Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN KAKI DIABETES MELITUS DAN SENAM KAKI


DIABETIK PADA PASIEN DI RUANG PAVILIUM 3
RUMKITAL DR RAMELAN SURABAYA

Disusun Oleh :

1. Hardilani Pritasari ( 1930034 )


2. Irwan Bahari Rizkillah ( 1930039 )
3. Nurul Fitriani K ( 1930066)
4. Raditya Ajeng Kurnia ( 1930072 )
5. Rofina Lusia Jawa Ito ( 1930078 )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2019 - 2020
LEMBAR PENGESAHAN

PERAWATAN KAKI DIABETES MELITUS DAN SENAM KAKI DIABETIK


DI RUANG PAVILIUM 3 RUMKITAL DR RAMELAN SURABAYA

Pengesahan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Praktik Profesi Ners di Ruang Pavilium 3
Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, telah disahkan pada :

Tanggal : 3 September 2019

Ruang : Ruang Pavilium 3 Rumkital Dr. Ramelan Surabaya

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi

................................. ....................................

NIP. NIP.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Mata Ajar : Keperawatan Medikal Bedah


Topik Pokok Bahasan : Perawatan kaki diabetes melitus dan senam kaki diabetik
Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian kaki diabetik
2. Gejala kaki diabetik
3. Masalah umum yang terjadi pada kaki diabetik
4. Perawatan kaki diabetik sebelum terjadi luka (pencegahan primer)
5. Perawatan kaki diabetik setelah terjadi luka (pencegahan sekunder)
Sasaran : Pasien dan keluarga di ruang pavilium 3 Rumkital Dr. Ramelan
Surabaya
Tempat sasaran : Ruang Pavilum 3 Rumkital Dr. Ramelan Surabaya
Hari/Tanggal : Kamis, 3 September 2019
Waktu : 11.00 – 11.30 (± 30 menit)
Pelaksana : Mahasiswa Kelompok A2 Stikes Hang Tuah Surabaya

1. TUJUAN UMUM
Setelah mendapatkan penyuluhan selama kurang lebih 30 menit tentang perawatan
kaki pada pasien diabetes melitus, pasien dan keluarga di ruang pavilium 3
Rumkital Dr. Ramelan Surabaya bisa mengetahui dan melakukan perawatan kaki
dengan tepat dan benar.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan pasien dan keluarga mampu :
a. Menjelaskan pengertian kaki diabetik
b. Menjelaskan gejala kaki diabetik
c. Menjelaskan masalah umum yang terjadi pada kaki diabetik
d. Menjelaskan perawatan kaki sebelum luka (penjegahan primer)
e. Menjelaskan perawatan kaki setelah terjadi luka (pencegahan sekunder)
3. SASARAN
Peserta dalam penyuluhan ini adalah pasien dan keluarga yang menunggu di Ruang
Pavilium 3 Rumkital Dr. Ramelan Surabaya
4. MATERI
Terlampir
5. METODE
a. Ceramah
b. Diskusi dan Tanya Jawab
c. Demonstrasi
d. Role Play
6. MEDIA
a. Leaflet
b. Koran bekas
c. Kaca

7. PENGORGANISASIAN
Pembimbing Klinik :
Pembimbing Akademik :
Penyaji : Rofina Lusia Jawa Ito
Moderator : Irwan
Notulen : Radytia Ajeng
Observer : Nurul Fitri
Fasilitator : Hardilani
Peserta : Pasien dan Keluarga yang menunggu di Ruang Pavilium
3 Rumkital Dr. Ramelan Surabaya.
8. DENAH

Keterangan :
: Moderator : Observer

: Notulen : Audiance

: Fasilitator : Penyaji

9. PELAKSANAAN PENYULUHAN :

No Tahap Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta Media


kegiatan

1. Pembukaan Pembukaan

(5 menit) 1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam Ceramah dan


mengucapkan salam 2. Mendengarkan diskusi
2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari 4. Memperhatikan
penyuluhan
4. Menyebut materi yang akan
diberikan
2. Penyajian Pelaksanaan

(15 menit) 1. Menjelaskan pengertian 1. Memperhatikan Ceramah


kaki diabetic 2. Memperhatikan
2. Menjelaskan gejala kaki 3. Bertanya dan
diabetic menjawab
3. Menjelaskan masalah pertanyaan yang
umum yang terjadi pada diajukan
kaki diabetic
4. Menjelaskan perawatan
kaki sebelum luka
(penjegahan primer)
5. Menjelaskan perawatan
kaki setelah terjadi luka
(pencegahan sekunder)

