Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM V

PATOLOGI DAN KIMIA KLINIK


URINALISIS

Dosen Pengampu:
I Gusti Putu Agus Ferry Sutrisna Putra, SST.,M.Si

Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 25 Juni 2019


Kelas A2C
Ni Kadek Sulistya Dewi (171200214)

PRAKTIKUM PATOLOGI DAN KIMIA KLINIK


PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS
INSTITUT ILMU KESEHATAN
MEDIKA PERSADA BALI
2019
PRAKTIKUM VI
URINALISIS
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan organoleptis sampel urin, yaitu
warna, bau, kekeruhan, adanya buih pada urin.
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kimia pada sampel urin dengan
alat urine analyzer.

II. PRINSIP PRAKTIKUM


II.1 Pemeriksaan Makroskopik
a. Warna Urin
Urin normal yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai sedikit
berkabut dan berwarna kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin.
Intensitas warna sesuai dengan konsentrasi urine. Urine encer hampir tidak
berwarna , urin pekat berwarna kuning tua atau sawo matang. (dwicandra,
2017).
b. Bau Urin
Ammonia merupakan senyawa yang ada didalam urin, yang bersifat
basa bila terkena sinar atau panas akan menimbulkan bau menyengat. Bau
ammonia tersebut berasal dari peruraian urea sebagai komponen bahan
organik terbanyak dalamurin oleh jasad renik menjadi energi dan gas NH 3.
(Mukaromah, 2010).
c. Buih Pada Urin
Bila dilakukan pengocokan pada sample urin maka akan timbul buih,
adanya buih juga dapat disebabkan karena adanya sejumlah besar protein
pada urin (proteinuria). Warna kuning pada buih disebabkan oleh pigmen
empedu (bilirubin) (Dwicandra, 2017).
d. Kekeruhan Pada Urin
Kekeruhan pada urine biasanya terjadi karena kristalisasi atau
pengendapan urat (dalam urin asam) atau pengendapan fosfat (dalam urin
basa) (Dwicandra, 2017).
II.2 Pemeriksaan Kimia
Pemeriksaan kimia menggunakan alat urin analyzer.Cara kerjanya
pertama dengan meletakan urin strip pada tray. Dari tray, strip diteruskan oleh
penggerak alat ke alat pembaca. Pada alat pembaca, terdapat LED yang
memancarkan cahaya dari panjang gelombang yang mengarah pada
permukaan tes pad. Cahaya LED yang mengenai pad terpantul dengan warna
yang terdapat pada pad dan tertangkap oleh detector. Disini panjang
gelombang yang diterima diperkuat dan difilter. Masing-masing cahaya telah
dikuatkan tersebut dilekompokan berdasarkan parameter dan diubah menjadi
sinyal analog menggunakan analog digital converter. Selanjutnya, kadar
analisa menggunakan mikro computer dan membandingkannya dengan cahaya
pada reverensi (Aluf, 2013). Adapun kandungan yang dianalisis ada atau
tidaknya pada urin diantaranya:
1) Leukosit
2) Nitrit
3) Urobilinogen
4) Protein
5) pH
6) Blood
7) SG
8) Ket
9) Bil
10) Glu
III. DASAR TEORI
Sistem urinaria terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. `Sistem
inimembantu mempertahankan homeostasis dengan menghasilkan urin yang
merupakan hasil sisa metabolisme (soewoko, 2003). Dalam keadaan normal,
manusia memiliki 2 ginjal. Setiap ginjal memiliki sebuah ureter , yang
