Anda di halaman 1dari 46

KEGAWATDARURATAN

NEUROLOGI

1
KEGAWATDARURATAN :
 tiba-tiba  diagnosis, tindakan & penanganan segera 
angka kesakitan & kematian
 BUTUH pengetahuan adekuat tentang penyakit& mampu
berkonsultasi dengan baik

KEGAWATDARURATAN NEUROLOGI :

Kondisi neurologi yang memerlukan tindakan pengobatan


segera  bila tidak dilakukan  kerusakan lebih berat /
kematian

NEUROLOGI : INGAT SSP dan SS Perifer


INGAT PF Neurologi

2
MENGAPA GAWAT &
DARURAT?
• Jaringanotak : jaringan dengan tingkat
metabolisme tinggi, butuh aliran darah
yang adekuat dan substrat energi optimal
• Banyakarea otak yang rentan hipoksia dan
hipoglikemia
• Fungsisel otak sangat tergantung pada
ketersediaan O2 & energi (glukosa) yang
kontinyu
• Tidakada cadangan O2 dan sumber energi
di otak
• Sedikitsaja gangguan akan menimbulkan
gangguan fungsi 3
JENIS KEGAWATDARURATAN NEUROLOGI
Carroll LS dan Lorenzo N (2007):

1.Perubahan status mental dan koma


2.Nyeri kepala
3.Cerebrovascular Disease: stroke
4.Vertigo
5.Kejang : status konvulsivus/epileptikus
6.Neuropati perifer: krisis miastenia, SGB
7.Gangguan otot: periodik paralisis
8.Multiple sclerosis
9.Neuroleptic malignant syndrome (NMS)
4
SKDI 2012
• Meningitis : 3B Ensefalitis : 3 B Malaria Serebral :
3B
• Tetanus : 4 A Toksoplasmosis serebri : 3 B Abses otak : 2
• Tumor Otak : 2 Ensefalopati : 3B Koma
: 3B
• Mati Batang Otak : 2 Stroke, PIS, PSA : 3B Vertigo : 4A
• Status Epileptikus : 3 B Hematom epi dan subdural : 2 Trauma
MS : 2
• SGB : 3B MG : 3B
PERUBAHAN STATUS MENTAL DAN
KOMA
PERUBAHAN STATUS MENTAL DAN KOMA

Penyebab potensial– “AEIOU TIPS”


•A = Alcohol (Drugs & Toxins)
•E = Endocrine, Exocrine, Electrolyte
•I = Insulin
•O = Opiates, Overdose, oxygen deprivation
•U = Uremia
•T = Trauma, Temperature
•I = Infection
•P = Psychiatric disorder
•S = Seizure , Stroke, Shock, Space
occupying lesion
Level of Responsiveness  GCS (kualitatif dan
Kuantitatif)

Respiratory Pattern
Pernafasan Abnormal :
• Apneustik breathing, pernafasan
biasa berselang seling dengan
• Cheyne Stokes respiration, apneustik. Lesi pada pontin,
periode hiperventilasi dan apneu metabolic koma,transtentorial
yang bergnati-ganti (alternating) herniasi.
disebabkan lesi pada bilateral
cerebral disease, herniasi
• Ataxic breathing, pernafasan yang
irama dan amplitudonya irregular,
transtentorial, lesi brainstem,
biasanya disusul oleh apneu.
ensefalopati metabolic, peninggian
Lesinya lesi batang otak.
tekanan intracranial
• Kusmaull / hiperventilasi adalah
pernafasan yang inspirasinya dalam • Abnormal respiratory
berkepanjangan dan menyebabkan patterns don’t always
metabolic asidosis. Lesi pada : localize “classically”,
bendungan paru, encefalopati may be seen in systemic
hepatic disorders
Pupil Size And Reactivity

• Metabolic coma: small, reactive


• Structural lesion: asymmetric, unreactive
• Midbrain lesion: large, unreactive pupil(s)
• parasympathetic defect
• uncal herniation, aneurysm, preterminal
• Pontine lesion: pinpoint, reactive pupil(s)
• sympathetic defect
• opiate toxicity, hypothermia
• Midposition unreactive: central transtentorial
herniation
Motor Exam
• Tone: flaccidity versus spasticity, • Decorticate (flexor) posturing
asymmetry
• flexion of UE
• Reflexes: asymmetry, pathologic
• extension of LE
reflexes
• Response to noxious stimuli
• cortical level