3. Penutup Evaluasi

(10 menit) 1. Menanyakan kepada 1. Mendengarkan Ceramah dan


masyarakat materi yang 2. Menjawab diskusi
telah diberikan pertanyaan
2. Melakukan tanya jawab 3. Mengucap salam
3. Menarik kesimpulan
4. Mengucapkan terima kasih
atas peran masyarakat
5. Mengucapkan salam
penutup

10. EVALUASI
1. Kriteria Struktur
a. Peserta yang hadir minimal 10 orang
b. Pembuatan Satuan Aacara Penyuluhan (SAP), leaflet dikerjakan maksimal
sehari sebelum acara dilaksanakan.
c. Penentuan tempat yang akan digunakan dalam penyuluhan.
d. Pengorganisasian penyelengaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan dilaksanakan.
e. Kontrak waktu dan tempat diberikan pada satu hari sebelum acara
dilaksanakan
2. Kriteria Proses
a. Peserta antusias dan aktif bertanya selama materi penyuluhan
b. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan dari awal sampai
akhir
c. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description yang sudah dibuat
dalam SAP.
d. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan SAP yang telah dibuat.
3. Kriteria Hasil
a. Acara dimulai tepat waktu tanpa kendala
b. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
c. Peserta terbukti memahami materi yang telah disampaikan penyuluh dilihat
dari kemampuan menjawab pertanyaan penyuluhan dengan benar.

11. LAMPIRAN
a. Materi
b. Koran Bekas
c. Daftar Peserta Penyuluh
PERAWATAN KAKI DIABETIK

PENDAHULUAN
Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita dan penyakit
kronik yang serius di Indonesia saat ini. Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronik
yang komplek yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak
dan berkembangnya komplikasi makro vaskuler, mikro vaskuler dan neurologis
(Barbara C. Long, 1996).
Setengah dari jumlah kasus Diabetes Mellitus (DM) tidak terdiagnosa karena
pada umumnya diabetes tidak disertai gejala sampai terjadinya komplikasi. Prevalensi
penyakit diabetes meningkat karena terjadi perubahan gaya hidup, kenaikan jumlah
kalori yang dimakan, kurangnya aktifitas fisik dan meningkatnya jumlah populasi
manusia usia lanjut.
Dengan makin majunya keadaan sosio ekonomi masyarakat Indonesia serta
pelayanan kesehatan yang makin baik dan merata, diperkirakan tingkat kejadian
penyakit diabetes mellitus (DM) akan makin meningkat. Penyakit ini dapat menyerang
segala lapisan umur dan sosio ekonomi. Dari berbagai penelitian epidemiologis di
Indonesia di dapatkan prevalensi sebesar 1,5- 2,3 % pada penduduk usia lebih besar dari
15 tahun.
Salah satu komplikasi komplikasi dari diabetes melitus antara lain masalah pada
kaki penderita yaitu kaki diabetik. Kaki diabetik adalah kelainan tungkai kaki bawah
akibat diabetes melitus tidak terkendali (Soegondo,2009).
Dalam hal antisipasi untuk pencegahan masalah ini yang sangat perlu
diperhatikan adalah dengan memberikan penyuluhan kesehatan pada penderita Diabetes
Mellitus. Penyuluhan kesehatan pada penderita diabetes mellitus merupakan suatu hal
yang amat penting dalam regulasi gula darah penderita DM dan mencegah atau
setidaknya menghambat munculnya penyulit kronik maupun penyulit akut yang ditakuti
oleh penderita. Dalam hal ini diperlukan kerjasama petugas kesehatan dan keluarga
maupun pasien sediri.
PERAWATAN KAKI DIABETIK
A. Pengertian Kaki Diabetik
Kaki diabetik adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus tidak
terkendali. Kelainan kaki diabetes mellitus dapat disebabkan adanya gangguan
pembuluh darah, gangguan pensyarafan, dan adanya infeksi. Kaki diabetes
merupakan salah satu komplikasi diabetes yang masih luput dari perhatian. Padahal,
konsekuensi dari kaki diabetik yang terlanjur memburuk dapat menyebabkan
gangren dan mengarah pada tindakan amputasi (Soegondo,2009).

