Anda di halaman 1dari 13

PSIKOLOGI

BIOPSIKOLOGI

DISUSUN OLEH:

FANNY AMALIA SAFITRI 1814401103

BELLY FUSFITA 1814401104

FATHUR ROZI 1814401131

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
karena telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya. Tidak lupa saya
berterima kasih kepada ibu Tumiur Sormin, S.KM., M.Kes. selaku dosen mata kuliah
psikologi yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Makalah ini dibuat dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
mahasiswa mengenai “BIOPSIKOLOGI”. Saya selaku penulis berupaya membuat
makalah ini dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh para pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Saya menyadari
bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan baik dari segi penulisan ataupun tata
bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima kritik dan saran yang
diharapkan dapat membantu saya untuk membuat makalah kedepannya.

Bandar Lampung, 22 Januari 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Bab I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1

Bab II Pembahasan 2

2.1 Pengertian 2
2.2 Tahapan-Tahapan Pengembangan Biopsikologi pada Manusia 2

Bab III Penutup 9


3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran 9

Daftar Pustaka 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berbicara tentang perilaku manusia, sebetulnya jika kita urai secara teoritis
ternyata bukan suatu hal yang simpel. Sebagaimana yang sudah dibahas pada topik
ke-1, bahwa perilaku manusia terjadi karena adanya stimulus yang diterima
organisme sehingga muncul respon (tampak perilaku). Hal tersebut ditentukan oleh
faktor biopsikologi dan sensorikmotorik.

Pada topik ini dipaparkan tentang definisi dari biopsikologi, tahapan


perkembangan biopsikologi dari mulai masa bayi sampai dengan masa tua. Selain
itu, dipaparkan juga tentang definisi proses sensorik-motorik, bagaimana proses
sensorik-motorik terjadi, faktorfaktor yang memengaruhi proses sensorik-motorik,
dan hubungan proses sensorik-motorik dengan perilaku.

Berbicara tentang konsep biopsikologi, maka kita harus berpikir bahwa untuk
mempelajari perkembangan manusia, kita harus membedakan dua hal yaitu proses
pematangan dan proses belajar. Proses pematangan berarti proses pertumbuhan yang
menyangkut penyempurnaan fungsi-fungsi tubuh sehingga terjadi perubahan-
perubahan perilaku, terlepas ada tidaknya proses belajar. Proses belajar berarti
proses mengubah atau mempelajari perilaku melalui latihan, pengalaman, dan kontak
dengan lingkungan. Selain dua hal tersebut tentunya faktor pembawaan atau bakat
juga memengaruhi perkembangan manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Biopsikologi?
2. Jelaskan tahapan-tahapan perkembangan biopsikologi manusia!
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang biopsikologi.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan-tahapan perkembangan psikologi
manusia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biopsikologi

Biopsikologi adalah ilmu aplikasi atau terapan biologi (ilmu hayati) dan
psikologi (ilmu tentang perilaku manusia). Jadi biopsikologi merupakan pendekatan
psikologi dari aspek biologi. Pada konsep ini, ahli biopsikologi melihat bahwa sifat
dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan dari induk asal. Sebagai
contoh, sifat pendiam, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan
tidak dipelajari melalui pengalaman.

2.2 Tahapan-Tahapan Perkembangan Biopsikologi pada Manusia


1. Masa Konsepsi

Yaitu suatu peristiwa penyatuan antara sel sperma dengan sel telur didalam
tuba falopi. Hanya satu sperma yang mengalami proses kapasitasi yang dapat
melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelusida
mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma. Kriteria pada
masa konsepsi:

 Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.
 Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.
 Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama
ejakulasi.
 Tidak ada barier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai penetrasi
dan akhirnya membuahi ovum.

Konsepasi memiliki kemungkinan paling berhasil, jika hubungan seksual


berlangsung tepat sebelum ovula. Sperma dapat hidup selama 3 – 4 hari didalam
saluran genetalia wanita dan idealnya harus berada didalam tuba falopii saat
ovulasi terjadi, karena ovum hanya bisa hidup selam 12 – 24 jam. Wanita dapat
memprediksi ovulasi dengan memantau perubahan dalam tubuhnya. Misalnya,
sekitar waktu ovulasi, serviks memendek, melunak dan sedikit berdilatasi. Salah
satu indicator ovulasi yang paling kuat adalah status lender serviks yang menjadi

2
transparan, licin, dan banyak (Flynn, 1992). Lendir tersebut juga dapat
direnggangkan, suatu materi yang disebut spinnbarkeit. Setelah ovulasi, lender
kembali menjadi kental, lengket, dan jumlahnya menurun (Norman, 1986).
Tindakan lebih jauh yang dapat dilakukan wanita adalah mengobservasi suhu
tubuh basalnya, yang meningkat sebesar 0,2 derajat celcius segera setelah
ovulasi.

