Anda di halaman 1dari 16

TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

6.1. Umum
Era globalisasi akan membawa dampak ganda, disatu sisi akan membuka
kesempatan kerjasama yang seluas-luasnya antar Negara dan disisi lain akan
membawa persaingan yang semakin ketat dan tajam, dimana nantinya akan
terjadi arus barang, jasa dan tenaga ahli yang melintas batas negara tanpa
hambatan dalam rangka memenangkan persaingan di pasar terbuka.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, peningkatan daya saing dan


keunggulan kompetitif di semua sektor industri dan sektor jasa menjadi
prioritas yang harus dilakukan, dengan mengandalkan Sumber Daya Manusia
(SDM) dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, manajemen, sikap
mental dan etos kerja yang tinggi.

Pengembangan sumber daya manusia di sektor Ketenagalistrikan berbasis


Kompetensi merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan, karena hal
tersebut sudah tercantum dalam Peraturan Pemerintah No.3 Tahun 2005 Pasal
21 ayat (9) yang menyatakan bahwa ”setiap tenaga teknik yang bekerja dalam
usaha ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat kompetensi”, dan hal ini sudah
sejalan juga dengan pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan.

Sertifikat kompetensi tersebut sangat penting, karena tenaga listrik mempunyai


potensi bahaya bagi keselamatan manusia sehingga pembangunan dan
pengoperasian instalasi tenaga listrik harus dilakukan oleh tenaga teknik yang
memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan. Pengembangan sumber
daya manusia melalui pelaksanaan sertifikasi kompetensi tenaga teknik
tersebut adalah untuk meningkatkan daya saing tenaga teknik kita di tingkat
internasional.
Tujuan dari sertifikasi tenaga teknik tersebut adalah :

pertama : untuk menunjang usaha ketenagalistrikan dalam mewujudkan


penyediaan tenaga listrik yang andal, aman, dan akrab
lingkungan serta efisien;
kedua : mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan pada usaha di
bidang ketenagalistrikan;
ketiga : mewujudkan peningkatan kompetensi tenaga teknik di bidang
ketenagalistrikan.

Sampai dengan saat ini tenaga teknik di bidang ketenagalistrikan yang telah
memiliki sertifikat kompetensi di Bidang Pembangjitan Tenaga Listrik sub
Bidang Operasi dan Pemeliharaan sudah mencapai 5.042 orang; di Bidang
Distribusi Tenaga Listrik sub Bidang Operasi dan Pemeliharaan 1.898 orang; di
Bidang Transmisi Tenaga Listrik sub Bidang Operasi dan Pemeliharaan 398
orang.

Peraturan-peraturan pelaksanaan di bidang Tenaga Teknik


Ketenagalistrikan meliputi :
a. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 Tentang Penyediaan dan
Pemanfaatan Tenaga Listrik
c. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
2052.K/40/MEM/2001 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik
Ketenagalistrikan
d. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
1273.K/30/MEM/2002 tentang Komisi Akreditasi Kompetensi
Ketenagalistrikan
e. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
1149.K/34/MEM/2004 tentang Keanggotaan Komisi Akreditasi Kompetensi
Ketenagalistrikan
f. Keputusan Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Nomor
1898/40/600.4/2001 tentang Persyaratan dan Tata Cara Akreditasi
Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
g. Keputusan Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Nomor
1899/40/600.4/2001 tentang Persyaratan dan Tata Cara Sertifikasi Tenaga
Teknik Ketenagalistrikan

Peraturan-peraturan ini menjadi dasar dalam melakukan kegiatan-kegiatan di


bidang standardisasi kompetensi ketenagalistrikan.

6.2. Standar Kompetensi


Berdasar pada berbagai referensi yang berkaitan dengan standar kompetensi,
dinyatakan bahwa standar kompetensi adalah peryataan tentang ketrampilan
dan pengetahuan serta sikap yang harus dimiliki oleh seseorang untuk
mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan unjuk kerja yang
dipersyaratkan.
Dengan dikuasainya kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang
bersangkutan akan mampu :
§ bagaimana mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan
§ bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat
dilaksanakan;
§ apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan
rencana semula;
§ bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan
masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.

