Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM I

PENETAPAN KADAR GLUKOSA DARAH

I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu menetapkan kadar glukosa dalam darah dengan
metode enzymatic.

II. Prinsip Praktikum

Glucose oxidase
Glucose +H2O + O2 H2O2 + Gluconat

POD
2H2O2+4-Chlorophenol+Aminoantipynne → Quinoneimine dye + H2O

III. Dasar Teori


Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa,
karenamempunyai sifat dapat memuta cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di
alam,glukosa terdapat dala buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia
normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu
antara 70–100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah dapat bertambah setelah
kita makan-makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam setelah itu,
jumlah glukosadarah akan kembali pada keadaan semula. Pada penderita
diabetes melitus, jumlahglukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 ml
darah ( Podjiadi, 1994)
Glukosa merupakan salah satu karbohidrat penting yang digunakan
sebagai sumber tenaga. Glukosa dapat diperoleh dari makanan yang
mengandung karbohidrat. Glukosa berperan sebagai molekul utama bagi
pembentukan energi di dalam tubuh, sebagai sumber energy utama bagi
kerja otak dan sel darah merah. (Subiyono,et al.2016)
Glukosa dihasilkan dari makanan yang mengandung karbohidrat
yang terdiri dari monosakarida, disakarida dan juga polisakarida.
Karbohidrat akan konversikan menjadi glukosa di dalam hati dan seterusnya
berguna untuk pembentukan energy dalam tubuh. Glukosa tersebut akan
diserap oleh usus halus kemudian akan dibawa oleh aliran darah dan
didistribusikan ke seluruh sel tubuh. Glukosa yang disimpan dalam tubuh
dapat berupa glikogen yang disimpan pada plasma darah dalam bentuk
glukosa darah (blood glucose). Fungsi glukosa dalam tubuh adalah sebagai
bahan bakar bagi proses metabolisme dan juga merupakan sumber energi
utama bagi otak. (Subiyono,et al.2016)
Peranan glukosa dalam tubuh manusia bukan hanya sebagai bahan
bakar bagi proses metabolisme dan sumber energi bagi kerja otak, tetapi
juga sebagai penghasil energi pada saat berolahraga. 1,2 Pada saat
berolahraga, jaringan otot hanya akan memperoleh energi dari pemecahan
molekul Adenosine Triphosphate (ATP). Melalui simpanan energi yang
terdapat di dalam tubuh, molekul ATP ini akan dihasilkan melalui
metabolisme energi yang melibatkan beberapa reaksi kimia kompleks, yang
penggunannya akan bergantung terhadap jenis aktivitas, intensitas, durasi
dan frekuensi yang dilakukan saat berolahraga (Paruntu, Mewo Y, dan
Lande,Ni Putu. 2015)
Glukosa darah di dalam tubuh berfungsi untuk bahan bakar bagi
proses metabolisme dan juga sumber energi utama bagi otak. Glukosa darah
adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat
dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka
(Subiyono,et al.2016).
Untuk mempertahankan kadar glukosa yang stabil didalam darah
merupakan salah satu mekanisme homeostasis yang diatur di hepar, jaringan
ekstrahepatik serta beberapa hormon. Hormon yang mengatur kadar glukosa
darah adalah insulin dan glukagon. Insulin adalah suatu hormon anabolik,
merangsang sintesis komponen makromolekuler sel dan mengakibatkan
penyimpanan glukosa. Glukagon adalah suatu katabolik, membatasi sintesis
makromolekuler dan menyebabkan pengeluaran glukosa yang disimpan.
Peningkatan glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan kosentrasi
glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi insulin dan
pengurangan glukagon, demikian sebaliknya. (Wicaksono,2014)
Metode pemeriksaan darah meliputi metode induksi enzimatik
danlainnya. Metode yang paling sering digunakan adalah metode enzimatik,
yaitumetode Glukosa Oksidase (GOD) dan metode heksokinase. Metode
GOD banyakdigunakan pada saat ini. Akurasi dan presisi yang baik ( karena
enzim GODspesifik untuk reaksi pertama). Tetapi reaksi kedua rawan
interfen ( tak spesifik).Interfen yang bisa menggangu antara lain bilirubin,
asam urat dan asam askorbat.Harga normal dalam menentukan kadar
glukosa darah adalah : 1). Kadar guladarah sewaktu : 60 –120 mg/dl; 2).
Kadar gula darah puasa : 50 – 100 mg/dl (Hendromartono, 1998)

IV. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet micrometer (10μl, 1000μl)
3. Gelas beaker
4. Stopwatch
5. Kuvet
6. Spektofotometer
b. Bahan
1. Reagen Reiged
2. Standar glukosa
3. Aquadest
4. Sampel serum darah er
V. Skema Kerja

