Anda di halaman 1dari 43

RANGKUMAN TUTOR BMS 2

SISTEM KARDIOVASKULAR

TEKANAN DARAH
A. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tenaga yang dipergunakan oleh darah terhadap setiap
satuan daerah pada dinding pembuluh darah. Terdiri dari tekanan darah
systole dan diastole. Tekanan darah dipengaruhi oleh umur, sikap tubuh,
kerja otot, tempat, emosi, serta obat-obatan.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah


1. Curah Jantung
2. Tekanan perifer terhadap tekanan darah

C. Mekanisme Tekanan Darah


1. Mekanisme Jangka Pendek
a. Mekanisme saraf: Bekerja cepat pada refleks baroreseptor-
presoreseptor, terjadi apabila dinding pembuluh darah meregang
b. Mekanisme Hormonal: Bekerja cepat pada nerophinephrin-
ephinephrin, renin-angiotensin, dan vassopresin
2. Mekanisme Jangka Pertengahan:
a. Mekanisme Perpindahan Cairan Kapiler
b. Mekanisme stress-relaksasi vaskuler pada saat tekanan
arteri sangat tinggi
3. Mekanisme Jangka Panjang
Ditandai dengan kenaikan tekanan arteri sehingga ginjal
mensekresikan cairan dalam jumlah yang besar, bertambahnya cairan
yang hilang, volume darah kurang sehingga mengurangi curah
jantung, serta curah jantung kurang sehingga tekanan arteri turun ke
keadaan normal.
D. Organ pada Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi adalah susunan organ yang merupakan lingkaran kontinu dan
berfungsi sebagai organ pengedar/sirkulasi darah di dalam tubuh.
Sistem Sirkulasi terdiri dari sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru-paru di mana
terdapat organ :
1. Sirkulasi Sistemik
Sirkulasi sistemik terdiri dari beberapa bagian , antara lain sirkulasi
serebral ( pada jaringan otak ), sirkulasi muskuler ( pada otot ), sirkulasi
splangnik ( pada usus, lien, vena porta dan hati ), sirkulasi Koroner (
pada arteri koronaria )
2. Sirkulasi paru-paru

Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi dimana tekanan darah
pada dinding arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus
bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh
darah. Tekanan darah melibatkan 2 Pengukuran yaitu sistol dan diastole.
Tekanan darah tinggi terjadi pada 140/90 mmHg. Dimana keadaan normal
systole 100-140 mmHg dan diastole 60-90 mmHg.

Penyebabnya
1. gangguan ginjal, seperti berkurangnya massa ginjal dan berkurangnya
koefisien filtrasi glomerulus
2. Factor lingkungan seperti pola hidup

Gejala yang sering timbul


Sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi
kabur.
Komplikasi hipertensi

1. Penyakit stroke, Stroke sendiri merupakan kematian jaringan otak yang


terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak atau
pecahnya pembuluh darah di otak.
2. Gagal jantung, Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja
lebih berat untuk memompa darah dan menyebabkan pembesaran otot
jantung kiri sehingga jantung mengalami gagal fungsi.
3. Gagal ginjal, Ada dua jenis kelainan ginjal akibat hipertensi, yaitu
nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna.

Nefrosklerosis benigna terjadi karena pengendapan pada pembuluh


darah akibat proses menua. Hal ini menyebabkan permeeabilitas
(kelenturan) dinding pembuluh darah berkurang.

Nefrosklerosis maligna merupakan kelainan ginjal yang ditandai dengan


naiknya tekanan diastole diatas 130 mmHg sehingga arteri-arteri dalam
ginjal mengalami kerusakan dan terganggunya fungsi ginjal.

4. Kerusakan pada mata


Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan
pembuluh darah dan saraf pada mata.

Klasifikasi hipertensi

Berdasarkan penyebab
1. Hipertensi primer. factor gaya hidup. seperti kurang bergerak dan pola
makan.
2. Hipertensi sekunder. Penyebabnya penyakit ginjal
Berdasarkan bentuk
1. Hipertensi diastolic. Hipertensi dengan kenaikan diastole, tanpa kenaikan
sistol
2. Hipertensi systolic. Hipertensi dengan kenaikan sistol, tanpa kenaikan
diastole
3. Hipertensi campuran. Hipertensi sistol dan diastole naik.
Jenis lain
1. Hipertensi pulmonal
Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada
pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing
dan pingsan pada saat melakukan aktivitas.

Mekanisme terjadinya hipertensi

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II


dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang
peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung
angiotensinogen yang diproduksi di hati.

Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi
angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi
angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam
menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.

1. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH)


dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan
bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan
meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh
(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan
cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah
meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.

2. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.


Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting
pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan
mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari
tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan
cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya
akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
Pengobatan hipertensi

1. Olahraga secara teratur


2. Berhenti merokok
3. Tidak mengonsumsi alcohol berlebih
4. Mengendalikan konsumsi kafein
5. Mengelola stress
6. Asupan gizi yang baik

Hipotensi
Hipotensi adalah kondisi dimana tekanan darah menjadi rendah. Tekanan sistol
kurang dari 90 mmHg dan diastole kurang dari 60 mmHg. Hipotensi ini dapat
diderita juga oleh penderita anemia. Apabila kekurangan darah, maka jantung
tidak dapat memompa secara maksimal sehingga mempunyai gejala.
 jantung berdebar kencang atau tidak teratur.
 Pusing.
 Lemas.
 Mual.
 Kehilangan keseimbangan atau merasa goyah.
 Pandangan buram.
 Pucat dan badan dingin.
 Napas pendek atau cepat

Penyebab hipotensi akibat penyakit atau kondisi tertentu

1. Anemia, Anemia merupakan kondisi di mana kandungan hemoglobin di


dalam darah rendah
2. infeksi darah (Sepsis). Sepsis terjadi ketika infeksi yang terjadi dalam
jaringan mulai memasuki aliran darah. Akibatnya, tekanan darah akan
menurun drastis
3. Hipotensi ortostatik. Gejala hipotensi ortostatik biasanya muncul saat
Anda berubah posisi secara tiba-tiba. Seseorang dengan hipotensi
ortostatik mengalami penurunan tekanan darah sistolik sebanyak 15-30
mm Hg ketika berdiri dari posisi duduk atau berbaring.
4. Perdarahan hebat. Hilangnya darah dalam jumlah besar dalam tubuh
akan menurunkan asupan darah ke jaringan-jaringan di tubuh, sehingga
tekanan darah tubuh akan menurun drastis.

