Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Tehnik Pemberian Kompres Hangat Terhadap

Perubahan Skala Nyeri Persalinan Pada Klien Primigravida


Suryani Manurung, Ani Nuraeni, Tri Riana Lestari, Ii Soleha, Suryati, Heni Nurhaeni,
Katherina Paulina, Elsye Rahmawaty
Dosen Poltekkes JakartaI Jurusan Keperawatan
Email : yani_manru@yahoo.co.id.

Abstrak theactive phase of labor.This Studyused aquasi-


experiment, a pre-testpost-test with control group
Nyeri dalam kebidanan adalah nyeri yang timbul sejak design.A warm compress therapy was given for 20
adanya tanda-tanda true labor (persalinan) dan minutes during theperiod of the first stage of theactive
merupakan nyeri akut. Tujuan penelitian adalah phase.Samples in this study were primigravid who
mengidentifikasi pengaruh terapi kompres hangat gave birth spontaneously at the health center area of
terhadap penurunan intensitas nyeri pada persalinan the South Jakarta, Cilandak and Kecamatan Pasar
kala I fase aktif. Desain penelitian adalah quasi Minggu Health Centers, involving 18 mother for each
experiment, pretest-postest dengan kelompok kontrol group respectivelyof 18 people and by the number of
dan intervensi. Sampel penelitian adalah ibu each control group and intervention group 18 people.
primigravida yang melahirkan secara spontan di The results of a multiple linear regression showed
Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dan Cilandak that three variables of compress therapy group and its
dengan jumlah masing-masing untuk kedua kelompok stage of labor pain scale of the active phase before
18 orang. Hasil uji regresi linear ganda membuktikan the intervention period with the scale of labor pain
hubungan ketiga variabel terapi kompres dan skala after intervention period have a very strong relations
nyeri persalinankala satu fase aktif sebelum periode range (R= 0.901). Pain scale after intervention period
intervensi dengan skala nyeri persalinan sesudah also demonstrated that : decrease of 2.07 points per
periode intervensi menunjukkan rentang hubungan respondent who was treated with warm compresses,
yang sangat erat (R= 0,901).Skala nyeri sesudah increased of 0.71 points in scale no labor pain control.
periode intervensi: menurun sebesar 2,07 point setiap Those variables in the treatment group and the scale
responden diterapi dengan kompres hangat, meningkat of labor pain before intervention have an equal effect
sebesar 0,71 setiap peningkatan skala nyeri persalinan on the pain scale after the intervention period
jika tidak di kontrol.Kesimpulan dari penelitian ini (p=0.00). Conclusion of this study is that an
bahwa pemberian terapi kompres hangat sangat efektif administration of moist heat therapy is very effective
dalam menurunkan nyeri persalinan. Sebagai, in reducing labor pain. It is strongly a recommended
rekomendasi terapi kompres hangat perlu diberikan that warm compress therapy need to given to women
bagi semua ibu melahirkan sebagai salah satu giving birth as a non-pharmacological pain
intervensi terapi nyeri non farmakologi di pelayanan intervention in the hospitals, health centers and
kesehatan yakni rumah sakit, Puskesmas maupun maternity clinics.
klinik bersalin. Keywords : primigravid, the period of the first active
Kata kunci: primigravida, kala I fase aktif, terapi stage, warm compress therapy, pain scale.
kompres hangat, skala nyeri

Abstract

Pain obstetrics is the pain arising from the sign of true


labor and an acute pain.The aim of the effect of moist
heat therapy on pain intensity in the first stage of

