Anda di halaman 1dari 10

PEMASANGAN CPAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

0 1/2

Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Jagakarsa
SPO
Tanggal Terbit
KEPERAWATAN
6 September 2016
dr. Dewi Mustika, M. Kes
NIP. 196901112000122002

Suatu alat yang berfungsi mempertahankan tekanan positif pada


Pengertian
saluran nafas BBL selama pernafasan spontan.

1. Menurunkan kesulitan bernapas


2. Mengurangi ketergantungan terhadap oksigen
3. Membantu memperbaiki dan mempertahankan kapasitas residual

Tujuan paru
4. Mencegah obstruksi saluran napas bagian atas
5. Mencegah kolaps paru
6. Mengurangi apneu, bradikardi dan episode sianotik

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 /
Menkes / PER / VIII / 2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.

Kebijakan 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal


Rumah Sakit.
4. Peraturan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor
: 128 tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Kelas D
PEMASANGAN CPAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

0 2/2

1. Periksa kelengkapan Nasal CPAP meliputi sirkuit untuk nasal


CPAP, nasal prong, botol outlet yang berisi aquabidest 0,25%
setinggi 7 cm dengan skala dari 1 s/d 7 cm, humidifier, blender O2
2. Pilih ukuran nasal prong sesuai dengan berat badan bayi
a. Ukuran 1 untuk berat badan 700-1000 gram
b. Ukuran 2 untuk berat badan 1000-2000 gram
c. Ukuran 3 untuk berat badan 2000-3000 gram
d. Ukuran 4 untuk berat badan 3000-4000 gram
e. Ukuran 5 untuk berat badan > 4000 gram
3. Ujung sirkuit ekspirasi dimasukkan ke dalam botol outlet sedalam
besarnya tekanan positif yang dikehendaki.
4. Alat dicoba terlebih dahulu dengan cara mengaktifkan CPAP dan
menutup kedua ujung nasal prong apabila muncul gelembung pada

Prosedur botol outlet berarti alat bekerja.


5. Bayi ditempatkan di inkubator atau di bawah pemancar panas atau
di dalam boks bayi sesuai indikasi
6. Nasal prong dipasangkan di hidung bayi dengan nyaman, ujung
nasal prong tidak mengenai septum nasi
7. Setting awal nasal CPAP adalah :
a. Positive End Expiratory Pressure (PEEP) sebesar 5 cm H2O,
dengan cara memasukkan ujung sirkuit ekspirasi sedalam 5 cm
b. Fraksi O2 mulai 60%
8. Pengamatan yang dilakukan:
a. Amati sirkuit setiap 2 jam untuk melihat keefektifan sirkuit
b. Periksa humldifier apakah menyala dan terdapat air dalam ukuran
yang benar
c. Amati apakah konsentasi O2 yang diberikan sudah sesuai

Unit Terkait 1. Perinatology


PENGGUNAAN CPAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

0 3/2

Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Jagakarsa
SPO
Tanggal Terbit
KEPERAWATAN
6 September 2016
dr. Dewi Mustika, M. Kes
NIP. 196901112000122002

Suatu alat yang berfungsi mempertahankan tekanan positif pada


Pengertian
saluran nafas BBL selama pernafasan spontan.

1. Menurunkan kesulitan bernapas


2. Mengurangi ketergantungan terhadap oksigen
3. Membantu memperbaiki dan mempertahankan kapasitas residual

Tujuan paru
4. Mencegah obstruksi saluran napas bagian atas
5. Mencegah kolaps paru
6. Mengurangi apneu, bradikardi dan episode sianotik

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 /
Menkes / PER / VIII / 2011 tentang keselamatan pasien rumah
sakit.
Kebijakan 3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit.
4. Peraturan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor : 128 tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Umum Kelas D
PENGGUNAAN CPAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

0 2/2

1. Setelah CPAP terpasang amati ada tidaknya air dalam selang sirkuit
2. Amati apakah ujung selang pada botol outlet berada pada
ketinggian 5 cm dan batas atas air pada 0 cm
3. Amati apakah botol outlet mengeluarkan gelembung- gelembung \
Prosedur
4. Amati apakah bayi kembung
5. Lakukan penghisapan lendir pada hidung bayi setiap 2 – 4 jam
sekali atau kalau perlu.