Terjadinya masalah kaki diawali adanya hiperglikemia pada penyandang DM


yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pembuluh darah. Neuropati,
baik sensorik maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbagai
perubahan pada kulit dan otot, yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan
distribusi tekanan pada telapak kaki dan selanjutnya akan mempermudah terjadinya
ulkus. Adanya kerentanan terhadap infeksi menyebabkan infeksi mudah merebak
menjadi infeksi yang luas. Faktor aliran darah yang kurang juga akan lebih lanjut
menambah rumitnya pengelolaan kaki diabetis. (Waspadji,2006)
Neuropati atau gangguan persarafan merupakan faktor penting terjadinya kaki
diabetik. Adanya neuropati perifer akan menyebabkan terjadinya gangguan
sensorik maupun motorik. Gangguan sensorik akan menyebabkan hilang atau
menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa
yang mengakibatkan ulkus pada kaki. Gangguan motorik juga akan mengakibatkan
terjadinya atrofi kaki, sehinggga merubah titik tumpu yang menyebabkan ulserasi
pada kaki pasien. Angiopati akan menyebabkan terganggunya aliran darah ke kaki.
Apabila sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka
penderita akan merasa sakit tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu.
Manifestasi gangguan pembuluh darah yang lain dapat berupa : ujung kaki terasa
dingin, nyeri kaki di malam hari, denyut arteri hilang, kaki menjadi pucat bila
dinaikkan. Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan
asupan nutrisi, oksigen (zat asam) serta antibiotika sehingga menyebabkan luka
sulit sembuh. Infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai kaki diabetik
akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan
infeksi berpengaruh terhadap penyembuhan atau pengobatan dari pasien kaki
diabetik.

B. Masalah Umum Pada Kaki Dibetik


1. Gangren ( Luka yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk)
Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan mati
atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang disebabkan
oleh infeksi. Sedangkan gangren kaki diabetik adalah luka pada kaki yang merah
kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi pada pembuluh
darah sedang. Gangren kaki diabetik ini bisa dibagi menjadi enam tingkat yaitu:
a. Derajat 0
Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai kelainan
bentuk kaki seperti claw, callus.
b. Derajat 1
Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
c. Derajat 2
Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
d. Derajat 3
Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
e. Derajat 4
Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selulitis.
f. Derajat 5
Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai. (RA, 2009)
2. Kapalan (Callus)
Kapalan (Callus) merupakan penebalan atau pengerasan kulit yang juga
terjadi pada kaki diabetes, akibat dari adanya neuropati dan penurunan siklus
darah dan juga gesekan atau tekanan ang berulang- ulang pada daerah tertentu
kaki. Jika kejadian tersebut tidak diketahui dan diobati dengan tepat, maka akan
menimbulkan luka pada jaringan dibawahnya, yang berlanjut dengan infeksi
menjadi ulkus (Tjahjadi,2002).

3. Kulit Melepuh
Kejaadian kulit melepuh atau iritasi sering diakibatkan oleh pemakaian
sepatu yang sempit, jika hal ini terjadi jangan mengobati sendiri. Kulit yang
mengalami iritasi seringkali disertai dengan infeksi (ulkus) dan terkadang tidak
dirasa akibat adanya neuropati, dan diketahui setelah keluarnya cairan atau
nanah, yang merupakan tanda awal dari masalah. Ulkus harus segera diobati dan
dirujuk ke podiatrist atau tim kesehatan. (RA,2009)
4. Cantengan
Cantengan merupakan kejadian luka infeksi pada jaringan sekitar kuku
yang sering disebabkan adanya pertumbuhan kuku yang salah. Keadaan ini
disebabkan oeleh perawatan kuku yang tidak tepat misalnya pemotongan kuku
yang salah (seperti terlalu pendek atau miring), kebiasaan mencungkil kuku
yang kotor. Seperti kita ketahui kuki juga merupakan sumber kuman, jadi bila
ada luka mudah terinfeksi. Cantengan ditandai dengan sakit pada jaringan
sekitar kuku, merah dan bengkak dankeluar cairan nanah, yang harus segera
ditanggulangi (Soegondo, 2005).
5. Kulit Kaki Kering dan Pecah
Dapat terjadi karena saraf pada kaki tidak mendapatkan pesan dari otak
(karena neuropati diabetik) untuk berkeringat yang akan menjaga kulit tetap
lembut dan lembab. Kulit yang kering dapat pecah. Adanya pecahan pada kulit
dapat membuat kuman masuk dan menyebabkan infeksi. Dengan gula darah
anda yang tinggi, kuman akan mendapatkan makanan untuk berkembang
sehingga memperburuk infeksi. (RA, 2009)
6. Jari kaki bengkok
Terjadi ketika otot kaki menjadi lemah. Kerusakan saraf karena diabetes
dapat menyebabkan kelemahan ini. Otot yang lemah dapat menyebabkan tendon
(jaringan yang menghubungkan otot dan tulang) di kaki memendek sehingga jari
kaki menjadi bengkok. Akan menimbulkan masalah dalam berjalan dan
kesulitan menemukan sepatu yang tepat. Dapat juga disebabkan pemakaian
sepatu yang terlalu pendek. (Soegondo,2009)

