oleh beberapa faktor. Menurut Basu Swastha (1998:129) faktor-faktor dari pemasaran
penjualan tersebut adalah sebagai berikut :
Adapun faktor-faktor dari kondisi pasar yang perlu untuk diperhatikan adalah sebagai
berikut :
• Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar penjual, pasar industri, atau pasar
pemerintah/pasar internasional.
• Kelompok para pembeli atau dari segmen pasarnya.
• Seberapa besar daya belinya.
• Frekuensi skala pembeliannya.
• Keinginan dan kebutuhan mereka.
3. Modal Pemasaran.
Akan jauh lebih sulit bagi para penjual untuk dapat menjual barangnya apabila barang
yang dijual tersebut sama sekali belum dikenal oleh para pembeli atau apabila lokasi
dari para pembeli sanat jauh dari tempat penjual dalam keadaan seperti ini, para
penjual harus memperkenalkan terlebih dahulu/membawa sample barangnya ketempat
para pembeli. Untuk dapat melaksanakan maksud tersebut maka diperlukan adanya
suatu saran serta usaha tersebut seperti halnya alat transportasi. Tempat peraga baik
yang berada diluar maupun didalam perusahaan. Usaha promosi dan lain sebagainya,
semua ini hanya dapat dilakukan apabila para penjual telah memiliki sejumlah modal
yang diperlukan oleh perusahaan.
5. Faktor Lain-Lain.
Faktor-faktor yang biasanya sering mempengaruhi penjualan yaitu : perikalanan,
peragaan, kampanye,dan pemberian hadiah terhadap para pelanggan. Namun untuk
dapat melaksanakannya diperlukan dana yang juga tidak sedikit. Bagi perusahaan yang
memiliki modal yang cukup kuat kegiatan ini akan secara rutin dapat dilaksanakan, dan
sebaliknya bagi perusahaan kecil akan sangat jarang untuk melakukannya karena
keterbatasan modal yang dimiliki
Dalam tahap ini, perusahaan belum mengakui departemen pemasaran. Yang ada adalah departemen
penjualan yang dipimpin oleh manajer penjualan yang bertugas mengelola tenaga penjualan. Hal
semacam ini mendominasi berbagai perusahaan di dunia hingga tahun 1930-an.
Akan tetapi, di samping memperoleh pengakuan yang tinggi, pada tahap ini penjualan memperoleh
reputasi yang buruk. Jaman ini dikenal sebagai jaman “menjual keras”. Hal ini digambarkan dengan
para sales yang mendatangi rumah ke rumah ( door to door ). Dengan perilaku ini menyebabkan calon
konsumen “terpaksa harus membeli” produk yang ditawarkan para sales tersebut. Konsep “menjual
keras” ini tidak hanya dilakukan oleh bisnis korporat saja, tetapi organisasi-organisasi non bisnis juga
menggunakan konsep ini. Akibatnya, konsep “penjualan keras” ini banyak menuai kritik dan kecaman.
Bahkan pekerjaan sebagai sales banyak mendapat pandangan negatif.
Pada tahap penjualan ini, terjadi dua perubahan penting dalam pengelolaan organisasi bisnis. Pertama,
semua aktivitas pemasaran seperti periklanan dan riset pemasaran biasanya dipimpin oleh manajer
penjualan atau wakil direktur bidang penjualan. Kedua, kegiatan seperti pelatihan dan analisis
penjualan yang sebelumnya ditangani oleh departemen lain sekarang dikelola oleh departemen
penjualan. Secara umum tahap ini berjalan dari tahun 1930-an sampai tahun 1950-an.