Disiapkan 3 buah tabung reaksi (beri label blanko,standar, sampel), mikropipet,


cuvet dan spektofotometer

Dipipet dan diteteskan kedalam masing-masing tabung reaksi

1. Tabung 1 (beri label blanko)


Ambil reagen glukosa (Reiged) sebanyak 1000 µL dengan
menggunakan mikropipet, lalu masukkan kedalam tabung reaksi

Tambahkan aquadest sebanyak 10 µL dengan mengunkan mikropipet, lalu


masukkan kedalam tabung reaksi 1 lalu dikocok perlahan

2. Tabung 2 (beri label standar)


Ambil reagen glukosa (Reiged) sebanyak 1000 µL dengan
menggunakan mikropipet, lalu masukkan kedalam tabung reaksi

Tambahkan larutan standar sebanyak 10 µL dengan menggunakan mikropipet,


lalu masukkan kedalam tabung reaksi lalu kocok perlahan

3. Tabung 3 (beri label sampel)


Ambil reagen glukosa (Reiged) sebanyak 1000 µL dengan
menggunakan mikropipet, lalu masukkan kedalam tabung reaksi

Tambahkan sampel serum sebanyak 10 µL dengan menggunakan mikropipet


dan masukkan kedalam tabung reaksi kemudian campurkan perlahan

Lalu diamkan larutan di dalam tabung reaksi selama 10 menit

Lalu dimasukan kedalam cuvet


Diatur alat spektofotometer terlebih dahulu, dengan menekan cara menekan go
to lamda (𝜆)

Kemudian ganti lamda (𝜆) menjadi 510 nm, tekan set lalu tekan enter

Dimasukan larutan di dalam cuvet ke dalam spektofotometer, dengan urutan


(blanko, standar, sampel)

Ditarik alat spektofotometer 1 kali, lalu tekan zero untuk membuat blanko
menjadi 0

Ditarik alat spektofotometer lagi 1 kali, sehingga diperoleh nilai absorbansi


pada standar dan sampel

VI. Hasil Pengamatan


No . Tabung Absorbansi

1. Blank 0

2. Standar 0.164

3. Sampel 0.436

Perhitungan :
𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
1. Glukosa = 𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑥 𝐶𝑜𝑛𝑐𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑜𝑓 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