7. Kaki Atlet ( Athlete’s Foot)


Disebabkan jamur yang menimbulkan rasa gatal, kemerahan, dan
pecahnya kulit. Pecahnya kulit diantara jari kaki memungkinkan kuman masuk
ke dalam kulit dan menimbulkan infeksi. Infeksi dapat meluas sampai ke kuku
kaki sehingga membuatnya tebal, kekuningan, dan sulit dipotong. (RA, 2009)
8. Radang ibu jari kaki (Jari seperti Martil)
Pemakaian sepatu yang terlalu sempit dapat menimbulkan luka pada jari-
jari kaki, kemudian terjadi peradangan. Adanya neuropati dan peradangan yang
lain pada ibu jari kaki menyebabkan terjadinya perubahan bentuk ibu jari kaki
seperti martil (hammer toe). Kejadian ini dapat juga disebabkan adanya kelainan
anatomik yang dapat menimbulkan titik tekan abnormal pada kaki. Kadang-
kadang pembedahan diperlukan untuk mencegah komplikasi ke tulang.
(Soegondo, 2009)

C. Tanda dan Gejala Kaki Diabetik


1. Gangguan Pembuluh Darah (Angiopati)
Keadaan hiperglikimia (kadar gula darah tinggi dalam darah) yang terus
menerus akan mempunyai dampak pada kemampuan pembuluh darah tidak
berkontraksi dan relaksasi berkurang. Hal ini mengakibatkan sirkulasi darah tubuh
menurun, terutama kaki, dengan gejala antara lain :
a. Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan, dan melakukan kegiatan fisik.
b. Jika diraba kaki terasa dingin, tidak hangat.
c. Rasa nyeri kaki waktu istirahat pada malam hari.
d. Sakit pada telapak kaki satelah berjalan.
e. Jika luka sukar sembuh.
f. Pemeriksaan tekanan nadi kaki menjadi kecil atau hilang.
g. Perubahan warna kulit, kaki tampak pucat atau kebiru- biruan.
(Tjahjadi,2002)
2 Gangguan Pensyarafan (Neuropati)
Neuropati akan menghambat signal, rangsangan atau terputusnya komunikasi
dalam tubuh. Syaraf pada kaki sangat penting dalam menyampaikan pesan ke otak,
sehingga menyadarkan kita adanya bahaya pada kaki, misalnya rasa sakit saat
tertusuk paku atau rasa panas saat terkena benda- benda panas. Kaki diabetes
dengan gangguan neuropati akan mengalami gangguan sensorik, motorik, dan
otonomik. Neuropati sensorik ditandai dengan perasaan pada baal atau kebal
(parastesia), kurang berasa (hipestesia) terutama pada ujung kaki terhadap rasa
panas, dingin dan sakit, terkadang disertai rasa pegal dan nyeri pada kaki.
Neuropati motorik ditandai dengan kelemahan system otot, otot mengecil, mudah
lelah, kram otot, deformitas kaki (charcot), ibu jari seperti palu (hammer toe), sulit
mengatur keseimbangan tubuh. Gangguan syaraf otonomik pada kaki ditandai
dengan kulit menjadi kering, pecah- pecah dan tampak mengkilat karena kelenjar
keringat di bawah kulit berkurang (Foster, 2002).
3 Iskemik
Ini disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat adanya makroangiopati
(arterosklerosis) dari pembuluh darah besar ditungkai, terutama di daerah betis.
Gambaran klinisnya adalah :
a. Penderita mengeluh nyeri waktu istirahat.
b. Pada perabaan terasa dingin.
c. Pulsasi pembuluh darah kurang kuat.
d. Didapatkan ulkus sampai gangrene. (Waspadji,2006)
4 Infeksi
Penurunan sirkulasi darah pada daerah kaki akan menghambat proses
penyembuhan luka, akibatnya kuman masuk ke dalam luka dan terjadi infeksi.
Peningkatan kadar gula darah akan menghambat kerja leukosit dalam mengatasi
infeksi, luka menjadi ulkus gangren dan terjadi perluasan infeksi sampai ke tulang
(osteomielitis). Kaki yang mengalami ulkus gangren luas sulit untuk diatasi, yang
memerlukan tindakan amputasi. (Tjahjadi,2002).
Faktor resiko lain terjadinya kaki diabetik antara lain :
1. Penderita kaki diabetik sangat tergantung dari usia (usia pasien lebih dari 40
tahun) karena semakin tua usia penderita Diabetes Mellitus semakin mudah
untuk mendapatkan masalah yang serius pada kaki dan tungkainya.
2. Lamanya menderita Diabetes Mellitus (menderita Diabetes Mellitus lebih dari
10 tahun)
3. Riwayat merokok.
4. Penurunan denyut nadi perifer.
5. Penurunan sensibilitas.
6. Deformitas Anatomis (bagian yang menonjol)
7. Riwayat ulkus kaki / amputasi.

