PENDAHULUAN
pengubahan sikap dan tata laku seorang atau kelompok orang dalam usaha
mengembangkan bakat yang dimiliki baik dalam bidang akademik maupun non
akademik.
tujuan yang hendak dicapai ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa di
kelas. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut harus dipandang sebagai hasil belajar
menuntut hafalan saja. Banyak sekali pengetahuan dan informasi yang dimiliki siswa
tetapi sulit untuk dihubungkan dengan situasi yang mereka hadapi. Mereka dapat
yang mereka hadapi. Ketika siswa mengikuti pendidikan, harapan mereka menjadi
manusia yang tidak hanya cerdas tetapi mampu menyelesaikan persoalan yang akan
penting dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari porsi waktu pelajaran
matematika di sekolah lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Selain itu, dalam
sekolah dasar sampai pada perguruan tinggi. Hal ini disebabkan oleh fungsi
siswa menganggap matematika itu sulit untuk dipahami. Hanya kalangan siswa-siswa
tertentu yang mampu memahami pelajaran matematika, dan yang terjadi saat ini
pelajaran matematika tidak begitu diminati oleh siswa. Masih banyak siswa yang
pasif dalam proses pembelajaran dan malu bertanya apabila memiliki kesulitan dalam
siswa SMP Kelas VIII mendapat peringkat 36 dari 49 negera didunia. Hasil studi
Program for Internatinal Student Assesment (PISA) juga menunjukkan bahwa siswa
Indonesia mendapat peringkat 64 dari 65 negara di dunia. Hal ini berturut-turut terjadi
selama sepuluh tahun belakangan. Tidak jauh berbeda, hasil TIMSS 2015 yang baru
matematika mendapat peringkat 45 dari 50 negara dengan skor 397. Siswa Indonesia
menguasai soal yang bersifat rutin, komputasi sederhana, dan mengukur pengetahuan
2016).
Hasil studi TIMSS dan PISA di atas menunjukkan bahwa, secara umum
matematika dalam TIMSS dikategorikan ke dalam dua domain, yaitu isi dan kognitif.
Domain isinya adalah bilangan, aljabar, geometri data, dan peluang. Sedangkan
3). Siswa Indonesia rata-rata hanya menguasai domain kognitif pertama yaitu
Bombana, diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa masih sangat rendah. Hal
ini disebabkan karena kurangnya konsentrasi siswa dalam belajar serta pembelajaran
yang terjadi didalam kelas masih bersifat konvensional. Guru mengakui bahwa
satu alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Nainggolan (dalam
teknik mind map siswa dapat memahami pokok masalah yang terjadi, sehingga dapat
diambil cara untuk mengatasi permasalahan. Meminta siswa untuk membuat peta
pikiran memungkinkan mereka mengidentifikasi dengan jelas dan kreatif apa yang
telah mereka pelajari atau apa yang tengah mereka rencanakan. Otak sering kali
mudah mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk dan
perasaan.
Learning dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam penerapan model mind
Pendekatan resource based learning adalah suatu pendekatan yang dirancang untuk
Peserta didik dapat belajar dalam kelas, dalam laboratorium, dalam ruang
perpustakaan, dalam ruang sumber belajar yang khusus atau bahkan diluar sekolah,
matematika.
matematika.
digunakan.
dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada penggunaan metode Mind Mapping
siswa dalam pembelajaran matematika siswa pada kelas VIII pada pokok bahasan
adalah :
pembelajaran konvensional ?
1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model
pembelajaran konvensional.
pemilihan model pembelajaran bagi siswa, sehingga selain materi dapat diterima dan
dipahami dengan baik oleh siswa, diharapkan penyampaian materi dapat dilakukan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai model Mind
Mapping yang digunakan untuk proses penyampaian materi serta efektifnya terhadap
hasil belajar dan tingkat kepuasan siswa. Disamping itu, peneliti ini diharapkan dapat
3. Bagi Penulis
Dalam penelitian ini penulis diharapkan dapat menerangkan ilmu yang diperoleh
KAJIAN PUSTAKA
yang telah ditetapkan. Semakin banyak tujuan atau rencana yang tercapai maka
tidak akan lepas dari hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh siswa. Efektivitas
proses pembelajaran dapat dilihat pada sejauh mana proses pembelajaran itu
(Hasmarani,2015:16)
John Carroll yang termasyhur dalam bidang pendidikan psikologi, dan dalam
pembelajaran dapat berjalan efektif apabila terdapat sikap dan kemauan dalam diri
anak untuk belajar, kesiapan diri anak dan guru dalam kegiatan pembelajaran, serta
mutu dari materi yang disampaikan. Apabila kelima indikator tersebut tidak ada maka
kegiatan belajar mengajar anak tidak akan berjalan dengan baik. Kegiatan
daya pikir anak dengan tanpa mengesampingkan tingkat pemahaman anak sesuai
dapat dicapai melalui metode yang digunakan guru dalam mengajar sesuai dengan
Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu proses perubahan tingkah laku
hidupunya. Menurut Syah (2010:18) belajar adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan unsure yang sangat fundamental dalam penyelenggaran setiap jenis dan
jenjang pendidikan. Itu berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaiannya tujuan
pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia
(2010:2) mengemukan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
(Sagala,2011:13) mengatakan, belajar adalah proses yang terjadi dalam jangka waktu
yang lama melalui latihan yang membawa terjadinya perubahan dalam diri sendiri.
Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi
diperolehnya. Dalam proses belajar pasti ada suatu tujuan yang ingin diacapai, ada
sikap yang dicapai oleh siswa pada proses pembelajaran matematika disekolah. Hasil
dan penguasaan bahan pelajaran yang telag dipelajari. Adapun hasil belajar
matematika yang dimaksud adalah kemampuan atau penguasaan materi yang telah
dikuasai siswa setelah kegiatan belajar mengajar matematika. Hasil belajar dapat
diukur dengan melakukan penilian baik sebelum, selama atau sesudah proses belakar
mengajar dari biasanya setelah bahan pelajaran selesai diadakan tes akhir (Sudjana,
2010:11)
tertentu ditunjukan dengan nilai tes atau nilai-nilai evaluasi matematika yang
diberikan oleh guru. Hasil belajar matematika yang dicapai oleh seseorang dapat
tentang pengetahuan, keterampilan dan sikapa atau nilai yang dimiliki oleh
yang dicapai oleh siswa terhadap materi matematika yang diajarkan setelah kegiatan
garis besar membagi 3 ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotoris.
kemampuan bertindak.
Hasil belajar harus diindetifikasi melalui informasi bidang, materi dan aspek
perilaku baik melalui teknik tes maupun non tes. Penguasaan materi yang dimaksud
adalah derajat pencapaian kompetensi hasil belajar seperti yang dikehendaki dalam
standar proses dan dinyatakan dalam aspek perilaku yang terbaik dalam ranah
Hasil belajar digunakan guru sebagai ukuran atau kriteria dalam mencapai
suatu tujuan pendidikan. Ukuran hasil belajar dapat diperoleh dari aktivitas
upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau
peristiwa atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka. Menurut
didik telah mencapai karakteristik tertentu. Jadi pengukuran memiliki arti suatu
kegiatan yang dilakukan dengan cara membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran
tertentu sehingga data yang dihasilkan adalah data kuantitatif atau data angka. Untuk
menetapkan angka dalam pengukuran, perlu sebuah alat ukur yang disebut dengan
instrumen.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang didapat oleh siswa setelah mengalami pembelajaran
Mind mapping yaitu salah cara untuk mencatat materi pelajaran yang
sederhana, mind mapping adalah teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar
visual. Mind mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang
terdapat dalam diri seseorang. Mind mappimg dikembangkan oleh Tony Buzan sejak
akhir tahun 1960-an sebagai cara untuk mendorong siswa agar mampu mencatat
dengan menggunakan kata kunci dan gambar. Pada pembelajaran mind mapping
siswa akan memperoleh cara paling efektif dan efisien untuk memasukkan,
Faelasofi,2015:126).
Mind mapping merupakan cara kreatif bagi tiap pembelajar untuk
menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru,
pikiran dan mengidentifikasi dengan jelas serta sekreatif mungkin tentang apa yang
Mind mapping merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan
manusia dapat menyusun atau menata sedemikian rupa sehingga cara kerja alami
otak dilibatkan sejak awal. Mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa lebih
linear dan satu warna. Dengan mind mapping daftar informasi yang panjang bisa
dialihkan menjadi diagram warna warni, sangat teratur dan mudah diingat sehingga
sesuai cara kerja otak dalam melakukan berbagai hal, (Buzan dalam Wicaksono,
yang sistematis (sintaks). Ditandai dengan membagi peserta didik kedalam bentuk
membuat simpulan dalam bentuk mind map kemudian setiap kelompok diberi
diskusi;
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan
6. Dari data-data di papan, siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi
menggunakan teknik mind mapping. Kemudian pada tahapan membaca hasil diskusi
1. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang panjang sisinya diletakkan
mendatar, karena memulai dari tengah akan memberi kebebasan kepada otak
untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih
2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral agar terlihat lebih menarik,
otak;
3. Gunakan warna untuk membuat mind map terlihat lebih hidup, menambah energi
cabang tingkat dua dan tiga ke cabang tingkat satu dan dua, dan seterusnya agar
5. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus karena cabang-cabang
yang melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon, jauh lebih menarik
6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis karena kata kunci tunggal
pemikiran.