Pengobatan hipotensi

1. Banyak minum air putih, hindari konsumsi alcohol dan kafein berlebih
2. Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil
3. Hindari berdiri dalam jangka waktu yang lama

Klasifikasi hipotensi

1. Hipotensi ortostatik
Disebabkan karena perubahan posisi, missal dari duduk ke berdiri
2. Hipotensi dimediasi neural
Disebabkan karena terlalu lama pada posisi tertentu, seperti terlalu lama
saat berdiri
3. Hipotensi akut
Turunnya tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba

Sistem Sirkulasi Darah Manusia


Mekanisme sistem sirkulasi atau peredaran manusia terbagi menjadi 2 macam
yakni sistem perederan darah pulmonalis (peredaran darah kecil atau pendek)
dan sistem peredaran darah sistemik (peredaran darah besar/panjang)
1. Sistem peredaran darah pulmonalis (peredaran darah kecil atau pendek),
yaitu sistem peredaran darah dari jantung menuju paru-paru kemudian
kembali lagi ke jantung.
Mekanismenya:
Ventrikel kanan berkontraksi katup tricuspid tertutup katup
semilunar arteri paru-paru terbuka darah kaya CO2 dari ventrikel
kanan dibawa oleh arteri pulmonalis menuju ke paru-paru kanan dan kiri
di paru-paru darah melepaskan CO2 darah mengambil O2 di paru-paru
darah kaya O2 dibawa oleh vena pulmonalis menuju ke atrium kiri
ventrikel relaksasi katup bicuspid terbuka darah mengalir ke ventrikel kiri

Figure 1. Sistem Peredaran Darah Pulmonalis

2. Sistem peredaran darah sistemik (peredaran darah besar/panjang), yaitu


sistem peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh kemudian kembali
lagi ke jantung.

Mekanismenya:
Ventrikel kiri berkontraksi Katup bicuspid tertutup Katup semilunar
aorta terbuka Darah kaya O2 dari ventrikel kiri masuk ke aorta
Darah kaya O2 dibawa oleh arteri diedarkan ke seluruh tubuh (kecuali paru-
paru) Darah melepaskan O2 dan mengambil CO2 dari seluruh jaringan
tubuh Darah kaya CO2 dibawa oleh vena cava menuju ke atrium kanan
Ventrikel relaksasi Katup tricuspid terbuka Darah mengalir
ke ventrikel kanan
Figure 2. Sistem Peredaran Darah Sistemik

Aliran Darah ke Jantung dan Sirkulasinya ke Paru-paru


Peredaran darah ke paru-paru terjadi melalui mekanisme peredaran darah
pulmonaris atau sistem peredaran darah kecil. Darah yang kaya oksigen berasal
dari paru-paru akan dibawa ke jantung bagian atrium kiri untuk diedarkan ke
seluruh tubuh melalui vena pulmonaris. Darah diedarkan ke seluruh tubuh
melalui aorta ketika bilik kiri berkontraksi. Darah dari seluruh tubuh akan
kembali lagi ke jantung mengandung kadar karbondioksida yang tinggi
kemudian menuju paru-paru melalui arteri pulmonalis untuk dibuang melalui
pertukaran udara saat pernapasan yang terjadi di alveolus paru-paru.
SISTEM PEMBULUH DARAH
ARTERI
A. Arteri
Terdapat 3 jenis arteri dalam tubuh :
a. Arteri elastic ( arteri besar)
b. Arteri muscular ( arteri sedang )
c. Arteriol ( arteri kecil )
Arteri yg keluar dari jantung untuk menyalurkan darah mengandung o2
membentuk percabangan yang progresif, diameter lumen arteri akan mengecil
setiap kali bercabang sampai membentuk pembuluh terkecil, kapiler.

1. Arteri Besar
Arteri besar contohnya : arteri pulmoner dan aorta, brakiosefalik,
arteri subclavia, arteri carotis communis, dan iliaca communis.
Arteri besar memiliki dinding dengan banyak lapis elastin
berfenestra (bertingkap) pada tunica medianya. Dindingnya tampak
kuning dalam keadaan segar akibat banyanya elastin.
a. Tunica Intima
 Pada org dewasa tebalnya sekitar 127 mikron
 terdiri atas endotel yang berbentuk polygonal, dengan
panjang 25-50 mm dan lebar 10- 15 mm, sumbu
panjangnya terorientasi memanjang.
 Di bawah sel-sel endotel (subendotel) ini terdapat anyaman
serabut-serabut kolagen dengan sel-sel otot polos
berbentuk kumparan.
 Pada membrane elastika terdapat banyak serabut-serabut
elastis yang bercabang saling berhubungan.
b. Tunica Media
 Lapisan media terdiri atas serangkaian membran elastin
yang tersusun konsentris dengan fenestra yang berselang-
seling dengan lapis tipis sel-sel otot polos terorientasi
melingkar.
 Ketebalannya sekitar 2-5m
c. Tunika Adventitia
 terdiri atas fibroblas, berkas memanjang serat kolagen, dan
anyaman longgar serat elastin halus.
 untuk mendapat nutrisi dari lumen. Vasa vasorum tersebar
di permukaan pembuluh membentuk anyaman dalam
tunica adventitia
2. Arteri Sedang
Arteri sedang ini merupakan arteri yang paling banyak dari sistem arteri.
Mencakup arteri branchial, arteri femoral, arteri radial, dan arteri
poplitea dan cabang-cabangnya. Ukuran cabangnya sampai sekecil
0,5 mm. Bersifat kurang elastin dan lebih banyak otot polosnya.
a. Tunica Intima
 Tunica intimanya lebih tipis daripada arteri besar namun sama
susunannya.
 endotel menempel langsung pada membrana elastica interna.
 Pada percabangan arteri coronaria terdapat penebalan tunica
intima yang disebut “musculo elastic cushion”. Dalam tunica intima
terdapat monosit yang dapat berubah menjadi fibroblas atau
makrofag.
b. Tunica media
 Membrana elastica interna tampak berkelok-kelok karena
kontraksinya otot-otot polos di tunica media sebelum pembuatan
sediaan.
 Terdiri atas lapisan otot polos yang tersusun konsentris.
 Di sebelah luar terdapat membrana elastica eksterna yang lebih
tipis dari membrana elastica interna.
c. Tunica Adventitia
 mengandung fibroblas, berkas-berkas kolagen yang tersusun
memanjang.
3. Arteri Kecil
Arteri kecil atau arteriol merupakan segmen sirkulasi yang secara
fisiologis penting karena merupakan unsure utama tahanan perifer
terhadap aliran yang mengatur tekanan darah. Mempunyai diameter
antara 200 mm sampai 40 mm.
a. Tunica Intima
 Terdiri atas endotel utuh yang menempel langsung pada membrana
elastica interna
 lapis subendotel yang sangat tipis terdiri atas serat retikuler dan
elastin
b. Tunica Media
 Terdiri atas susunan sel-sel otot polos yang konsentris. Pada arteriol
yang besar kadang-kadang terdapat membrana elastica eksterna tipis.
c. Tunica Adventitia
 Tersusun dari serat kolagen dan sedikit fibroblas.
 Pada pembuluh daerah peralihan antara arteriol dan kapiler disebut
metarteriol, otot polos tidak membentuk lapis utuh, namun sel-sel
otot polos, yang melingkari tabung endotel seluruhnya, terpisah satu
dari lainnya
Vena
Darah setelah melalui anyaman kapiler akan menuju jantung melalui vena.
Semakin mendekati jantung pembuluhnya akan semakin besar. Vena
digolongkan sebagai vena kecil, sedang, dan besar. Contoh vena besar adalah : v.
Cava inferior, v. Linealis, v. Portae, v. Messentrica superior, v. Iliaca Externa, v.
Renalis dan v. Azygos. Lalu yang kedua ada vena sedang yang pada umumnya
berukuran 2-9 mm. Contoh dari vena sedang adalah: v. Subcutanea, v. Visceralis.
Vena kecil atau biasa disebut venula merupakan muara dari beberapa kapiler
dengan ukuran 15-20 mikron.