6.2.1. Struktur Standar Kompetensi


Berdasar pada berbagai referensi dan pertimbangan keterbacaan
kemudahan dalam penggunaannya, disepakati struktur standar
kompetensi sebagai berikut :

STANDAR KOMPETENSI

Sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk


melaksanakan melakukan pekerjaan tertentu

UNIT KOMPETENSI

Merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan


yang mendukung tercapainya standar kompetensi

SUB KOMPETENSI

Merupakan sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan


yang mendukung ketercapaian unit kompetensi dan
merupakan aktivitasyang dapat diamati

KRITERIA UNJUK KERJA

Merupakan pernyataan sejauh mana sub


kompetensi yang dipersyaratkan tersebut terukur
berdasarkan pada tingkat yang diinginkan

PERSYARATAN UNJUK KERJA

Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks


dimana kriteria unjuk kerja tersebut diaplikasikan

ACUAN PENILAIAN

Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks


sebagai acuan dalam melaksanakan penilaian

Gbr. 6.1. Deskripsi Standar Kompetensi


1.2.2. Format Unit Kompetensi

Kode Unit
Terdiri dari berapa huruf dan angka yang disepakati oleh para pengembang
dan industri terkait
Judul Unit
Merupakan fugsi tugas/pekerjaan suatu unit kompetensi yang mendukung
sebagian atau keseluruhan standar kompetensi. Judul unit biasanya
menggunakan kalimat aktif yang diawali dengan kata kerja aktif.
Uraian Unit
Penjelasan singkat tentang unit tersebut berkaitan dengan pekerjaan yang
akan dilakukan
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Merupakan elemen-elemen yang Pernyataan-pernyataan tentang hasil
dibutuhkan untuk tercapainya unit atau output yang diharapkan untuk
kompetensi tersebut diatas (untuk setiap elemen/Sub Kompetensi yang
setiap unit biasanya terdiri dari 2 dinyatakan dalam kalimat pasif dan
hingga 6 Sub Kompetensi) terukur
Persyaratan Unjuk Kerja
Menjelaskan kontek unit kompetensi dengan kondisi pekerjaan unit yang
akan dilakukan, prosedur atau kebijakan yang harus dipatuhi pada saat
melakukan pekerjaan tersebut serta informasi tentang peralatan dan fasilitas
yang diperlukan
Acuan Penilaian
§ Menjelaskan prosedur penilaian yang harus dilakukan
§ Persyaratan awal yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit yang
dimaksud tersebut
§ Informasi tentang pengetahuan yang diperlukan terkait dan mendukung
tercapainya kompetensi dimaksud
§ Aspek-aspek kritis yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi
yang dimaksud
§ Pernyataan tentang jenjang/level kompetensi unit yang dimaksud
6.2.3. Kompetensi Kunci
Yang dimaksud dengan kompetensi kunci adalah kemampuan kunci
atau generik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau
pekerjaan. Kompetensi-kompetensi kunci tersebut diformulasikan ke
dalam unit-unit kompetensi, dimana jumlah dan komposisi kompetensi
kunci yang dibutuhkan tergantung dari tingkat kesulitan unit
kompetensi dimaksud.

Berdasarkan pada rangkuman dari referensi yang ada, dirumuskan


terdapat 7 (tujuh) kompetensi kunci sebagai berikut :
1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi
2. Mengkomunikasikan ide dan informasi
3. Merencanakan dan mengatur kegiatan
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok
5. Menggunakan ide dan teknik matematika
6. Memecahkan persoalan/masalah
7. Menggunakan teknologi

6.2.4. Jenjang/Level Unit Kompetensi


Level Kompetensi adalah pengelompokan unit-unit kompetensi
berdasarkan pada tingkat kesukaran atau kompleksitas serta tingkat
persyaratan yang harus dipenuhinya. Diskripsi level unit kompetensi
sebagai berikut :

Level 1
Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat rutin berdasar pada pemahaman
prosedur/instruksi kerja dibawah pengawasan atasan langsung.

Level 2
Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat rutin berdasar pada penerapan
prosedur/instruksi dan melaksanakan tugas dan pekerjaan yang
menuntut adanya :
§ Kemampuan penanggulangan masalah.
§ Kemampuan mengajukan gagasan kepada atasan.

Level 3
Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat rutin berdasar pada prosedur/instruksi
dan melaksanakan tugas dan pekerjaan yang menuntut adanya :
§ Kemampuan analisa masalah.
§ Kemampuan pemecahan masalah.
§ Kemampuan mengajukan gagasan kepada atasan.
§ Kemampuan koordinasi dan supervisi kepada bawahannya.

6.2.5. Pengelompokan Unit-Unit Kompetensi


Unit-unit kompetensi dapat dikelompokkan berdasar pada sifat
tugas/pekerjaan yang ditanganinya :

§ Unit Kompetensi Umum (General Units)


Pada kelompok ini tuntutan kemampuan bersifat mendasar dan
dibutuhkan pada hampir pada semua sub bidang pekerjaan pada
bidang pekerjaan tertentu (misal ketenagalistrikan), yang termasuk
dalam kelompok antara lain unit kompetensi yang mencakup
tentang :
- Keselamatan dan kesehatan kerja.
- Mengoperasikan komputer
- Menangani peralatan dan tempat kerja
- Membaca gambar
- Menggunakan hand & power tools
- Berkomunikasi di tempat kerja dan sebagainya
§ Unit Kompetensi Inti (Common Core Units)
Pada kelompok ini tuntutan kemampuan pada tingkat dasar dan
menengah dan dibutuhkan pada beberapa sub bidang pekerjaan
pada bidang pekerjaan tertentu (misal dibutuhkan untuk
pengoperasian pembangkitan listrik dengan penggerak diesel dan
dengan turbin gas atau pekerjaan pemeliharaan), yang termasuk
dalam kelompok ini antara lain unit kompetensi yang mencakup
tentang :
- Mengoperasikan panel pembangkit
- Memasang dan merawat pompa air sentrifugal
- Melakukan alignmen, dan sebagainya

§ Unit Kompetensi Berdasar Fungsi (Function Units)


Pada kelompok ini tuntutan kemampuan dibutuhkan pada spesifik
sub bidang pekerjaan pada bidang pekerjaan tertentu (misal hanya
berlaku/dibutuhkan untuk pengoperasian hidrogen plant atau
pekerjaan spesifik lainnya), yang termasuk dalam kelompok ini
antara lain unit kompetensi yang mencakup tentang :
- Merencanakan operasi HRSG
- Merawat dan meperbaiki steam economizer , dan sebagainya

6.2.6. Bidang dan Jenis Pekerjaan Ketenagalistrikan


Berdasar pada hasil identifikasi bidang dan jenis pekerjaan
ketenagalistrikan, diperoleh 5 (lima) bidang dan masing-masing
memiliki sub-bidang masing-masing untuk perencanaan, konstruksi,
operasi dan pemeliharaan serta inspeksi. Adapun rincian bidang dan
sub-bidang adalah sebagai berikut :

Bidang dan Sub Bidang Ketenagalistrikan

Jenis Jasa
Perencanaan Konstruksi Operasi & Inspeksi
Bidang pemeliharaan
Pembangkit V V V V
Transmisi V V V V
Distribusi V V V V
Instalasi V V V V
pemanfaatan
6.3. Kualifikasi Jabatan Berbasis Kompetensi
Kualifikasi menjelaskan penjejangan kualifikasi dalam bentuk keluasan dan
kedalaman pencapaian penguasaan seseorang atas pengetahuan hasil dari
proses sebuah program pendidikan dan pelatihan. Sedangkan kualifikasi
jabatan berbasis kompetensi merupakan pengelompokan kompetensi-
kompetensi sejenis yang dapat dikelompokkan dalam jabatan tertentu untuk
melaksanakan tugas pekerjaan berjenjang yang terlatih dan terdidik secara
komprehensif.

6.3.1. Level Kualifikasi Kompetensi


Level Kualifikasi Kompetensi adalah kelompok standar kompetensi
yang dipaketkan menjadi kesatuan dalam suatu tugas berdasarkan
pada kebutuhan organisasi/jabatan.
Sedangkan berdasarkan kualifikasi kompetensi dapat dikelompokkan
Level Kualifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan sebagai
berikut :

§ Level 1
Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat berulang dan biasa dilaksanakan
serta mempunyai ruang lingkup yang terbatas.

§ Level 2

Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan


tugas/pekerjaan yang bersifat sudah mapan dan biasa
dilaksanakan, lingkup cukup luas dan pilihan yang terbatas.

§ Level 3
Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat mampu menggunakan sejumlah
prosedur, untuk sejumlah konteks yang sudah biasa, dan lingkup
yang luas dan memerlukan keterampilan yang baku.

§ Level 4
Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat mampu menggunakan sejumlah
prosedur, dalam berbagai konteks yang sudah biasa maupun yang
tidak biasa, dan lingkup yang luas serta memerlukan keterampilan
penalaran secara teknis.

§ Level 5
Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat dengan pilihan-pilihan yang sangat
luas terhadap sejumlah prosedur yang baku dan tidak baku,
memerlukan banyak pilihan prosedur standar maupun non standar,
dalam konteks yang rutin maupun tidak rutin, dan lingkup yang luas
serta memerlukan keterampilan penalaran teknis khusus
(spesialisasi).

§ Level 6
Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat dengan pilihan-pilihan yang sangat
luas terhadap sejumlah prosedur yang baku dan tidak baku serta
kombinasi prosedur yang tidak baku, dalam konteks rutin dan tidak
rutin yang berubah-ubah sangat tajam, dan melakukan kegiatan
dalam lingkup yang sangat luas serta memerlukan keterampilan
penalaran teknis khusus.

§ Level 7
Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat melaksanakan kajian, penelitian dan
kegiatan intelektual secara mandiri di suatu bidang, menunjukkan
kemandirian intelektual serta analisis yang tajam dan komunikasi
yang baik, serta mampu menjelaskan secara sistematik dan
koheren atas prinsip-prinsip utama dari suatu bidang.

§ Level 8
Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat mampu merencanakan dan
melaksanakan proyek penelitian dan kegiatan intelektual secara
original berdasarkan standar-standar yang diakui secara
internasional, dan menunjukkan penguasaan suatu bidang.

§ Level 9
Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat mampu menyumbangkan
pengetahuan original melalui penelitian dan kegiatan intelektual
yang dinilai oleh ahli independen berdasarkan standar
internacional.

6.4. Pengujian Kompetensi dan Sertifikasi


6.4.1. Asesor/Penguji
Sesuai ketentuan yang berlaku maka pelaksanaan asesmen/pengujian
kompetensi tenaga teknik dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi yang
telah mempunyai tenaga asesor. Para asesor tersebut sebelumnya
harus mengikuti pelatihan sehingga mampu asesmen pengujian mulai
persiapan awal hingga penyusunan laporan akhir hasil pengujian.
Dalam pelaksanaan pengujian kompetensi direkomendasikan
dilaksanakan oleh lebih dari satu penguji yang secara umum masing-
masing telah memiliki kualifikasi sebagai penguji dalam bidang
ketenagalistrikan sesuai dengan kompetensi yang dikuasainya.

Persyaratan yang harus dimiliki oleh penguji antara lain:


§ semua penguji harus telah menguasai unit-unit kompetensi yang
akan diujikan.
§ semua penguji harus memiliki pengetahuan tentang pelaksanaan
dan peran bidang ketenagalistrikan yang berlaku saat ini.
§ semua penguji harus memiliki pengetahuan yang berlaku saat ini di
industri tentang unjuk kerja atau perfermonce yang diujikan.
§ semua penguji harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam
melaksanakan pengujian, yang meliputi: perencanaan,
penyelenggaraan dan pengkajian pengujian.

Penguji yang memenuhi persyaratan dilatih/mengajukan diri kepada


Lembaga Pengujian dan Sertifikasi/Departemen Teknis, untuk
memperoleh sertifikat sebagai penguji dan kepadanya diberikan
sertifikat sebagai penguji terdaftar (registered assessor) setelah
melalui pelatihan dan pengujian.

6.4.2. Prosedur Pengujian dan Penerbitan Sertifikat


Pengujian dilaksanakan di lokasi unit pembangkitan dan lamanya
tergantung jumlah tenaga teknik yang diuji. Materi uji adalah uji tertulis
(pengetahuan), uji ketrampilan (praktik) dan interview sesuai dengan
standar kompetensi yang diajukan. Para asesor umumnya terdiri dari 5
(lima) orang dan hasil uji akhir diajukan kepada komisi teknik lembaga
sertifikasi untuk disahkan. Disamping hasil uji tersebut juga dilakukan
monitoring unjuk kerja selama 3 (tiga) bulan setelah pengujian untuk
bahan penetapan penerbitan sertifikat kompetensi tenaga teknik
tersebut. Setiap sertifikat yang diterbitkan dicatatkan nomor
registrasinya di Ditjen LPE.

Selanjutnya dalam melakukan sertifikasi, skema-skema berikut ini


memberikan gambaran mengenai tata cara suatu proses
pemberlakuan standar kompetensi dan sertifikasi kompetensi tenaga
teknik di bidang ketenagalistrikan
Tenaga Teknik
Tenaga Teknik Tenaga Teknik
Belum Berpengalaman
Berpengalaman Warga Negara Asing

Lembaga Pelatihan

Lembaga Sertifikasi

Pengujian
Pemeriksaan
Administrasi

Lulus
Uji Ya Penilaian/Pengujian
Bidang Teknik
oleh Asesor
Tidak

Memenuhi Ya
Syarat dan Pemberian Sertifikat
Lulus Uji Kompetensi

Tidak

Gbr. 6.2. Proses Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Bidang


Ketenagalistrikan
6.5. Hasil Pelaksanaan di Bidang Standardisasi Tenaga Teknik
Ketenagalistrikan:

