
tugas (EKI) 1x
3. Mengkoordinir 1. Mengendalikan Ada proses Tiap bulan ada

12
No Tugas Pokok Uraian Tugas Indikator Standar
Uraian dari tugas Uraian dari detail tugas (uraian ttg (nilai capaian yg
utama spesifikasi yg akan ditetapkan)
dinilai)
pelaksanaan pelaksanaan pengendalian proses
tugas di tugas dengan tugas melalui pengendalian
Perinatologi memotivasi, orientasi, briefing, yang
mengarahkan, sosialisasi dan terdokumentasi
melatih, pembinaan
menegur,
memperingatkan
2. Mengatasi Adanya kegiatan Ada PDSA, RCA
masalah mengatasi masalah dan Notula
yang dilakukan Ka rapat koordinasi
ru Perinatologi masalah
4. Melakukan 1. Melakukan Terlaksanaanya Tersedia
Monitoring dan monitoring Monitoring dengan Laporan
Evaluasi terhadap laporan monitoring Monitoring tiap
terhadap a. Program sesuai format bulan (sebelum
Perinatologi Kerja tg 10 )
b. RKA
c. Indikator
Mutu
d. Kinerja
Perinatologi
2. Evaluasi terhadap Terlaksanaanya Tersedia
: Evaluasi dengan Laporan Evaluasi
a. Program Kerja laporan evaluasi tiap 3 bulan dan
b. Indikator sesuai format dilaporkan
Mutu dalam RTM
c. Melakukan
Evaluasi
setiap 1 tahun
terhadap
1). RKA
2). Kinerja
SDM
3). Kinerja
Unit
3. Melakukan Kajian 1. Berjalannya  Sistem
tahunan sistem kerja di berjalan
mengumpulkan Perinatologi sesuai
semua data, 2. Tersedianya Pedoman
informasi, dan Laporan  Ada laporan
pengalaman yang evaluasi RAPB dokumentasi
berhubungan RS dan
dengan pengendalian

13
No Tugas Pokok Uraian Tugas Indikator Standar
Uraian dari tugas Uraian dari detail tugas (uraian ttg (nilai capaian yg
utama spesifikasi yg akan ditetapkan)
dinilai)
pelayanan RAPB RS
Perinatologi
3. Membuat Tersedianya Laporan sesuai
Laporan bulanan, Laporan Unit ketentuan
triwulan dan berkala
laporan tahunan
5. Administrasi dan 1. Menyusun Tersedia rencana Tersusun sesuai
Teknis rencana kebutuhan tenaga waktu yang
pemenuhan di Perinatologi ditetapkan RS
tenaga di (tiap November)
Perinatologi
menurut standar
ketenagaan
2. Menyusun Tersedia rencana Disusun 1 tahun
program (Diklat internal sekali tiap
pengembangan maupun eksternal) November
kompetensi dan laporan
tenaga pelaksanaan Diklat
3. Menyusun Tersedia laporan Bila ada SDM
program orientasi pelaksanaan baru
bagi SDM baru orientasi SDM baru
di Perinatologi
4. Menyusun Tersedia Peraturan/ Tata
peraturan/ tata peraturan/ tata Tertib dipatuhi
tertib pelayanan tertib di SDM Perinatologi
di Perinatologi Perinatologi
5. Menyusun Tersedia program  Monitoring
program/ upaya pengendalian setiap bulan
pengendalian mutu di  Evaluasi
mutu Perinatologi Perinatologi setiap 3
bulan
6. Melaksanakan Ada Jadwal Tersedia
penugasan dari kegiatan RS / Surat dokumen terkait
RS tugas/ Undangan pelaksanaan
tugas dari RS
7. Menandatangani Ada dokumen Surat
a. surat sesuai pendukung ditandatangani
b. kewenangan (Ijin, sesuai
cuti, laporan dll) kewenangan
2 Komunikasi 1. Mengikuti Menyampaikan Terlaksana
morning meeting masalah yang setiap 1 minggu
dihadapi (Hari Rabu)
Perinatologi