31 Jurnal Health Quality Vol. 4 No. 1, Nopember 2013, Hal. 1 - 76


Suryani Manurung, Pengaruh Tehnik Pemberian Kompres... 2

Pendahuluan Tehnik kompres hangat selama proses


persalinan dapat mempertahankan komponen
Persalinan dan kelahiran merupakan sistem vaskuler dalam keadaan vasodilatasi
proses fisiologis yang harus dialami oleh sehingga sirkulasi darah ke otot panggul
seorang ibu. Selama proses persalinan terjadi menjadi homeostatis serta dapat mengurangi
penurunan kepala kedalam rongga panggul kecemasan dan ketakutan serta beradapatasi
yang menekan syaraf pudendal sehingga dengan nyeri selama proses persalinan 6,7
mencetuskan sensasi nyeri yang dirasakan Terapi kompres hangat telah terbukti
oleh ibu. Selain itu nyeri persalinan juga meningkatkan kemampuan ibu untuk
disebabkan oleh kontraksi yang berlangsung mentoleransi nyeri selama melahirkan
secara regular dengan intensitas yang semakin karenaefek dari panas. Terapis fisik dan
lama semakin kuat dan semakin sering. profesional kesehatan lainnya telah
Kondisi ini mempengaruhi fisik dan psikologis menggunakan terapi hangat untuk mengurangi
ibu1,2. berbagai bentuk rasa sakit kronis4. Dengan
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengkompres di daerah sakrum ibu (punggung
menurunkan nyeri pada persalinan, baik secara bawah) dapat mengurangi nyeri persalinan9.
farmakologi maupun nonfarmakologi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
Manajemen nyeri secara farmakologi lebih kompres hangat efektif dilakukan selama
efektif dibanding dengan metode proses persalinan dan merupakan tindakan
nonfarmakologi namun metode farmakologi umum untuk mengatasi nyeri.
lebih mahal, dan berpotensi mempunyai efek Penelitian lainnya tentang pengaruh
yang kurang baik. Sedangkan metode penggunaan kompres hangat dalam
nonfarmakologi bersifat murah, simpel, efektif, pengurangan nyeri persalinan telah dilakukan
dan tanpa efek yang merugikan. di Klinik hj. Hamidah Nasution tahun 2010 di
Metode nonfarmakologi dapat Medan, pada kala I fase aktif, diperoleh
meningkatkan kepuasan selama persalinan jika perbedaan skala nyeri sebelum intervensi 6,27
ibu dapat mengontrol perasaan dan sesudah intervensi 4,77 dengan t test
ketakutannya. Tehnik relaksasi, teknik dependent 10. Hasil penelitian menunjukkan
pernapasan, pergerakan dan perubahan posisi, ada perbedaan signifikan setelah dilakukan
massage, hidroterapi, terapi panas/dingin, intervensi dengan p<0,000. Penelitian
musik, guided imagery, akupresur, aromaterapi kompres hangat merekomendasikan perlu
merupakan beberapa teknik nonfarmakologi penelitian lanjutan dengandessin Pre dan
yang dapat meningkatkan kenyamanan ibu saat postdengan kelompok kontrol.
bersalin dan mempunyai pengaruh yang efektif Penelitian ini bertujuan untuk
terhadap pengalaman persalinan3,4,5,6,7. membuktikan pengaruh terapi kompres hangat
Penatalaksanaan dalam mengatasi nyeri terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan
persalinan berdasarkan penelitian di sembilan kala I di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu
rumah sakit, di Amerika Serikat tahun 1996, dan Puskesmas Cilandak Jakarta Selatan
sebanyak 4171 pasien, yang persalinannya menggunakan desain pre dan post dengan
ditolong oleh perawat-bidan menggunakan kelompok kontrol. Tujuan lainnya adalah
beberapa tipe penatalaksanaan nyeri untuk membuktikan faktor-faktor counfounding
mengatasi nyeri. Ibu bersalin tersebut sekitar terhadap skala nyeri ,persalinan kala I.
90% diantaranya memilih managemen nyeri Pengukuran skala nyeri menggunakan skala
dengan metode nonfarmakologis, metode nyeri Bourbonnais11,12,13. Skala nyeri: 0 bebas
tersebut adalah pilihan yang disukai oleh ibu nyeri, 1-3 nyeri sangat ringan hamper tidak
melahirkan8. terasa sampai nyeri ringan, dengan lamanya

