CI AKADEMIK CI KLINIK
A. LATAR BELAKANG
Aspek kesehatan adalah suatu kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi.
Semakin berkembangnya zaman dan meningkatnya tingkat ekonomi, pengetahuan
serta status social seseorang pada umumnya berbanding lurus dengan tingkat
kesehatannyan, namun tidak sedikit kasus yang menyimpang dari kasus kesehatan
akibat prilaku yang kurang cerdas. Salah satunya adalah penyakit Infark Miokard Akut
(IMA). Infark Miokard Akut (IMA) merupakan salah satu diagnosis rawat inap
tersering di negara maju. Laju mortalitas awal (30 hari) pada IMA adalh 30% dengan
lebih dari separuh kematian pasien sebelum mencapai rumah sakit. Walaupun laju
mortalitas menurun sebesar 30% selama 2 dekade terakhir, sekitar 1 dari 25 pasien
yang tetap hidup pada perawatan awal, meninggal pada tahun pertama perawatan
setelah IMA.
Infark miokard akut adalah suatu keadaan di mana terjadi nekrosis otot jantung
akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan suplai oksigen yang terjadi secara
mendadak. Penyebab yang paling sering adalah terjadinya sumbatan koroner sehingga
terjadi gangguan aliran darah. Sumbatan tersebut terjadi karena ruptur plak yang
menginduksi terjadinya agregasi trombosit, pembentukan trombus, dan spasme
koroner.
Serangan infark miokard biasanya akut, dengan rasa sakit seperti angina, tetapi
tidak seperti angina yang biasa, maka disini terdapat rasa penekanan yang luar biasa
pada dada atau perasaan akan datangnya kematian. Bila pasien sebelumnya pernah
mendapat serangan angina, maka ia tabu bahwa sesuatu yang berbeda dari serangan
angina sebelumnya sedang berlangsung. Juga, kebalikan dengan angina yang biasa,
infark miokard akut terjadi sewaktu pasien dalam keadaan istirahat, sering pada jam-
jam awal di pagi hari.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan , pasien dan keluarga dapat memahami tentang
cara mencegah dan penanganan IMA di harapkan dapat meningkatkan pengetahuan
keluarga pasien terhadap penyakit IMA (Infark Miokard Akut).
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, pasien dapat :
Menyebutkan pengertian Infark Miokard Akut.
Menyebutkan penyebab Infark Miokard Akut.
Menyebutkan tanda dan gejala Infark Miokard Akut.
Menyebutkan komplikasi Infark Miokard Akut.
Menyebutkan penatalaksanaan Infark Miokard Akut.
Menyebutkan cara pencegahan Infark Miokard Akut.
C. SASARAN
Pasien dan keluarga yang dirawat di ruangan Jantung.
D. METODE
Ceramah
Tanya jawab
E. MEDIA
Lembar balik
Leaflet
F. SETTING TEMPAT & WAKTU
1. Setting Tempat
Observer Dokumentasi
Klien dan Keluarga
Keterangan :
Moderator dan Fasilitator : Indra Wahyuda
Penyuluh : Witri Setiawati Nabila
Observer dan Dokumentasi : Wahyu Kurniawan
Pembagian tugas :
1. Moderator
Membuka dan menutup acara
Memperkenalkan diri
Menetapkan tata tertib acara penyuluhan
Menjaga kelancaran acara
Memimpin diskusi
2. Penyuluh
Menyajikan materi penyuluhan
Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan
3. Observer
Mengamati jalannya kegiatan
Mengevaluasi kegiatan
Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan
4. Fasilitator
Bersama moderator menjalin kerjasama dalam menyajikan materi penyuluhan
Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya
Menjadi contoh dalam kegiatan
5. Dokumentasi
Mendokumentasikan suasana selama penyuluhan dengan menggunakan media
Mencari dan mengumpulkan bahan – bahan
Mencatat dokumen
Menyajikan dan menyebarluaskan dokumen
Menyimpan dan memelihara dokumen
2. Waktu
Hari/Tanggal : Sabtu/ 11 Januari 2020
Waktu : 09.00 - 10.00 WIB
Lokasi : Ruang rawatan Jantung
G. KEGIATAN PENYULUHAN
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN
PESERTA
1 Pembukaan 5 menit Pembukaan:
1. Memperkenalkan diri dan Menjawab salam,
pembimbing. mendengarkan dan
2. Menjelaskan tujuan dari memperhatikan
penyuluhan.