Tabel 6.1.
Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan

SUB BIDANG
PEREN KONST OPE PEMELI
KET INSPEKSI TOTAL
CANAAN RUKSI RASI HARAAN
BIDANG
S 0 0 83 262 0 345
PEMBANGKIT
ST 48 321 0 72 253 694
S 12 112 23 66 7 220
TRANSMISI SR 0 7 0 0 0 7
ST 20 9 5 31 14 79
S 15 32 37 51 35 170
DISTRIBUSI SR 10 0 35 49 10 104
ST 0 0 11 20 10 41
INSTALASI
PEMANFAAT
S 12 10 8 34 18 82
AN TENAGA
LISTRIK
TOTAL 117 491 202 585 347 1742

Tabel 6.2.
Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan

SUB PENGE PEMAS PERAWA


PERAWA
BIDANG NDALI TIAN TAN DAN
TAN,
PERAN AN DAN PERBAIK
PROD MANUFA PENUN KOOR PERBAIK
KET CANG DAN PENGE AN TOTAL
UKSI KTUR JANG DINASI AN DAN
AN JAMIN NDALI MESIN
BIDANG PEMASA
AN AN PRODUK
NGAN
MUTU MUTU SI
INDUS
TRI
PEMAN
FAATAN
S 12 12 0 0 14 12 3 26 0 79
TENAGA
LISTRIK
INDUS
TRI
PERALAT
AN S 12 0 44 27 0 2 0 0 6 91
TENAGA
LISTRIK

TOTAL 24 12 44 27 14 14 3 26 0 170

Keterangan :
S : Standar Kompetensi yang sudah ditetapkan dan diberlakukan oleh Menteri ESDM
SR : Standar Kompetensi yang telah direvisi, sudah ditetapkan dan diberlakukan oleh Menteri ESDM
ST : Standar Kompetensi Tambahan
KS : Konsep Standar Kompetensi
Tabel 6.3.
Hasil Pelaksanaan Uji Kompetensi Bidang Pembangkit
oleh Ikatan Ahli Teknik Ketenagalistrikan Indonesia
Periode 01 Januari 2001 – 31 Desember 2004

Kompeten pada Kompeten pada


No Unit Penyelenggara Peserta Uji sub Bidang sub Bidang
Operasi Pemeliharaan
1 PT. PJB 1059 590 414
2 PT. IP 2493 1418 878
3 Politeknik 18 0 18
4 Jasa Tirta II 20 20 0
5 PLN. S2JB 157 127 13
6 Batam 36 21 12
7 Emomi 177 117 51
8 Powergen 109 109 0
9 PLN. Sumbagut 109 92 16
10 PLN. Sumbar 30 25 0
11 PLN. Kalimantan 112 88 16
12 PLN. Sulawesi 63 47 0
13 Unocal 21 19 0
14 PT. KDL 22 21 0
15 Amoseas 16 16 0
16 Wayang Windu 17 15 0
TOTAL 4459 2725 1418

Tabel 6.4.
Hasil Pelaksanaan Uji Kompetensi Bidang Transmisi,
DistribusiPDKB-TM oleh Gema PDKB
Periode 01 Januari 2004 – 31 Desember 2005
Peserta Peserta Peserta Belum
No Unit Penyelenggara Bidang
Uji Kompeten kompeten
1 Bapeluk Region V Transmisi 109 100 9
2 Bapeluk Region V Distribusi 197 197 0
3 Bapeluk Region V PDKB-TM 195 159 36
Tabel 6.5
Hasil Pelaksanaan Uji Kompetensi Bidang Distribusi oleh Ikatan Ahli Teknik
Ketenagalistrikan Indonesia
Periode 01 Januari 2001 – 31 Desember 2004

Kompeten Kompeten
No Unit Penyelenggara Peserta Uji
Operasi Pemeliharaan
1 Distribusi Jawa Barat 570 77 385
2 IATKI WIL S2JB 135 39 35
3 IATKI BATAM 50 0 32
4 IATKI DKI 345 146 4
5 IATKI BALI 84 44 27
6 IATKI Jawa Tengah 44 24 16
7 IATKI Jawa Timur 399 85 236
8 Banten 22 0 18
9 Sumbar 48 12 25
10 Kalbar 20 15 0
11 Sulsera 21 15 0
TOTAL 1738 457 783

Anda mungkin juga menyukai