14
No Tugas Pokok Uraian Tugas Indikator Standar
Uraian dari tugas Uraian dari detail tugas (uraian ttg (nilai capaian yg
utama spesifikasi yg akan ditetapkan)
dinilai)
2. Menyelenggaraka Rapat berkala Terlaksana tiap
n rapat internal membahas ttg 2 bulan sekali
Perinatologi layanan, capaian
target yang telah
ditetapkan dan
masalah yang
terjadi
3. Mengikuti/ Adanya rapat Tentatif, sesuai
Menyelenggaraka koordinasi dengan kebutuhan
n Rapat unit lain
Koordinasi
dengan unit lain
sesuai kebutuhan
4. Mengikuti Rapat Membahas Terlaksana
Koordinasi RS masalah di setiap 3 bulan
(Pleno, RTM) Perinatologi
3 Jaminan Mutu 1. Menetapkan Ada Daftar Ditinjau ulang
indikator mutu Indikator Mutu, setiap tahun
Perinatologi Profil Indikator, berdasarkan
Kertas kerja capaian
2. Melakukan Ada laporan dan Laporan setiap
pencatatan, evaluasi mutu di bulan oleh PIC
pengumpulan Perinatologi baik data
data, analisa data hard copy dan soft
dan upaya copy (SIM Mutu
peningkatan RS)
mutu
3. Mengidentifikasi Tersedia SIM Data yang
kebutuhan layanan tersedia di
dukungan SIM RS Perinatologi Perinatologi
untuk valid
menghasilkan
data Keuangan
dan akuntansi
yang akurat
4. SDM Perinatologi Ada rencana Diklat Terlaksana 75%
mendapat tahunan bagi SDM
pengembangan di Perinatologi
pengetahuan dan
ketrampilan
5. Memastikan Jaminan SDM = 90%,
semua layanan di pemenuhan Sarpras = 80%,
Perinatologi standar yang harus Pelaporan =

15
No Tugas Pokok Uraian Tugas Indikator Standar
Uraian dari tugas Uraian dari detail tugas (uraian ttg (nilai capaian yg
utama spesifikasi yg akan ditetapkan)
dinilai)
sesuai dengan dipenuhi terutama 100%
peraturan dan SDM, sarpras dan
perundangan pelaporan.
yang berlaku
4 Budaya Kerja 1. Kedisiplinan SDM Kejadian 0 kasus
a. Tepat waktu pelanggaran
b. Tepat kedisiplinan
prosedur
c. Sesuai
Tanggung
Jawab
2. Presensi Ketepatan Tercapai 100%
kehadiran dinas
SDM Perinatologi
3. Bidston Kehadiran bidston Tercapai 80%
sesuai jadwal
4. Mengikuti Kehadiran kegiatan Tercapai 80%
Kegiatan RSU sesuai jadwal
William Booth
lainnya
5. Nilai-nilai RSU Kejadian Keluhan 0 Kasus
William Booth terhadap sikap
SDM di
Perinatologi

B. Perawat/bidan Pelaksana
Nama Jabatan Perawat Pelaksana
Unit Layanan/ kerja Perinatologi
Bertanggung Jawab ke Kepala Ruang Perinatologi
Membawahi -
Deskripsi Singkat 1. Melakukan analisa dan perencanaan asuhan keperawatan
Pekerjaan pada neonatus.
2. Melakukan perawatan dan pemeliharaan alat medis yang ada
di Perinatologi, bekerjasama dengan bagian BPS.
3. Melakukan tindakan keperawatan sesuai SPO yang berlaku.
Kualifikasi Jabatan
a. Pendidikan D3 keperawatan
b. Pengalaman kerja 3 tahun di Perinatologi
c. Kursus / Pelatihan 1. Basic Life Suport (BLS)
2. Sasaran Keselamatan Pasien (6 SKP)
3. Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI)
4. Komunikasi Efektif