4. Diagram yang sudah terbentuk dapat dijadikan sebagai panduan untuk menulis.
1. Harus memeriksa mind map siswa seperti halnya dengan membuat jurnal belajar
yang mau tidak mau harus dikumpulkan sehingga siswa akan merasa
baik, penghargaan bisa berupa nilai yang bagus dan juga pujian, sehingga siswa
yang lain akan merasa tergerak hatinya untuk bisa menyaingi temannya yang
mendapat pemghargaan.
diatas maka dapat peneliti simpulkan bahwa belajar menggunakan model mind
mapping yang dirasakan siswa sangat menyenangkan, cara pencatatan, materi berupa
peta, symbol dan juga gambar yang berwarna-warni sehingga otak bisa mudah dalam
menyerap infomasi yang diterima. Dengan pembelajaran model mind mapping dapat
menghubungkan ide baru dengan ide yang sudah ada, sehingga memudahkan adanya
tindakan yang dilakukan siswa dan juga dengan penggunaan warna dan symbol yang
menarik akan membuat siswa semangat dalam belajar. Namun ada beberapa siswa
yang tidak begitu merespon penggunaan model mind mapping karena menganggap
bahwa penggunaan model pembelajaran mind mapping dirasa rumit Karena harus
menyediakan alat (spidol, warna, kertas kosong tak bergaris), membutuhkan biaya
yang tidak sedikit, selain itu adanya kelompok diskusi juga siswa menjadi tidak
begitu memperhatikan materi yang sedang dijarkan, mereka cenderung bermain,
untuk belajar.
langsung yang menghadapkan murid dengan sesuatu atau sejumlah individu serta
kelompok dengan segala kegiatan belajar, bukan dengan cara konvensional dimana
jurnal, surat kabar, multi media, web dan masyarakat), dimana para siswa akan
pendekatan resource based learning merupakan berbagai sarana atau alat yang
1. Berikan alasan yang kuat kepada siswa tentang kenapa harus mengumpulkan
3. Identifikasilah kemampuan melek informasi seperti apa saja yang penting dikuasi
anak melalui proses “inquiry’ learning yang dilakukan dengan berbasis aneka
sumber tadi.
dan lain-lain. Dan jangan lupa diberikan batal waktu untuk setiap langkahnya.
7. Tentukan alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan proses dan penyajian hasil
belajar mereka. Tentu saja, jangan hanya sebatas berfokus pada tes obyektif,
.Salah satu model pembelajaran yang sering digunakan oleh guru saat ini
yaitu belajar dengan penemuan dimana siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau
situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan. Model
ilmiah, murid ditempatnya sebagai subjek belajar, peranan guru dalam model
pembelajaran sebagai pembimbing belajar dan fasilitator belajar sehingga siswa harus
berperan aktif dalam belajar dan memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui
Untuk menemukan luas permukaan, volume kubus, kita ketahui dahulu bahwa
Luas permukaan kubus adalah jumlah seluruh sisi kubus. Gambar di bawah
ini menunjukkan sebuah kubus yang panjang setiap rusuknya adalah s. Coba kalian
ingat kembali bahwa sebuah kubus memiliki 6 buah sisi yang setiap rusuknya sama
panjang. Keenam sisi tersebut adalah sisi ABCD, ABFE, BCGF, EFGH, CDHG, dan
ADHE. Karena panjang setiap rusuk kubus s, maka luas setiap sisi kubus = s2.
L = 6s2
Contoh:
kubus tersebut.
Jawab:
L = 6 x 32
L = 54 cm2
Luas permukaan balok adalah jumlah seluruh sisi balok, perhatikan Gambar 2.2
berikut:
Gambar 2.2 Balok
Balok mempunyai tiga pasang sisi yang tiap pasangnya sama dan sebangun,
yaitu:
Akibatnya diperoleh:
Dengan demikian, luas permukaan balok sama dengan jumlah ketiga pasang
sisi yang saling kongruen pada balok tersebut. Luas permukaan balok dirumuskan
sebagai berikut:
= 2{(p x l) + (l x t) + (p x t)}
Dengan
p :panjang balok
l :lebar balok
Contoh soal :
Sebuah balok mempunyai panjang 10 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 12 cm.