• Localization and withdrawal


• Decerebrate (extensor)
posturing:
• Flexion withdrawal
• extension of UE and LE
• Decorticate rigidity
• midbrain level
• Decerebrate rigidity
• Myoclonus: anoxia, metabolic
• No response coma
10
Coma: Management

• Protect airway, ensure oxygenation, maintain blood


pressure
• Neck immobilization, if indicated
• Correct deficiencies in glucose (50% glucose w/ IV
thiamine)
• History/examination
• Urgent, noncontrast brain CT
• Check metabolic panel, drug screen

11
12
STROKE
Stroke
Gangguan fungsi saraf akut (> 24 jam) yang disebabkan karena
gangguan peredaran darah otak yang terjadi secara
mendadak.
Timbul gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah fokal di
otak yang terganggu
Dari definisi diatas jelas bahwa :
1. Kelainan yang timbul bersifat mendadak
2. Gejala dan tanda yang muncul sesuai dengan daerah
otak yang terganggu

14
Warning signs of a stroke can include:
• Sudden weakness or numbness of the face arm, or leg,
especially on one side of the body.
• Sudden confusion, trouble speaking or understanding
• Sudden trouble seeing in one or both eyes
• Sudden trouble walking, dizziness, loss of balance or
coordination
• Sudden, severe headache with no known cause

15
Prinsip pengobatan stroke akut
1. Pemulihan aliran darah otak (reperfusi)
2. Perlindungan terhadap sel otak
(neuroproteksi)

Pada stroke akut terdapat daerah


yang mengalami penurunan aliran
darah otak yang dikenal sebagai
penumbra. Daerah ini bila tidak
segera diobati akan berakibat
terjadinya perluasan kematian sel otak
16
Penatalaksanaan Penatalaksanaan Khusus
Umum
Dasar penatalaksanaan suatu stroke akut
adalah : Prinsip dasar
Mengoptimalkan sirkulasi dan - Memulihkan tekanan perifer otak
metabolisme umum dan mencegah
peningkatan tekanan intrakranial akibat - Mencegah kematian sel otak
edema otak - Mengoptimalkan metabolisme otak
- Mencegah terjadinya proses patologi
Pelayanan stroke akut 24 jam pertama :
- Obati etiologi
 Bedrest/kursi/ambulasi dengan bantuan
 Kepala dan tubuh atas dalam posisi 300
- Turunkan tekanan intrakranial yang
dengan bahu sisi yang lemah diganjal tinggi 17

dengan bantal - Berikan neuroprotektor


 Penilaian tanda vital dan neurologis
 Periksa kadar oksigen
 Pemasangan infus pada sisi yang sehat
Penatalaksanaan hipertensi pada stroke akut

A. Pada stroke iskemik B. Pada stroke perdarahan


Jika TDS 180-230mmHg dan atau TDD 105-
120mmHg, terapi darurat harus ditunda kecuali •Bila TDS > 180 mmHg atau TDD
ditemukan gagal jantung kiri, infark miokard akut, >105mmHg, TD diturunkan
gagal ginjal akut, edem paru dan ensefalopati dengan obat-obat intravena
hipertensi
•Pada fase akut tekanan darah
• Bila TD sistolik > 230 mmHg dan / atau TD
tidak boleh diturunkan lebih dari
diastolik 121-140mmHg, tekanan darah
diturunkan dengan obat-obat intravena 10%-20%
•Bila TDS <90mmHg harus
• MABP ≥ 140 (D+(S-D/3))
diberikan obat menaikan
tekanan darah (vasopresor)
• Batas penurunan tekanan darah sebanyak-
banyaknya sampai 10-20%
18
Status Epilepticus
Status Epilepticus
Definisi
• Serangan kejang umum tunggal atau berulang disertai penurunan kesadaran yang
berlangsung lebih dari 30 menit (WHO)
• Kejang lama dapat mengancam nyawa
• Kejang lebih dari 5 menit dapat menyebabkan kerusakan otak permanen
 Hentikan kejang segera !!!
• ABCD
• Airway: Risiko aspirasi, sediakan suction bedside
• Breathing: Suplemen O2 (kanul nasal, masker)
• C/V: Takikardia menyebabkan hipotensi (khususnya yang mendapat benzodiazepin atau
barbiturat)
• Dextrose: Hipoglokemia simptomatik menyebabkan kerusakan otak ireversibel  koreksi