3 Jurnal Health Quality Vol. 4 No. 1, Nopember 2013, Hal. 1 - 76


3 Jurnal Health Quality Vol. 4 No. 1, Nopember 2013, Hal. 1 - 76

berangsur-angsur meningkat, rasa sakit intervensi. Uji statistik regresi linear ganda
bertambah dan rasa sakit sekali-kali sudah dilakukan untuk mengetahui variabel yang
mulai mengganggu namun masih dapat lebih dominan pengaruhnya terhadap
beradaptasi. Skala nyeri 4-6 nyeri sedang perubahan skala nyeri serta perubahan skala
sampai dengan sedang kuat, secara obyektif nyeri tersebut apakah murni karena efek terapi
pasien mulai terlihat mendesis, menyeringai, kompres hangat atau ada kontribusi dari faktor
dapat menunjukkan lokasi nyeri, masih dapat lainnya.
mengikuti perintah dengan baik dan terakhir
pasien sudah tidak dapat beraktifitas. Skala Hasil
nyeri 7-9 : nyeri kuat sampai dengan nyeri kuat
sekali. Secara obyektif pada awalnya pasien 1. Uji Homogenitas
terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi Uji homogenitas varian antara kelompok
masih respon terhadap tindakan, dapat intervensi dan kelompok kontrol. Variabel yang
menunjukkan lokasi nyeri, sampai dengan tidak diuji kesetaraan adalah usia, pendidikan,
dapat mendeskripsikan nyerinya, tidak dapat pekerjaan, suku, dilatasi pembukaan serviks,
diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan riwayat/masalah obstetri, tafsiran berat janin
distraksi.Skala nyeri 10, nyeri sangat berat seperti pada tabel berikut.
pasien sudah tidak mampu lagiberkomunikasi,
perilaku memukul, emosi tidak terkontrol. Tabel 1. Karakteristik Responden di Puskesmas Wilayah
Jakarta Selatan, Mei - Juni 2011

Metode Variabel Kelompok Kelompok Total P value


Kontrol Intervensi n=18
n=18
Penelitian ini merupakan penelitian n % n % n
Usia
intervensi.Penelitian ini menggunakan desain - < 19 tahun
2 (11,1) 0 (0) 2
Quasi experiment,pretest-postest dengan (remaja) 0.15
- 20-35 tahun
kelompok kontrol dan kelompok intervensi. (dewasa)
15 (83,3) 18 (100) 33
Kelompok intervensi diberi terapi kompres - > 35 tahun
1 (5,6) 0 (0) 1
hangat selama 20 menitperiode kala I fase (dewasa tua)
Pendidikan
aktif. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu - SD & tidak 2 (11.1) 2
0 (0)
primigravida yang melahirkan secara spontan sekolah
- SMP 5 (27,8) 3 (16.7) 8 0.41
di Puskesmas wilayah Jakarta Selatan yaitu - SLTA 11 (61,1) 12 (66.7) 23
Puskesmas Kecamatan dan Kelurahan Pasar - DI/ PT 2 (11,1) 1 (5.6) 3
Minggu dan Puskesmas Cilandakdengan Pekerjaan
- Tidak
jumlah masing-masing kelompok kontrol dan bekerja
13 (72,2) 16 (88.9) 28
0.21
kelompok intervensi 18 orang. Pelaksanaan - Bekerja 5 (27,8) 2 (11,1) 7
Suku
pengumpulan data dilakukanselama satu bulan - Sumatera 1 (5,6) 0 (0) 1
dari tanggal 5 Mei – 4 Juni 2011.Pengujian - Betawi 5 (27,8) 3 (16.7) 8 0.40
hipotesis menggunakan uji T test yakni paired - Jawa 12 (66,7) 15 (83.3) 27
Riwayat obstetri
samples t test dan T test independent. Paired - tidak ada kom
17 (94,4) 11 (61,1) 28
samples t test untuk membandingkan subjek plikasi obstetr 0.01
- pernah menga
yang sama terhadap skorskala nyeri sebelum lami komplikasi 1 (5,6) 7 (38.9) 8
dan sesudah periode intervensi. T test obstrri
Dilatasi
independentguna mengetahui perbedaan mean pembukaan
dua kelompok data independen yaitu variabel serviks
confoundingdengan skala nyeri persalinan kala - Fase
15 (83,3) 16 (88.9) 31
akselerasi 0.63
I fase aktif sebelum dan sesudah periode - Fase dilatasi
3 (16,3) 2 (11,1) 5
maksimal
Tafsiran Berat
janin intrauterin
- Berat Janin
0 (0) 1 (5,60) 1
3 Jurnal Health Quality Vol. 4 No. 1, Nopember 2013, Hal. 1 - 76 kecil 0.31
- Berat Janin
18 (100) 17 (94,4) 35
normal
Total 18 (100) 18 (100) 36
Suryani Manurung, Pengaruh Tehnik Pemberian Kompres... 4