Waktu yang optimal untuk mulainya kehamilan adalah dalam 24 jam


ovulasi. Koitus ( hubungan seksual ) selama 24 jam sebelum ovulasi akan
menyediakan spermatozoa pada tuba falopi yang siap menerima kedatangan
ovum. Dengan demikian penting bagi wanita mencoba untuk mengerti bahwa ia
mengetahui perkiraan hari ovulasinya

2. Masa Bayi
1) Masa Dasar
Masa bayi adalah dasar periode kehidupan yang sesungguhnya karena
pada saat ini banyak pola perilaku, sikap, dan pola ekspresi emosi terbentuk.
Ada empat alasan yang menyebabkan mengapa dasar-dasar yang diletakkan
pada masa bayi itu penting. Alasan tersebut yaitu:
 Sifat-sifat masih dapat dibentuk
 Cepat mengubah pola perilaku
 Dapat membentuk kebiasaan
 Dapat menyesuaikan pribadi sosial
2) Masa Pertumbuhan

Bayi berkembang pesat, baik secara fisik maupun psikologis. Perubahan


tidak hanya terjadi dalam penampilan tetapi juga dalam kemampuan.
Perubahan yang terpesat adalah dalam tahun pertama.

3) Masa berkurangnya ketergantungan.

Kemandirian akan meningkat dengan berkembangnya kemampuan bayi


untuk mengkomunikasikan kebutuhan-kebutuhannya kepada orang lain.
Dengan berkurangnya ketergantungan, ia tidak lagi mau membiarkan orang
lain melakukan hal-hal yang dapat dilakukan atau yang di anggapnya dapat

3
dilakukan sendiri. Kalou ia ingin mencoba mandiri tapi dilarang, ia akan
protes.

4) Masa meningkatnya individualitas.

Individualitas yang tampak pada waktu lahir semakin menonjol pada saat
akhir masa bayi. Individualitas tampak dalam penampilan dan pola-pola
prilaku. Dengan meningkatnya individualitas, maka setiap bayi harus
diperlakukan sebagai individu.

5) Masa permulaan sosialisasi.

Egosentrisme, yaitu diri bayi yang muda belia, cepat berubah menjadi
keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok sosial dengan cara mencoba
memperoleh perhatian dari orang lain melalui segala macam cara yang dapat
dilakukannya.

6) Masa berkembangnya penggolongan peran seks.

Penggolongan peran seks merupakan bagian dari awal pendidikan anak.


Sebagai contoh anak perempuan harus bersikap sesuai dengan jenis
kelaminnya dengan memperbolehkan mereka menangis dan menunjukan
tanda-tanda lain “ kelemahan wanita” yang tidak diperkenankan pada bayi
laki-laki.

7) Masa permulaan kreativitas.

Karena kurangnya koordinasi otot dan ketidakmampuan mengendalikan


lingkungan, bayi tidak mampu melakukan sesuatu yang dapat dianggap
orisinal atau kreatif. Namun dalam bulan-bulan pertama bayi belajar
mengembangkan minat dan sikap yang merupakan dasar bagi kreativitasnya
kemudian dan untuk penyesuain diri dengan pola-pola yang diletakkan oleh
orang lain.

4
8) Masa berbahaya.

Bahaya lebih banyak terdapat selama masa bayi. Bahaya dapat


merupakan bahaya fisik dan bahaya psikologis. Diantara bahaya fisik, yang
paling parah adalah penyakit dan kecelakaan karena sering menyebabkan
ketidakmampuan dan bahkan kematian. Bahaya psikologis dapat terwujud
kalau diletakkan dasar-dasar yang buruk pada masa ini.

3. Masa Toddler

Adapun Piaget bahwa saat ini merupakan Fase Preoperasional dimana


sifat egosentris sangat menonjol. Pada fase ini.sering ditemukan ketidakmampuan
untuk menempatkan diri sendiri ditempat orang lain. Kohlberg menggolongkan
masa ini dalam Fase Konvensional, anak mulai belajar baik dan buruk,benar atau
salah melaui budaya sebagai dasar peletakan nilai moral. Kohlberg
menggolongkan fase ini dalam 3 tahap, yaitu Egosentris, kebaikan seperti apa
yang saya mau, tahap berikutnya adalah Oreintasi hukuman dan ketaatan,baik
dan buruk sebagai konsekuensi tindakan, dan tahapan yang terakhir adalah
Inisiatif, anak menjalankan aturan sebagai sesuatu yang menyenangkan dirinya.
Komunikasi, adanya rasa ingin tahu yang besar dan belum fasihnya kemampuan
bahasa,sehingga pada saat memberikan penjelasan kepada anak toddler
gunakanlah kata-kata yang sederhana dan singkat.