mengalirkan air kemih dari pelvis renalis (bagian ginjal yang merupakan
pusat pengumpulan air kemih) ke dalam kandung kemih. Air kemih mengalir
melalui uretra, meninggalkan tubuh melalui penis (jantan) dan vulva (betina).
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang dieksresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Ekskresi urin diperlukan unutk membuanga molekul-molekul sisa dalam darah
yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh (Ismail,
2012 : 103)
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau
obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat
yang “kotor”. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari
ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan
mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing
yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir tidak berbau
ketika keluar dari tubuh. Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh,
bakteri akan mengkontaminasi urin dan mengubah zat-zat di dalam urin dan
menghasilkan bau yang khas,terutama bau amonia yang dihasilkan dari urea
(wella 1965).
Urin mempunyai Ph yang bersifat asam , yakni rata-rata 5,5- 6,5 . jika
didapatkan Ph yang relative basa kemungkinan terdapat infeksi oleh bakteri
pemecah urea , sedangkan jika Ph yang terlalu asam kemungkinan terdapat
asidosis pada tubulus ginjal atau ada batu asam urat. (Purnomo.2009)
Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan
diagnosisinfeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis
penyakit ginjal,memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan
tekanan darah tinggi (hipertensi),dan skrining terhadap status kesehatan umum.
Pemeriksaan kimia dengan alat Urin Analyzer digunakan dengan cara
sebagai berikut dimana strip uji ditempatkan pada baki geser, lalu motor
penggerak bergerak kedalam alat pembaca. Analisa pad membaca referensi,
diikuti oleh masing-masing dari bagian uji pada strip. Alat pembaca berisi LED
yang memancarkan cahaya pada berbagai macam panjang gelombang.Pembacaan
dilakukan secara ‘electro-optically’ yang dilakukan sebagai berikut:LED
memancarkan cahaya dari panjang gelombang yang ditetapkan ke permukaan test
pad pada sudut optimal. Lampu yang mengenai ‘test zone’ (zona uji) terpantul
secara proporsional dengan warna yang dihasilkan pada test pad dan ditangkap
oleh detektor.Sebuah phototransistor diposisikan tepat di atas zona uji.
Phototransistor mengirimkan sebuah sinyal listrik analog ke A / D converter, yang
berubah ke bentuk digital. Mikroprosesor kemudianmengkonversi pembacaan
digital menjadi nilai reflektansi relatif dengan mengacu pada standar kalibrasi
(Aluf, 2013).
Akhirnya, sistem membandingkan nilai reflektansi dengan batas jangkauan
yang ditetapkan (reflektansi nilai-nilai yang diprogram ke dalam analisa untuk
setiap parameter) dan output hasil semi-kuantitatif. Setiap pad tes membaca
photometrically sekitar 55-65 detik. Dalam sampel urin yang sangat basa, Urine
Analyzer secara otomatis mengoreksi hasil tes berat jenis (Aluf, 2013).