20
• Anamnesis
• Demam, riwayat epilepsi, trauma, obat anti epilepsi dan
dosisnya, riwayat keluarga
• Pemeriksaan fisik
• Tanda trauma, kaku kuduk, kerusakan organ terminal
• Tanda penyerta kejang (takikardi, pupil dilatasi, nistagmus,
pernafasan ireguler)
• Penunjang
• Elektrolit, glukosa, kadar OAE, AGD, faal ginjal dan hepar
• CT Scan otak, EEG
• LP sesuai indikasi

21
22
Obat-obatan
• Diazepam : pilihan utama
Diazepam 10mg iv pelan-pelan, dapat diulang dalam ± 10 menit-
bila masih kejang diberikan 50-100mg/500ml NaCl 0,9%, setiap 5-
10menit kolf cairan di bolak balik supaya selalu tercampur, karena
pelarut dengan diazepam akan membentuk propilen glikol yang
bersifat cepat mengendap setiap 6 jam dibuat larutan baru oleh
karena tidak stabil

Bila sudah masuk diazepam sampai 100g, kejang belum teratasi


berikan fenitoin (dilantin : bolus 18mg/kg BB iv pelan-pelan plg
cepat 50mg/mnt) dilanjutkan dengan 200-500mg/hr oral atau iv)

23
Penatalaksanaan
• Bila masih kejang beri fenitoin iv 15-20mg.kg BB
(kecepatan 50mg/mnt) sampai kejang berhenti

• Setelah 20-30 menit kejang menetap : pasang intubasi,


rekaman EEG, awasi suhu, pentobarbital 20mg/kg iv
(100mg/mnt)

• Setelah 40-60mnt, msh kejang :


fenobarbiton 5mg/kg iv (dosis awal) ditambah terus sampai
kejang berhenti dilanjutkan 1mg/kg/jam
• Setelah 60 mnt msh kejang : dilakukan anestesi dgn
pentobarbital, intubasi dan ventilator

24
MENINGITIS
Meningitis

Terbagi dua :
1. Meningitis tuberkulosa :
Reaksi peradangan yang mengenai selaput otak yang
disebabkan oleh kuman tuberkulosa.

2. Meningitis bakterial (meningitis purulenta): reaksi


peradangan yang melibatkan piamater, arachnoid, ruangan
subarachnoid dan dapat meluas ke permukaan otak dan
medula spinalis disebabkan oleh kuman piogen
(strep.pneumoniae.N.meningitidis, H.influenza, dll) 26
Gejala :

1. Demam
2. Penurunan kesadaran
3. Tanda-tanda rangsang meningeal (kaku
kuduk, lasseque, kernig, brudzinski I dan II).

Pemeriksaan penunjang
1. Darah rutin
2. Lumbal punksi (pemeriksaan liquor)
3. Foto thorak
4. CT Scan kepala
27
Terapi

Umum
1. Terapi kausal
2. Kortiko steroid

Penyulit / komplikasi
1. Hidrosefalus
2. Kelumpuhan saraf kranial
3. Iskemik dan infark pada otak
4. Epilepsi
28
KRISIS MIASTENIK
Krisis Miastenik

Adalah keadaan emergensi pada penderita miastenia gravis.

Miastenia gravis : gangguan neurotransmiter pada sambungan saraf dan


otot ditandai dengan klinis otot mudah lelah dan jelas membaik dengan
beristirahat
Sebagian besar kasus (+ 80%) gejala berupa ptosis dan penglihatan ganda
Gejala lain gangguan mengunyah, gangguan berbicara (sengau), gangguan
menelan
KRISIS MIASTENIK :
tiba-tiba penderita mengalami perburukan keadaan klinis yang dapat 30

disebabkan oleh infeksi, hipokalemia, penyakit tiroid atau pemberian


obat-obat yang mengganggu pelepasan neurotransmitter (asetilkolin)
di sambungan saraf dan otot
Gambaran klinis krisis
miastenik
• Kelemahan bertambah secara progresif
• Disfungsi batang otak
• Kemungkinan aspirasi dan kegagalan
ventilasi
Penderita harus dirawat di ruang intensif
untuk kemungkinan pemasangan alat
bantu nafas (ventilator)

31
PERIODIK PARALISIS
Periodik Paralisis

• Kelemahan akut anggota gerak


• Mengenai anak dan dewasa muda
• Serangan berulang-ulang
• Tidak mengenai otot-otot kranial dan otot pernafasan
• Gangguan pada ion kalium (hipokalemia yang tersering)
• Pencetus serangan
• Makan banyak karbohidrat
• Setelah exercise