4. Masa Kanak-Kanak
Pada usia 2 atau 3 tahun, seorang anak mulai melihat kemampuan
tertentu yang dimilikinya, juga sikap terhadap orang lain pun berubah. Pada usia
ini, di satu pihak membutuhkan orang tua, di lain pihak keakuannya mulai
tumbuh dan ingin mengikuti kehendaknya sendiri. Masa ini disebut negativistik
pertama, sedangkan masa negativistik kedua timbul pada usia 5 – 6 tahun, saat
anak mulai mengenal lingkungan yang lebih luas. Masa negativistik kedua
ditandai sikap temper tantrum yaitu perilaku mengamuk, menangis, menjerit,
menyerang, dan menyakiti dirinya sendiri apabila ada keinginannya yang tidak
terpenuhi.
Pada anak penting juga kontak sosial di luar rumah, seperti hubungan
dengan teman sebaya di luar sekolah, yang lambat laun menghilangkan rasa

5
malu-malunya. Anak menjadi lebih berani dan belajar hidup dalam lingkungan
ketika ia menjadi pusat perhatian. Ia harus cukup berani mempertahankan
haknya, sebaliknya ia harus mengakui hak orang lain. Ia pun dituntut harus
bekerja sama dengan orang lain, dan tingkah lakunya mulai diatur normanorma
5. Masa Remaja
Masa ini merupakan masa transisi. Individu dihadapkan pada situasi yang
membingungkan, di satu pihak ia masih kanak-kanak, tetapi di pihak lain ia
harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Hal ini sering kali menimbulkan
perilaku-perilaku aneh, canggung dan kalau tidak terkontrol bisa menjadi
kenakalan. Sebagai upaya mencari identitas dirinya sendiri, seorang remaja
sering membantah orang tuanya, karena ia sudah mempunyai pendapat sendiri,
cita-cita sendiri, serta nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya. Oleh
karena itu, masa remaja disebut masa negativistik ketiga.
Persoalan lain yang mengganggu para remaja biasanya ditandai oleh
kematangan seksual. Dalam arti organ-organ seksualnya sudah dapat berfungsi
untuk mengembangkan keturunan. Perubahan sekunder pun terjadi. Badan cepat
bertambah tinggi dan mulai tumbuh rambut pubis. Pada pria suara membesar,
timbul jakun, dan otot-otot mulai tumbuh. Pada wanita, dada dan pinggul
membesar. Perkembangan yang cepat menuntut penyesuaian perilaku yang cepat
pula, tetapi umumnya penyesuaian perilaku tidak secepat pertumbuhannya.
Timbul masalah dengan matangnya fungsi seksual, yaitu, timbul dorongan dan
keinginan untuk pemuasan seksual, tetapi budaya tidak mengizinkan hubungan
seksual di luar perkawinan. Perkawinan menuntut persyaratan yang berat, yang
bisa terpenuhi setelah masa remaja. Hal ini menyebabkan remaja mencari
pemuasan dengan mengkhayal dan membaca buku porno.
Menghadapi remaja, orang tua harus bijak dengan sedikit-demi sedikit
melepas kontrolnya, agar anak benar-benar dapat mandiri pada saat dewasa. Jika
orang tua tetap mempertahankan otoritasnya, meskipun anak sudah dewasa,
maka si anak akan tetap tergantung pada orang tua, tidak pernah menjadi dewasa
sepenuhnya dalam kepribadian.
Stolz membagi perkembangan pada masa remaja menjadi empat tingkat,
sebagai berikut.

6
 Masa Pra puber, berlangsung satu atau dua tahun sebelum masa remaja
sesungguhnya. Anak menjadi gemuk, pertumbuhan tinggi badan terhambat
sementara.
 Masa puber atau masa remaja, berlangsung 2.5 s/d 3.5 tahun. Perubahan
sangat nyata dan cepat. Anak perempuan lebih cepat memasuki masa ini dari
pada laki-laki.
 Masa post puber, pertumbuhan cepat sudah berlalu, meskipun masih ada
perubahanperubahan pada beberapa bagian badan.
 Masa akhir puber, melanjutkan perkembangan sampai mencapai tanda-tanda
kedewasaan.
6. Masa Dewasa

Memasuki alam kedewasaan, seorang laki-laki harus mempersiapkan diri


untuk dapat hidup dan menghidupi keluarganya. Ia harus mulai bekerja untuk
mencari nafkah dan membina karier. Pada kaum perempuan harus
mempersiapkan diri untuk berumah tangga, dituntut menjalankan peran sebagai
istri dan ibu.