Jawab:
= 2 (296)
= 592 cm2
a. Volume Kubus
Volume kubus = s3
Contoh:
Jawab:
Volume kubus = s3
= 33
= 27 cm3
Volume balok = p x l x t
Contoh:
Hitunglah volume sebuah volume balok yang berukuran (10 x 8 x 12) cm.
Jawab:
Volume balok = p x l x t
= 10 cm x 8 cm x 12 cm
= 960 cm3
pada pokok bahasan luas trapesium dan layang-layang siswa kelas V SDN 4
Watuagung
Metode Mind Mapping terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XII SMA
N 2 Yogyakarta” dalam penelitiannya menunjukkan bahwa metode pembelajaran
pelajaran yang menakutkan dan sulit untu dipahami. Hanya siswa-siswa tertentu saja
yang dapat memahami pelajaran matematika. Kondisi seperti ini jelas akan
dapat dilihat dalam dua segi yaitu kualitas proses dan kualitas hasil
Hasil belajar matematika siswa masih tergolong sangat rendah. Hal ini
metode ceramah dan menuliskan penjelasan di papan tulis, sedangkan siswa terlihat
kurang aktif. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan menunggu
perintah apa yang akan disampaikan oleh guru. Beberapa siswa berpendapat bahwa
belajar dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru matematika membuat
mereka sangat jenuh bahkan terkadang merasa mengantuk karena mereka hanya
mendengarkan dan mencatat penjelasan guru. Oleh karena itu, pada pembelajaran
bervariasi, sehingga siswa tidak mudah jenuh pada saat belajar dan dapat membuat
pada kegiatan kreatif siswa dan keaktifan berpikir siswa, yang akan meningkatkan
pemahaman konsep yang kuat, sehingga memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Selain kegiatan belajar memgajar yang lebih menyenangkan, siswa akan lebih
termotivasi dalam kegiatan belajar, karena dengan model mind mapping ini, siswa
METODE PENELITIAN
Control Design. Penelitian ini menggunakan dua model pembelajaran yang berbeda
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 3 Bombana, semester genap
pada tahun ajaran 2018/2019. Gambaran populasi dalam penelitian ini diperlihatkan
Banyak Siswa 22 21
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
merandomisasi kelompok. Data uji homogenitasi populasi diperoleh dari nilai hasil
tugas matematika siswa. Adapun hasil uji homogenitas dari ketiga kelas tersebut
2.085 2 60 .133
Berdasarkan data pada tabel di atas, diperoleh tugas matematika ketiga kelas
tersebut homogen ( sig 0,133 0, 05) ,artinya siswa memiliki kemampuan yang
relatif sama dalam kelas-kelas tersebut. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan dua tahap yaitu: (1) tahap pertama, mencari kelas-kelas homogen;
(2) tahap kedua, merandom kelas-kelas yang homogen untuk memilih satu kelas
eksperimen (kelas yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Mind
Mapping) dan satu kelas kontrol (kelas yang diajar dengan menggunakan
konvensional) pengambilan sampel ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
VIII VIII
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
VIII A VIII B
belajar.
3.4.2 Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah posttest-only control design dimana pada akhir
Dengan :
R : Random
dari masalah yang diberikan guru bertujuan untuk menciptakan siswa yang aktif
4. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar metamatika
resource based learning dan hasil belajar metamatika yang menggunakan model
pembelajaran konvensional.
1. Tes
Tes diberikan kepada siswa pada akhir perlakuan. Digunakan untuk mengetahui
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan aktivitas guru dalam
mengelola kelas.
3. Dokumentasi
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa tes dan lembar
observasi.
1. Soal tes ini dilakukan untuk memperoleh nilai hasil belajar matematika siswa.
Tes dilakukan pada akhir pembelajaran pada kelas yang menggunakan model
selama pembelajaran berlangsung dan aktivitas guru dalam mengelola kelas baik
Validitas suatu butir tes melukiskan derajat kesahihan atau korelasi (r) skor
siswa pada butir yang bersangkutan dibandingkan dengan skor siswa pada seluruh
konsep instrumen melalui tes uji coba yaitu, peneliti menggunakan rumus Product
n n n
n X iYi X i Yi
ri i 1 i 1 i n (sugiyono,2015:356)
n n 2
n
n 2
n X i X i n Yi Yi
i 1 i 1 i 1 i 1
Dengan :
ri : Item ke-i
X
i 1
: Jumlah skor item
Y
i 1
1 : Jumlah skor total
n : Banyak Responden
(Arikunto, 2013:63)
Istilah reliabilitas memuat arti dapat dipercaya, konsisten, tegap dan relevan.