Histologi Vena
Darah vena mula-mula mengalir ke dalam venula postcapillaris kemudian ke
dalam vena yang semakin besar. Dibandingkan arteri, vena biasanya lebih
banyak dan berdinding tipis, diameter lebih besar, dan memiliki banyak variasi
struktural
Vena ukuran-kecil dan ukuran-sedang, terutama di ekstremitas, memiliki katup.
Karena rendahnya tekanan darah di vena, aliran darah ke jantung di vena
berjalan lambat dan bahkan dapat mengalir balik. Adanya katup di vena
membantu aliran darah vena dengan mencegah aliran balik darah. Ketika darah
mengalir menuju jantung, tekanan di vena mendorong katup terbuka. Ketika
darah mulai mengalir balik, daun katup menutup lumen dan mencegah aliran
balik darah. Darah vena di antara katup di ekstremitas mengalir ke arah jantung
akibat kontraksi otot yang mengelilingi vena. Katup tidak terdapat pada vena di
SSP, vena kava inferior dan superior, dan vena visera.
Dinding vena, seperti dinding arteri, juga terdiri atas tiga lapisan atau tunika.
Namun, lapisan otot-nya jauh Iebih tipis. Tunika intima pada vena besar terdiri
atas endotel dan stratum subendotheliale. Di vena besar, tunika media tipis, dan
otot polosnya bercampur dengan serat jaringan ikat. Di vena besar, tunika
adventisia adalah lapisan paling tebal dan paling berkembang di antara ketiga
tunika. Berkas longitudinal serat otot polos sering ditemukan di lapisan jaringan
ikat ini.
1. Dinding Vena Besar: Vena Porta (Potongan Transversal)
Berbeda dengan dinding arteri besar, dinding vena besar ditandai oleh
tunika adventisia tebal berotot dengan serat otot polos memperlihatkan
orientasi Iongitudinal. Pada potongan melintang vena porta, serat otot
polos (7) terpisah-pisah membentuk berkas-berkas dan terutama terlihat
pada potongan melintang, dikelilingi oleh jaringan ikat tunika adventisia
(6). Di jaringan ikat tunika adventisia (6) tampak sebuah arteriol, dua
venula, dan satu kapiler dalam potongan memanjang vasa vasorum (8).
Berbeda dengan tunika adventisia (6) yang tebal, tunika media lebih tipis.
Serat otot polos memperlihatkan orientasi sirkular. Di vena besar lainnya,
tunika media (5) mungkin sangat tipis dan rapat Tunika Intima (4) adalah
bagian dari endotel (1) dan ditunjang oleh sejumlah kecil stratum
subendothelial. Selain itu, vena-vena besar juga memperlihatkan lamina
elastika interna yang kurang berkembang dibandingkan arteri.
2. Vena sedang
Tunica intima sangat tipis, bila ada strukturnya sama dengan vena besar
dengan tunica media dibatasi oleh anyaman serabut elastis. Tunica media
terdiri atas serabut otot polos sirkuler yang dipisahkan oleh serabut
kolagen yang memanjang dan beberapa fibroblast. Tunica adventisia
lebih tebal dari tunica medianya dan merupakan jaringan pengikat
longgar dengan berkas-berkas serabut kolagen dan anyaman serabut
elastis.

3. Venula
Dindingnya terdiri atas selapis sel endotil yang diperkuat oleh anyaman
serabut retikuler. Untuk perpindahan material antara jaringan ikat.
Hubungan Arteri dan Vena

1. Melalui kapiler, yang terdapat paling banyak ialah setelah arteriola


bercabang-cabang menjadi kapiler kemudian ditampung dalam venula
yang selanjutnya menjadi vena. regio dengan flow darah sangat lambat,
memungkinkan pertukaran material antara sirkulasi darah dengan
extravascular jaringan. 

2. Melalui sistim portal, anyaman kapiler langsung masuk ke bangunan
seperti vena. Contoh: vena porta di lobuli hepatis.
3. Arteriovenous Anastomoses, ujung arteriola dihubungkan langsung
dengan vena tanpa melalui anyaman kapiler. Dinding anastomosis ini
biasanya tebal dan muskuler dengan banyak syaraf vasomotoris. 

4. Glomus, terdapat di ujung-ujung jari dan telinga. Terdapat anastomisis
arterovenosa yang bercabang-cabang dan berkelok- kelok dengan sel-sel
otot polos yang tersusun epiteloid. Banyak mengandung syaraf simpatis.

Sistem Pembuluh Limfe


Sistem limfe terdiri atas kapiler limfe (vas lymphocapillare) dan pembuluh limfe
(vasa lymphatica). Sistem ini mulanya berupa saluran buntu atau kapiler limfe di
dalam jaringan ikat berbagai organ. Pembuluh ini menampung kelebihan cairan
interstisial (limfe) dari jaringan dan mengembalikannyake darah vena melalui
pembuluh limfe besar, duktus torasikus (ductus thoracicus) dan duktus
limfatikus (ductus lymphaticus) kanan. Endotel pada kapiler dan pembuluh limfe
sangat tipis agar lebih permeabel. Struktur pembuluh limfe besar mirip vena
namun dindingnya lebih tipis.
Aliran limfe di dalam pembuluh limfe mirip dengan aliran darah; yaitu, kontraksi
otot rangka mendorong limfe bergerak maju. Pembuluh limfe juga mengandung
lebih banyak katup (valva lymphatica) untuk mencegah aliran balik limfe.
Pembuluh limfe ditemukan di semua jaringan kecuali di SSP tulang rawan, tulang
dan sumsum tulang, timus, plasenta, dan gigi.
Sistem limfatik secara luas terdapat pada seluruh tubuh. Seperti yang terllihat
pada gambar, alur pembuluh limfatik pada tubuh sebagian besar seragam
dengan alur pembuluh darah.
Pembuluh limfatik