Umumnya dalam kehidupan bermasyarakat, peran wanita dan laki-laki


berbeda. Lakilaki mencari nafkah, agresif dan dominan, sedangkan wanita
mengurus rumah tangga, pasif dan lebih submisif. Tingkah lakunya pun berbeda.
Laki-laki lebih kasar dibanding wanita. Perbedaan tersebut tidak semata
disebabkan faktor biologis tetapi banyak ditentukan oleh faktor kebudayaan.

Sesuai kondisi kebudayaan dan lingkungan, pada beberapa orang tertentu,


baik lakilaki maupun perempuan, terdapat gejala khusus pada waktu usia 40
tahun tercapai atau terlewati. Pada beberapa laki-laki terjadi nampak gejala
seperti perilaku remaja kembali (senang bersolek, jatuh cinta lagi, pemarah,
emosional), orang awan menyebutnya puber kedua. Pada wanita kelihatan depresi
(murung), cepat marah, biasanya diikuti perasaan cemas atau khawatir kehilangan
kasih sayang suami dan anaknya yang mulai dewasa, serta kehilangan identitas
kewanitaan (menopause). Oleh karena itu, usia 40 tahunan sering disebut usia
pertengahan atau setengah baya, yang pada sebagian orang merupakan krisis.

7
7. Masa Tua
Problem utama adalah rasa kesepian dan kesendirian. Mereka sudah bisa
melewatkan kesibukan dalam pekerjaan yang merupakan pegangan hidup dan
dapat memberikan rasa aman serta rasa harga diri. Pada saat pensiun, hilang
kesibukan, anak-anak mulai menikah dan meninggalkan rumah. Badan mulai
lemah dan tidak memungkinkan bepergian jauh. Hal ini menyebabkan semangat
mulai menurun, mudah dihinggapi penyakit dan mengalami kemunduran mental.
Hal ini disebabkan kemunduran fungsi otak, sehingga sering lupa, daya
konsentrasi berkurang, biasanya disebut kemunduran senile.
Pada saat pensiun umumnya masih cukup kuat, sehingga harus
diusahakan agar kesibukannya tidak terhenti dengan tiba-tiba. Beberapa cara
untuk menghindari penghentian kegiatan secara mendadak adalah berikut ini.
 Memberikan masa bebas tugas sebelum pensiun.
 Memberikan pekerjaan yang lebih ringan sebelum pensiun.
 Mencari pekerjaan lain dalam masa pensiun.
 Melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat kegemaran dalam masa pensiun.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Biopsikologi adalah ilmu aplikasi atau terapan biologi (ilmu hayati) dan
psikologi (ilmu tentang perilaku manusia). Jadi biopsikologi merupakan pendekatan
psikologi dari aspek biologi. Pada konsep ini, ahli biopsikologi melihat bahwa sifat
dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan dari induk asal. Sebagai
contoh, sifat pendiam, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan
tidak dipelajari melalui pengalaman.

Tahapan-tahapan pada biopsikologi diibagi menjadi 7, yaitu masa konsepsi,


masa bayi, masa toddler, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, dan masa
tua.
3.2 Saran

Pemahaman mahasiswa keperawatan terhadap psikologi terutama biopsikologi


harus ditingkatkan guna membantu mahasiswa lebih baik dalam menjalankan asuhan
keperawatan kepada klien. Pembelajaran ini harus terus ditingkatkan oleh mahasiswa
sebagai upaya meningkatkan disiplin ilmu yang lebih kompeten, berjiwa
pengetahuan, dan selalu berfikir kritis.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Dudi. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Psikologi. Jakarta Selatan. Pusdik
Kesehatan Badan Pengembangan dan PemberdayaanSumber Daya Manusia Kesehatan.

http://krewengcool.blogspot.com/2011/03/masa-konsepsi-dan-masa-dalam-
kandungan_29.html

http://rachmatbox.blogspot.com/2013/09/psikologi-perkembangan-masa-bayi.html

https://melysaniki.wordpress.com/2012/04/18/tumbuh-kembang-toddler/

10

Anda mungkin juga menyukai