Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi adalah anak yang baru lahir sampai ia berumur satu tahun dan
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan
perkembangan adalah dua proses yang sangat berbeda tapi satu sama
lainnya tidak bisa berdiri sendiri. Keduanya memiliki ikatan, terjadinya
secara simultan, dan saling berkesinambungan dari masa konsepsi sampai
ia dewasa ( Tanuwidjaya, 2008).

Pertumbuhan dan perkembangan pada bayi di pengaruhi oleh factor


eksternal dan factor interna. Salah satu factor tersebut adalah gizi. Gizi
menjadi sangat dominan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
pada awal kelahiran sampai berusia 12 bulan. Gizi yang sangat dibutuhkan
oleh bayi dapat dipenuhi dengan pemberian ASI secara eksklusif dari bayi
tersebut berumur 0 bulan sampai 6 bulan. (Moersintowati,N,. 2008)

Yang dimaksud ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI, tanpa
diberi tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh,
bahkan air putih sekalipun. Selain tidak mendapatkan cairan tambahan bayi
juga tidak diperbolehkan mendapatkan tambahan makanan padat seperti
papaya, bubur susu, biscuit, nasi tim dan lain-lain (Utami Roesli, 2010)

ASI merupakan pilihan gizi paling optimal untuk pertumbuhan dan


perkembangan bayi sebagai pemberian makan pada bayi karna
mengandung banyak sekali nutrisi, hormone, factor, kekebalan atau
antibody, factor pertumbuhan dan antiinflamasi pada bayi. Bayi yang
berumur 0-6 bulan sesuai rekomendasi World Health Organization (WHO)
pada tahun 2001 bahwa bayi hanya memerlukan ASI saja tanpa cairan
2

tambahan dan makanan tambahanpadat apapun yang disebut dengan ASI


eksklusif ( Lissaeur, T. 2009)
Bayi yang sudah mendapatkan makanan pendamping seperti cairan
tambahan dan makanan padat lainnya disebjut sebagai ASI non – eksklusif.
Beberapa penelitian di luar negeri telah di lakukan sehubungan dengan
pemberian ASI terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi.
Penelitian di Baltimore, Washington didapatkan bahwa bayi yang diberikan
ASI secara eksklusif berat badannya tidak terlalu memiliki perbedaan yang
signifikan dengan bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif dan tidak
cenderung obesitas dibandingkan Bayi yang tidak mendapatkan ASI non –
eksklusif. (Tikoalu, 2008)

Karena itu juga perlu di lakukan peningkatan penggunaan ASI. Karna ASI
mengandung zat antibody yang sangat penting untuk kekebalan tubuh bayi.
Dari hasil penelitian juga membuktikan bahwa pemberian ASI Eksklusif
dapat melindungi tubuh dari infeksi, seperti infeksi telinga dan meningitis.
Pemberian susu formula dari botol susu juga hampir sama dengan menanam
bibit penyakit ke bayi, karena di Indonesia fasilitas air bersih sedikit sekali
didapatkan oleh rakyat Indonesia. Selain itu juga susu yang tidak habis dan
disimpan di lemari es dapat digunakan tidak lebih dari 5 jam saja. Hal itulah
yang menyebabkan banyak terjadi kasus diare pada bayi yang diberikan
susu formula. ( Arisman, 2010).

Kualitas pertumbuhan dan perkembangan bayi di Indonesia perlu


mendapatkan perhatian khusus seperti pemberian gizi yang optimal, juga
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Untuk mencapai
hasil tersebut, Global Strategy for infant dan young child feeding, WHO
(World Healthy Organization) telah membuat rekomendasi 4 hal yang harus
di laukan ibu untyuk mengoptimalkan tumbuh kembang anaknya yaitu :
Pertama, Pemberian ASI segera setelah 30 menit bayi tersebut lahir.
3

Kedua, pemberian ASI eksklusif sejak bayi lahir sampai berusia 6 bulan
tanpa susu formula. Ketiga, pemberian MP-ASI atau makanan pendamping
ASI saat bayi berusia 6 bulan sampai dengan usia 24 bulan, dan Keempat,
tetap memberikan ASI sampai dengan bayi berumur 24 bulan atau lebih.
(WHO/UNICEF, 2011)

Menurut Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 dan Undang – Undang


Kesehatan No 36 Tahun 2009 Pasal 128 dan Pasal 129 menjelaskan bahwa
pemberian ASI eksklusif adalah menyusui bayi segera setelah lahir, hanya
ASI saja tanpa makanan dan minuman lain sampai bayi berumur 6 bulan.

Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2018 jumlah


bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif adalah sebanyak 51,5% pada saat
yang sama jumlah bayi yang mendapatkan asi eksklusif dibawah 6 bulan
yang diberi susu formula sebanyak 15,5%. Angka pencapaian ASI
Eksklusif bayi umur 0-6 bulan di provinsi jawa barat pada tahun 2017 baru
mencapai 53,0% dan di Kabupaten Karawang adalah 63,76%. (Dinas
Kesehatan Provinsi Jabar, 2017)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Salsabila (2010), bahwa ada


perbedaan status gizi bayi usia 6-12 bulan yang diberi ASI Eksklusif dengan
bayi yang diberi susu formula lebih baik dibandingkan dengan anak yang
diberikan ASI sedangkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Dyah
(2008) menyatakan bahwa Growth Faltering ( Goncangan Pertumbuhan
pada Bayi ) dapat dicegah dengan pemberian ASI Eksklusif dan menurut
Eva Latifah et al (2010), yang meneliti tentang “pemberian ASI dan
stimulasi psiko-sosial terhdapa perkembangan social – emosi anak balita
pada ibu yang berkerja dan yang tidak berkerja” salah satu hasil
penelitiannya menyimpulkan bahwa lama pemberian ASI tidak
mempengaruhi perkembangan social emosi anak.
4

Kurangnya pengetahuan ibu tentang betapa pentingnya ASI eksklusif dan


keunggulan serta manfaat ASI Eksklusif, kurangnya pengetahuan tentang
pengertian dan keterampilan dalam menyusui, kurang nya rasa percaya diri
dan dukungan dari keluarga serta lingkungan membuat ibu mudah
terpengaruh oleh susu formula ketimbang memberikan ASI Eksklusfi pada
anaknya. Kepercayaan bahwa susu formula dapat membawa lebih banyak
manfaat ketimbang ASI Eksklusi adalah pandangan yang sangat salah untuk
perkembangan dan pertumbuhan bayi sehingga sekarang lebih banyak ibu
yang memilih untuk memberikan anaknya susu formula ketimbang
memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya. (Soetjiningsih, 2002).

Dari fenomena di Desa Jomin Timur, dimana masih banyak ibu yang lebih
memilih untuk memberikan susu formula daripada memberikan ASI
eksklusif. Sehubungan dengan besarnya manfaat ASI terhadap
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi, maka penulis tertarik untuk
melihat gambaran pada perbedaan tumbuh kembang bayi usia 6 bulan yang
diberikan ASI Eksklusif dan Susu Formula. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui perbedaan tumbuh kembang pada bayi usia 6 bulan yang
diberikan ASI Eksklusif dan bayi yang diberikan susu formula.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, di Desa Jomin Timur, Cikampek masih
banyak ibu yang memberikan susu formula pada saat bayi berusia dibawah
6 bulan. Sekitar 15,5% ibu memberikan susu formula pada saat bayi nya
berumur dibawah 6 bulan. Sisanya sekitar 18,7% bayi diberi susu formula
pada saat berusia 0-3 bulan dan 12,4% bayi yang mendapatkan asi eksklusif
di Desa Jomin Timur, Kec. Cikampek.
5

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan tumbuh kembang antara bayi usia 6 bulan yang
diberi ASI eksklusif dan susu formula
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui alasan mengapa ibu yang lebih memilih memberikan
susu formula daripada memberikan asi eksklusif pada bayi nya
b. Mengetahui karakteristik perbedaan tumbuh kembang bayi yang
diberi susu formula dan asi eksklusif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan
c. Mengetahui perbedaan berat badan bayi yang diberi ASI Eksklusif
dan bayi yang mendapatkan susu formula
d. Mengetahui perbedaan tinggi badan bayi dengan asi eksklusif dan
bayi dengan susu formula usia 6 bulan

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Meningkatkan pengetahuan tentang perbedaan bayi usia 6 bulan yang
mendapatkan ASI Eksklusif dan bayi 6 bulan yang tidak mendapatkan
ASI Eksklusif atau mendapatkan susu formula. Dapat menambah
pengalaman dan meningkatkan pengetahuan serta merupakan bentuk
pengaplikasian ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan
mengenai pertumbuhan dan perkembangan manusia.
2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi
sekaligus sebagai masukan bagi peran sebagai ibu dalam pembangunan
kesehatan secara umum, maupun secara khusus terutama mengenai
pemberian ASI Eksklusif yang optimal yaitu dari usia 0-6 bulan.
Artinya pemberian ASI yang tidak di tambah dengan cairan atau
makanan padat yang lainnya.
6

3. Bagi Pengembang Keilmuan


Juga diharapkan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan penyuluhan
kepada ibu agar bayi-bayi menjadi sehat dengan upaya pemberian ASI
Eksklusif selama 6 bulan tanpa tambahan cairan atau makanan padat
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai