Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun maksud pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas yang
diberikan dalam mata kuliah ‘’KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I’’. Dengan
selesainya makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing
kami, yang telah memberikan masukan dan sarannya di setiap pertemuan.
Akhirnya penyusun mohon maaf apabila ada suatu kekurangan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Pekanbaru, 25 November 2018

KELOMPOK 4

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1


DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 3
1.2 Tujuan ........................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hipertensi .................................................................................................... 4
2.2 Penyebab Hipertensi ..................................................................................................... 5
2.3 Patofisiologi Hipertensi ................................................................................................ 7
2.4 Tanda dan Gejala Hipertensi ......................................................................................... 9
2.5 Penatalaksanaan Hipertensi .......................................................................................... 9
2.6 Komplikasi Hipertensi .................................................................................................. 10
2.7 Pengobatan Hipertensi .................................................................................................. 10
2.8 Cara Mencegah Hipertensi ............................................................................................ 12
2.9 Asuhan Keperawatan Hipertensi................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 20
3.2 Saran ............................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tekanan darah tinggi/hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan


tekanan darah secara kronis (jangka waktu lama).Penyakit ini adalah salah stu jenis penyakit
yang sangat berbahaya.
Penderita hipertensi di dunia saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 800 juta orang.
Sebanyak 10-30 % dari jumlah penduduk dewasa hampir di setiap Negara.Berdasarkan data
Lancet (dalam McMarthy, 2010), jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus
meningkat. Di India, penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan
diperkirakan 107,3 juta orang pada tahun 2025. Di China, 98,5 juta orang dan bakal jadi
151,7 juta orang pada tahun 2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta penderita
hipertensi pada tahun 2000 dan diperkirakan menjadi 67,4 juta orang tahun 2025. Di
Indonesia, mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi.(wir-
nursing.blogspot.com/2011/04/antara-kopi-rokok-dan-tekanan-darah.html) Di Indonesia
banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan
hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari
sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat
karena tidak menghindari dan tidak mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan
hipertensi esensial.
Hari hipertensi di dunia diperingati setiap tanggal 17 Mei. Tanggal ini ditetapkan oleh
WHO sejak 2005.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui hipertensi
2. Untuk mengetahui penyebab hipertensi
3. Untuk mengetahui patofisiologi hipertensi
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala hipertensi
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan hipertensi
6. Untuk mengetahui komplikasi hipertensi
7. Untuk mengetahui pengobatan hipertensi
8. Untuk mengetahui pencegahan hipertensi
9. Untuk mengetahui askep hipertensi

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PengertianHipertensi

Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah didalam
arteri. Secara umum hipertensi merupakan suatu keadaan tanpag ejala, dimana tekanan yang
abnormal tinggi didalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, gagal
jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan tekanan darah akan
didapat dua angka. Angka yang lebih tingggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi
(sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).
(Ruhyanudin, Faqih, 2007).

Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau lebih
dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996). Hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG
(Luckman Sorensen,1996). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih.
(Barbara Hearrison 1997). Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari 140 mmHg dan
diastolic lebih dari 90 mmHg. Pada Usila : peningkatan tekanan sistolik diatas 160 mmHg
dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg

KlasifikasiTekananDarahpada Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Orang DewasaKategori
Optimal < 120 mmHg < 80 mmHg
Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
(hipertensiringan) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium 2
(hipertensisedang) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium 3 210 mmHg ataulebih 120 mmHg ataulebih
(hipertensiberat)
Stadium 4

4
(hipertensimaligna)

2.2PenyebabHipertensi

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar


yaitu: (Lany Gunawan, 2001)
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi,
sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder.
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.

1. Hipertensi Primer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai
respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa
faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan darah
meningkat.
c. Stress Lingkungan.
d. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua sertapelabaran
pembuluh darah.

5
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan – perubahan
pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data


penelitian telah menemukanbeberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.
Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
b. Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
c. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )

3. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
a. Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
b. Kegemukan atau makan berlebihan
c. Stress
d. Merokok
e. Minum alkohol
f. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin)

6
2. Hipertensi Sekunder
Penyebab hipertensi sekunder adalah :
a. Ginjal
1) Glomerulonefritis
2) Pielonefritis
3) Nekrosis tubular akut
4) Tumor

b. Vascular
1) Aterosklerosis
2) Hiperplasia
3) Trombosis
4) Aneurisma
5) Emboli kolestrol
6) Vaskulitis

c. Kelainan endokrin
1) DM
2) Hipertiroidisme
3) Hipotiroidisme

d. Saraf
1) Stroke
2) Ensepalitis

e. Obat – obatan
1) Kontrasepsi oral
2) Kortikosteroid

2.3 Patofisiologi Hipertensi


Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia

7
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah.
Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler.
Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi untuk pertimbangan
gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer
bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan
tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi
dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume
sekuncup), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Brunner & Suddarth, 2002).

8
2.4 TandadanGejalaHipertensi
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Menurut : Edward K Chung,
1995 )
1. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Selain itu tanda dan gejala yang dimiliki pasien hipertensi adalah :
1. Kepala pusing
2. Gemetar
3. Sering marah – marah
4. Jantung berdebar-debar
5. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
6. Keringat berlebihan
7. Gangguan penglihatan
8. Rasa beratditekuk
9. Sukar tidur

2.5 Penatalaksanaan Hipertensi


Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan
darah dibawah 140/90 mmHg.Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi
dua jenis penatalaksanaan:
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1) Diet. Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darahdibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar
adosteron dalam plasma.
2) Aktivitas. Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau
berenang.

9
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau
pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulakn intoleransi.
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan
diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium, golongan penghambat konversi
rennin angitensin.

2.6 Komplikasi
Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada
hipertensi essensial. kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul
gejala setelah komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata,otak, dan jantung.
gejala-gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing, migrain sering ditemukan sebagai
gejala klinis hipertensi essensial.
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah: gangguan
penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung,gangguan fungsi ginjal, gangguan serebral (otak),
yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan
kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma, sebelum bertambah parah dan terjadi
komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan pencegahan dan
pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan. beberapa kasus
hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. seperti kurang olah raga, stress,
minum-minuman, beralkohol, merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu
diqwaspadai. pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat disarankan
karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi.
2.7 Pengobatan Hipertensi
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

10
a. Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah
sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-
kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan,
pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan
efek pengobatan yang lebih baik.
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
1. Diet rendah garam, kolesterol, lemak jenuh
2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
b. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologi)
1. Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh
(lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang
mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obatannya
adalah Hidroklorotiazid.
2. Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf
yang bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah : Metildopa,
Klonidin dan Reserpin.
3. Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya
pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah
diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh
obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol.
4. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi
otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah :
Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari
pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.
5. Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat
Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).

11
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang
mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
6. Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah :
Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul
adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
7. Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II
pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-
obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek
samping yang mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual.
Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko
terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
2.8 Cara Mencegah Hipertensi
Cara yang tepat untuk mencegah hipertensi yaitu :
1. Tidak merokok karena nikotin dalam rokok dapat mengakibatkan jantung
berdenyutlebihcepat dan menyempitkan pembuluh darah kecil yang menyebabkan
jantungterpaksamemompa lebih kuat untuk memenuhi keprluan tubuh kita
2. Kurangi konsumsi garam karena garam berlebih dalam darah dapat
menyebabkanlebihbanyak air yang disimpan dan ini mengakibatkan tekanan darah
menjadi tinggi
3. Kurangi lemak, lemak yang berlebih akan terkumpul di sekeliling pembuluh
darahdanmenjadikannya tebal dan kaku
4. Pertahankan berat badan ideal
5. Olahraga secara teratur
6. Hindari konsumsi alkohol
7. Konsumsi makanan sehat,rendah lemak,kaya vitamin dan mineral alami

2.9 AsuhanKeperawatanPadaPasienHipertensi
1. Pengkajian
1. Aktivitas/ Istirahat
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.

12
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit
cebrocaskuler, episode palpitasi.

Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi, murmur
stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi
perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.
3. Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple(hubungan, keuangan,
yang berkaitan dengan pekerjaan.

Tanda : Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan meledak, otot
muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit ginjal pada
masa yang lalu).
5. Makanan/cairan
Gejala: Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol,
mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan
diuretic

Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.


6. Neurosensori
Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital (terjadi saat
bangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur,epistakis).

Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses piker,
penurunan keuatan genggaman tangan.
7. Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakit kepala.
8. Pernafasan
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,ortopnea,dispnea, batuk
dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.

Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas tambahan


(krakties/mengi), sianosis.

13
9. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

2. Diagnosa Dan Rencana Keperawatan


Diagnosa keperawatan yang muncul dan Rencana Keperawatan pada Klien dengan
Hipertensi adalah :
1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
2) Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
3) Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan
gangguan sirkulasi
4) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit dan perawatan diri
5) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi in
adekuat, keyakinan budaya, pola hidup monoton.
6) Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tidak efektif,
harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistik.