0.436
= 0.164 𝑋 100 𝑚𝑔/𝑑𝑙
=265.85 𝑚𝑔/𝑑𝑙

2. Faktor konfersi = kadar glukosa x 0.05551


=265.85𝑚𝑔/𝑑𝑙𝑥 0.05551
= 14.75 mmol/L
VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan penetapan kadar gula darah pada
sampel serum er. Praktikum ini menggunakan metode enzimatik, dimana
enzim yang digunakan ialah Enzim Glukosa Oksidase. Metode Enzim
Glukosa Oksidase (GOD PAP) adalah metode yang sangat spesifik untuk
pengukuran glukosa didalam serum atau plasma melalui reaksi dengan
glukosa oksidase, asam glukonat serta dibentuk hydrogen peroksida. Reaksi
kimia enzimatis yang terjadi ialah glukosa oksidase (GOD) mengoksidasi
glukosa sehingga terbentuklah H2O2 yang dengan adanya peroksidase akan
bereaksi dengan phenol dan aminoantipirin. Oksidasi ini akan menghasilkan
zat warna yang intensitasnya sama dengan kadar glukosa. Kemudian
intensitas warna dibaca pada fotometer gelombang 510nm.
Pada praktikum ini digunakan alat spektofotometer untuk megukur
kadar gula darah dalam serum plasma darah, dimana alat tersebut akan
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu. Pada
fotometer terdapat filter dari berbagai warna yang memiliki spesifikasi
melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Spektrofotometer
merupakan suatu alat/ instrumen yang dilengkapi dengan sumber cahaya
(gelombang elektromagnetik), baik cahaya UV (ultra-violet) atau pun
cahaya nampak (visible). Pada spektrofotometri cahaya akan dibagi menjadi
dua, yaitu cahaya absorban dan cahaya transmitan. Dimana cahaya absorban
merupakan cahaya yang diam pada kurvet yang sudah mengandung sampel.
Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakab dalam nilai
absorbansi yang akan memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel(
Rizkiany,2011 ).
Pada praktikum ini dilakukan dengan membuat 3 jenis larutan yang
kemudian akan diuji dengan menggunakan alat spektofotometer, larutan
pertama dibuat adalah larutan blanko, larutan blanko ini merupakan larutan
campuran antara 1000 µ reagent dengan 10 µ aquadestilata, larutan blanko
ini merupakan larutan yang digunakan dengan tujuan untuk kalibrasi sebagai
larutan pembanding atau sebagai larutan control ( Rizkyany, 2011 ). Selain
larutan blanko juga dibuat larutan standar dengan mencampurkan 1000 µ
reagent reiged ditambah dengan 10 µ larutan standar. Larutan standard yang
digunakan pada saat praktikum merupakan larutan yang mendapatkan
perlakuan yang sama dengan analit dan mengandung komponen analit
dengan konsentrasi yang sudah diketahui( Rizkiany, 2011). Larutan terakhir
yang dibuat ialah larutan sampel dimana dibuat dengan cara mencampurkan
1000 µ reagent reiged dengan 10 µ sampel er. Ketiga harus dikerjakan pada
suhu 370 C, tetapi pada saat praktikum, praktikan melakukannya pada suhu
ruangan dimana suhunya tidak terkontrol, maka dari itu ketiga larutan
tersebut didiamkan selama 10 menit. Tujuan pendiaman selama 10 menit
ialah agar larutan tercampur dengan sempurna.
Dari hasil praktikum yang dilakukan siperoleh kadar gula darah dal;am
sampel er sebesar 265.85 mg/dl. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa
sampel serum darah tersebut mengandung kadar gula yang tinggi. Tingginya
kadar gula dalam darah belum tentu menunjukan bahwa si pemilik sampel
tersebut menderita diabetes, hal tersebut dapat dikarena beberapa faktor,
salah satunya ialah pengambilan sampel yang dilakukan saat si pemilik
sampel sesaat setelah makan, sehingga kadar gula darahnya menjadi tinggi,
keadaan tersebut dapat dikatakan sebagai keadaan hiperglikemik.
Ada bebrapa faktor yang mempengaruhi kesalahan hasil yang
diperoleh saat penentuan kadar glukosa dalam darah, faktor-faktor terbut
diantaranya ialah Human error, alat, prosedur kerja dan bahan. Dari hasil
yang diperoleh terjadi penyimpangan dari hasil yang seharusnya hal tersebut
terjadi dikarenakan terjadi kesalahan saat melakukan pengambilan sampel
dengan menggunakan mikropipet, dimana setiap orang memiliki tekanan
yang berbeda saat memipet sehingga perbandingan campuran larutan yang
diperoleh tidak sesuai dengan prosedur dalam literature sehingga hal
tersebut mempengaruhi pembacaan hasil.
VIII. Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa praktikum kali ini
dilakukan penetapan kadar gula dalam serum plasma dengan
menggunakan alat spektofotometer, dari praktikum ini diperoleh hasil
sebesar 265.85 mg/dl. Kesalahan hasil pada praktikum ini dapat
dikarenakan bebrapa faktor, diantaranya adalah faktor kesalahan
praktikan, faktor alat yang belum dikalibrasi, faktor kesalahn produr dan
kesalahan bahan.
IX. LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Hendromartono, Consensus on the Management of Diabetes Mellitus (Perkeni

1998). In Surabaya Diabetes Update. VI. Eds Tjokroprawiro A,

Hendromartono, dkk. Surabaya 1999

Paruntu, Mewo Y, dan Lande,Ni Putu. 2015. Perbandingan Kadar Glukosa

Sebelum Dan Sesudah Aktivitas Fisik Intensitas Berat. Manado:

Universitas Sam Ratulangi

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit UI-Press: Jakarta.

Rizkiany, H.N. 2011. PendahuluanSpektrofotometer.Bogot: InstitutPertanian

Bogor

Subiyono.,M.A.Martsiningsih.,D.Gabriela.2016.Gambaran Kadar Glukosa Darah

Metode GOD-PAP (Glucose Oxsidase – Peroxidase Aminoantypirin)

Sampel Serum dan Plasma EDTA (Ethylen Diamin Terta

Acetat)Jurnal Teknologi Laboratorium Vol.5,

No.1.Yogyakarta:Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Wicaksono B.A.2014.Blok Endokrin Metabolisme NutrisiPemeriksaan Glukosa

Darah Dan Urin. Purwokerto:Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah
LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI DAN KIMIA KLINIK
PRAKTIKUM PENETAPAN KADAR GLUKOSA DALAM SERUM

Hari, Tanggal Praktikum : Jumat, 24 Mei 2019


Dosen Pengampu : IK. Putra Juliantara, S.Pd.,M.Si

A2C Farmasi Klinis


Ni Kadek Sulistya Dewi 171200214

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA BALI
DENPASAR
2019

Anda mungkin juga menyukai