Berikut ini adalah daftar prinsip-prinsip uji spesifik untuk setiap parameter
menurut Aluf, 2013:
1. Berat Jenis: Dengan adanya kation, proton yang dilepaskan oleh zat
pengompleks dalam pad tes. Indikator bromthymol biru perubahan dari biru
melalui biru-hijau ke kuning.
2. Uji pH: pad pengujian berisi indikator metil merah dan bromthymolbiru.
Indikator-indikator ini memberikan perbedaan warna yang jelas pada rentang
pH dari 5 sampai 9.1, Dua warna berkisar dari oranye ke kuning dan hijau ke
biru.
3. Uji Leukosit: leukosit granulocytic mengandung esterases yang mengkatalisis
hidrolisis dari suatu indoxylcarbonic asam ester menjadi indoxyl. Indoxyl yang
terbentuk bereaksi dengangaram diazonium untuk menghasilkan warna ungu.
4. Uji Nitrit: Nitrit, jika ada, akan bereaksi dengan amina aromatik untuk
memberikan garam diazonium, lelu terangkai dengan senyawa lebih lanjut,
menghasilkan pewarna merah-ungu azo.
5. Uji Protein: Tes ini didasarkan pada perubahan warna indikator 3 ', 3 ",5', 5"-
tetrachlorophenol-3, 4, 5, 6-tetrabromosulfophthalein dengan adanya protein.
Reaksi positif ditunjukkan dengan perubahan warna dari kuning ke hijau muda
atau hijau.
6. Uji Glukosa: deteksi Glukosa didasarkan pada metode enzymatic glucose
oxidase/peroxidase (GOD/POD) atau oksidasi /peroksidasi glukosa enzimatik
Reaksi oksidasi glukosa memanfaatkan enzim untuk mengkatalisis
pembentukan asam gluconic dan peroksida hidrogen dari oksidasi glukosa.
Selanjutnya, enzim kedua, peroksidasi,mengkatalisis reaksi hidrogen peroksida
dengan chromogen tetramethylbenzidine untuk membentuk kompleks pewarna
hijau. Reaksi positif ditunjukkan dengan perubahan warna dari kuning ke hijau
7. Uji Keton: Berdasarkan prinsip Legal’s Test, natrium nitroprussidedan glisin
bereaksi dengan asetoasetat dan aseton dalam media alkali untuk membentuk
kompleks pewarna ungu.Hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna
dari krem ke ungu.
8. Uji Urobilinogen: Urobilinogen digabungkan dengan 4-methoxybenzene-
diazonium-tetrafluoroborate dalam asam media untuk membentuk zat warna
azo merah.
9. Uji Bilirubin: Deteksi bilirubin berdasarkan pada reaksi penggabungan dari
garam diazonium dengan bilirubin dalam suatu asam menengah. Reaksi
menghasilkan warna merah muda menjadi merah-ungu sebanding dengan
konsentrasi totalbilirubin (Beberapa pengguna dapat menggambarkan ini
sebagai krem pada warna persik.)
10. Uji Darah: Hemoglobin dan mioglobin, jika ada, mengkatalisisoksidasi
indikator dengan peroksida organik terkandung dalam tes pad. Eritrosit
hemolisis utuh pada tes pad dan hemoglobin membebaskan hemoglobin yang
menghasilkan suatu titik hijau. Karena test pad menyerap beberapa microliter
urin, eritrosit akan lebih terlihat. Pada set yang terpisah dari blok warna yang
mewakili eritrosit dan hemoglobin. Titik hijau tersebar atau dipadatkan pada
pad tes kuning adalah indikasi dari eritrosit utuh, atau mioglobin.
Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentang ginjal
dan saluran urin, tetapi juga mengenai faal berbagai organ dalam tubuh, maka
sangat penting sekali untuk memilih sampel urin sesuai dengan tujuan
pemeriksaan (Gandasoebrata, 2004)
IV. ALAT DAN BAHAN
IV.1 Alat
 Tabung reaksi
 Urine analyzer
 Tes strip
 Alat tulis