Hasil analisis pada tabel diatas terhadap untuk ke-6 variabel tersebut. Riwayat obstetri
36 responden ibu bersalin primigravida kala 1 menunjukkan ada perbedaan bermakna antara
fase aktif, menunjukkan bahwa dari kedua kelompok kontrol dan intervensi dengan nilai
kelompok intervensi dan kontrol tujuh variabel pvalue 0,016.
karakteristik yakni usia, pendidikan,
pekerjaan, suku, dilatasi pembukaan serviks, 2. Uji Dependensi
tafsiran berat janin didapatkan p value> 0,05. Gambaran skala nyeri persalinan kala satu
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada fase aktif sebelum dan sesudah periode
perbedaan karakteristik yang bermakna antara intervensi pada kelompok kontrol dan
kelompok kontrol dan kelompok intervensi intervensi terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2 Perbedaan skala nyeri Sebelum dan Sesudah Intervensi di


Puskesmas Wilayah Jakarta Selatan, Mei- Juni 2011

Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif


Kelompok
Sebelum periode intervensi Sesudah periode intervensi Pvalue 95%CI

N Mean SD SE Mean SD SE

Kontrol 18 3.56 0.922 0.217 3.72 0.958 0.226 0.187 -0.423 -


0.089
Intervensi 18 3.22 0.732 0.173 2.61 0.608 0.143 0.002 0.264 –
0.958

Tabel 2 memperlihatkan perbedaan skala nyeri kedua rata-rata skala nyeri ada penurunan
kelompok kontrol dan intervensi sebelum dan sebesar 0.61. Penelitian ini juga memperlihatkan
sesudah intervensi. Kelompok kontrol sebelum ada perbedaan bermakna skala nyeri sebelum
terapi rata-rata skala nyeri 3.56 dengan dengan dan sesudah terapi kompres hangat pada
standar deviasi (SD) 0.922. Pengukuran skala kelompok intervensi (p value 0.002, α 0,05)
nyeri kedua tanpa terapi kompres hangat rata- dengan CI 95%. Dimana perbedaan skala nyeri
rata 3.72 dengan SD, 0.958. Terlihat perbedaan antara 0,264 – 0.958 jika intervensi ini
antara pengukuran pertama dan kedua, nilai dilakukan pada populasi.
rata-rata adalah 0.24 dengan SD 0,036 cendrung
meningkat. Hasil uji statistik didapatkan p Analisis uji beda mean independent
value 0.187, maka dapat disimpulkan kelompok (Independent samples t test) pada 36
kontrol tidak ada penurunan skala nyeri. responden antara variabel counfounding dengan
Berbedadengan kelompok intervensi rata-rata variabel dependen (skala nyeri) terhadapi dua
skala nyeri sebelum 3.22 dan SD 0.732 sesudah kelompok dapat dilihat pada tabel 3.
kompres hangat 2.61 dan SD 0.68. Pengukuran