16
5. Kegawatdaruratan Neonatal
6. Pengelolaan BBLR
7. Pelayanan Metode Kanguru
d. Keterampilan Soft Skill:
1) Jujur, bisa dipercaya, terbuka
2) Taat, disiplin, menghormati orang
3) Mandiri, teliti dan komunikatif
4) Menampilkan nilai - nilai RSU William Booth
Hard Skill
1. Memahami dan mengimplementasikan isi Pedoman
Pengorganisasian dan Pedoman Pelayanan di Perinatologi
2. Memahami dan menguasai isi Panduan dan SPO pelayanan di
Perinatologi
3. Memahami dan menguasai upaya untuk mencapai target
indikator mutu di Perinatologi

No Tugas Pokok Uraian Tugas Indikator Standar


Uraian dari tugas Uraian dari detail tugas (uraian ttg spesifikasi (nilai capaian
utama yg akan dinilai) yg ditetapkan)
1. Administrasi dan 1. Melaksanakan Kesesuaian 95%
Teknis tugas sesuai jadwal kehadiran dinas
dinas yang dengan jadwal
ditetapkan
2. Menyiapkan ruang Kepatuhan 100%
kerja meliputi menyiapkan dan
kebersihan dan merapikan ruang
kerapian ruang kerja sebelum dan
seusai bekerja
3. Merawat dan Kesiapan Alat Medis 100%
memelihara semua
sarpras yang ada di
ruang Perinatologi
dan
melaporkannya ke
Ka.Ru dan BPS bila
ada yang
mengalami
kerusakan
2 Komunikasi 1. Menciptakan Keluhan teman 0 kasus
hubungan kerja sekerja
sama yang baik
dengan tim kerja
dan Ka ruangan
2. Mengikuti rapat Kehadiran 1x Berkala dua
internal bulan sekali
Perinatologi
3. Memberikan Keluhan Ka Ruang 0 kasus

17
No Tugas Pokok Uraian Tugas Indikator Standar
Uraian dari tugas Uraian dari detail tugas (uraian ttg spesifikasi (nilai capaian
utama yg akan dinilai) yg ditetapkan)
informasi/ laporan
dengan baik ke Ka
ruangan
3 Jaminan Mutu 1. Mengetahui Pemahaman Tercapainya
indicator Mutu unit indikator mutu dan Indikator
TI dan mengimplementasik Mutu unit TI
melaksanakan an dalam bekerja
tugas sesuai target
indikator
2. Melaksanakan Kesesuaian 80%
tugas mengacu pelaksanaan tugas
program SKP, PPI, dengan program
K3RS SKP, PPI dan K3RS
3. Mengikuti Diklat Tercapainya target 85%
untuk 20 Jam/ tahun
meningkatkan
kompetensi SDM
4 Budaya Kerja 1. Kedisiplinan SDM Kejadian 0 kasus
d. Tepat waktu pelanggaran
e. Tepat prosedur kedisiplinan
f. Sesuai
Tanggung
Jawab
2. Presensi Ketepatan kehadiran Tercapai 100%
dinas di tempat kerja
3. Bidston Kehadiran bidston Tercapai 80%
sesuai jadwal
4. Mengikuti Kegiatan Kehadiran kegiatan Tercapai 60%
RSU William Booth sesuai jadwal
lainnya (OR)
5. Mengimplementasi Kejadian Keluhan 0 Kasus
kan nilai-nilai RSU terhadap sikap
William Booth Petugas

18
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA UNIT TEKNOLOGI INFORMASI

A. Skema Hubungan Kerja

No Pihak Intern Tata Hubungan Waktu


a. IRB Menerima Pasien Baru Bila ada bayi sakit
b. IGD/IRJA Menerima Pasien Baru Bila ada bayi sakit
c. Laborat Berkoordinasi tentang pemeriksaan laborat Sesuai kebutuhan
d. Farmasi Berkoordinasi dalam Permintaan obat dan Sesuai kebutuhan
Stock opname Perinatologi
e. Casandra 1. Menerima Pasien Baru Bila ada bayi sakit
2. Memindahkan pasien bila bayi sudah Bila bayi sudah
boleh rawat gabung oleh DPJP sehat
f. Bidang 1. Berkoordinasi dalam Pemeliharaan Sarpras Mengikuti jadwal
Pemeliharaan pemeliharaan BPS
Sarana (BPS) 2. Perbaikan Alkes bila ada yang rusak Sesuai kebutuhan
g. Direktur 1) Mengesahkan semua Kebijakan, Sesuai kebutuhan
Pedoman dan Panduan dan SPO yang
dibuat oleh Perinatologi
2) Menyetujui dan mengesahkan Rencana/
Program kerja dan anggaran Perinatologi
3) Memberikan arahan dalam konsultasi
yang dilakukan Perinatologi
4) Mengevaluasi hasil keputusan rapat yang
harus ditindak lanjuti oleh Perinatologi
5) Memberikan penilaian kepada Kepala
Ruang Perinatologi

