Anda di halaman 1dari 2

Penatalaksanaan infeksi jaringan periodontal yaitu (1) Pemberian antibiotika dan

analgetik; (2) dilakukan splinting pada gigi goyang setelah plak dan kalkulus dibersihkan; (3)
dilakukan pencabutan gigi apabila sudah terjadi resorpsi tulang alveolar pada keempat bidang
penyangga hingga lebih dari setengah akar gigi; (4) instruksi untuk menjaga oral hygine
(Mardiyantoro, 2017).

Abses odontogenik adalah infeksi yang melibatkan banyak bakteri meliputi berbagai
bakteri fakultatif anaerob seperti Streptococcus viridans dan Streptococcus anginosus, serta
bakteri obligat anaerob seperti spesies Prevotella dan Fusobacterium (Roda dkk, 2007;
American, 2015). Secara umum, organisme yang ditemukan pada abses alveolar, abses
periodontal dan pulpa nekrotik adalah bakteri Gram positif aerob dan bakteri anaerob (Ramu
dan Padmanaban, 2009). Penisilin merupakan antibiotik yang sensitif terhadap golongan
kuman tersebut. Antibiotik lain yang sering digunakan untuk mengobati abses odontogenik
akut diantaranya amoksisilin, metronidazol, klindamisin dan eritromisin. Akibat tingginya
angka resistensi terhadap antibiotik, penggunaan kombinasi Amoksisilin-klavulanat lebih
disukai karena spektrum kerja yang luas dan memiliki profil farmakokinetik yang baik (Roda
dkk, 2007, Ramu dan Padmanaban, 2009). Durasi penggunaan antibiotik untuk infeksi
odontogenik yang paling ideal adalah siklus tersingkat yang mampu mencegah relaps klinis
dan mikrobiologis. Sebagian besar infeksi akan sembuh dalam waktu 3–7 hari (Fakhrurrazi,
2013; Suardi, 2014.

Pada kasus ini, dilakukan terapi medikasi kepada pasien dengan antibiotik Amoksisilin
500 mg sebanyak 10 tabs yang diminum 3 kali sehari dan analgesik asam mefenamat
sebanyak 10 tabs yang diminum 1 kali jika pasien merasa sakit. Pasien melakukan kontrol I
setelah 6 hari, tindakan yang akan dilakukan adalah pencabutan gigi karena telah terdapat
resorbsi tulang lebih dari setengah akar gigi. Akan tetapi saat melakukan pemeriksaan tanda
vital didapatkan tekanan darah pasien 150/80 mmHg sehingga diputuskan untuk melakukan
konsul terlebih dahulu pada spesialis jantung dan pembuluh darah. Pasien juga diinstruksikan
untuk menjaga kebersihan rongga mulut.
American Academy of Pediatric Dentistry. Guideline on Antibiotic Prophylaxis for Dental
Patients at Risk for Infection. 14/15;36(6):287–292. Cakradonya Dent J 2014; 6(2):678-
744 698 Available at: http://www.aapd.org/ media/policies_Guidelines/G_AntibioticP
rophylaxis.pdf. Accessed March 29, 2015.

Fakhrurrazi, Hakim RF. Gambaran Bakteri dan Sensitivitas Antimikroba pada Abses
Odontogenik. Cakradonya Dent J 2013;5(1):475–541.

Ramu C, Padmanaban TV. Indications of Antibiotic Prophylaxis in Dental Practice: A


Review. Asian Pac J Trop Biomed 2012;2(9):749–754. 11. Robertson D, Smith J. The
Microbiology of The Acute Dental Abcess. Journal of Medical Microbiology
2009;58:155–162.

Roda RP, Bagan JV, Bielsa JMS, Pastor EC. Antibiotic Use in Dental Practice. Med Oral
Patol Oral Cir Bucal 2007;12;186–192

Suardi HN. Antibiotik Dalam Dunia Kedokteran Gigi. Cakradonya Dent J 2014; 6(2):678-
744.

Mardiyantoro F. Penyebaran Infeksi Odontogen dan Tatalaksana. UB Press. Cetakan kedua.


2017. UB press-Malang.

Anda mungkin juga menyukai