33
Pertimbangan emergensi pada periodik paralisis

• Onset kelemahan yang cepat (otot proxinial


lebih lemah)
• Gangguan serum kalium
Bila K rendah  periksa fungsi tiroid
Bila K tinggi  cari penyebab seperti obat-
obatan
• Bila K tinggi  diobati dengan pemberian oral
atau iv glucosa
• Bila K rendah  pemberian preparan kalium
oral/iv
34
NYERI KEPALA
Nyeri Kepala

"MM...IT ACHES" untuk diagnosis banding


 Salah satu keluhan
utama yang M- Migraine
menyebabkan pasien M- Meningitis
I- Increased Intracranial Pressure
menemui dokter T- Tension Headache + Temporal Arteritis
 Nyeri terjadi akibat
A-
C-
AV Malformations
Cluster Headache
aktivasi struktur yang H- Hypertension
sensitif di otak, tulang E- Eye Disorders (Refractory Errors + Glaucoma)
S- Sinusitis + Sub-Arachnoid Hemorrhage +
tengkorak, sinus most Systemic illnesses
 Nyeri bisa primer, atau
sebagai efek sekunder
dari penyakit lain

36
Increased intracranial pressure
Tanda-tanda peningkatan TIK:
• Nyeri kepala
• Akibat kompresi saraf kranialis, arteri dan vena
• Memburuk pada pagi hari.
• Diperberat oleh aktivitas.
• Muntah
• Tidak didahului mual.
• Mungkin projektil
• Perubahan tingkat kesadaran
Paling sensitif dan indikator penting, tahap awal mungkin
tidak spesifik: gelisah, irritabilitas, letargi.
Increased intracranial pressure
• Perubahan Vital Sign
• Cushing’s triad: Peninggian TDS, bradikardi (muncul belakangan), pola nafas
iregular (late sign)
• Perubahan suhu
• Ocular signs
• Pelebaran pupil akibat tekanan pada N III
• Refleks pupil melambat dan anisokor.
• Penurunan fungsi motorik
• Hemiparesis atau hemiplegia
• Dekortikasi – gangguan pada traktus motorik
• Deserebrasi – kerusakan berat pada mesensefalon dan batang otak
Increased intracranial pressure
• General medical treatment of increased ICP:
• ICP monitoring
• Hyperventilation (pCO2 < 33 mm) – vasoconstriction with reduction of
blood volume; aggressive hyperventilation may cause worse outcome
• Hyperosmolar therapy: mannitol 20% (0.25 gm/kg q6 hrs if Sosm <310)
• Specific treatment of increased ICP:
• CSF drainage
• Surgical evacuation of hematoma
• Tumor, encephalitis, abscess (vasogenic edema): dexamethasone 4 mg IV
q6 hrs

39
VERTIGO
Perasaan sekeliling atau diri sendiri bergerak.
Gerakan dapat berayun, berputar atau miring
Penyebab
1. Vertigo vestibuler
Vertigo 2.Vertigo non vestibuler : sistem somato
sensorik dan visual

Penatalaksanaan : Ditujukan kepada penyebabnya


Seringkali gejala otonom yang memperberat kondisi
pasien
Simptomatis
◦ Istirahat
◦ Anti cholinergik : Skopolamin 3 x 0,6 mg
◦ Anti histamin : Difenhidrinat 3 x 5-10mg
Betahistine 3 x 6 mg 41

◦ Gol Ca Antagonis : Flunarizin 1 x 5-10mg


Algoritma Vertigo

Medicatio
n

42
CEDERA MEDULLA SPINALIS
Cedera medula spinalis
Etiologi : Pada keadaan ini dapat terjadi Syok
spinal:
• Kecelakaan lalu lintas Paralis flasid, gangguan kontrol BAB
• Jatuh dari ketinggian > 3 X
dan BAK
tubuh pasien Hilangnya tonus anal, refleks, kontrol
otonom
• Beban aksial tinggi
• Kekerasan di daerah spinal
• Kecelakaan olah raga Penatalaksanaan :
Identifikasi pasien, anamnesa,
Jenis : pemeriksaan fisik  C-ABCD

Fraktur, dislokasi, luka (primary survey dan secondary survey)


 rujuk
tembus,EDH, SDH,
KORTIKOSTEROID
45
46

Anda mungkin juga menyukai