3. IntervensiKeperawatan
Tujuan dan
No. Diagnosa Intervensi
Kriteria Hasil
1. Resiko tinggi Tujuan : 1. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan
terhadap penurunan Afterload tidak tehnik yang tepat.
curah jantung meningkat, tidak 2. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
berhubungan dengan terjadi vasokonstriksi, 3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
peningkatan afterload, tidak terjadi iskemia 4. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian
vasokonstriksi, miokard. kapiler.
iskemia miokard, Kriteria Hasil : 5. Catat edema umum.
hipertropi ventricular Berpartisipasi dalam 6. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
aktivitas yang 7. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat
menurunkan TD, ditemapt tidur/kursi.
mempertahankan TD 8. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai
dalam rentang yang kebutuhan.

14
dapat diterima, 9. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan
memperlihatkan leher.
irama dan frekuensi 10. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas
jantung stabil. pengalihan.
11. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan
darah.
12. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai
indikasi.
13. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai
indikasi.
2. Nyeri ( sakit kepala ) Tujuan : 1. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit
berhubungan dengan Tekanan vaskuler penerangan.
peningkatan tekanan serebral tidak 2. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
vaskuler serebral. meningkat 3. Batasi aktivitas.
Kriteria Hasil : 4. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.
Pasien 5. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.
mengungkapkan tidak 6. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti
adanya sakit kepala kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan
dan tampak nyaman. imajinasi, hindari konstipasii.

3. Potensial perubahan Tujuan : 1. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur
perfusi jaringan: sirkulasi tubuh tidak 2. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur,
serebral, ginjal, terganggu duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia
jantung berhubungan Kriteria Hasil : 3. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan
dengan gangguan Pasien 4. Amati adanya hipotensi mendadak
sirkulasi mendemonstrasikan 5. Ukur masukan dan pengeluaran
perfusi jaringan yang 6. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan
membaik seperti 7. Ambulasi sesuai kemampuan; hibdari kelelahan
ditunjukkan dengan :
TD dalam batas yang
dapat diterima, tidak
ada keluhan sakit
kepala, pusing, nilai-

15
nilai laboratorium
dalam batas normal.
Keluaran urin 30 ml/
menit ada tanda-tanda
vital stabil.
4. Kurangnya Tujuan : 1. Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan
pengetahuan Klien terpenuhi dalam prosedur.
berhubungan dengan informasi tentang 2. Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh
kurangnya informasi hipertensi dengan stress.
tentang proses Kriteria Hasil : 3. Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu
penyakit dan Pasien pemberian, tujuan dan efek samping atau efek toksik.
perawatan diri mengungkapkan 4. Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas
pengetahuan dan tanpa pemeriksaan dokter.
ketrampilan 5. Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit
penatalaksanaan untuk dilaporkan dokter : sakit kepala, pusing, pingsan,
perawatan dini. mual dan muntah.
Melaporkan 6. Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan
pemakaian obat- stabil.
obatan sesuai pesanan 7. Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan
mengangkat berat.
8. Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium
sesuai pesanan.
9. Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan
yang tepat, jumlah yang diperbolehkan, pembatasan
seperti kopi yang mengandung kafein, teh serta alcohol.
10. Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan
penahanan.

5. Perubahan nutrisi Kriteria Hasil : 1. Kaji emahaman klien tentang hubungan langsung antara
kurang dari kebutuhan klien dapat hipertensi dengan kegemukan. (Kegemukan adalah resiko
tubuh berhubungan mengidentifikasi tambahan pada darah tinggi, kerena disproporsi antara
dengan intake nutrisi hubungan antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan
in adekuat, keyakinan hipertensi dengan dengan masa tumbuh).
budaya, pola hidup kegemukan, 2. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan

16
monoton menunjukan batasi masukan lemak,garam dan gula sesuai indikasi.
perubahan pola (Kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya
makan, melakukan / aterosklerosis dan kegemukan yang merupakan
memprogram olah predisposisi untuk hipertensi dan komplikasinya,
raga yang tepat secara misalnya, stroke, penyakit ginjal, gagal jantung,
individu. kelebihan masukan garam memperbanyak volume cairan
intra vaskuler dan dapat merusak ginjal yang lebih
memperburuk hipertensi).
3. Tetapkan keinginan klien menurunkan berat badan.
(motivasi untuk penurunan berat badan adalah internal.
Individu harus berkeinginan untuk menurunkan berat
badan, bila tidak maka program sama sekali tidak
berhasil).
4. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet.
(mengidentivikasi kekuatan / kelemahan dalam program
diit terakhir. Membantu dalam menentukan kebutuhan
inividu untuk menyesuaikan / penyuluhan).
5. Tetapkan rencana penurunan BB yang realistic dengan
klien, Misalnya : penurunan berat badan 0,5 kg per
minggu. (Penurunan masukan kalori seseorang sebanyak
500 kalori per hari secara teori dapat menurunkan berat
badan 0,5 kg / minggu. Penurunan berat badan yang
lambat mengindikasikan kehilangan lemak melalui kerja
otot dan umumnya dengan cara mengubah kebiasaan
makan).
6. Dorong klien untuk mempertahankan masukan makanan
harian termasukkapan dan dimana makan dilakukan dan
lingkungan dan perasaan sekitar saat makanan dimakan.
(memberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi yang
dimakan dan kondisi emosi saat makan, membantu untuk
memfokuskan perhatian pada factor mana pasien telah /
dapat mengontrol perubahan).
7. Intruksikan dan Bantu memilih makanan yang tepat ,