19
B. Tata Hubungan Kerja Perinatologi dengan eksternal RSU William Booth

No Pihak Ekstern Tata Hubungan Waktu


a. RS Rujukan Berkoordinasi merujuk bayi ke Rumah Sesuai
sakit lain kebutuhan
b. DKK 1. Melaporkan Bayi Resti yang sudah Sesuai
pulang kebutuhan
2. Melaporkan kematian bayi

20
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI

A. Pendahuluan
Dalam rangka pelayanan di Perinatologi yang efektif dan efisien, setiap
petugas dituntut untuk bekerja secara profesional. Namun pada
kenyataannya, profesionalisme yang diharapkan belum sepenuhnya
terwujud. Penyebab utamanya katena terjadi ketidaksesuaian antara
kompetensi petugas dengan jabatan yang didudukinya. Ketidaksesuaian
tersebut disebabkan komposisi keahlian atau keterampilan petugas yang
belum proporsional.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan perbaikan dalam
pelaksanaan manajemen kepegawaian ke arah yang lebih baik, terarah,
mempunyai pola yang jelas, serta berkesinambungan (sustainable). Dalam
upaya mempersiapkan tenaga di Perinatologi yang kompeten dan handal,
perlu kiranya melakukan kegiatan menyediakan dan mempertahankan
sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi.

B. Pola Ketenagaan dan Kualifikasi


Telah menetapkan Pedoman Pola Ketenagaan dan Perhitungan Kebutuhan Tenaga
dengan prinsip dasar beban kerja di masing-masing instalasi/bidang/bagian secara
riil berdasarkan studi gerak dan waktu. Adapun langkah-langkah penghitungan
ketenagaan yang berlaku adalah sebagai berikut :

1. Langkah 1:
Menetapkan unit kerja dan kategori dan kualifikasi
SDM.
No. Nama Unit Kategori SDM Kualifikasi

2. Langkah 2:
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia, dengan rumus:
Waktu Kerja tersedia = {A-(B+C+D+E)}x F
Dimana :
Kode Faktor Jumlah Keterangan
A Jumlah hari setahun 365 Hari / tahun
B Jumlah hari minggu setahun 52 Hari / tahun
C Jumlah cuti setahun 12 Hari / tahun
D Hari libur Nasional /YPKBK 15 Hari / tahun
E Ketidakhadiran lainnya 3 Hari / tahun
Hari yang tersedia 283 Hari / tahun
F Jumlah jam kerja sehari 7 jam/ hari
Jumlah waktu kerja tersedia 1.981 Jam / tahun

21
Jumlah waktu kerja tersedia 118.860 Menit / tahun
Dengan demikian Waktu Kerja Tersedia ditetapkan : 118.860 menit/ tahun
3. Langkah 3:
Mengidentifikasi kegiatan pokok dan menghitung waktu
rata-rata
Kategori SDM Kegiatan pelayanan Kegiatan Pokok Rata2 Waktu

4. Langkah 4:
Menyusun Standar Beban Kerja, dengan rumus:

Waktu tersedia
Standar Beban Kerja = ------------------------------------------------
Rata-rata waktu per kegiatan pokok

Kategori Kegiatan Rata2 Waktu Kerja Standar Beban


SDM Pokok Waktu tersedia Kerja

5. Langkah 5:

Menyusun Standar Kelonggaran (Faktor Koreksi), dengan rumus:

Rata-rata waktu per-faktor kelonggaran


Standar Kelonggaran = ------------------------------------------------------
Waktu Kerja tersedia

No. Faktor Kelonggaran Frekwensi Waktu Jumlah


1. Rapat / GKM 1 x perbulan 2,0 jam 24 jam / tahun
2. Makan / Snack 1 x perhari 0,5 jam 139 jam / tahun
3. Lain-lain (koord. Antar bagian) 1 xperhari 0,5 jam 139 jam / tahun
Waktu Kelonggaran 302 jam / tahun
Total Waktu Kerja Efektif 1.946 jam / tahun
Standar Kelonggaran/Faktor Koreksi 15%

Dengan demikian Faktor Koreksi ditetapkan : 15% atau 0,15.

6. Langkah 6:
Menghitung Kebutuhan SDM, dengan rumus:

22
Kuantitas kegiatan pokok
Kebutuhan SDM = ------------------------------------- + Standar kelonggaran (0,15)
Standar Beban Kerja
7. Langkah 7:
Analisa Kebutuhan SDM.
a Analisa Kebutuhan SDM saat ini
Kategori SDM Jumlah Saat Ini Kebutuhan Lebih (Kurang)

b Perencanaan Kebutuhan SDM tahun depan.


Kategori Estimasi Kuantitas Kegiatan
Kegiatan Pokok Kebutuhan SDM
SDM Tahun Depan

c Dari hasil penghitungan dengan rumus tersebut diatas, maka pola


ketenagaan dan kualifikasi sumber daya manusia di Unit layanan/ Kerja
adalah sebagai berikut :

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI


Instalasi Perinatologi RSU William Booth Semarang

Nama Jabatan Kualifikasi Formal & Informal SDM dibutuhkan


Ka. Instalasi Perina Pendidikan :
Pengalaman :
Pelatihan :
Ketrampilan :
Ka. Ruang Perina Pendidikan :
Pengalaman :
Pelatihan :
Ketrampilan :
Pelaksana Pendidikan :
Pengalaman :
Pelatihan :
Ketrampilan :

23
BAB IX
PENILAIAN KINERJA SDM

A. PENGERTIAN
Standar Penilaian Kinerja Karyawan adalah suatu instrumen penilaian kinerja yang
bersifat fleksibel, dilakukan secara terbuka, teratur dan profesional antara Karyawan
(Petugas Pelaksana) dengan Atasannya yang berguna untuk memelihara,
mengembangkan dan meningkatkan prestasi Karyawan sehingga setiap Petugas
Pelaksana dapat mengetahui kekuatan dan kelemahannya yang perlu diperbaiki.

B. TUJUAN
Tujuan dilakukannya penilaian kinerja adalah sebagai berikut;
1. Bagi RSU William Booth Semarang
a. Memudahkan pelaksanaan penilaian kinerja Karyawan yang obyektif dan
terukur untuk membandingkan prestasi antara Karyawan satu dengan
lainnya.
b. Membantu RSU William Booth Semarang menyusun jenjang karir,
pengangkatan atau pengembangan para Karyawan.
c. Sebagai bahan untuk menetapkan besarnya imbalan Petugas Pelaksana.
2. Bagi Karyawan (Petugas Pelaksana)
a. Mengetahui standar kinerja yang harus dicapai sebagai Petugas Pelaksana.
b. Mengetahui kekurangan & kekuatan dirinya shg tahu yang perlu
ditingkatkan.
c. Dapat mempersiapkan diri untuk tugas dan tanggung jawab yang lebih
besar.

C. INDIKATOR KINERJA PETUGAS PELAKSANA


Petugas Pelaksana adalah seorang yang memiliki kompetensi untuk melakukan tugas
untuk menghasilkan output dan outcome yang baik. Untuk bisa menghasilkan output
yang baik, Petugas Pelaksana harus memiliki input dan melakukan proses yang baik
pula. Indikator yang digunakan untuk menilai ke 4 aspek tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Input (Standar Pribadi)
a. Integritas (Jujur, dipercaya, meyakinkan)
b. Kedisplinan dan loyalitas (Taat dan setia)
c. Penampilan diri dan tempat kerja (Rapi dan bersih)
2. Proses (kemampuan bekerja)
a. Penguasaan bidang tugas
b. Kerjasama dalam tim
c. Kemandirian
3. Output/ Oucome (kemampuan mencapai tujuan)
a. Kinerja Pelayanan
b. Standar Kinerja