3. Melakukan kontrak waktu
dan bahasa.
4. Menyebutkan materi
penyuluhan yang akan
diberikan
2. Kriteria Proses :
a. Pasien dan keluarga ruangan jantung antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Pasien dan keluarga ruangan jantung konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
c. Pasien dan keluarga ruangan jantung mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan secara lengkap dan benar.
3. Kriteria Hasil :
Pasien mampu:
a. Menyebutkan pengertian Infark Miokard Akut. dengan bahasa sendiri .
b. Menyebutkan 4 dari 7 penyebab Infark Miokard Akut.
c. Menyebutkan tanda dan gejala Infark Miokard Akut.
d. Menyebutkan komplikasi Infark Miokard Akut.
e. Menyebutkan penatalaksanaan Infark Miokard Akut.
f. Menyebutkan pencegahan Infark Miokard Akut.
Lampiran
A. Pengertian
Faktor sirkulasi :
a. Hipotensi
b. Stenosos aorta
c. Insufisiensi
Faktor darah :
a. Anemia
b. Hipoksemia
c. Polisitemia
c. Dispnea
Abnormal Pada pemeriksaan EKG (pelajari buku tentang
EKG).Mayoritas pasien IMA (90%) datang dengan keluhan nyeri dada.
Perbedaan dengan nyeri pada angina adalah nyeri pada IMA lebih
panjang yaitu minimal 30 menit, sedangkan pada angina kurang dari itu.
Disamping itu pada angina biasanya nyeri akan hilang dengan istirahat
akan tetapi pada infark tidak.Nyeri dan rasa tertekan pada dada itu bisa
disertai dengan keluarnya keringat dingin atau perasaan takut.
Meskipun IMA memiliki ciri nyeri yang khas yaitu menjalar ke lengan
kiri, bahu, leher sampai ke epigastrium, akan tetapi pada orang tertentu
nyeri yang terasa hanya sedikit. Hal tersebut biasanya terjadi pada
manula, atau penderita DM berkaitan dengan neuropathy.
d. Sesak Nafas
Sesak nafas bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan
akhir diastolic ventrikel kiri, disamping itu perasaan cemas bisa
menimbulkan hipervenntilasi.Pada infark yang tanpa gejala nyeri, sesak
nafas merupakan tanda adanya disfungsi ventrikel kiri yang bermakna.
e. Gejala Gastrointestinal
Peningkatan aktivitas vagal menyebabkan mual dan muntah, dan
biasanya lebih sering pada infark inferior, dan stimulasi diafragma pada
infak inferior juga bisa menyebabkan cegukan.
f. Gejala Lain
Termasuk palpitasi, rasa pusing, atau sinkop dari aritmia ventrikel,
dan gejala akibat emboli arteri (misalnya stroke, iskemia ekstrimitas).
D. Pencegahan IMA
a. Hindari: merokok, stress mental, alkohol, kegemukan, konsumsi
garam berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin, kokain dan
sejenisnya.
b. Kurangi: kolesterol, lemak dalam makanan.
c. Anjurkan konsumsi gizi yang seimbang dan berolahraga secara
teratur.
d. Kurangi berat badan bila overweigh atau obesitas.
e. Kurangi stress.
E. Komplikasi
a. Edema paru akut
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah,
edisi 8 volume 2. Jakarta: EGC.
Doengoes. Marilynn E.dkk (2000). Rencana Asuhan Keperawatan &
Pedoman Untuk Perencanaan dan Pedokumentasian Perawata
Pasien. Edisi III. Alih Bahasa: I Made Kriasa. Jakarta: EGC.