D. Cara Penanganan Kaki Diabetik


1. Perawatan Kaki Sebelum Luka (Pencegahan Primer)
Perawatan kaki merupakan sebagian dari upaya pencegahan primer pada
pengelolaan kaki diabetik yang bertujuan untuk mencegah terjadinya luka.
Perawatan kaki yang perlu dilakukan terdiri dari pemeriksaan kaki dan perawatan
kaki harian. (Soegondo, 2005)
a. Pemeriksaan kaki sehari- hari :
1) Periksa bagian atas punggung, telapak, sisi- sisi kaki dan sela- sela jari. Untuk
melihat telapak kaki, tekuk kaki menghadap muka (bila sulit, gunakan cermin
untuk melihat bagian bawah kaki atau minta bantuan orang lain) untuk
memeriksa kaki.
2) Periksa apakah ada kulit retak atau melepuh.
3) Periksa apakah ada luka dan tanda- tanda infeksi (bengkak, kemerahan,
hangat, nyeri, darah atau cairan lain yang keluar dari luka, dan bau).
b. Perawatan kaki sehari- hari :
1) Bersihkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan air bersih dan sabun mandi. Bila perlu
gosok kaki dengan sikat lembut atau batu apung. Keringkan kaki dengan handuk lembut dan
bersih termasuk daerah sela- sela kaki, terutama sela jari kaki ketiga-keempat dan keempat-
kelima.
2) Berikan pelembab/lotion (body lotion) pada daerah kaki yang kering agar
kulit tidak menjadi retak. Tetapi jangan berikan pelembab pada sela- sela jari
kaki karena sela- sela jari akan menjadi sangat lembab dan dapat
menimbulkan tumbuhnya jamur.
3) Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jati kaki, tidak terlalu
pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak tajam.
Bila penglihatan kurang baik, minta pertolongan orang lain untuk memotong
kuku atau mengikir kuku setiap dua hari sekali. Hindarkan retjadi luka pada
jaringan sekitar kuku. Bila kuku keras sulit untuk dipotong, rendam kaki
dengan air hangat (370C) selama sekitar 5 menit, bersihkan dengan sikat
kuku, sabun, dan air bersih. Bersihkan kuku setiap hari pada waktu mandi dan
berikan krem pelembab kuku.
4) Pakai alas kaki sepatu untuk melindungi kaki agar tidak terjadi luka,juga di
dalam rumah. Jangan gunakan sandal jepit karena dapat menyebabkan lecet di
selah jari pertama dan kedua.
5) Gunakan sepatu yang baik sesuai dengan ukuran dan enak untuk dipakai,
dengan ruang dalam sepatu yang cukup untuk jari- jari. Pakailah kaus/
stocking yang pas dan bersih terbuat dari bahan yang mengandung kantun.
Syarat sepatu yang baik untuk kaki diabetik:
1) Ukuran : sepatu lebih dalam
2) Panjang sepatu setengah inci lebih panjang dari jari- jari kaki terpanjang
saat berdiri (sesuai cetakan kaki)
3) Bentuk : ujung sepatu lebar (sesuai lebar jari- jari kaki)
4) Tinggi tumit sepatu kurang dari 2 inci.
5) Bagian dlam bawah sepatu (insole) tidak kasar dan licin. Terbuat dari
bahan busa karet, plastic tebal 10- 12 mm.
6) Ruang dalam sepatu longgar, lebar sesuai bentuk kaki.
7) Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda- benda tajam
seperti jarum dan duri. Lepas sepatu setiap 4-6 jam serta
gerakkan pergelangan dan jari- jari kaki agar sirkulasi darah tetap baik
terutama pada pemakaian sepatu baru.
8) Bila menggunakan sepatu baru, lepaskan sepatu setiap 2 jam kemudian
periksa keadaan kaki (Soegondo, 2005).
2. Senam kaki
Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-
otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki (deformitas).
(Soegondo,2009). Beberapa latihan senam kaki dapat dilakukan :
a. Duduk secara benar diatas kursi dengan meletakkan kaki dilantai.

