(TODARO)
Unsur pemikiran pokok yang secara implicit yang terkandung di dalam teori - teori
perubahan structural dan secara eksplisit telah dinyatakan dalam teori ketergantungan
internasional adalah gagasan akan adanya sebuah dunia bermasyarakat ganda (a world of dual
society). Pandangan ini melihat dunia terbagi ke dalam dua kelompok besar, yakni Negara -
Negara kaya dan miskin. Dualisme (dualism) adalah sebuah konsep yang dibahas secara luas
dalam ilmu ekonomi pembangunan. Konsep ini menunjukkan adanya jurang pemisah yang
kian lama terus melebar antara Negara - Negara kaya dan miskin, serta di antara orang -orang
kaya dan miskin pada berbagai tingkatan pada setiap Negara. Konsep dualisme terdiri dari
emapt elemen kunci:
1. di setiap tempat dan konteks selalu saja ada sejumlah elemen “superior” dan sekaligus
elemen “inferior”. Elemen - elemen tersebut hadir secara bersamaan (berkoeksistensi) dalam
waktu dan tempat yang sama, inilah hakekat konsep dari dualisme. Contoh penerpan konse
dualisme ini antara lain dapat dilihat pada pemikiran lewis tentang koeksistensi metode -
metode produksi modern di kota dan metode tradisional di desa; koeksistensi kelompok elit
kaya yang terdidik dengan massa orang miskin yang buta huruf; dan sinyalmen dari
pendekatan ketergantungan akan adanya koeksistensi antara Negara - Negara industri yang
serba makmur yang berkuasa dengan Negara - Negara agraris kecil yang serba melarat serta
lemah dalam perekonomian internasional.
2. koeksistensi tersebut bukanlah suatu hal yang bersifat sementara atau transisional,
melainkan sesuatu yang bersifat baku, permanent, atau kronis. Koeksistensi ini juga bukan
merupakan fenomena yang sesaat yang akan mengikis seiring dengan berlalunya waktu.
Artinya, elemen superior memiliki kekuatan untuk mempertahankan superioritasnya,
sedangkan elemen inferior tidaklah mudah untuk meningkatkan posisinya. Dalam kalimat
lain, koeksistensi internasional antara kaya dan miskin bukanlah hanya merupakan suatu
fenomena sejarah yang akan membaik dengan sendirinya bila saatnya sudah tiba. Meskipun
teori pertumbuhan ekonomi bertahap dan model perubahan structural secara implicit juga
dilandaskan pada asumsi demikian, namun fakta bahwa ketimpangan internasional semakin
membesar secara jelas membuktikan kekeliruan asumsi tersebut
3. kadar superioritas serta inferioritas dari masing - masing elementersebut bukan hanya tidak
menunjukkan tanda - tanda akan berkurang, melainkan bahkan cenderung meningkat.
Sebagai contoh, kesenjangan produktivitas antara para pekerja di Negara - Negara maju
dengan pekerja di Negara -negara berkembang tampaknya semakin lama semakin melebar.
4. hubungan saling keterkaitan antara elemen - elemen yang superior dengan elemen - elemen
lainnya yang inferior tersebut terbentuk dan berlangsung sedemikian rupa sehingga
keberadaan elemen - elemen superior yang sangat sedikit atau sama sekali tidak membawa
manfaat untuk meningkatkan kedudukan elemen - elemen yang inferior. Dengan demikian,
apa yang disebut “penetesan kemakmuran ke bawah” (trickle down effect) itu sesungguhnya
sulit sangat diterima. Bahkan di dalam kenyataannya, elemen - elemen superior tersebut
justru tidak jarang memanfaatkan, memanipulasi, mengeksploitasi ataupun menggencet
elemen - elemen yang inferior. Jadi, yang mereka kembangkan adalah keterbelakangan.
Dualisme ekonomi adalah munculnya struktur perekonomian modern dan tradisonal secara
bersamaan namun tidak terintegrasi. Hal ini mengakibatkan rendahnya pertumbuhan
ekonomi. Strategi pembangunan Indonesia yang lebih berorientasi membangun sektor
modern dengan strategi industri substitusi impor ternyata malah menimbulkan fenomena
pengangguran struktural. Pengangguran struktural adalah para pekerja sektor pertanian yang
tidak tertampung dalam sektor industri, sementara pertumbuhan sektor pertanian telah
mengalami kemandegan. Pengangguran struktural ini kemudian ditampung oleh sektor
informal. Sektor informal yang dimaksud disini adalah perdagangan kaki lima, pedagang
eceran kecil dan pengrajin kecil. Sektor informal ternyata efektif dalam menanggulangi
masalah pengangguran, minimal menjadi jaring pengaman bagi masalah sosial yang mungkin
ditimbulkan dari fenomena pengangguran struktural.