D. TATA LAKSANA PENILAIAN


1. Penilaian kinerja dilakukan sendiri oleh Petugas Pelaksana dengan menilai
dirinya sendiri (self assessment). Hasil self assessment diserahkan kepada Tim

24
penilai (dibentuk oleh Direktur) untuk di analisis faktor-faktor yang membantu
atau menghambat tercapainya kinerja.
2. Direktur dan Tim Penilai juga melakukan penilaian menggunakan instrumen
yang sama dengan metode melihat dokumen, observasi dan wawancara (DOW).
Bila ada gap antara penilaian Petugas Pelaksana dan Tim Penilai dilakukan
komunikasi untuk saling memberikan masukan sampai kesepakatan nilai (tanda
tangan kedua pihak).
3. Hasil penilaian kinerja yang sudah ditanda tangani kedua pihak didokumentasi
menjadi salah satu pertimbangan keputusan untuk seorang Petugas Pelaksana.
4. Penilaian dilakukan secara berkala minimal adalah satu tahun sekali

E. MANFAAT HASIL PENILAIAN KINERJA PETUGAS PELAKSANA


1. Untuk dapat memanfaatkan hasil penilaian kinerja Petugas Pelaksana maka hasil
penilaian tersebut harus dialokasikan dalam bentuk angka atau kriteria.
2. Bila tercapai diberi angka (score) 2 maka apabila tidak tercapai diberi score 0.
3. Angka tersebut kemudian dikalikan bobot dan dijumlahkan untuk mendapatkan
Nilai.
Nilai kemudian dikonversikan menjadi peringkat kinerja yang dinyatakan dalam
huruf (abjad) dan kriteria sebagai berikut:
a. ISTIMEWA nilai >95
b. SANGAT BAIK nilai 86 sampai 95
c. BAIK nilai 76 sampai 85
d. CUKUP nilai 66 sampai 75
e. KURANG nilai <66 atau kurang

4. Dari hasil kriteria penilaian diatas, direkomendasikan hal-hal yang sebagai


berikut:

Rekomendasi Nilai
Istimewa Sangat Baik Cukup Kurang
Baik
Penghargaan Dilibatkan Dilibatkan - - -
Non Finansial dlm tugas yg dlm tugas
lebih besar yg lebih
besar
Penghargaan 100% 90% 80% 70% 50%
finansial
Pengembangan/ - - Bila Perlu Sangat
pendampingan diperluka perlu
n
Lainnya

25
FORMULIR PENILAIAN KINERJA PETUGAS PELAKSANA

Nama :
Nama Unit Kerja :
Periode Penilaian :
Cara Penilaian : Berikan score 2 bila Ya dan berikan score 0 bila TIDAK

INDIKATOR NO KRITERIA SCORE BOBOT NILAI


Integritas 1. Tidak pernah bohong, menceritakan dan 1
(bobot 1) melaporkan apa adanya.
2. Mau mengakui kesalahan dan minta maaf 1
bila salah serta tidak melemparkan
kesalahan kepada orang lain
3. Tidak pernah menyalah gunakan 1
wewenang, menjaga hak dan fasilitas yang
dipercayakan tanpa digunakan untuk
kepentingan sendiri.
4. Bila janji selalu ditepati. 1
5. Mampu menyimpan rahasia jabatan 1
Kedisiplinan 6. Selalu bersikap sopan dan menghargai 1
dan loyalitas setiap orang (atasan & teman kerja)
(bobot 1) 7. Tidak pernah terlibat hal-hal yang 1
mencemarkan nama baik diri sendiri,
keluarga dan RS (terlibat pertengkaran/
hutang/ perselingkuhan, dll)
8. Mematuhi peraturan dan disiplin terhadap 1
aturan
9. Selalu melaksanakan tugas yang diberikan 1
dengan tepat waktu
10. Mengutamakan kepentingan bersama/ RS 1
diatas kepentingan diri sendiri
Penampilan 11. Wajah selalu tersenyum 1
diri dan 12. Menyapa dan mengucapkan salam bila 1
tempat kerja bertemu orang
(bobot 1) 13. Selalu menggunakan uniform dan atribut 1
sesuai aturan
14. Penampilan rapi, bersih dan wangi 1
15. Meja kerja dan dokumen kerja selalu 1
tersusun rapi
Penguasaan 16. Memahami Pedoman kerja dan Prosedur di 2
bidang tugas Unitnya
(bobot 2) 17. Melaksanakan tugas sesuai Prosedur 2
18. Mampu mengoperasikan peralatan/ 2
teknologi yang ada di unitnya
19. Mampu membuat laporan sesuai waktu dan 2
ketentuan