Unit Terkait 1. Perinatology


WEANING/ PENYAPIHAN CPAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

0 5/2

Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Jagakarsa
SPO
Tanggal Terbit
KEPERAWATAN
6 September 2016
dr. Dewi Mustika, M. Kes
NIP. 196901112000122002

Suatu alat yang berfungsi mempertahankan tekanan positif pada


Pengertian
saluran nafas BBL selama pernafasan spontan.

1. Menurunkan kesulitan bernapas


2. Mengurangi ketergantungan terhadap oksigen
3. Membantu memperbaiki dan mempertahankan kapasitas residual

Tujuan paru
4. Mencegah obstruksi saluran napas bagian atas
5. Mencegah kolaps paru
6. Mengurangi apneu, bradikardi dan episode sianotik

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 /
Menkes / PER / VIII / 2011 tentang keselamatan pasien rumah
sakit.

Kebijakan 3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.


129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit.
4. Peraturan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor : 128 tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Umum Kelas D
WEANING/ PENYAPIHAN CPAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

0 2/2

1. Setelah pemasangan CPAP, bayi harus dapat bernafas dengan


mdah disertai penurunan kecepatan respirasi dan berkurangnya
retraksi
2. FiO2 harus diturunkan secara bertahap dengan penurunan 2-5%
secara bertahap dipandu oleh pembacaan pulse-oximeter atau
hasil pemeriksaan gas darah
3. Jika bayi bernafas nyaman dengan CPAP pada FiO2 21%, bayi
harus dicoba untuk lepas dari CPAP
4. Bayi harus dinilai selama percobaan tersebut untuk munculnya
tanda-tanda takipnea, retraksi, turunnya saturasi oksigen atau
apnea. Jika tanda-tanda ini teramati maka percobaan dianggap.
Prosedur
5. Kriteria kegagalan CPAP :
a. BBL dengan CPAP nasal H2O 5 cm akan memerlukan
ventilasi mekanik jika salah satu di bawah ini terjadi:
 FiO2 pada CPAP > 60%
 PaCO2 >65 mm Hg
 Asidosis metabolic yang terus bertahan dengan defisit basa
≥ -10
 Retraksi yang jelas teramati ketika sedang diterapi CPAP
 Sering terjadi episode apnea dan/atau bradikardia

Unit Terkait 2. Perinatology


WEANING/ PENYAPIHAN CPAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

0 2/2

Prosedur

Unit Terkait 1. Perinatology

No. Dokumen No. Revisi Halaman

0 7/2

Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Jagakarsa
SPO
Tanggal Terbit
KEPERAWATAN
6 September 2016
dr. Dewi Mustika, M. Kes
NIP. 196901112000122002

Pengertian

Tujuan
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 /
Menkes / PER / VIII / 2011 tentang keselamatan pasien rumah
sakit.

Kebijakan 3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.


129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit.
4. Peraturan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor : 128 tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Kelas D

WEANING/ PENYAPIHAN CPAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

0 2/2

Prosedur

Unit Terkait 2. Perinatology

No. Dokumen No. Revisi Halaman

0 8/2
Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Jagakarsa
SPO
Tanggal Terbit
KEPERAWATAN
6 September 2016
dr. Dewi Mustika, M. Kes
NIP. 196901112000122002

Pengertian

Tujuan

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


tentang Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 /
Menkes / PER / VIII / 2011 tentang keselamatan pasien rumah
sakit.

Kebijakan 7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.


129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit.
8. Peraturan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor : 128 tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Kelas D

WEANING/ PENYAPIHAN CPAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

0 2/2
Prosedur

Unit Terkait 3. Perinatology

Anda mungkin juga menyukai