3 Jurnal Health Quality Vol. 4 No. 1, Nopember 2013, Hal. 1 - 76


5 Jurnal Health Quality Vol. 4 No. 1, Nopember 2013, Hal. 1 - 76

Tabel 3 Rata-Rata Nilai VariabelConfounding 3. Analisis Multivariat Regresi Linear Ganda


dengan Perubahan Skala Nyeri Sebelum dan Variabel dilatasi pembukaan serviks kala
Sesudah Periode Intervensi di Puskesmas satu fase aktif, kelompok terapi, dan riwayat
Wilayah Jakarta Selatan, Mei –Juni 2011 obstetri (variabel independen), skor skala nyeri
sebelum periode intervensi (variabel dependen)
Variabel n Skala Nyeri Sebelum Skala Nyeri memenuhi kriteria kandidat model multivariat
periode intervensi Sesudah periode
intervensi dengan nilai p value ≤0,25.
Mean SD p Mean SD p
value val
ue
Periode Tabel 4. Analisis Korelasi dan Regresi Variabel
persalinan :
aksele Kelompok Terapi, Pembukaan Serviks Periode
rasi 31 5.65 1,5 5,35 2,2 Persalinan Kala I Fase Aktif dan Skala Nyeri
dilatasi 0,001 0,0
maksimal 5 5,60 2,1 8.20 2,4 14 Sebelum Periode Intervensi Dengan Skala Nyeri
TBJ: Sesudah Periode Intevensi di Puskesmas
Kecil Wilayah Jakarta Selatan, Mei – Juni 2011
1 7.00 0 6.00 0
Normal 0,629 0,9
35 6,03 1,9 5.74 2,4 19 Variabel B Beta t Sig
Pekerjaan
Tidak Constan 3.58 3,80 0,01
bekerja 29 6,14 1,7 0,611 5,69 2,4
Bekerja 0,7 k elompok
7 5,71 2,6 6.00 2,7 69 terapi - 2, 07 -0,429 -5.48 0.000
Riwayat kompres hangat
obstetric Skala Nyeri
0,71 0.689 8.81 0.000
Tanpa pretest
komplikasi 8 5,50 2,0 4,13 1.5
Persamaan garis linier dari ke empat variabel
obstetric 0.366 tersebut:
R=0,901 R²= 0,812
Pernah
mengalami 28 6,21 1,9 6,31 2,4 0,0
komplikasi 32 Skala nyeri postest = 3,58 – 2,07*klp terapi
obstetric kompres hangat + 0,71*skala nyeri pretest.
Tabel 3 diatas menggambarkan perbedaan rata-
Hasil analisis hubungan kedua variabel yakni
rata skala nyeri pada variabel dilatasi
kelompok terapi kompres, dan skala nyeri
pembukaan serviks dan riwayat obstetri. Pada
persalinan kala satu fase aktif sebelum periode
dilatasi serviks fase akselerasi rata-rata skala
intervensi dengan skala nyeri persalinan sesudah
nyeri sebelum terapi kompres5,65 dengan SD
periode intervensi menunjukkan rentang
1.5 dan sesudah terapi kompres rata-rata skala
hubungan yang sangat erat (R= 0,901).
nyeri 5.35 dengan SD 2.2. Pada riwayat obstetri
Skala nyeri sesudah periode intervensi: 1)
yakni tanpa komplikasi rata-rata nilai skala
menurun sebesar 2,07 point setiap responden
nyeri sebelum terapi kompres 5.50 dengan SD
diterapi dengan kompres hangat ; 2) Meningkat
2.0 dansesudah terapi kompresrata-rata skala
sebesar 0,71 setiap peningkatan skala nyeri
nyeri 4.13 dengan SD 1.5.Hasil statistik
persalinan jika tidak di kontrol. Kedua variabel
menunjukkan untuk kedua variabel yakni
tersebut yakni kelompok terapi dan skala nyeri
dilatasi servik fase akselerasi dan tidak pernah
persalinan sebelum intervensi memiliki
mengalami komplikasi (p<0,05). Hal ini
pengaruh yang sama besarnya terhadap skala
menunjukkan ada perbedaan bermakna nilai
nyeri sesudah periode intervensi (p=0,00).
rata-rata skala nyeri persalinan kala I fase aktif
sesudah periode intervensi dibandingkan dengan
sebelum periode intervensi pada kedua variabel
tersebut.