Suatu alat ukur yang memiliki reliabilitas yang memadai artinya jika alat ukur
tersebut dicobakan pada waktu yang berbeda, pada sekelompok orang yang berbeda,
oleh orang yang berbeda akan memberikan hasil pengukuran yang sama. Dengan kata
lain alat ukur tersebut bersifat tegap (Hendriana,2014:59). Uji reliabilitas dapat
n
k si 2
r11 1 2
i 1
(Sundayana. 2014 : 69)
k 1 st
Dengan :
(Arikunto,2013:60)
Taraf kesukaran dibutuhkan untuk melihat tingkat kesulitan suatu soal. Soal
yang baik adalah soal yang tidak mudah ataupun sukar. Bilangan yang menunjukkan
sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index) yang
diberi symbol P. Berdasarkan indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,0. Rumus
Mean
TK (Siswanto,2017:132)
Skor Maksimum Soal
Dengan :
TK : Indeks kesukaran
Klasifikasi Indeks kesukuran yang sering digunakan adalah seperti pada tabel 3.5
berikut :
Tabel 3.5 Interprestasi Koefisien Taraf Kesukaran
Koefisien Interprestasi
(Siswanto,2017:132)
Daya pembeda soal adalah kemampuan suato soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Angka yang menunjukkan
Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampi 1,00. Semakin tinggi daya pembeda
suatu soal maka semakin baik soal tersebut. Jika daya pembeda negatif berarti lebih
banyak kelompok yang bawah menjawab benar disbanding kelompok atas. Untuk
mengetahui daya pembeda soal untuk soal uraian adalah dengan menggunakan rumus
berikut :
(Siswanto,2017:133)
Dengan :
Koefisien Interprestasi
0, 00 D 0, 20 Soal jelek
0, 20 D 0, 40 Soal cukup
0, 40 D 0, 70 Soal baik
(Siswanto,2017:133)
skor rata-rata tes (mean) dan simpangan baku dari tes kedua kelas, yaitu kelas yang
kelas yang diajar dengan model pembelajaran mind mapping berbasis resource based
berkaitan tentang mean dan standar deviasi, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
I. Mean
X i
X i 1
(Kadir, 2015:53)
n
Dengan :
X : Mean (Rata-rata)
X i : Nilai
n : Banyak data
2. Varians
X
n 2
i X
s2 i 1
,n 1 (Sugiyono. 2015:57)
n 1
Dengan :
s 2 : Varians
X : Rata-rata
n : Banyak sampel
3. Simpangan Baku
X
n
i X
S i 1
Arikunto dalam (Handayani, 2016:36)
n 1
Dengan :
s : Standar deviasi
n : Banyak sampel
3.9.2 Analisis Inferensial
1. Uji Normalitas Data
untuk mengetahui apakah data hasil belajar pada kelas kontrol maupun eksperimen
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Menurut Kadir (2015) langkah-
a) Perumusan hipotesis
Xi X
d) Data di transformasikan ke skor baku Z i
S
f) Menentukan 1 dan 2
1,36
Dtab , 5%
n
i) Kriteria pengujian
Uji homogenitas data yaitu untuk mengetahui apakah kedua atau lebih kelompok
data yang diteliti mempunyai varians yang homogen atau tidak. Uji Homogenitas
dikenakan pada data hasil posttest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Untuk mengukur homogenitas varians dari dua kelompok data, digunakan rumus uji
F sebagai berikut :
Varians terbesar
F (Sugiyono, 2013:276)
Varians terkecil
besar dari F tabel maka memiliki varian yang homogen. Akan tetapi apabila bila F
H 0 : 1 2 lawan H1 : 1 2
Dengan :
learning
jumlah sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama, maka rumus t-test
Dengan :
sampel tidak homogen, maka menggunakan uji t ' (t aksen) untuk menguji kesamaan
X1 X 2
t'
S12 S2 2
n2 n2
(Sundayana, 2010)
Dengan :
X1 : rata-rata eksperimen
X2 : rata-rata kontrol