Kasuari. (2002). Asuhan Keperawatan Sistem Pencernaan dan
Kardiovaskuler Dengan Pendekatan Patofisiology, Magelang,
Poltekes Semarang PSIK Magelang.
Kasron. (2016). Buku Ajar Keperawatan Sistem Kardiovaskular. Jakarta Timur: CV. Trans
Info Media.
Mubarak, W. I. (2015). Standar Asuhan Keperawatan Dan Prosedur Tetap Dalam Praktik
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
MATERI PENYULUHAN
SUDDEN DEAFNESS/ TULI MENDADAK
A. PENGERTIAN
Tuli mendadak atau sudden hearing loss (SHL) dapat diartikan sebagai tuli yang
terjadi tiba-tiba (contohnya tuli mendadak sensorineural atau tuli mendadak
konduktif). Terlepas dari hal tersebut pada kebanyakan literatur yang ada, tuli
mendadak lebih mengarah pada tuli mendadak sensorineural. Tuli mendadak
sensorineural (sudden sensorineural hearing loss) dan kadang dikenal juga sebagai
tuli mendadak (O’Malley, 2008).
Penyakit ini disebut tuli mendadak karena bersifat sensorineural dan terjadi secara
tiba-tiba, dimana penurunan fungsi pendengaran terjadi secara progresif dalam waktu
3 hari atau kurang (Soepardi, 2005).
Sudden Sensorineural Hearing Loss (SSHL) atau tuli mendadak sensorineural
didefinisikan sebagai tuli mendadak sensorineural yang menetap dalam waktu kurang
dari 3 hari dan minimal 30 dB dalam tiga frekuensi berturut-turut berkisar antara 125
Hz sampai 8000 Hz jika dibandingkan dengan sisi kontralateralnya (Levie, 2007)
B. PENYEBAB
Tuli medadak dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain oleh iskemia
koklea, infeksi virus, trauma kepala, trauma bising yang keras, perubahan tekanan
atmosfer, autoimun, obat ototoksik, penyakit meniere dan neuroma akustik (Mathur,
2012).
1) Virus dan penyakit yang bersifat menular
Beberapa jenis virus seperti virus parotis, campak, virus influenza B dan
mononukleosis menyebabkan kerusakan pada organ corti, membran tektoria dan
selubung myelin saraf akustik. Ketulian yang terjadi biasanya berat, terutama pada
frekuensi sedang atau tinggi.
Virus dan penyakit menular lainnya yang dilaporkan dapat menjadi penyebab
tuli mendadak sensorineural adalah virus herpes (simplex, herpes zoster),
cytomegalovirus, HIV, mikoplasma, tokxoplasmosis, sifilis, rubeolla, penyakit
lyme.
2) Autoimun/ penyerangan pertahanan tubuh sendiri
Kejadian tuli mendadak yang dimediasi oleh imun masih belum jelas, tetapi
aktivitas imunologi yang ditemukan pada koklea semakin mendukung bukti akan
kejadian tersebut. Adanya antibodi terhadap koklea antigen, , juga respons imresif
terhadap medikasi immunosupresi, menyebabkan autoimunitas menjadi suatu
proses patologik yang mendasari terjadinya tuli sensorineural idiopatik pada
beberapa pasien.
Penyakit autoimun yang dilaporkan dapat menjadi penyebab terjadinya tuli
mendadak ialah lupus eritematous, poliartritis nodosa, sindrom Cogan,
granulomatosis Wegener, polikondritis relaps, sindrom Behcet, penyakit Kawasaki,
arteritis temporal (penyakit Horton).
3) Traumatik/ kecelakaan
Penyakit traumatik yang dilaporkan dapat menjadi penyebab terjadinya ialah
fistula perilimfatik, fraktur tulang (tulang temporal), cedera akibat ledakan.
Fistula paralimfe merupakan perforasi kecil yang terjadi pada sekitar koklear
window. Fistula tersebut menyebabkan paralimfe dari koklea mengalami
kebocoran dan menyebabkan hilangnya pendengaran dan gejala vestibular.