3 Jurnal Health Quality Vol. 4 No. 1, Nopember 2013, Hal. 1 - 76


Suryani Manurung, Pengaruh Tehnik Pemberian Kompres... 6

Pembahasan intervensi (p=0,00). Analisis hubungan


variabel dari kedua variabel tersebut
Skala nyeri persalinan fase aktif kala satu di menunjukkan hubungan yang sangat erat
Puskesmas Wilayah Jakarta Selatan. (R=0,9).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 36 Dimana intensitas dan waktu nyeri dikaitkan
responden ibu melahirkan primigravida di dengan terbentuknya tekanan intrauterin yang
Puskesmas Wilayah Jakarta Selatan Mei-Juni menambah dilatasi struktural serviks1. Semakin
2011, ada perbedaan antara pengukuran meningkat dilatasi serviks maka akan
pertama dan kedua, nilai rata-rata antara mempengaruhi skala nyeri persalinan4. Sehingga
kelompok kontrol dan kelompok intervensi skala nyeri persalinan sesudah intervensi akan
sebelum dan sesudah terapi kompres hangat. mempengaruhi peningkatan skala nyeri sesudah
Skala nyeri kelompok kontrol cenderung intervensi jika tidak dikontrol.
meningkat sedang skala nyeri kelompok Karakteristik lainnya seperti usia
intervensi cenderung menurun. Hasil uji statistik responden, tafsiran berat janin, pekerjaan,
menunjukkan ada perbedaan yang bermakna. dilatasi pembukaan serviks, dan suku budaya
Adanya perbedaan nilai rata-rata nyeri tidak mempunyai pengaruh yang bermakna (p
persalinan antara kelompok kontrol dan >0,05) terhadap perubahan skala nyeri sesudah
intervensi kemungkinan dapat dilihat dari periode intervensi, namun ada perbedaan
kelompok intervensi memiliki proporsi yang proporsi skala nyeri sebelum dan sesudah
lebih besar terhadap masalah selama periode intervensi dari masing-masing
menghadapai persalinan yakni stress, cemas dan kelompok ibu bersalin primigravida.
terjadi kenaikan tekanan darah setelah Persepsi seseorang terhadap nyeri
memasuki fase aktif . dipengaruhi banyak faktor antara lain: usia,
Nyeri menjadi lebih buruk ketika pengalaman masa lalu, penyakit8. Faktor-faktor
kecemasan, ketegangan dan kelemahan muncul lain yang mempengaruhi nyeri antara lain
14.15
. Umumnya diyakini bahwa kecemasan akan lingkungan4,14. Suasana lingkungan dikamar
meningkatkan nyeri, mungkin tidak seluruhnya bersalin yang gaduh ataupun keadaan cuaca
benar dalam semua keadaan. Namun, yang terang atau panas dapat menambah
kecemasan yang relevan atau berhubungan intensitas nyeri yang lebih berat14. Pengalaman
dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi masa lalu terhadap nyeri juga dapat mengubah
pasien terhadap nyeri15. persepsi seseorang. Mekanisme koping yang
telah dipelajari menjadi efektif untuk
Pengaruh faktor-faktor confounding menghadapi nyeri yang dialami.Stressor nyeri
responden terhadap skala nyeri persalinan yang sama pada beberapa orang akan
kala satu fase aktif di Puskesmas Wilayah menghasilkan respon yang berbeda, dapat juga
Jakarta Selatan. karena fungsi budaya yang dianutnya.
Pengaruh faktor-faktor confounding Dukungan akan kehadiran seseorang juga
terhadap skala nyeri persalinan kala satu fase mampu megubah persepsi nyeri sehingga klien
aktif sesudah intervensi, diperoleh beberapa dapat mentoleransi lebih tinggi.
variabel yakni skala nyeri, dilatasi pembukaan
serviks, kelompok terapi kompres hangat dan Pengaruh Terapi Kompres Hangat Terhadap
riwayat obstetri mempunyai pengaruh Penurunan Skala Nyeri
terjadap penurunan skala nyeri setelah Pengaruh terapi kompres hangat terhadap
intervensi (p<0,05.). Dari ketiga variable penurunan skala nyeri. Hasil penelitian dapat
tersebut faktor kelompok terapi dan skala membuktikan bahwa ada pengaruh terapi
nyeri persalinan sebelum intervensi bermakna kompres hangat yang bermakna dalam
terhadap perubahan skala nyeri sesudah mencegah dan mengurangi nilai skala nyeri