Bagian awal pembuluh limfe adalah kapiler limfe yang terletak pada ruang
interstisial dan berbentuk buntu serta mikroskopis. Dari ujung buntu tersebut,
kapiler limfe menampung cairan interstesial menjadi cairan limfe. Kapiler-
kapiler ini bersatu menjadi pembuluh yang lebih besar; lama kelamaan
membentuk duktuslimphaticus dexter (menampung limfe dari kepala kanan,
thoraks kanan, dan ekstremitas kanan) dan duktus thoracicus (menapung limfe
dari cisterna chyli pada abdomen). Kedua duktus ini masing-masing bermuara
pada vena subclavian kanan dan kiri, kemudian cairan limfe bersatu dengan
aliran darah pada vena. Disinilah perbedaan dengan peredaran darah dimana
aliran limfe bukan merupakan aliran tertutup. Pembuluh limfatik besar
berdinding 3 lapis, yaitu T. Intima, T. Media, dan T. Adventitia. Kontraksi otot
yang berdekatan dengan pembuluh limfe mencegah limfe keluar dari pembuluh
Macam-macam Organ Limfatik
1. Timus, Terletak pada mediastinum
2. Nodus Limfe 

 Terdapat disepanjang jalur pembuluh limfe 

 Berbentuk seperti kacang 

 Panjang 1mm-25mm 


3. Tonsil 

Terbagi menjadi 3 bagian: paryngeal tonsil, sepasang palatin tonsil,

Lingual tonsil (1/3 posterior lidah)
4. Limpa 

 Sebesar kepalan tangan dan yang paling besar dari kelenjar limfe
lainnya 

 Terletak dibawah diafragma dan dilindungi tulang rusuk bawah 

 Terdiri dari Limfosit T dan Limfosit B, makrofag, pembuluh darah, dan
cairan limfe

PEMBULUH KAPILER
- Kapiler merupakan pembuluh darah terkecil dengan diameter 5–10 􏱍nm.
- Kapiler membentuk jaringan yang luas, sekitar 20 miliar, pendek,
panjangnya ratusan mikrometer, bercabang, saling terhubung yang
berjalan di antara sel-sel tubuh.
- Jaringan ini membentuk area permukaan yang sangat besar untuk
melakukan kontak dengan sel-sel tubuh.
- Jumlah beragam sesuai kebutuhan oksigen pada sistem metabolisme
- Terdapat banyak di otot, otak, hati, ginjal, dan sistem saraf karena bayak
butuh oksigen
- Terdapat sedikit pada ligament dan tendon
- Terdapat precapillary spinchters untuk mengatur aliran peredaran darah
dalam 1 menit terdapat 5-10 siklus (kontraksi-relaksasi)
KAPILER KONTINU
- selaput plasma dibentuk oleh sel endothel
- dipisah oleh intercellular cleft yang memberi gap (celah) dari sel endothel
tetangga
- berada di sistem saraf pusat, paru paru, jeringan otot, dan kulit

Fenestrated Capillary atau kapiler bertingkap


- Dari kata fenestra yang berarti “jendela”
- Plasma membran dari sel endothel nya memiliki jendela; pori pori kecil
(diameter 70-100 nm)
- DItemukan di ginjal, vili pada usus halus, hampir semua kelenjar endokrin

SINUSOID
- lebih lebar dibanding dengan kapiler lainnya
- Plasma membrannya memiliki pori pori yang besar
- Mimiliki intercellular cleft yang besar agar protein dan beberapa sel
darah merah dari jaringan dapat masuk ke peredaaran darah
- Terdapat lapisan sel pada Sinusoid dapat beradaptasi sesuai dengan
kebutuhan suatu jaringan
- contoh: sinosoid pada hati, terdapat sel fagositik untuk membuang
bakteri dan kotoran lain dari darah
Histogenesis Vaskularisasi

Pembuluh darah terbentuk melalui dua mekanisme :


1. Vaskulogenesis yaitu berupa pembentukan pembuluh darah melalui
penyatuan angioblast (angioblast = sel asal pembuluh darah)
2. Angiogenesis yaitu pembuluh darah tumbuh keluar dari pembuluh yang
sudah ada (cabang).
Keseluruhan system dibentuk polanya dengan panduan sinyal yang
melibatkan Vascular
Vaskulogenesis ------ Aorta dorsalis & Vena Endothelial Growth
Kardialis
Factor (VEGF) dan
Angiogenesis ----- Sisa Sistem Vaskular pertumbuhan lainnya.
Bloods Island yang
pertama muncul pada mesoderm yang mengelilingi dinding dari kantung
telur pada minggu ke-3 dan sedikit setelahnya muncul pada lateral plate
mesoderm dan daerah lainnya. Pulau-pulau ini muncul dari sel mesoderm
yang diinduksi untuk membentuk hemangioblast , precursor bagi
pembentukan pembuluh darah dan darah.
Turunan Arkus Aortae

Arkus Turunan Arteri


1 A. Maksilaris
2 A. Hioidea dan A. Stapedialis
3 A. Karotis Komunis dan bagian pertama a. karotis interna
4 sisa Arkus Aortae dari a. Karotis Komunis kiri ke a. subklavia kiri
Sisi A. Subklavia kanan (bagian proksimal)
kanan
6 sisi kiri A. Pulmonalis kiri dan duktus arteriosus
Sisi A. Pulmonalis kanan
Kanan

+ sisa karotis interna berasal dari aorta dorsalis; a. karotis eksterna tumbuh dari
arkus aortae ketiga
+ Bagian proksimal arkus aortae berasal dari kornu kiri sakus aortikus; komu
kanan sakus ini membentuk a. brakiosefalika
+ bagian distal a.subklavia kanan, dan juga a.subklavia kiri, terbentuk dari a.
intersegmental ketujuh di sisinya masing-masing

Untuk bahasan yang lebih mendalam lihat di text book : langman halaman 186
ANATOMI JANTUNG
Jantung memiliki berat 250-300 gr dan kurang lebih berukuran sesuai dengan
kepalan tangan masing-masing orang. Jantung terletak di dalam Cavitas
pericardiaca, di tengah-tengah mediastinum inferius. Jantung mendominasi
di Mediastinum inferius yang mengarah ke diafragma. Jantung terletak miring
dengan dua pertiga bagiannya di sebelah kiri dan sepertiga bagiannya di sebelah
kanan.
*cavitas pericardiaca : ruang pada pericardium, pericardium : selaput
*Mediastinum inferus : rongga di antara paru-paru kanan dan kiri

Basis cordis adalah berbentuk persegi empat dan menghadap posterior. Basis
jantung yang lebar berorientasi dalam arah oblik ke arah sisi kanan atas. Terdiri
dari:
1. atrium sinistrum
2. sebagian kecil atrium dextrum
3. bagian proximal venae besar (venae cava superior dan inferior dan venae
pulmonales)
Apex cordis mengarah ke sisi kiri bagian inferior. Apex cordis terbentuk dari
bagian inferolateral ventriculus sinister. Berada di posterior dari spatium
intercostale 5 kiri, 8-9 cm dari linea mediosternalis. Merupakan tempat terjadi
pulsasi jantung maksimal.