26
INDIKATOR NO KRITERIA SCORE BOBOT NILAI
20. Mampu mengatasi masalah dan tahu kapan 2
berkonsultasi
Bekerja 21. Mampu bekerja sama dengan atasan dan 1
sama, teman kerja (tak ada konflik)
(bobot 1) 22. Mau mendengar masukan dan melakukan 1
untuk kebaikan
23. Mudah dimintai bantuan 1
24. Memahami produk layanan RS dan mampu 1
menginformasikan ke pihak luar
25. Tak pernah berkeluh kesah dalam bekerja 1
Kemandirian 26. Siap di tempat kerja dan selalu ijin bila 1
(bobot 1) meninggalkan tempat kerja
27. Menyiapkan tempat kerja dan sarana 1
bekerja dengan baik
28. Tidak menunda pekerjaan 1
29. Mampu mengerjakan tugas tanpa supervisi 1
atasan
30. Tanggap terhadap lingkungan (Pasien, 1
pengunjung, kebersihan, masalah)
Kinerja 31. Tuntas mengerjakan tugas pokok (>90%) 2
Pelayanan 32. Ketepatan menyampaikan laporan >90% 2
(bobot 2) tepat waktu
33. Tercapainya target (Indikator) tercapai bila 2
tak tercapai ada perbaikan
34. Tercapainya target kinerja pribadi 2
35. Memuaskan orang yang dilayani baik 2
internal dan eksternal
Standar 36. Angka kesalahan dalam melakukan tugas 1
kinerja yang berdampak >3 th
(bobot 1) 37. Angka keluhan dokter, atasan, teman kerja 1
dan pasien >3/th
38. Tidak melakukan tindakan yang merugikan 1
RS
39. Tidak melakukan kegiatan yang 1
membayakan orang lain
40. Tidak mendapatkan surat peringatan dari RS 1
Jumlah 50 Y
Nilai Yx2

Nila :
Kriteria :
Rekomendasi :

27
BAB X
PROGRAM ORIENTASI DI PERINATOLOGI

Pengenalan akan tugas, kewajiban dan tanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan
bagi seseorang memerlukan waktu, bimbingan dan arahan yang jelas, terinci dan
terprogram.
1. Orientasi adalah peninjauan untuk menentukan sikap, arah, tempat yang tepat dan
benar.
2. Orientasi pekerjaan adalah melihat, memahami dan mengenal secara langsung
terhadap tugas, tanggung jawab dan wewenang yang akan diberikan kepadanya.
3. Program orientasi dilakukan pada seluruh karyawan yang masuk ke Perinatologi
dan dibagi menjadi 2 macam yaitu orientasi umum dan orientasi khusus.
4. Orientasi umum adalah orientasi berupa pengenalan tata aturan organisasi umum
RSU William Booth Semarang, sedang Orientasi khusus adalah orientasi yang
berfokus pada organisasi dan pelayanan Unit TI