4) Vaskular/ sistem peredaran darah
Sama halnya dengan konsep mengenai infeksi virus yang dapat menyebabkan
tuli mendadak, konsep tentang adanya gangguan vaskular juga dianggap sebagai
penyebab terhadap terjadinya tuli mendadak. Terjadinya iskemik pada jalur
auditori terlihat pada pasien yang mengalami tuli mendadak.
Iskemik yang terjadi pada koklea dapat disebabkan oleh karena spasme,
trombosis atau perdarahan auditiva interna. Pembuluh darah ini merupakan arteri
ujung (end artery), sehingga bila terjadi gangguan pembuluh darah ini koklea
sangar mudah mengalami kerusakan. Iskemia mengakibatkan degenerasi luas pada
sel-sel ganglion stria vaskularis dan ligamen spiralis. Kemudian diikuti oleh
pembentukan jaringan ikat dan penulangan. Kerusakan sel-sel rambut tidak luas
dan membran basal jarang terkena.
Selain itu penyebab lain yang dilaporkan dapat menyebabkan tuli mendadak
sensorineural adalah serangan vaskular vertebrobasiler, stroke, penyakit sickle cell,
dekompresi.
E. PENATALAKSANAAN
Sampai saat ini belum ada keseragaman diantara para ahli dalam penanganan
tuli mendadak. Sebagian ahli berpendapat tuli mendadak dapat sembuh spontan tanpa
pengobatan. Sedangkan pendapat lain menyatakan walaupun penyebabnya belum
diketahui, tuli mendadak adalah tetap suatu kegawatdaruratan THT yang segera, guna
mempercepat proses penyembuhan dan menghindarkan cacat yang menetap.
Penanganan yang paling utama pada pasien yang mengalami tuli mendadak
adalah tirah baring kira-kira selama 14 hari, dengan tujuan sebagai istirahat fisik dan
mental bagi pasien untu mengurangi stress akibat keadaan yang dialaminya serta untuk
memperbaiki sistem neurovaskuler.
Menurut Munilson, (2010) terapi lain yang dianjurkan termasuk :
1. Vasodilator (pelebaran pembuluh darah)
Vasodilator diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan aliran darah ke
koklea sehingga mengurangi hipoksia. Obat pilihan saat ini adalah Xantinol
Nicotinat injeksi dan tablet, dengan dosis tertentu yang diturunkan secara bertahap.
6. Vitamin C
Bila fungsi pendengaran tidak membaik dengan pengobatan tersebut maka
perlu dipertimbangkan pemakaian alat bantu dengar (hearing aid) dan apabila
dengan alat ini belum juga membantu pasien maka perlu dilakukan psikoterapi
dengan tujuan agar pasien dapat menerima keadaan.
Penatalaksanan keperawatan:
1. Istirahat total/ bedrest ± 14 hari.
2. Berikan lingkungan yang nyaman.
3. Pasien tidak boleh menggunakan headset karna akan memperberat keadaan
telinga.
4. Hindari alat- alat yang menimbulkan radiasi dan menimbulkan gelombang suara,
misal: Handphone (Hp), radio, televisi.
F. PENCEGAHAN
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena
gangguan pendengaran, yaitu:
1. Jangan memasukkan benda ke dalam telinga, termasuk jari, korek kuping (cotton
bud), kapas, dan tisu.
2. Menguji indra pendengaran secara berkala jika sering terpapar suara keras saat
bekerja.
3. Menghindari kegiatan yang berisiko mencederai indra pendengaran, seperti
berburu dengan senapan atau mendengarkan musik dengan volume yang terlalu
keras.
4. Lindungi telinga saat berada di lingkungan yang berisik.
5. Gunakan headphone yang bisa menahan masuknya suara luar saat mendengarkan
musik dengan headphone, sehingga volume suara tidak perlu terlalu besar.
6. Segera ke dokter bila mengalami gejala-gejala infeksi telinga atau gejala lain
seperti telinga berdenging, agar penyakit ini tidak berkembang menjadi kehilangan
pendengaran (Bashirudin, 2010).
DAFTAR PUSTAKA