Permukaan pada jantung:


1. Facies sternocostalis yang berorientasi ventral terutama menunjukkan
ventrikel kanan. Menempel pada sternum.
2. Facies diaphragmatica menunjuk ke arah inferior dan terdiri dari kedua
bagian ventrikel. Permukaan nya sedikit horizontal ataupun mencekung.
3. Facies pulmonalis dibentuk oleh atrium kanan di sisi kanan dan oleh
ventrikel kiri di sisi kiri.
Batas-batas jantung :
a. Tepi kanan, agak cembung, dibentuk oleh atrium dekster dan terletak
anatara vena cava inferior dan vena cava superior.
b. Tepi bawah, dibentuk terutama oleh ventriculus dekster dan hayan
sedikit oleh ventriculus sinister.
c. Tepi kiri, dibentuk terutama oleh ventrikulus sinister dan sedikit
auricular sinister.
d. Tepi atas, dibentuk oleh auricular dekster dan auricular sinister, yakin
tempat keluar dan masuknya pembuluh darah besar.

Pericardium mengelilingi jantung, memantapkan posisi jantung dan


memungkinkan jantung berkontraksi tanpa gesekan.
Lapisan luar jaringan ikat padat adalah Pericardium fibrosum. Berdekatan
dengan Pericardium fibrosum di bagian dalam adalah Tunica serosa atau
Pericardium serosum yang membentuk lapisan parietal (Lamina parietalis)
Pericardium serosum.
Lamina parietalis merupakan lanjutan Lamina visceralis Pericardium (=
Epicardium) yang melipat ke belakang di bagian ventral pada akar pembuluh
darah besar jantung. Di bagian posterior atrium, refleksi antara Epicardium dan
lapisan parietal Pericardium membentuk lipatan vertikal di antara V. cava
inferior dan superior, dan lipatan horizontal di antara vena-vena pulmonalis
superior di sisi kanan dan kiri. Lipatan-lipatan Pericardium ini membentuk dua
sinus Cavitas pericardiaca di bagian posterior.
Katup jantung
Jantung memiliki dua katup atrioventricularis (Valvae cuspidales) di antara
atrium dan ventrikel pada setiap sisi.
- Katup atrioventrikularis kanan (Valva atrioventricularis dextra) terdiri
dari tiga cuspis (valva tricuspidalis).
- Katup atrioventrikularis kiri (Valva atrioventricularis sinistra)
mempunyai dua cuspis (valva bicuspidalis, valva mitralis). Cuspis-cuspis
ini melekat pada otot papilaris melalui Chordae tendineae untuk
mencegah prolapsnya katup selama kontraksi ventrikel. Selain itu, di
antara ventrikel dan arteri besar terdapat katup aorta (Valva aortae) di
sisi kiri dan katup pulmonal (Valva pulmonalis) di sisi kanan, keduanya
terdiri dari tiga cuspis semilunaris (Valvulae semilunares). Ketika darah
dipompa dari ventrikel masuk ke dalam arteri besar selama sistol, katup
semilunaris terbuka dan katup atrioventrikularis tertutup. Ketika terisi
dengan darah dari atrium selama diastol, katup atrioventrikularis terbuka
dan katup semilunaris tertutup.
Ruang-ruang jantung
Jantung mempunyai empat ruang, atrium dexter dan sinister di bagian atas yang
dipisahkan oleh septum interatrialis; ventriculus dexter dan sinister di bagian
bawah yang dipishkan oleh septum interventrikularis. Pada tiap permukaan
anterior atrium terdapat auriculus yang berfungsi untuk meningkatkan
kapasitas atrium sehingga dapat menerima sejumlah besar volume darah.
a. Atrium Dexter menerima darah dari vena cava superior, vena cava
inferior, dan sinus coronaria. Dinding atrium dexter tebalnya 2 – 3 mm.
b. Atrium Sinister menerima darah dari empat vena pulmonalis. Dinding
atrium sinister memiliki ketebalan dan struktur dinding yang hampir
sama dengan atrium dexter.
c. Ventriculus Dexter tebal dindingnya adalah 4 – 5 mm. Terdapat
trabeculae carnae (bubungan otot bundar atau tidak teratur yang
menonjol dari permukaan bagian dalam kedua ventrikel ke rongga
ventricular). M. papillaris (trabeculae carnae yang berbentuk kerucut)
dan katup trikuspidalis dihubungkan oleh chordae tendinae. Terdapat
trabeculae septomarginalis, pita muskular pada ventrikel kanan yang
berfungsi menghubungkan m. papillaris anterior dengan septum
interventrikular.
d. Ventriculus Sinister tebal dindingnya sekitar 10 – 15 mm. Ventriculus
sinister memiliki dindin paling tebal dibandingkan ruang jantung lainnya.
Terdapat trabeculae carnae dan chordae tendinae (penghubung m.
papillaris dengan katup bikuspidalis).

Dinding jantung
Struktur Dinding jantung; mikroskopik rinci dari atrium kanan.
Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan:
- Endocardium: permukaan internal terdiri dari endotelium dan jaringan
ikat

- Myocardium: otot jantung dengan kardiomiosit
- Epicardium: Tunica serosa dan Tela subserosa di permukaan eksternal
jantung, menunjukkan lapisan visceral Pericardium serosum. Pada
manusia, Tela subserosa mengandung banyak jaringan lemak putih,
tempat terdapatnya pembuluh darah coronaria dan saraf.
Fungsi Jantung
- Jantung kanan berfungsi dalam memompa darah ke paru-paru, serta
mengambil O2 dan melepas CO2.
- Jantung kiri berfungsi dalam memompa darah ke jaringan sel tubuh untuk
proses sirkulasi

HISTOLOGI JANTUNG

Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan :


1. Endokardium
Terdiri atas selapis sel endotel gepeng (yang mengandung serat elastin
dan kolagen) dan stratum subendotheliale yang tipis. Di sebelah dalam
endokardium terdapat lamina subendocardiaca jaringan ikat. Di sini
ditemukan pembuluh darah kecil dan serat purkinje.
2. Miokardium
Lapisan paling tebal dan terdiri dari sel-sel otot jantung yang tersusun
berlapis-lapis. Berkas-berkas serabut otot jantung yang merupakan sisa-
sisa semasa embrio diketemukan sebagai tonjolan-tonjolan di
permukaan dalam sebagai trabeculae carneae. Miokardium di bagian
ventrikel lebih tebal daripada di atrium.
3. Epikardium
Bagian luar jantung yang terdiri dari mesotel selapis gepeng dan lamina
subepicadiarca jaringan ikat dibawahnya. Lamina subepicadiarca
mengandung pembuluh darah koronaria, saraf, dan jaringan adiposa.
Terdiri dari dua lapisan :
1. Lamina visceralis yang langsung menempel pada myocardium
disebut pula epicardium. Pada permukaan bebasnya ditutupi oleh sel-
sel mesotil dan dibawahnya terdapat jaringan pengikat tipis yang
mengandung serabut elastis, pembuluh darah dan serabut saraf.
2. Lamina parietalis, berbentuk sebagai membrana serosa yang terdiri
atas jaringan pengikat tipis mengandung serabut elastis, kolagen,
fibroblas dan makrofag.
Kedua lembaran pericardium ini saling berhubungan membatasi ruangan
yang sempit disebut cavum pericardii.
Jantung Kiri
Endokardium melapisi rongga atrium dan ventrikel. Di bawah
endokardium terdapat jaringan ikat subendokardium. Miokardium di atrium dan
ventrikel terdiri dari serat otot jantung. Epikardium atrium dan ventrikel melapisi
jantung di sebelah luar. Lamina Subepicardia mengandung jaringan ikat, jaringan
adiposa, dan banyak pembuluh darah koronaria, yang jumlahnya bervariasi di
berbagai bagian jantung. Epikardium juga rneluas ke dalam sulkus koronarius
(atrioventrikularis) dan sulkus interven-trikularis jantung.
Di antara atrium dan ventrikel terdapat satu lapisan jaringan ikat fibrosa
padat yaitu anulus fibrosos. Katup atrioventrikularis (mitral) bikuspid memisahkan
atrium dari verstrikel. Kuspis katup atrioventrikularis (mitral) dibentuk oleh
membran ganda endokardium dan inti jaringan ikat padat yang bersambungan
dengan anulus fibrosus. . Otot papilaris berfungsi untuk menahan dan menstabilkan
kuspis di katup atrioventrikularis ventrikel kanan dan kiri sewaktu kontraksi
ventrikel.
Sebuah pembuluh darah besar jantung, arteri koronaria ditemukan di
jaringan ikat subepikardium. Di bawah arteri koronaria terdapat sinus koronarius,
suatu pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung. Vena koronaria dengan
katupnya masuk ke sinus koronarius. Pembuluh darah koronaria yang lebih kecil
terlihat di jaringan ikat subepikardium dan di septum jaringan ikat yang ditemukan di
miokardium.

Jantung Kanan
Trunkus pulmonalis dilapisi oleh jaringan ikat subendokardium dan jaringan
adiposa yang selanjutnya dilapisi oleh epikardium.Kedua lapisan ini menutupi
permukaan luar ventrikel kanan. Seperti pembuluh darah lainnya, trunkus
pulmonalis dilapisi oleh endotel pada Tunika intima. Tunika media membentuk
bagian paling tebal dinding trunkus pulmonalis. Jaringan ikat tipis tunika adventisia
menyatu dengan jaringan ikat subepikardium, yang mengandung jaringan lemak
arteriol dan venula koronaria.Trunkus pulmonalis berasal dari annulus
fibrosus.Katup semi-lunaris trunkus pulmonalis dilapisi oleh endokardium.
Miokardium ventrikel kanan yang tebal dilapisi di bagian dalamnya oleh
endocardium. Endokardium meluas melewati katup pulmonal dan anulus
fibrosus, dan menyatu dengan tunika intima runkus pulmonalis. Arteriol dan venula
koronaria terlihat di jaringan ikat subepikardium.
Katup Jantung
Terdiri atas jaringan ikat fibrosa padat di pusat (yang mengandung serat kolagen
maupun elastin), yang kedua sisinya dilapisi oleh lapisan endotel. Dasar katup
melekat pada annulus fibrosus yang merupakan bagian dari skeleton fibrosa.
Pada kedua permukaan katup dilapisi oleh endocardium.
Pemacu Jantung
 Impuls dihantarkan oleh sel jantung khusus yang terletak di nodus SA
(sinuatrialis) dan AV (atrioventricularis)
 Nodus SA dan AV terletak di dinding atrium kanan
 Nodus SA menentukan kecepatan denyut jantung dan merupakan
pemacu (paremaker) jantung
 Impuls dari nodus SA dihantarkan melalui nexus ke semua otot
jantung
 Fasciculus atrioventricularts terletak di sisi kanan dan kiri septum
interventricularis
 Fasciculus atrioventricularis membentuk serat Purkinje
 Aktivttas pemacu dipengaruhi oleh sistem saraf otonom dan hormon
Serat Purkinje
 Lebih besar daripada serat jantung dengan lebih banyak glikogen dan
warna lebih terang
 Bagian sistem konduksi jantung
 Terletak di bawah endokardium di kedua sisi septum
interventricularis
 Bercabang-cabang ke seluruh miokardium dan menyalurkan rangsangan
melalui nexus ke seluruh jantung
Hormon Natriuretik Atrial
 Sel atrium tertentu mengandung granula yang berisi hormon
 Dilepaskan jika atrium teregang
 Menurunkan tekanan darah dengan menghambat pelepasan renin dan
aldosteron
 Ginjal mengeluarkan lebih banyak natrium dan air sehingga volume dan
tekanan darah menurun

Sistem Sirkulasi Jantung


Peristiwa terjadinya pada jantung dimulai dari sebuah denyut jantungg sampai
awal denyut jantung berikutnya disebut siklus jantung. Setiap siklus diawali
dengan pembentukan potensial aksi didalam simpul sinus. Terletak pada dinding
lateral superior atrium kanan dekat muara vena cava superior. Kemudian
menjalar potensial aksi yang terjadi sangat tinggi melalui kedua atrium dan
melalui berkas A-V (atrioventrikular) katub yang berada antara atrium dan
ventrikel, selanjutnya menuju ventrikel. Terdapat pengaturan khusus dari
sistem konduksi dari atrium menuju ventrikel, yaitu adanya perlambatan selama
0,1 detik ketika implush jantung dihantarkan dari atrium menuju kevetrikel.
Keadaan ini memungkinkan atrium untuk berkontraksi mendahului kontraksi
ventrikel, serta memompa darah kedalam ventrikel sebelum terjadi kontraksi
yang kuat.

Tambahan :
1. Atrium bekerja sebagai pompa pendahulu dari ventrikel.
2. Ventrikel : menyediakan sumber kekuatan utama untuk memompakan
darah ke sistem pembuluh darah tubuh.

Siklus jantung terdiri dari 2 periode :


1. Diastolic : periode pengisian jantung dengan darah. (relaksasi dan
pengisian).
 Atrium berelaksasi, dipenuhi darah dari vena (darah dari sistem vena
terus mengalir kedalam atrium, tekanan atrium melebihi tekanan
ventrikel).
 Ventrikel berelaksasi, katub antrioventricular tertutup
 Volume diantrium bertambah memberi tekanan pada atrium.
 Katub atrioventricular terbuka.
 Darah mengalir ke ventrikel.
2. Sistoel (kontraksi)
 Atrium systole
 Ketika diastole (relaksasi berakhir) kedua atrium berkontraksi secara
simultan dan darah terdorong ke ventral.
 Ventricular stole
o Terjadi sesegera setelah atrium stole, ventrikel berkontraksi.
o Katub antrioventricular menutup ( mencegah aliran balik
darah keatrium ) .
o Katub semilunar terbuka, membiarkan darah meninggalkan
jantung dengan tekanan tinggi.
o Ventricular systole berakhir dengan relaksasi ( diestoel) dan
siklus terjadi lagi.