Tabel Orientasi Unit Teknologi Informasi

HARI MATERI WAKTU PEMBIMBING


Orientasi Umum
I 1. Mengenal RSU William Booth Semarang 60 menit Direksi
2. Sosialisasi peraturan-peraturan lokal RSU 30 menit Kabid Personalia
William Booth Semarang
3. Sosialisasi Sasaran keselamatan Pasien 30 menit Ketua Tim KPRS
RSU William Booth Semarang
4. Sosialisasi keselamatan dan kesehatan 30 menit Ketua Tim K3
kerja (K3) RSU William Booth Semarang
5. Sosialisasi tentang PMKP di RSU William 30 menit Ketua Kom.
Booth Semarang PMKP
6. Sosialisasi Program Pengendalian Infeksi 30 menit Ketua Kom. PPI
(PPI)
Orientasi Khusus
II 1. Sosialisasi pedoman pengorganisasian 60 Menit Kepala Ruang
dan pedoman pelayanan di Perinatologi Perinatologi
2. Sosialisasi uraian tugas & tata hubungan 60 Menit Kepala Ruang
kerja Perinatologi Perinatologi
3. Sosialisasi keselamatan dan kesehatan 30 Menit Kepala Ruang
kerja di Perinatologi Perinatologi
4. Sosialisasi indikator mutu Perinatologi 30 Menit Kepala Ruang
Perinatologi
III 1. Sosialisasi teknis kegiatan pelayanan di 120 Menit Kepala Ruang
Perinatologi Perinatologi
2. Orientasi ruang kerja dan pelayanan di 30 Menit Kepala Ruang
Perinatologi Perinatologi
3. Orientasi sarana dan fasilitas kerja di 120 Menit Kepala Ruang
Perinatologi Perinatologi

28
BAB XI
PERTEMUAN / RAPAT DI PERINATOLOGI

A. Rapat Rutin
1. Rapat Rutin diselenggarakan pada :
a. Waktu : minggu ke 2 setiap dua bulan sekali
b. Jam : -
c. Tempat : Ruang Rapat
d. Pimpinan Rapat : Manajer Pelayanan dan atau Direktur
e. Peserta : Semua staf Perinatologi
f. Materi :
1). Pembahasan Tindak lanjut dan Evaluasi hasil rapat terakhir
2). Pembahasan Materi
3). Problem Solving di perinatologi
4). Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja Perinatologi
g. Kelengkapan Rapat : UMAN

B. Rapat Insidentil
1. Rapat Insidentil di Unit ti diselenggarakan pada :
a. Waktu : Sewaktu-waktu/ ada masalah perlu dibahas dan diselesaikan
segera.
b. Jam : Sesuai undangan
c. Tempat : Sesuai undangan
d. Pimpinan Rapat : Terkait masalah yang terjadi
e. Peserta : Petugas Terkait.
f. Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas.
g. Kelengkapan rapat : UMAN

C. Semua dokumen rapat berupa undangan, daftar hadir dan notulen harus
didokumentasikan dan disimpan dengan baik dan benar.

29
BAB XII
PELAPORAN

Laporan dan pencatatan dibuat oleh Perinatologi setiap bulan. Adapun laporan yang
disampaikan antara lain :

A. Laporan Perinatologi
1. Laporan Kunjungan Pasien Rawat Inap di Perinatologi
2. Laporan Insiden di Perinatologi
3. Laporan Surveilans PPI
4. Laporan Otopsi Verbal Kematian Bayi
5. Laporan Kertas Kerja Kelengkapan Pengisian Asesmen Awal Medis Rawat Inap
oleh DPJP
6. Laporan Bayi Rawat Gabung
7. Laporan Evaluasi Program Kerja Perinatologi tahun 2019

B. Pencatatan
1. Pencatatan dalam buku Keluar-Masuk Perinatologi
2. Pencatatan dalam Buku Register Perinatologi di Rumah Sakit
3. Pencatatan grafik Suhu ruangan dan kulkas di Perinatologi
4. Pencatatan Perbaikan Sarpras di Perinatologi
5. Pencatatan Update SIM

30
BAB XIII
PENUTUP

Pedoman Pengorganisasian Perinatologi ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi


Instalasi Perinatologi dalam mengelola unit layanan.
Hal-hal yang belum tercantum dalam Pedoman Pengorganisasian Perinatologi ini akan
ditetapkan kemudian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Februari 2020


Mengetahui, RSU William Booth Semarang

Christina Helana, AMK


Ka. Instalasi Perinatologi Kepala Ruang Perinatologi

Menyetujui,

Dr. Michael Satya Gani


Manajer Pelayanan

31

Anda mungkin juga menyukai