DISUSUN OLEH:
WITRI SETIAWATI NABILA
NIM. 1914901043
A. Definisi Antenal
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Haen Forer, 2009).
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,edukasi
dan penanganan medik pada ibu hamil,untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan
persalinan yang aman dan memuaskan ( Muchtar Rustam, 2008).
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu
manajemen kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik (Wiknjosastro,
2002) .
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa
keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 2007).
3. Tes Kehamilan
a. Tes HCG ( hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan mendeteksi
hormone HCG dalam urin, kadar terendah yang memberi hasil positif yaitu 0,5
HCG per ml urin, kadar tertinggi 500 SI hCG.
C. Perubahan dan Adaptasi Fisiologi pada Masa Kehamilan
1. Perubahan Fisik Pada Ibu Hamil
Ketika hamil, seorang wanita akan mengalami beberapa perubahan. Menurut George
Adriaanz (2008), perubahan yang terjadi ketika hamil antara lain:
a. Uterus
Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomi yang paling nyata pada ibu
hamil. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron pada awal kehamilan
akan menyebabkan hipertrofi miometrium. Hipertrofi tersebut dibarengi dengan
peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan akumulasi dari jaringan fibrosa
sehingga struktur dinding uterus menjadi lebih kuat terhadap regangan dan distensi.
Hipertrofi myometrium juga disertai dengan peningkatan vaskularisasi dan pembuluh
limfatik. Peningkatan vaskularisasi, kongesti dan edema jaringan dinding uterus dan
hipertrofi kelenjar serviks menyebabkan berbagai perubahan yang dikenali sebagai
tanda Chadwick, Goodell dan Hegar.
b. Payudara
Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh plasenta
menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan membesar), pigmentasi kulit dan
pembesaran uterus. Adanya chorionic gonadotropin (hCG) digunakan sebagai dasar uji
imunologik kehamilan. Chorionic somatotropin (Human Placental Lactogen/HPL)
dengan muatan laktogenik akan merangsang pertumbuhan kelenjar susu di dalam
payudara dan berbagai perubahan metabolik yang mengiringinya.
Secara spesifik, estrogen akan merangsang pertumbuhan sistem penyaluran air
susu dan jaringan payudara. Progesteron berperan dalam perkembangan sistem alveoli
kelenjar susu. Hipertrofi alveoli yang terjadi sejak 2 bulan pertama kehamilan
menyebabkan sensasi noduler pada payudara. Chorionic somatotropin dan kedua
hormon ini menyebabkan pembesaran payudara yang disertai dengan rasa penuh atau
tegang dan sensitif terhadap sentuhan (dalam dua bulan pertama kehamilan),
pembesaran puting susu dan pengeluaran kolostrum (mulai terlihat atau dapat
diekspresikan sejak kehamilan memasuki usia 12 minggu). Hipertrofi kelenjar sebasea
berupa tuberkel Montgomery atau folikel disekitar areola mulai terlihat jelas sejak dua
bulan pertama kehamilan. Pembesaran berlebihan dari payudara dapat menyebabkan
striasi (garis-garis hipo atau hiperpigmentasi pada kulit). Selain membesar, dapat pula
terlihat gambaran vena bawah kulit payudara.
c. Kulit
Walaupun tidak diketahui secara pasti tetapi pigmentasi kulit terjadi akibat efek
stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan hormon estrogen dan progesteron.
Bagian kulit yang paling sering mengalami hiperpigmentasi adalah puting susu dan
areola disekitarnya serta umumnya pada linea mediana abdomen, payudara, bokong dan
paha. Chloasma gravidarum adalah hiperpigmentasi pada area wajah (dahi, hidung,
pipi dan leher). Area atau daerah kulit yang mengalami hiperpigmentasi akan kembali
menjadi normal setelah kehamilan berakhir. Pengecualian terjadi pada striae dimana
area hiperpigmentasi akan memudar tetapi guratan pada kulit akan menetap dan
berwarna putih keperakan
d. Sistem gastrointestinal
Hal lain yang terkait dengan perubahan hormonal dan dikaitkan dengan tanda
kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang berlebihan atau hiperemesis. Walaupun
demikian, kondisi ini juga tidak dapat dikategorikan sebagai tanda pasti kehamilan
karena berbagai penyebab metabolik lain dapat pula menimbulkan gejala yang serupa.
Hiperemesis pada kehamilan digolongkan normal apabila terjadinya tidak lebih dari
trimester pertama
c. Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke paru-
paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah
bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang
berada di bawah diafragma. Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini
biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil
akan merasakan lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya
juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah
diafragma/tulang iga ibu.
d. Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin
menekan kandungan kencing ibu hamil.
e. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan
daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat
juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan
menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises. Varises juga
dipengaruhi faktor keturunan.
f. Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang
ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
g. Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan
tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang membuat
tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh perubahan
hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
D. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi),
yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur, waktu
persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma)
bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh
tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk
mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah
dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa
ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar
tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan
sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai
mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap
kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi
(konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta, (Handerson 2006)
PATHWAY ANC
Trimester I
Konsepsi
Fertilitas
Implantasi
Embryogenesis
Maturasi janin
Resiko infeksi
Trimester II
TRIMESTER II
Perub.nutisi
kurang dari
kebutuhan
Deficit volume
cairan
Trimester III
TRIMESTER III
Nyeri
E. Komplikasi Kehamilan
Macam-macam komplikasi kehamilan Menurut Depkes RI (2007) yaitu, jika tidak
melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi yang
terbagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut :
Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
1) Perdarahan
2) Pre-eklampsia/eklampsia
3) Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
4) Hidramnion
5) Ketuban Pecah Dini
Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
1) Penyakit Jantung
2) Tuberculosis
3) Anemia
4) Malaria
Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik komplikasi akibat kecelakaan
(kendaraan, keracunan, kebakaran) (Dewi, 2009).
