Anda di halaman 1dari 1

Hasil penelitian dalam artikel tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan

pemenuhan kebutuhan pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi RS X


berdasarkan penurunan nilai persentase pengembalian/retur obat pada bulan
Agustus sebesar 2,23% menjadi 1,70% pada bulan September tahun 2015.
Penurunan nilai persentase pengembalian/retur obat dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya yaitu kepastian diagnosa saat pemberian obat ke
pasien, terlihat dari persentase peresepan yang tidak diretur pada bulan Agustus
yaitu sebesar 97,77% dan naik di bulan September dengan persentase peresepan
sebesar 98,30% pada tahun 2015.

Penggunaan sistem Unit Dose Dispensing (UDD) pada RS X tersebut sudah


sesuai dengan Undang-Undang dan literatur yang ada. Kelebihan Unit Dose
Dispensing (UDD) dibandingkan Non Unit Dose Dispensing (UDD) yaitu sistem
distribusi obat individual (individual prescription), sistem distribusi obat
persediaan lengkap diruang (total flour stock), dan sistem distribusi obat
kombinasi resep individual (individual prescription) adalah sistem Unit Dose
Dispensing (UDD) terdapat profil pengobatan untuk pasien, dimana apoteker
mempunyai tanggung jawab untuk memonitoring obat pasien yang dirawat inap
pada rumah sakit. Permasalahan clinical error yaitu adanya alergi, interaksi obat
dengan obat, interaksi obat dengan penyakit, lamanya terapi yang tidak sesuai,
dan ketidaksesuaian obat dihindarkan atau dikoreksi dahulu (Nursalam, 2015) .

Indikator yang digunakan dalam tahap penyimpanan dan pendistribusian


adalah tingkat ketersediaan, persentase dan nilai obat kadaluarsa, persentase
jumlah obat yang didistribusikan, persentase rata-rata waktu kekosongan obat,
stok obat mati, sistem penyimpanan obat dan persentase kecocokan jumlah barang
nyata dengan kartu stok. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan dan
pendistribusian yaitu organisasi, pencatatan dan pelaporan dan dana operasional
(Boku Y dkk, 2019)

Anda mungkin juga menyukai