Macam – macam kelainan jantung:


1. Abnormal Heart Rhythms
Normalnya jantung berdetak 60 sampai 100 kali tiap menit (atau sekiar
100 ribu kali setiap harinya). Jantung yang bedetak tidak normal biasanya
disebut arryhytmia (sering juga disebutdysrhythmia). Jantung yang
berdetak terlalu lambat (dibawah 60 kali per menit) disebut
bradyarrhythmias. Sedankan yang berdetak di atas 100 per menit disebut
tachyarrhytmias.

Penyebab :
 Penyakit arteri coroner
 Gagal jantung
 Penyakit katup jantung
 Tekanan darah tinggi
 Stress, konsumsi alkohol, tembakau, dan kafein yang berlebihan, serta
pil diet, obat dekongestan dan batuk.

Gejala Aritmia Jantung dapat mencakup salah satu yang dari berikut ini:
 Nyeri dada
 Pusing
 Pingsan
 Palpitasi (detak jantung terlewatkan, detak jantung cepat, berdebar-
debar atau dada terasa bergetar)
 Napas tersengal-sengal

2. Heart Failure
Gagal jantung merupakan yang paling menakutkan. Bukan berarti jantung
tidak dapat bekerja sama sekali, hanya saja jantung tidak berdetak
sebagaimana mestinya.

3. Heart Valve Disease


Rusaknya katup jantung. Katup jantung terdapat pada setiap bilik jantung
(jantung kita memiliki 4 buah bilik) yang berfungsi mengatur aliran darah
searah menuju jantung.

4. Cardiomyopathies
Menyerang pada otot jantung itu sendiri. Orang -orang yang terserang
penyakit ini biasanya mengalamai pembesaran, pengecilan jantung secara
tidak normal dan atau bahkan menjadi kaku. Menyebabkan jantung
memompa secara tidak normal (menjadi lebih lemah). Tanpa penanganan
yang baikcardiomyopathies akan menyebabakan penyakit yang lebih
buruk seperti gagal jantung atau menyebabkan jantung berdetak tidak
normal.

5. Pericarditis
Merupakan radang yang mengelilingi lapisan jantung. Jarang terjadi,
biasanya disebabkan oleh infeksi.

HISTOGENESIS JANTUNG
SUMBER : LANGMAN
1) Pada hari ke 16 :sel progenitor jantung membentuk regio berbentuk tapal
kuda yang berada di lapisan splanknik dari mesoderm (medan jantung
primer/PHF:Primary Heart Field) ->gambar 13.1, saat sel ini bermigrasi akan
membentuk sisi kanan dan kiri jantung,atrium,ventrikel kiri dan sebagian
ventrikel kanan.Sedangkan sebagian ventrikel kanan lainnya, konus kordis
dan trunkus arterious (saluran aliran keluar) berasal dari sel-sel di medan
jantung sekunder (SHF:Secondary heart field) -> gambar 13.3. SHF ini diatur
oleh sel-sel krista neuralis yang bermigrasi melalui arkus faring di regio ini ->
gambar 13.37 . Lalu endoderm anterior dibawah sel progenitor jantung
menyebabkan sel-sel ini menjadi mioblas dan pembuluh darah.BMP dengan
penghambatan ekspresi WNT menginduksi NKX2.5 , gen master untuk
perkembangan jantung.Beberapa sel di PHF menjadi sel endotel dan
membentuk tabung berbentuk tapal kuda, sementara lainnya membentuk
mioblas di sekeliling tabung
2) Pada hari ke 22 : Lipatan dinding tubuh lateral mengarahkan kedua sisi tapal
kuda->gambar 13.5 ke garis tengah tempat kedua sisi ini menyatu, dan
atrium akan membentuk satu tabung jantung yang agak bengkok -> gambar
13.8
3) Minggu ke-4 :
- Jantung mengalami pelengkungan jantung
- Pembentukan septum di jantung sebagian berasal dari perkembangan
jaringan bantalan endokardium di kanalis atrioventrikularis dan di regio
konotrunkal
- Jaringan bantalan akan menjadi fibrosa dan membentuk katup
bikuspidalis dan trikuspidalis

Elektrokardiogram
1. Pengertian
Elektrokardiogram (EKG) adalah tes sederhana untuk mengukur dan
merekam aktivitas listrik jantung. Tes ini menggunakan mesin
pendeteksi impuls listrik yang disebut elektrokardiograf .
Elektrokardiograf akan menerjemahkan impuls listrik menjadi grafik
yang ditampilkan pada layar pemantau kemudian diterjemahkan oleh
dokter ahlinya. EKG dapat membantu mendiagnosis berbagai kondisi
kesehatan seperti aritmia jantung, pembesaran jantung, peradangan jantung,
dan penyakit jantung koroner.
Hasil EKG yang normal dari jantung memiliki karakteristik yang khas, irama
jantung yang tidak teratur atau kerusakan pada otot jantung akan
berdampak pada aktivitas listrik jantung sehingga mengubah bentuk EKG.
Seorang dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan EKG pada
pasien yang mungkin beresiko mengalami penyakit jantung karena adanya
riwayat keluarga penyakit jantung atau karena kebiasaan merokok, obesitas,
kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi.
2. Berbagai masalah jantung yang dapat didiagnosis dengan EKG, antara
lain :
a. Pembesaran jantung
b. Aritmia (irama jantung yang abnormal :cepat, lambat atau denyut yang
tidak teratur)
c. Kerusakan jantung seperti ketika salah satu arteri tersumbat (oklusi
koroner)
d. Suplai darah yang buruk ke jantung
e. Peradangan jantung
f. Serangan jantung selama masa perawatan dan IGD atau ICU
3. Cara penggunaan EKG
Saat pemeriksaan EKG Dokter akan menempelkan elektrode, umumnya
berjumlah 10 atau 12 buah, elektrode akan disambungkan dengan kabel-
kabel ke mesin elektrokardiograf.