3 Jurnal Health Quality Vol. 4 No. 1, Nopember 2013, Hal. 1 - 76


7 Jurnal Health Quality Vol. 4 No. 1, Nopember 2013, Hal. 1 - 76

pada responden ibu bersalinprimigravida. sedang dan berat. Setelah intervensi


Namun setelah dianalisis antara variabel proporsi nyeri persalinan untuk kelompok
kelompok yang mendapatkan terapi kompres kontrol berada dalam rentang nyeri berat
hangat, skala nyeri sebelum intervensi, dan terkontrol sedang kelompok intervensi
dilatasi serviks menunjukkan variabel kelompok berada dalam rentang nyeri sedang.
terapi kompres dan nilai skala nyerisebelum Berdasarkan penurunan nilai rata-rata skala
periode intervensi menunjukkan hubungan yang nyeri terlihat bermakna pada kelompok
sangat erat (R=0,9) terhadap perubahan nilai intervensi.
skala nyeri sesudah intervensi. Hal ini sesuai
sebagaimana yang dinyatakan oleh peneliti 2. Variabel confounding yang mempengaruhi
sebelumnya sumber nyeri persalinan adalah skala nyeri sesudah periode intervensi
iskemia jaringan, penipisan dan pembukaan adalah dilatasi serviks, riwayat kesehatan,
serviks, penekanan dan penarikan pada susunan kelompok terapi kompres hangat (p< 0,05)
panggul Misal: ligamen, tuba fallopi, ovarium, setelah dilakukan dengan dua kali uji
vesika urinaria, perineum, distensi vagina dan statistik. Faktor lainnya hampir tidak
perineum8. Semakin besar dilatasi pembukaan bermakna (p > 0,05).
serviks semakin meningkat intensitas nyeri.
Faktor-faktor tersebut diatas yang perlu 3. Ada pengaruh terapi kompres hangat
dikontrol untuk mencegah atau mengurangi terhadap penurunan dan pencegahan
nyeri persalinan. peningkatan skala persalinan yang
Dengan demikian terapi kompres hangat bermakna sesudah diterapi selama 20 menit
adalah salah satu terapi managemen nyeri diberikan terapi kompres hangat. Skala nyeri
persalinan selain terapi alternatif lainnya seperti persalinan sebelum diterapi dan kelompok
pemberian psikoedukasional, terapi terapi kompres hangat, memiliki pengaruh
biofeedback, terapi endorphin, gate kontrol dan yang sangat kuat dalam perubahan skala
sensory transformation. Terapi kompres hangat nyeri persalinan sesudah intervensi ( R=0,9).
juga telah banyak digunakan sebagai terapi Skala nyeri sesudah periode intervensi: 1)
nyeri di bidang keilmuan lain misalnya menurun sebesar 2,07 point setiap responden
mengurangi nyeri persendian, nyeri diterapi dengan kompres hangat
postoperasi9. Pemberian kompres hangat pada
daerah tubuh akan memberikan signal ke Saran
hipothalamus melalui spinal cord. Ketika
reseptor yang peka terhadap panas 1) Memberikan terapi nyeri persalinan non
dihipotalamus dirangsang, sistem efektor farmakologi yakni kompres hangat untuk
mengeluarkan signal yang memulai berkeringat meningkatkan intervensi mandiri perawat
dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran atau bidan.
pembuluh darah akan memperlancar sirkulasi
oksigenisasi mencegah, terjadinya spasme otot, 2) Mendukung perawat dan bidan dalam
memberikan rasa hangat membuat otot tubuh memberikan terapi kompres hangat dengan
lebih rileks, dan menurunkan rasa nyeri8,16. melengkapi fasilitas yang dibutuhkan
misalnya buli-buli, thermometer air panas.
Kesimpulan
3) Mengajarkan tehnik terapi kompres hangat
1. Skala nyeri persalinan di Puskesmas sebagai terapi alternatif bagi mahasiswa
Wilayah Jakarta Selatan Tahun 2011 cukup keperawatan di mata ajar keperawatan
besar yang tersebar dalam skala nyeri