b. Dengan meletakkan tumit di lantai, jari- jari kedua belah kaki diluruskan ke
atas lalu dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10
kali.
c. Dengan meletakkan tumit di lantai, angkat telapak kaki ke atas. Kemudian,
jari- jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkat ke atas. Cara ini
diulangi sebanyak 10 kali.

d. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian depan kaki diangkat ke atas dan buat
putaran 3600 dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebnyak 10 kali.

e. Jari- jari kaki diletakkan di lantai. Tumit diangkat dan buat putaran
3600 dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
f. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan
turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Lakukan sebanyak
10 kali. Ulangi langkah ini untuk kaki sebelahnya.
g. Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan
gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.
Lakukan sebanyak 10 kali. Ulangi langkah ini untuk kaki sebelahnya.
h. Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut. Gerakan
pergelangan kaki kedepan dan kebelakang. Ulangi sebanyak 10 kali.
i. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki,
tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 9 lakukan secara
bergantian.

j. Letakkan sehelai koran dilantai.


1) Bentuklah kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki.
Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan
kedua belah kaki. Cara ini dilakukan sekali saja.
2) Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
3) Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki.
4) Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu
letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.
5) Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.
(Atun,2010)
Apa Yang Tidak Boleh Dilakukan :
1. Jangan merendam kaki lebih dari 5 menit.
2. Jangan pergunakan botol panas atau peralatan listrik untuk memanaskan kaki.
3. Jangan gunakan batu/ silet untuk mengurangi kapalan (callus).
4. Jangan merokok.
5. Jangan pakai sepatu atau kaos kaki sempit.
6. Jangan menggunakan obat-obatan tanpa anjuran dokter untuk menghilangkan
‘mata ikan’.
7. Jangan gunakan sikat atau pisau untuk kaki.
8. Jangan membiarkan luka kecil di kaki, sekecil apapun luka tersebut.
9. Jangan berjalan tanpa alasa kaki.
Perawatan kaki merupakan upaya pencegahan primer terjadinya luka pada
kaki diabetes. Tindakan yang harus dilakukan dalam perawatan kaki untuk
mengetahui adanya kelainan kaki secara dini, memotong kuku yang benar,
pemakaian alas kaki yang baik, menjaga kebersihan kaki dan senam kaki. Hal
yang tidak boleh dilakukan mengatasi sendiri bila ada masalah pada kaki atau
penggunaan alat-alat/benda. Pasien perlu mengetahui perawatan kaki diabetik
dengan baik, dengan demikian kejadian ulkus gangren dan amputasi dapat
dihindarkan.
3. Perawatan Kaki Setelah Terjadi Luka (Pencegahan Sekunder)
a. Perawatan Luka
b. Operasi
DAFTAR PUSTAKA

Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah, (Volume 2), Penerjemah:


Karnaen, Adam, Olva, dkk, Bandung: Yayasan Alumni Pendidikan
Keperawatan
M, Atun. 2010. Memahani, Mencegah, dan Merawat Penderita Penyakit Gula.
Bantul: Kreasi Wacana
RA, Nabyl. 2009. Cara Mudah Mencegah dan Mengobati Diabetes Melitus.
Yogjakarta: Aulia Publishing
Soegondo, Sidartawan, dkk. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Tjahjadi, Vicynthia. 2002. Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer
Diabetes. Semarang: Pustaka Widyamara
Waspadji, Sarwono. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Jilid III. Edisi
IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakkit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Djokomoeljanto. 2007. Diabetes Melitus ditinjau dari Berbagai Aspek Penyakit
Dalam.Semarang : CV Agung Semarang
Lampiran
DAFTAR PESERTA PENYULUHAN

No. NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

Anda mungkin juga menyukai