Berikut adalah posisi pemasangan elektrode :

Ket letak:

Warna
Jenis Elektroda Elektroda Lokasi Pemasangan
V1 Merah Sela iga 4 pada ujung sternum kanan
V2 Kuning Sela iga 4 pada ujung sternum kiri
V3 Hijau Di antara V2 dan V4
V4 Coklat Sela iga 5 pada linea midklavikula kiri
Sejajar dengan V4 pada linea aksilaris
V5 Hitam anterior kiri
Sejajar dengan V4 dan V5 pada linea mid
V6 Ungu aksilaris kiri
Elektroda lengan kanan (Right Lengan kanan, proksimal dengan
arm/RA) Merah pergelangan tangan
Elektroda lengan kiri (Left Lengan kiri, proksimal dengan pergelangan
arm/LA) Kuning tangan
Kaki kiri, proksimal dengan pergelangan
Elektroda kaki kiri (Left leg/LL) Hijau kaki
Elektroda kaki kanan (Right Kaki kanan, proksimal dengan pergelangan
leg/LL) Hitam kaki
Contoh hasil EKG :

4. Cara membaca EKG :

Gelombang P. Gelombang ini pada umumnya berukuran kecil dan merupakan


hasil depolarisasi atrium kanan dan kiri.
Segmen PR. Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan
gelombang P dan gelombang QRS. Menggambarkan aktivitas listrik dari atrium
ke ventrikel.
Gelombang Kompleks QRS. Gelombang kompleks QRS ialah suatu kelompok
gelombang yang merupakan hasil depolarisasi ventrikel kanan dan kiri.
Segmen ST. Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan
kompleks QRS dan gelombang T.
Gelombang T. Gelombang T merupakan potensial repolarisasi ventrikel kanan
dan kiri.

5. Masalah medis yang dipertimbangkan dengan EKG


a. nyeri dada
b. sesak nafas
c. pusing
d. pingsan
e. nafas cepat
f. detak jantung tidak teratur (palpitas)

tidak ada persiapan khusus untuk melakukan EKG, hanya saja apabila pasien
mengonsumsi obat tertentu atau memiliki alergi pada pita perekat yang
ditempelkan pada elektroda
6. prosedur EKG
karena dipasang pada dada, pergelangan tangan dan kaki pasien harus
menggunakan pakaian yang terpisah. Elektrode yang dipasang harus
bersentuhan langsung dengan kulit. Pemasangan elektrode harus benar agar
hasil yang didapatkan dapat maksimal dan benar.
7. Jenis-jenis EKG
a. EKG instirahat (resting ECG)
Pasien berbaring tidak boleh bergerak karena impuls listrik lain dapat
dihasilkan oleh otot-otot lain selain otot jantung yang dapat mengganggu
pemeriksaan. Pemeriksaan ini membutuhkan waktu 5-10 menit
b. Ambulatori EKG (ambulatory ECG)
Dilakukan dengan alat perekam portable ang dipakai setidaknya 24 jam,
pasien bebas melakukan apapun secara normal sementara monitor
terpasang biasanya digunakan pada pasien yang sembuh dari serangan
jantung
c. Test stres jantung
Dilakukan pada pasien saat pasien besepeda atau berjalan diatas
treadmill. Membutuhkan waktu 15-30 menit.

Bunyi Jantung
Bunyi jantung terjadi apabila katup jantung menutup, getarannya sampai ke
dada. Jadi bunyi terjadi pada saat adanya perbedaan tekanan darah yang dibatasi
katup. Katup atrioventricular terdiri dari katup trikuspidalis dan katup mitral.
Katup semilunar terdiri atas katup aorta dan katup pulmonal. Bunyi jantung I, II,
III dan IV dapat diamati dengan bantuan stetoskop.
Diagram yang menunjukan perubahan tekanan pada siklus jantung.
Keterangan :
a) Atrium, berkontraksi darah tertekan ke ventrikel
b) Ventrikel berkontraksi, katup AV menutup menghasilkan bunyi “lub”
c) Katup semilunar terbuka karena bertambahnya tekanan ventrikel
d) Katup semilunar tertutup, aliran balik dari darah di arteri menekan katup,
menghasilkan suara “dub”
e) Atrium dipenuhi darah dari vena.

1. Bunyi Jantung Pertama


Terjadi pada permulaan sistolik. Bunyi “lub” lama 0,14 detik dengan
frekuensi 40-50 Hz, didengar keras.
2. Bunyi Jantung Kedua
Terjadi pada akhir sistolik. Bunyi “dub” lama 0,11 detik dengan frekuensi
40-500 Hz lebih keras dari bunyi jantung pertama.
3. Bunyi Jantung Ketiga
Terjadi pada pertengahan diastol, bunyi bergemuruh, sangat lemah
dengan frekuensi rendah.
4. Bunyi Jantung Keempat
Bunyi jantung atrial, terjadi bila atrium berkontraksi, bunyi hampir sama
dengan bunyi jantung ketiga, frekuensi sangat rendah kurang lebih 20Hz.

Denyut Jantung
Denyut jantung adalah jumlah denyutan per satuan waktu, biasanya per menit.
Denyut jantung didasarkan pada jumlah kontraksi ventrikel (bilik bawah
jantung). Denyut jantung mungkin terlalu cepat (takikardia) atau terlalu lambat
(bradikardia).
Bagian-bagian jantung secara normal berdenyut dengan urutan teratur.
Kontraksi atrium (sistol atrium) diikuti oleh kontraksi ventrikel (sistol
ventrikel). Dan selama diastol semua rongga jantung relaksasi. Denyut berasal
dari sistem penghantar jantung yang khusus menyebar melelui semua
miokardium. Kecepatan jantung mengeluarkan listrik menentukan frekuensi
denyut jantung.
Jumlah detak jantung normal permenit akan bervariasi setiap individu karena
akan tergantung usia, ukuran tubuh, kondisi jantung, apakah sedang duduk atau
bergerak, penggunaan obat dan bahkan suhu udara. Bahkan emosi dapat
mempengaruhi denyut jantung. Misalnya, semakin bersemangat atau rasa takut
akan meningkatkan detak jantung.

Detak jantung normal menurut American Heart Association :


 Anak-anak 10 tahun ke atas, dewasa dan manula: 60-100 detak per menit
 Atlet: 40-60 detak per menit

Denyut Nadi
Denyut nadi adalah frekuensi irama denyut/detak jantung yang dapat dipalpasi
(diraba) di permukaan kulit pada tempat-tempat tertentu. Frekuensi denyut nadi
pada umumnya sama dengan frekuensi denyut atau detak jantung. Denyutan
dinyatakan sebagai ekspresi dan dorongan balik arteri secara berganti-ganti. Ada
2 faktor yang bertanggung jawab bagi kelangsungan denyutan yang dapat
dirasakan. Pertama, pemberian darah secara berkala dengan selang waktu
pendek dari jantung ke aorta, yang tekanannya berganti-ganti naik turun dalam
pembuluh darah. Bila darah mengalir tetap dari jantung ke aorta, tekanan akan
tetap sehingga tidak ada denyutan. Faktor yang kedua, elastisitas dari dinding
arteri yang memungkinkannya meneruskan aliran darah dan aliran balik. Bila
dinding tidak elastis maka tetap ada pergantian tekanan tinggi rendah dalam
sistol dan diastol ventrikel, namun dinding tersebut tidak dapat melanjutkan
alirannya dan mengembalikan aliran sehingga denyut pun tidak dapat dirasakan.

Anda mungkin juga menyukai