3 Jurnal Health Quality Vol. 4 No. 1, Nopember 2013, Hal. 1 - 76


Suryani Manurung, Pengaruh Tehnik Pemberian Kompres... 8

maternitas sebagai managemen nyeri non 11. Anderson..(2001)Pain Rating Scales.The University of
Texas Cancer Center.
farmakologi.
12. Hicks CL, von Baeyer CL, Spafford P, van Korlaar I,
4) Bagi peneliti selanjutnya, Penelitian ini Goodenough B. (2001).The Faces Pain Scale - Revised:
Toward a common metric in pediatric pain measurement.
perlu dilakukan dengan membandingkan Pain, vol.93:173-183.
antara nyeri persalinan primi gravida dan
multi gravida sehingga dapat dilihat 13. Bieri D, Reeve R, Champion GD, Addicoat L, Ziegler J.
(1990).TheFaces Pain Scale for the self-assessment of the
efektivitas dari terapi kompres hangat severity of pain experienced by children: Development,
diantara kedua responden. initial validation and preliminary investigation for ratio
scale properties. Pain, 1990;41:139-150.

14. Tamsuri.(2007). Konsep dan penatalaksanaan


DAFTAR PUSTAKA nyeri.Jakarta : EGC.

1. PHilips. (1996). Family centered maternity and newborn 15. Shone, (1995). Berhasil Mengatasi Nyeri. Jakarta :
care: Basic text. United States Of Amerika: Mosby Arcan.

2. Qittun.2008. Konsep dasar nyeri, 16. Ganong, F.W.(1998). Buku ajar fisiologi kedokteran.
http://qittun.blogspot.com/2008/10/konsep-dasar- (Widjajahkusumah, D.M, Penerjemah). Jakarta: EGC.
nyeri.html. (Sumber asli diterbitkan, 1995).

3. Alice, Martin, Paul, Schauble, Surekha, Rai,


Whit,Curry.(2001). Effects of hypnosis on the labor
processes and birth outcomes of pregnant
adolescents.journal of Family Practice, 2(40).

4. Behmanesh, Pasha, Zeinalzadeh. (2009).The effect of heat


therapy on labor pain severity and delivery outcome in
parturient women. Journal Iranian Red Crescent Medical
(IRCMJ) 11(2):188-192.

5. May, K.A., & Mahlmeister, L.R.(1990). Comprehensive


maternity nursing. (2th ed). Philadelphia: J.B. Lippincott
Company.

6. Catone, Dena, (1992). The effects of therapeutic heat and


cold on delayed-onset muscle soreness Journal ProQuest
Dissertations & Theses (PQDT) Touro College, 82
pages,EP14556.

7. Demos Medical Publishing.(2004).Physical


Modalitieshttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK27212/
diambil tanggal 31 Februari 2011.

8. Nichols dan Helmick (2000). Chilbirth education, practice


research and theory, edition 2. Philadelphia London: WB
Saunders.

9. Brenda, Lane (2011)using warm compresses in labor to


reduce pain and tearing, http://
www.suite101.com/content/using-warm-compresses-in-
labor-to-reduce-pain-and-tearing-a362421 diambil tanggal
31 Februari 2011.

10. Sari.(2010). Pengaruh penggunaan kompres hangat dalam


pengurangan nyeri persalinan kala i fase aktif di klinik hj.
Hamidah nasution Medan http:// www. Research
gate.net/publication.

3 Jurnal Health Quality Vol. 4 No. 1, Nopember 2013, Hal. 1 - 76

Anda mungkin juga menyukai