TENTANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi beserta
peraturan pelaksanaannya menyatakan bahwa tenaga kerja yang
melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan konstruksi
harus memiliki sertifikat keahlian dan/atau keterampilan.
Keharusan memiliki sertifikat keahlian dan/atau keterampilan:
mencerminkan adanya tuntutan kualitas tenaga kerja yang kompeten.
Kondisi tersebut memerlukan langkah nyata dalam mempersiapkan
perangkat (standar baku) yang dibutuhkan untuk mengukur kualitas
kerja jasa konstruksi.
Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
pada Pasal 10 ayat (2), menetapkan bahwa pelatihan kerja
diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada
Standar Kompetensi Kerja, diperjelas lagi dengan peraturan
pelaksanaannya yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
yaitu pada:
1. Pasal 3 huruf (b) menyatakan bahwa prinsip dasar pelatihan kerja
adalah, berbasis pada kompetensi kerja.
2. Pasal 4 ayat (1) menyatakan bahwa program pelatihan kerja disusun
berdasarkan SKKNI, Standar Internasional dan/atau Standar Khusus.
1
Persyaratan unjuk kerja, jenis jabatan dan/atau pekerjaan seseorang
perlu ditetapkan dalam suatu pengaturan standar yakni Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Standar ini harus memiliki
ekuivalensi atau kesetaraan dengan standar yang berlaku di negara lain,
bahkan berlaku secara Internasional. Ketentuan mengenai pengaturan
standar kompetensi di Indonesia tertuang di dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012
tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia.
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut di atas menyebut
tentang kompetensi yaitu suatu ungkapan kualitas sumber daya
manusia yang terbentuk dengan menyatunya 3 aspek kompetensi yang
terdiri dari: aspek pengetahuan (domain kognitif atau knowledge), aspek
kemampuan (domain psychomotorik atau skill) dan aspek sikap kerja
(domain affektif atau attitude/ability), atau secara definitif pengertian
kompetensi ialah penguasaan disiplin keilmuan dan pengetahuan serta
keterampilan menerapkan metode dan teknik tertentu didukung sikap
perilaku kerja yang tepat, guna mencapai dan/atau mewujudkan hasil
tertentu secara mandiri dan/atau berkelompok dalam penyelenggaraan
tugas pekerjaan.
Jadi apabila seseorang atau sekelompok orang telah mempunyai
kompetensi kemudian dikaitkan dengan tugas pekerjaan tertentu sesuai
dengan kompetensinya, maka akan dapat menghasilkan atau
mewujudkan sasaran dan tujuan tugas pekerjaan tertentu yang
seharusnya dapat terukur dengan indikator sebagai berikut: dalam
kondisi tertentu, mampu dan mau melakukan suatu pekerjaan, sesuai
volume dan dimensi yang ditentukan, dengan kualitas sesuai standar
dan mutu/spesifikasi, selesai dalam tempo yang ditentukan.
Indikator ini penting untuk memastikan kualitas SDM secara jelas, lugas
dan terukur, serta untuk mengukur produktivitas tenaga kerja dikaitkan
dengan perhitungan biaya pekerjaan yang dapat menentukan daya saing.
Tujuan lain dari penyusunan standar kompetensi ini adalah untuk
mendapatkan pengakuan kompetensi secara Nasional bagi tenaga kerja
2
pemegang sertifikat kompetensi jabatan kerja ini. Hal-hal yang perlu
diperhatikan untuk mendapatkan pengakuan tersebut adalah:
1. Menyesuaikan tingkat kompetensi dengan kebutuhan industri/usaha,
dengan melakukan eksplorasi data primer dan sekunder secara
komprehensif dari dunia kerja.
2. Menggunakan referensi dan rujukan dari standar-standar sejenis
yang digunakan oleh negara lain atau standar internasional, agar
dikemudian hari dapat dilakukan proses saling pengakuan (Mutual
Recognition Arrangement – MRA).
3. Dilakukan bersama dengan representatif dari asosiasi pekerja,
asosiasi industri/usaha secara institusional, dan asosiasi lembaga
pendidikan dan pelatihan profesi atau para pakar dibidangnya agar
memudahkan dalam pencapaian konsesus dan pemberlakuan secara
Nasional.
B. Pengertian
1. Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan
suatu aktivitas merujuk pada beberapa karakteristik, baik yang
bersifat dasar, pengetahuan, keterampilan maupun perilaku dengan
tingkat kemampuan yang dapat berubah-ubah, tergantung sejauh
mana pengetahuan, keterampilan, maupun perilaku tersebut diasah.
2. Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah pernyataan ukuran atau patokan tentang
kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu aktivitas merujuk
pada beberapa karakteristik, baik yang bersifat dasar, pengetahuan,
keterampilan maupun perilaku dengan tingkat kemampuan yang
dapat berubah-ubah, tergantung sejauh mana pengetahuan,
keterampilan maupun perilaku tersebut diasah.
3. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalah rumusan
kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan
3
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Komite Standar Kompetensi
Komite Standar Kompetensi adalah kelompok kerja yang dibentuk
oleh Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan
Umum.
5. Tim Perumus SKKNI
Tim Perumus SKKNI adalah kelompok kerja yang dibentuk oleh
Kepala Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
Kementerian Pekerjaan Umum selaku Ketua Komite Standar
Kompetensi.
6. Tim Verifikasi SKKNI
Tim Verifikasi SKKNI adalah kelompok kerja yang dibentuk oleh
Kepala Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
Kementerian Pekerjaan Umum selaku Ketua Komite Standar
Kompetensi.
7. Peta kompetensi
Peta kompetensi adalah gambaran komprehensif tentang kompetensi
dari setiap fungsi dalam suatu lapangan usaha yang akan
dipergunakan sebagai acuan dalam menyusun standar kompetensi.
8. Judul Unit
Judul unit merupakan bentuk pernyataan terhadap tugas atau
pekerjaan yang akan dilakukan. Judul unit harus menggunakan
kalimat aktif yang diawali dengan kata kerja aktif atau performatif
yang terukur.
9. Elemen Kompetensi
Berisi deskripsi tentang langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan dalam melaksanakan unit kompetensi. Kegiatan dimaksud
biasanya disusun dengan mengacu pada proses pelaksanaan unit
kompetensi, yang dibuat dalam kata kerja aktif atau performatif.
10. Kriteria Unjuk Kerja
Berisi deskripsi tentang kriteria unjuk kerja yang menggambarkan
kinerja yang harus dicapai pada setiap elemen kompetensi. Kriteria
unjuk kerja dirumuskan secara kualitatif dan/atau kuantitatif,
4
dalam rumusan hasil pelaksanaan pekerjaan yang terukur, yang
dibuat dalam kata kerja pasif.
11. Pengertian yang berhubungan dengan substansi:
- Tata Udara adalah pengkondisian udara dalam ruangan sehingga
terasa lebih nyaman.
- Gambar Arsitek adalah gambar-gambar produksi arsitek, mulai
dari denah, potongan, tampak depan, belakang dan samping, yang
akan menjadi dasar untuk dilakukannya perencanaan sistem tata
udara.
- Komponen adalah semua peralatan, unit bagian dari peralatan
pada mesin pendingin yang saling melengkapi satu terhadap
lainnya, sehingga sistem tata udara berfungsi dengan baik.
- Gambar sistem tata udara adalah gambar perencanaan yang
secara rinci memberikan petunjuk bagi pelaksana penginstalasian
sistem udara, sehingga memudahkan bagi pelaksana dalam
melakukan kerja instalasi dan memudahkan pula bagi pengawas
dalam melakukan monitoring pekerjaan pelaksana.
- Speksifikasi teknis adalah semua ketentuan teknis sistem tata
udara yang menjadi batasan teknis, dan persyaratan teknis agar
semua komponen yang diinstal sesuai dengan gambar
perencanaan sistem tata udara.
C. Penggunaan SKKNI
Standar Kompetensi dibutuhkan oleh beberapa lembaga/institusi yang
berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia, sesuai dengan
kebutuhan masing-masing:
1. Untuk institusi pendidikan dan pelatihan
a. Memberikan informasi untuk pengembangan program dan
kurikulum.
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian,
sertifikasi.
2. Untuk dunia usaha/industri dan penggunaan tenaga kerja
a. Membantu dalam rekrutmen.
b. Membantu penilaian unjuk kerja.
5
c. Membantu dalam menyusun uraian jabatan.
d. Untuk mengembangkan program pelatihan yang spesifik berdasar
kebutuhan dunia usaha/industri.
3. Untuk institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi
a. Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program
sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya.
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian dan
sertifikasi.
JABATAN
JABATAN/
NO NAMA DALAM
INSTANSI
PANITIA/TIM
1. Ir. Bambang Goeritno, M.Sc., Kepala Badan Pengarah
M.P.A. Pembinaan
Konstruksi,
kementerian
Pekerjaan Umum
2. Tri Djoko Waluyo, M. Eng. Sc. Sekretaris Badan Pengarah
Pembinaan
Konstruksi
3. Ir. Dadan Krisnandar, M.T. Badan Pembinaan Pengarah
Konstruksi
4. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. Kepala Pusat Ketua
Pembinaan
Kompetensi dan
Pelatihan
Konstruksi
5. Ir. Ati Nurzamiati H.Z, M.T. Kepala Bidang Sekretaris
Kompetensi
Konstruksi, Pusat
Pembinaan
Kompetensi dan
Pelatihan
Konstruksi, Badan
Pembinaan
Konstruksi,
Kementerian PU
6
JABATAN
JABATAN/
NO NAMA DALAM
INSTANSI
PANITIA/TIM
6. Kunjung Masehat, S.H., M.M. Direktur Anggota
Standarisasi
Kompetensi dan
Program Pelatihan,
Ditjen Binalattas,
Kemenakertrans
7. Ir. Yaya Supriyatna, M. Eng. Komite Diklat Anggota
Sc. Lembaga
Pengembangan
Jasa konstruksi
Nasional (LPJKN)
8. Ir. Hari Purwantara, M. Sc. Komite Standar Anggota
Kompetensi Tenaga
Konstruksi dan
Kemampuan Badan
Usaha Lembaga
Pengembangan
Jasa Konstruksi
Nasinal (LPJKN)
9. Ir. Drs. Asrizal Tatang, M.T. Anggota Komisi Anggota
Sertifikasi dan
Lisensi Badan
Basional Sertifikasi
Profesi (BNSP)
10. Drs. Krisna Nur Miradi, M. Eng. Anggota Anggota
Pengendalian
Badan Nasional
Sertifikasi Profesi
(BNSP)
11. Aca Ditamihardja, M.E. Praktisi Anggota
12. Ir. Haryo Wibisono Deputy Executive Anggota
Direktur Asosiasi
Kontraktor
Indonesia (AKI)
mewakili Asiosiasi
Perusahaan
Kontraktor
13. Ir. Tony Warsono Direktur Hukum Anggota
Kapital dan
Pengembangan
WIKA mewakili
Asosiasi
Perusahaan
Kontraktor
14. Ir. Bachtiar Siradjudin, M.M. Mewakili Asosiasi Anggota
Perusahaan
Konsultan
7
JABATAN
JABATAN/
NO NAMA DALAM
INSTANSI
PANITIA/TIM
15. Cipie T. Makmur, M.Sc. Mewakili Asosiasi Anggota
Perusahaan
Konsultan
8
b. Peserta Prakonvensi
JABATAN/ JABATAN
NO NAMA
INSTANSI DALAM TIM
1. Ir. Suardi Bahar M.T. PT. Wijaya Karya Peserta
2. Ir. Bambang. DAS Nara Sumber Peserta
Politeknik Negeri
3. Ir. Kusumo Dradjat.S, M.Si. Peserta
Jakarta
4. Ir. Haryanto Winardji, M.T. STT. Sapta Taruna Peserta
5. Djumawan Idik Wangsaatmadja APSPI Peserta
Dinas Bina Marga
6. E. Alimuddin Peserta
Prov. Sulsel
7. Ilham PT. Haka Utama Peserta
8. Januar Perdana, S.T. Ekumindo Peserta
9. Sukmawati, S.E. Askumindo Peserta
10. Andi Renreng, S.T. Askumindo Peserta
11. Salman,S.E. Askindo Peserta
12. Roby Darwis Gabpeknas Peserta
LPJKD Prov.
13. Bahrun, S.T. Peserta
Sulsel
PT. Buana
14. Sandy Taliroso Peserta
Meridian
Dinas Bina Marga
15. A. Syamsul Bachri, Azm,S.T. Peserta
Prov. Sulsel
Dinas Bina Marga
16. Adrian Muda, S.T. Peserta
Prov. Sulsel
Dinas Bina Marga
17. Asirah, S.T. Peserta
Prov. Sulsel
18. Dr.Ing.Wahyu HP, MSME Unhas Peserta
19. Salim, S.T.,M.T. UMI Peserta
20. Y. Bono. M ISI Peserta
Dinas Bina Marga
21. Azis Junaid, S.T. Peserta
Prov. Sulsel
Dinas Bina Marga
22. Lukman S, S.T. Peserta
Prov. Sulsel
23. Drs. Abdul Hamid Aras, M.S. UNM Peserta
24. Ismail Askindo Peserta
25. Ir. Saharuddin Seda PT. Duta Abadi Peserta
26. Mahmud Perkindo Peserta
27. Tugimin Balai PJK Peserta
c. Peserta Konvensi
JABATAN/ JABATAN
NO NAMA
INSTANSI DALAM TIM
1. Ir. Suardi Bahar M.T. PT. Wijaya Karya Peserta
2. Ir. Haryanto Winardji, M.T. STT. Sapta Peserta
Taruna
3. Ir. Kusumo Dradjat. S, M.Si. Politeknik Negeri Peserta
Jakarta
9
JABATAN/ JABATAN
NO NAMA
INSTANSI DALAM TIM
4. Ir. M.Muljahardi, C.E.S. Praktisi Peserta
5. Ir. Bambang. DAS PT. Waskita Karya Peserta
6. Widi Setyono Politeknik Negeri Peserta
Jakarta
7. Djumawan Idik Wangsaatmadja APSPI Peserta
8. Imam Pranoto Praktisi Peserta
9. Rachmad Sudjali BNSP Peserta
10. Marihot M Nainggolan PT.Tatap Maduma Peserta
11. Ir. Agus Sugiharto PT. Lenggogeni Peserta
12. Hafis Qiswiny LPJKN Peserta
13. Ir. Ati Nurzamiati HZ, M.T. Pusbin KPK Peserta
14. Ir. M. Muljahardi, C.E.S. Praktisi Peserta
15. Harry Setyawan BPP Peserta
16. Ir. Imam Pranoto Praktisi Peserta
17. Cipie T. Makmur Tim Komite Peserta
10
BAB II
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
11
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan konstruksi, yang meliputi
persiapan, pengoperasian peralatan
pengukuran, pemetaan situasi dan
melaksanakan stake out sesuai
spesifikasi yang disyaratkan dengan
mengevaluasi hasil pekerjaan
pengukuran serta membuat laporan.
Jenjang KKNI : 3 (tiga)
- Mampu melaksanakan serangkaian
tugas spesifik, dengan menerjemahkan
informasi dan menggunakan alat,
berdasarkan sejumlah pilihan prosedur
kerja, serta mampu menunjukkan
kinerja dengan mutu dan kuantitas
yang terukur, yang sebagian
merupakan hasil kerja sendiri dengan
pengawasan tidak langsung.
- Memiliki pengetahuan operasional
yang lengkap, prinsip-prinsip serta
konsep umum yang terkait dengan
fakta bidang keahlian tertentu,
sehingga mampu menyelesaikan
berbagai masalah yang lazim dengan
metode yang sesuai.
- Mampu bekerja sama dan melakukan
komunikasi dalam lingkup kerjanya.
- Bertanggung jawab pada pekerjaan
sendiri dan dapat diberi tanggung
jawab atas kuantitas dan mutu hasil
kerja orang lain.
Persyaratan Jabatan
a. Pendidikan : - SMK Bagian Teknik Survei dan
Pemetaan, Teknik Geodesi
12
- SMK Teknik Bangunan dan SLTA yang
sederajat dengan kursus dan pelatihan
Juru Ukur (Surveyor)
b. Pengalaman Kerja : - Minimal 2 (dua) Tahun dibidang
pengukuran.
- Minimal 3 Tahun dibidang pengukuran
c. Kesehatan : - Berbadan sehat, yang dinyatakan
dengan surat keterangan dokter.
- Tidak memiliki cacat fisik yang
mengganggu pekerjaannya.
d. Sertifikat : Memiliki Sertifikat Juru Ukur
e. Persyaratan Lain : Mampu Berbahasa Indonesia dengan baik
dan benar
13
C. Uraian Unit Kompetensi
KODE UNIT : M.711000.001.01
JUDUL UNIT : Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) di Lokasi Kerja
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja untuk menerapkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan
(K3 L) di lokasi kerja.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan
atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi.
1.2 Unit kompetensi ini berlaku dalam menerapkan keselamatan,
kesehatan kerja dan lingkungan (K3L) di lokasi kerja.
1.3 Pengendalian bahaya dan risiko kecelakaan kerja meliputi:
1.3.1 tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja
1.3.2 tindakan melokalisasikan kebakaran supaya tidak meluas
dan memadamkannya
1.3.3 serta melaporkan pada yang terkait
1.4 Tindakan pencegahan pencemaran lingkungan yaitu dengan
membersihkan lokasi pekerjaan dari sisa material yang tidak
terpakai setelah pekerjaan selesai sesuai prosedur dan ketentuan.
15
3.3 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
3.4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PRT/M/2008
tentang Sistem Manajemen K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
3.5 Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor KEP.174/MEN/1986 dan Nomor 104/KPTS/1986
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kegiatan Konstruksi
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang
sebenarnya di tempat kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi
dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan
kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan
(K3-L).
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis,
demonstrasi/praktek, dan simulasi di workshop dan/atau di tempat
kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK).
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
16
3.1.3 Pengendalian bahaya dan resiko kerja
3.1.4 Bahaya pencemaran lingkungan
3.2 Keterampilan
3.2.1 Memilih APD dan APK yang tepat untuk bekerja
3.2.2 Menggunakan dan merawat peralatan dan perlengkapan kerja
3.2.3 Mengidentifikasi penyebab utama kecelakaan ditempat kerja
berkaitan dengan lingkungan kerja serta cara mengendalikan
bahaya/resiko kecelakaan kerja dan pencegahannya
3.2.4 Mengidentifikasi pencemaran lingkungan
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam mengidentifikasi sumber bahaya sesuai dengan
prosedur yang berlaku
5.2 Ketelitian dalam menyiapkan langkah-langkah penanggulangan
bahaya dan resiko yang terjadi
17
KODE UNIT : M.711000.002.01
JUDUL UNIT : Melakukan Komunikasi dalam Proses Pengukuran
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap perilaku untuk komunikasi
dalam proses pengukuran.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan
atau berkelompok pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi.
18
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Gambar kerja
2.2.2 Alat Pelindung Diri (APD)
2.2.3 Alat Pengaman Kerja (APK)
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang
sebenarnya di tempat kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi
dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan
kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
melakukan komunikasi dalam proses pengukuran.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis, portofolio,
demonstrasi/praktek, dan simulasi di workshop dan/atau di tempat
kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK).
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.711000.001.01 Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) di Lokasi Kerja
19
3.1.3 Jenis-jenis alat dan perlengkapan
3.1.4 Teknik pengukuran
3.1.5 Spesifikasi dan prosedur standar operasi perusahaan yang
berlaku
3.1.6 Jadwal pelaksanaan terkait dengan tugas dan tanggung
jawabnya
3.2 Keterampilan
3.2.1 Membaca dan memahami instruksi kerja
3.2.2 Mengoperasikan alat komunikasi
3.2.3 Mengidentifikasi tempat-tempat rawan kecelakaan yang
mungkin menjadi hambatan kerja
5. Aspek kritis
5.1 Ketelitian dalam mengidentifikasi sistem komunikasi untuk
pengukuran
5.2 Ketelitian dan kedisiplinan dalam menggunakan peralatan
komunikasi dalam pengukuran sesuai dengan manual dan SOP
yang berlaku
20
KODE UNIT : M.711000.003.01
JUDUL UNIT : Melakukan Persiapan Pengukuran
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja untuk melakukan
persiapan pengukuran.
21
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan
atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi.
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang
sebenarnya di tempat kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi
dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan
kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
melakukan persiapan pengukuran.
22
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis, portofolio,
demonstrasi/praktek, dan simulasi di workshop dan/atau di tempat
kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK).
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.711000.002.01 Melakukan Komunikasi Dalam Proses
Pengukuran
5. Aspek kritis
5.1 Ketelitian dalam melakukan tinjauan awal kondisi lapangan
5.2 Kecermatan dalam membuat jadwal pelaksanaan pengukuran
23
KODE UNIT : M.71000.004.01
JUDUL UNIT : Mengoperasikan Peralatan Pengukuran
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap perilaku untuk
mengoperasikan peralatan pengukuran.
24
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
4. Melakukan koreksi 4.1 Peralatan dan bahan untuk melakukan
peralatan pengukuran koreksi kesalahan fungsi kerja bagian-
dari kesalahan saat bagian utama dari peralatan disiapkan
validasi peralatan sesuai dengan kebutuhan dan manual
pengukuran masing-masing peralatan.
4.2 Koreksi kesalahan fungsi kerja bagian-
bagian utama dari peralatan dilakukan
dengan teknik dan prosedur sesuai
dengan manual dan SOP masing-masing
peralatan.
4.3 Catatan hasil koreksi kesalahan fungsi
kerja bagian-bagian utama peralatan
dibuat dengan menggunakan format dan
prosedur sesuai SOP yang berlaku.
5. Melaporkan kondisi 5.1 Data administrasi peralatan pengukuran
kalibrasi peralatan disiapkan sesuai dengan kebutuhan
pengukuran keatasan berdasarkan pada SOP untuk kalibrasi
terkait peralatan yang berlaku.
5.2 Status masa berlaku kalibrasi kerja
peralatan diperiksa sesuai prosedur
manual masing-masing.
5.3 Catatan/rekaman hasil pengecekan
kalibrasi terhadap peralatan dilakukan
dengan menggunakan format dan
prosedur yang berlaku.
5.4 Jadwal usulan kalibrasi terhadap alat
ukur dibuat dengan menggunakan
format dan prosedur yang berlaku.
6. Melakukan perawatan 6.1 Tempat penyimpanan peralatan
peralatan pengukuran pengukuran dan kelengkapannya
dan kelengkapannya disiapkan sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan.
6.2 Bahan dan alat pembersih serta
pengaman untuk peralatan pengukuran
dan kelengkapannya disiapkan sesuai
dengan kebutuhan.
6.3 Semua peralatan pengukuran dan
kelengkapannya setelah dipergunakan
dibersihkan dan dirawat sesuai dengan
manual dan SOP.
6.4 Semua peralatan pengukuran dan
kelengkapannya disimpan sesuai
manual dan SOP yang berlaku.
6.5 Administrasi pemakaian peralatan
pengukuran dilakukan sesuai dengan
SOP yang berlaku.
25
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan
atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi.
1.2 Peralatan pengukuran meliputi alat ukur sudut theodolit, alat ukur
beda tinggi waterpass, alat ukur jarak EDM dan alat total station.
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang
sebenarnya di tempat kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi
dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan
kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
mengoperasikan peralatan pengukuran.
26
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis, portofolio,
demonstrasi/praktek, dan simulasi di workshop dan/atau di tempat
kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK).
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.711000.003.01 Melakukan Persiapan Pengukuran
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam mengidentifikasi kebutuhan peralatan dan
perangkat pendukung sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
5.2 Ketelitian dalam memeriksa kelayakan fungsi kerja bagian-bagian
utama peralatan sesuai dengan manual masing-masing peralatan.
27
KODE UNIT : M.71000.005.01
JUDUL UNIT : Melakukan Pemetaan Situasi
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja untuk melakukan
pemetaan situasi.
28
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
azimuth dari polygon ke titik detail
dilaksanakan dengan teliti.
3.2 Pengukuran beda tinggi titik detail
terhadap titik polygon dilaksanakan
dengan teliti.
3.3 Koordinat dan elevasi detail dihitung
dengan teliti.
3.4 Pengisian data ukur kedalam formulir
dilaksanakan dengan benar dan
akurat.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan
atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan pengukuran.
1.2 Hasil/out put dari judul unit adalah:
1.2.1 Data ukur untuk gambar peta situasi
1.2.2 BM yang sudah ada koordinat dan tinggi (elevasi)
29
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang
sebenarnya di tempat kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi
dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan
kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
melakukan pemetaan situasi.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis, portofolio,
demonstrasi/praktek, dan simulasi di workshop dan/atau di tempat
kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK).
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.711000.004.01 Mengoperasikan Peralatan Pengukuran
30
3.2.5 Mengidentifikasi tempat-tempat rawan kecelakaan yang
mungkin menjadi hambatan kerja
3.2.6 Membuat jadwal pekerjaan terkait dengan pengukuran
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam mengidentifikasi cakupan area kerja pengukuran
berdasarkan peta dasar.
5.2 Ketepatan dalam menentukan azimuth awal sesuai dengan SOP yang
berlaku.
5.3 Ketelitian dalam melakukan pengukuran.
31
KODE UNIT : M.711000.006.01
JUDUL UNIT : Melakukan Pengukuran Stake Out
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja untuk melakukan
pengukuran stake out.
32
BATASAN VARIABEL
1. Kontek variabel
1.1 Unit Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan
atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi.
1.2 Hasil/output dari judul unit adalah patok-patok ukur denah
bangunan di lapangan.
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang
sebenarnya di tempat kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi
dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan
kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
melakukan pengukuran stake out.
33
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis, portofolio,
demonstrasi/praktek, dan simulasi di workshop dan/atau di tempat
kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK).
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.711000.005.01 Melakukan Pemetaan Situasi
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam menentukan metode pengukuran stake out
5.2 Ketelitian dalam melakukan perhitungan untuk data pengukuran
stake out
34
KODE UNIT : M.711000.007.01
JUDUL UNIT : Mengevaluasi Hasil Pekerjaan Pengukuran
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja untuk mengevaluasi
hasil pekerjaan pengukuran.
35
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan
atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi.
1.2 Hasil/output pekerjaan pengukuran adalah:
1.2.1 Soft file copy data hasil evaluasi.
1.2.2 Laporan evaluasi pengukuran meliputi penyimpangan dan
perbaikannya.
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang
sebenarnya di tempat kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi
dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan
kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
36
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
mengevaluasi hasil pekerjaan pengukuran.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis, portofolio,
demonstrasi/praktek, dan simulasi di workshop dan/atau di tempat
kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK).
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.711000.006.01 Melakukan Pengukuran Stake out
37
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam melakukan evaluasi terhadap hasil yang
terindikasi adanya penyimbangan sesuai dengan teknik evaluasi dan
SOP yang berlaku.
5.2 Ketelitian dalam menghitung penyimpangan hasil pekerjaan dengan
teknik evaluasi dan SOP yang berlaku.
38
KODE UNIT : M.711000.008.01
JUDUL UNIT : Membuat Laporan Pengukuran
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja untuk membuat
laporan pengukuran.
39
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan
atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi.
1.2 Laporan pengukuran antara lain dan tidak terbatas dengan:
1.2.1 Laporan akhir pekerjaan pengukuran
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang
sebenarnya di tempat kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi
dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan
kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
mengevaluasi hasil pekerjaan pengukuran.
40
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis, portofolio,
demonstrasi/praktek, dan simulasi di workshop dan/atau di tempat
kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK).
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.711000.007.01 Mengevaluasi Hasil Pekerjaan Pengukuran
5. Aspek kritis
5.1 Ketelitian dalam menyiapkan peralatan dan bahan serta format
untuk membuat laporan.
5.2 Ketelitian dalam melakukan verifikasi data hasil pekerjaan
pengukuran dan penggunaan peralatan.
5.3 Kecermatan dalam menyusun laporan hasil pekerjaan pengukuran.
41