IV.2 Bahan
 Urine Mahasiswa

V. PROSEDUR KERJA MAKROSKOPIS DAN KIMIA

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dan nyalakan alat
urine analyzer
Sekitar 100 ml urine mahasiswa dimasukan ke dalam tabung
reaksi amati warna, bau, dan kejernihanya

Ambil tes strip sebanyak 1 strip kemudian masukan kedalam


tabung reaksi yang telah terisi urine mahasiswa

Setelah tes strip dimasukan, tes strip dikeringkan pada tissue


selama kurang lebih 10 detik

Kemudian tes strip yang telah dikeringkan, dibaca dengan alat


urine analyzer
HASIL PRAKTIKUM
6.1 Pemeriksaan Makroskopik
a. sampel I
1. Warna urine = Kuning muda
2. Buih pada urine = Tidak berbuih
3. Kekeruhan pada urine = Jernih/ tidak keruh

6.2 Pemeriksaan Kimia


1. Leukosit = 1+ 70Leu/uL
2. Nitrit =- neg
3. Urobilinogen = +- 17 umol/L
4. Protein =- neg
5. pH = 6.0
6. Blood (eritrosit) =- neg
7. SG (specific gravity) = 1.020
8. Ket =- neg
9. Bil =- neg
10. Glu =- neg
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan praktikum uinalisis dengan tujuan untuk
dapat melakukan pemeriksaan organoleptis sampel urin, yaitu warna, bau,
kekeruhan, adanya buih pada urin dan dapat melakukan pemeriksaan kimia pada
sampel urin dengan alat urine analyzer. Sampel yang digunakan pada praktikum
ini adalah sampel urin pagi mahasiswa. Pada pemeriksaan makroskopis dan
pemeriksaan kimia dengan alat urine analyzer memiliki prinsip dalam
pengerjaannya.
Urine merupakan zat-zat sisa dari metabolisme yang dikeluarkan oleh
tubuh. Urin merupakan hasil filtrasi dari glomerulus yang terdapat pada ginjal.
Urinalisis berguna untuk mendiagnosis penyakit ginjal atau infeksi saluran kemih
dan untuk mendeteksi adanya penyakit metabolik yang tidak berhubungan dengan
ginjal. Urin memiliki fungsi utama ntuk membuang zat-sisa seperti racun, obat-
obatan dari dalam tubuh. Sistem urin adalah organ yang memproduksi,
menyimpan, dan mengalirkan urin
Prinsip pada pemeriksaan makroskopis atau organoleptis yaitu warna urin,
urin normal yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai sedikit berkabut dan
berwarna kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin. Intensitas warna sesuai
dengan konsentrasi urine (Putri, 2017). Bau urin, ammonia merupakan senyawa
yang ada didalam urin, yang bersifat basa bila terkena sinar atau panas akan
menimbulkan bau menyengat (Mukaromah, 2010). Buih pada urin, bila dilakukan
pengocokan pada sample urin maka akan timbul buih, adanya buih juga dapat
disebabkan karena adanya sejumlah besar protein pada urin (proteinuria). Warna
kuning pada buih disebabkan oleh pigmen empedu (bilirubin) (Putri, 2017) dan
kekeruhan pada urin, kekeruhan pada urine biasanya terjadi karena kristalisasi
atau pengendapan urat (dalam urin asam) atau pengendapan fosfat (dalam urin
basa) (Putri, 2017).
Pada pemeriksaan maksroskopis pada 3 sampel, dari bau diperoleh bau
yang khas, pada 2 sampel urine warnanya sama yaitu kuning muda sedangkan
pada sampel urin 1 diperoleh warna yang jernih kekuningan, dari warna tersebut
kita dapat melihat bahwa sampel urine tersebut berada dalam keadaan normal,
karena pada literature dinyatakan bahwa wrna urine normal dari kuning muda
hingga kuning.
Pada pemeriksaan kimiawi sampel urine diuji dengan menggunakan alat
uji urin analyzer, sampel disiapkan dalam wadah kemudian dicelupkan dengan
menggunakan kertas strip yang khusus digunakan untuk uji kimiawi kemudian
strip tersebut di keringkan dengan menggunakan tisu secara perlahan, lalu kertas
strip tersebut diletakan pada mesin urine alayzer untuk dilakukan pengujian
kimiawi, setelah beberapa detik hasil dibaca oleh mesin lalu hasil tersebut terprint
langsung. Dari ketiga sampel yang diuji diperoleh hasil yang normal
DARFTAR PUSTAKA

Aluf. 2013. Prinsip Kerja Urine Analyzer. Yogyakarta. Universitas Sanata

Dharma.

Gandasoebrata 2006. Penuntun Labratorium Klinik. PT. Dian Rakyat.

Ismail, G 2012. Sehat Tanpa Obat. Grasindo. Jakarta

Putri, D. W. B. 2017. Petunjuk Praktikum Patologi dan Kimia Klinik.

Denpasar: Institut Ilmu Kesehatan Medika Persada.

Soewoko, 2003. Fisiologi Manusia. Malang: Jurusan Pendidikan Biologi

FMIPAUniversitas Negri Malang.

Wella, B, B. 1965. Clinic Pathology Application and Interpretasion Third Edition.

USA :WB Saunders Company.

Anda mungkin juga menyukai