F. Penatalaksanaan Medis
1. Diet dan Pengawasan Berat Badan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan
dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan
janin dan kesehatan ibu. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk pertumbuhan
plasenta, pertambahan volume darah, mammae yang membesar, dan metabolisme
basal yang meningkat. Sebagai pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai
kenaikan berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-
rata 6,5 kg sampai 16 kg (Wiknjosastro, 2002).
2. Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil maupun tidak
hamil dan baik merokok secara pasif maupun aktif. Adalah kenyataan bahwa wanita-
wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah
mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu, sebaiknya wanita hamil
dilarang merokok (Wiknjosastro, 2002).
3. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada triwulan I dan
II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat menimbulkan kelainan
teratogenik pada janin, misalnya thalidomide, yang sekarang telah ditarik dari
peredaran (Wiknjosastro, 2002).
4. Kebersihan dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan untuk
kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat
bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ ringan. Mandi berendam
tidak dianjurkan (Mochtar, 1998). Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai.
Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh
karena tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir atau jatuh
(Wiknjosastro, 2002).
5. Koitus
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang,
sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta telah
terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus
diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir
kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam rongga panggul, koitus sebaiknya
dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan (Wiknjosastro,
2002).
6. Perawatan Gigi
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning
sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik,
sehingga timbul karies, gingivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak
diperhatikan dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis,
septicemia sepsis peurperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut, misalnya pulpitis
yang telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-
mana. Maka dari itu bila keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan
giginya secara teratur sewaktu hamil (Wiknjosastro, 2002).
7. Imunisasi
Virus vaksin dapat melintasi plasenta dan dapat menimbulkan kerusakan-
kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi transplasenta
hanya terjadi pada wanita hamil yang baru pertama sekali dicacar. Maka dari itu,
dianjurkan agar pencacaran pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan
melewati 20 minggu. Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus
neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil
(Wiknjosastro, 2002).
8. Perawatan Payudara
Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah
penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering dan mudah pecah, maka putting
susu dan areola payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan air
sabun dan biocream atau alcohol. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki
dengan jalan menarik-narik keluar (Mochtar, 2008).
G. Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil
a. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Ciptakan hubungan terapeutik perawat dank lien
b. Ada Planing terlebih dahulu
c. Tujuan komunikasi pada topik tertentu : untuk mengumpulkan data, interpretasi
pasien terhadap status kesehatan ( data Subyektif), hasil observasi perawat.
d. Subyektif data meliputi :identitas, Keluhan utama ,HPHT,riwayat kesehatan saat
ini, Riwayat kehamilan saat ini, riwayat persalinan yang lalu,riwayat
kontrasepsi,riwayat kesehatan keluarga,riwayat psikososial,persiapan persalinan.
e. Pemerikasaan fisik Ibu Hamil
1) penampilan umum (postur tubuh,penampilan,kesadaran)
2) TTV (TD,Nadi,RR,BB,TB)
3) Wajah dan kepala
Wajah : ada tidaknya edema, cloasma gravidarum
Mata : ada tidaknya anemis pada konjungtiva, ikhterik pada sclera.
Mulut : bibir pucat/tidak, kelembaban bibir, stomatitis,ginggivitis, adakah
gigi yang tanggal, caries gigi, bau mulut.
4) Leher : ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak, pembesaran slauran limfe.
5) Dada
Paru : kaji keadaan paru-paru pasien
Jantung :kaji keadaan jantung pasen
Payudara : adakah benjolan/tidak,ksimetrisan, putting susu
menonjol/datar/masuk, ASI sudah keluar/belum, kebersihan areola mamae.
6) Abdomen
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, ibu dianjurkan untuk mengosongkan
kandung kemihnya bila perlu.
Periksa bentuk perut (melintang,memanjang,asimetris), linea alba,striae
gravidarum,luka bekas operasi,gerakan janin,DJJ)
Pemeriksaan palpasi leopod I - IV
7) Ekstremitas
Atas : oedem,refleks bisep/trisep,skin fold,tonus otot
Bawah : oedem,reflek patella,reflek homman sign,kekuatan tonus
otot,kram kaki.
8) Vulva- vagina
Luka/benjolan,Edema pd vulva/vagina,leukore,keluaran cairan/darah dr jalan
lahir,hemoroid,tanda Chadwick,godell sign,hegar sign.
f. Persiapan persalinan
g. Obat-obatan yang di pakai saat ini
h. Hasil pemeriksaan penunjang
c. Intervensi Keperawatan
d. Anjurkan meninggikan
ekstremitas secara periodic selama
sehari.
Asrinah, dkk 2010, Asuhan kebidanan : masa kehamilan, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology. Bandung:
Elemen.
Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Pelayanan Antenatal. http: // perpustakaan.
depkes. go. id: 8180/ bitstream// 123456789/768/4/BK2007-G59.pdf. Diakses tanggal 18
Januari 2014. Pukul 19.37 WIB.
George Andriaanz. 2008. Asuhan Antenatal. http://www.pkmi-online. com/ download /
ASUHAN%20-ANTENATAL. pdf. Diakses tanggal 18 januari 2014. Pukul 19.14
WIB.
Hadi, RA 2009, Kupas tuntas kehamilan dan melahirkan, Vivo Publisher, Ungaran.
Haen Forer. 2009). Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta: EGC.
Handerson, C 2006, Buku ajar konsep kebidanan, EGC, Jakarta.
Israr, Yayan, dkk. 2009. Makalah Antenatal Care dan Preeklampsia.
Muchtar Rustam.(2008). Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta: EGC.
Manuaba, IBG 2008, Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan, Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta: EGC.