17
hindari makanan dengan kejenuhan lemak tinggi
(mentega, keju, telur, es krim, daging dll) dan kolesterol
(daging berlemak, kuning telur, produk kalengan,jeroan).
(Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol
penting dalam mencegah perkembangan aterogenesis).
8. Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi. (Memberikan
konseling dan bantuan dengan memenuhi kebutuhan diet
individual).
6. Inefektif koping Kriteria Hasil : 1. Kaji keefektipan strategi koping dengan mengobservasi
individu berhubungan Mengidentifikasi perilaku, misalnya : kemampuan menyatakan perasaan
dengan mekanisme perilaku koping dan perhatian, keinginan berpartisipasi dalam rencana
koping tidak efektif, efektif dan pengobatan. (Mekanisme adaptif perlu untuk megubah
harapan yang tidak konsekkuensinya, pola hidup seorang, mengatasi hipertensi kronik dan
terpenuhi, persepsi menyatakan mengintegrasikan terafi yang diharuskan kedalam
tidak realistic. kesadaran kehidupan sehari-hari).
kemampuan koping / 2. Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan,
kekuatan pribadi, kerusakan konsentrasi, peka rangsangan, penurunan
mengidentifikasi toleransi sakit kepala, ketidak mampuan untuk mengatasi
potensial situasi stress / menyelesaikan masalah. (Manifestasi mekanisme
dan mengambil koping maladaptive mungkin merupakan indicator marah
langkah untuk yang ditekan dan diketahui telah menjadi penentu utama
menghindari dan TD diastolic).
mengubahnya. 3. Bantu klien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan
kemungkinan strategi untuk mengatasinya. (pengenalan
terhadap stressor adalah langkah pertama dalam
mengubah respon seseorang terhadap stressor).
4. Libatkan klien dalam perencanaan perwatan dan beri
dorongan partisifasi maksimum dalam rencana
pengobatan. (keterlibatan memberikan klien perasaan
kontrol diri yang berkelanjutan. Memperbaiki
keterampilan koping, dan dapat menigkatkan kerjasama
dalam regiment teraupetik.
5. Dorong klien untuk mengevaluasi prioritas / tujuan

18
hidup. Tanyakan pertanyaan seperti : apakah yang anda
lakukan merupakan apa yang anda inginkan ?. (Fokus
perhtian klien pada realitas situasi yang relatif terhadap
pandangan klien tentang apa yang diinginkan. Etika kerja
keras, kebutuhan untuk kontrol dan focus keluar dapat
mengarah pada kurang perhatian pada kebutuhan-
kebutuhan personal).
6. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mulai
merencanakan perubahan hidup yang perlu. Bantu untuk
menyesuaikan ketibang membatalkan tujuan diri /
keluarga. (Perubahan yang perlu harus diprioritaskan
secara realistic untuk menghindari rasa tidak menentu
dan tidak berdaya).

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik ≥140mmHg


dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Penyakit in adalah penyakit yang berbahaya karena
merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hipertensi berdasarkan penyebabnya
dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi primer atau merupakan hipertensi dengan penyebab yang
tidak diketahui secara pasti. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh
penyebab spesifik tertentu, misalnya penyakit ginjal, penyakit endokrin atau karena penyakit
koartasio aorta.

3.2 Saran

Setelah membaca makalah ini kami berpesan kepada para pembaca :

1. Selalu menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan anugrah yang tak ternilai


harganya. Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
2. Selalu memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita. Makanlah
makanan yang bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh kita
3. Rajin berolahraga

20
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2014). http://www.kaskus.co.id/ /2018/11/22/hubungan-musik-dengan-fungsi-otak/

Djohan. (2006). Terapi Musik: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Galangpress

Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan Jilid I. Jakarta: EGC

Putra, Ristianto. (2012). http://musicforlife.co.id/news/musical-insight/efek-musik-pada-


tubuh-manusia

Ruhyanudin, Faqih. (2007). Buku Ajar Dengan Judul Asuhan Keperawatan Gangguan
Kardiovaskuler. Malang: UMM Press ISBN

Tambayong, Jan. (2000). Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

21

Anda mungkin juga menyukai