4
1.3. Definisi 5. PENGOLAHAN SECARA BIOLOGI
2. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR 5.1. Pengolahan Aerob
3. PENGOLAHAN SECARA FISIKA 5.2. Lagoon
3.1. Penapisan 5.3. Pengolahan Anaerob
3.2. Pengendapan 6. PENGOLAHAN LIMBAH TEKSTIL
3.3. Flotasi
3.4. Filtrasi Minggu 05
3.5. Adsorpsi
1. PENDAHULUAN
diupayakan proses
dengan minimasi limbah
dan penggunaan kembali
limbah yang dikenal
dengan produksi bersih Gambar 4.1. Strategi pengelolaan
(Gambar 4.1) limbah.
1.2 Tujuan
Penguasaan materi dalam modul ini, yang dirancang sebagai
landasan dasar teknologi pengolahan limbah cair. Mahasiswa
diharapkan
Mengerti tentang jenis limbah dan teknik pengolahan limbah
cair
Mengamati tentang jenis limbah dan teknik pengolahan limbah
cair
Menjelaskan tentang jenis limbah dan teknik pengolahan limbah
cair
Sampai dengan permulaan Abad 20, limbah masih banyak yang dibuang
begitu saja meskipun penangan limbah dengan trickling filter mulai
dikembangkan. Dengan semakin meningkatnya jumlah limbah, para
ilmuwan mulai intensif mengembangnkan berbagai metode. Penggunaan
senyawa pembentuk flok mulai digunakan untuk menggantikan teknologi
trickling filter, begitu juga dengan diketemukannya teknologi activated
sludge oleh Ardern dan Lockett pada tahun 1914 yang kemudian
disempurnakan oleh Sawyer pada tahun 1965. Perkembangan berikutnya
dilakukan baik penangnan limbah secara aerob maupun anaerob.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian
lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah yang dibangun
harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi
teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan
teknologi masyarakat yang bersangkutan.
Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan
polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik
pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum
terbagi menjadi 3 metode pengolahan:
1. pengolahan secara fisika
2. pengolahan secara kimia
3. pengolahan secara biologi.
Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut
dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi.
3.1. Penapisan
3.2. Pengendapan
Page 4 of 13
MLLI / Teknologi Pengolahan Limbah Cair Brawijaya University 2012
3.3. Flotasi
3.4. Filtrasi
3.5. Adsorpsi
Adsorpsi adalah suatu proses pemisahan bahan dari campuran gas atau
cair, bahan yang harus dipisahkan ditarik oleh permukaan sorben padat dan
diikat oleh gaya-gaya yang bekerja pada permukaan tersebut. Berkat
selektivitasnya yang tinggi, proses adsorpsi sangat sesuai untuk
memisahkan bahan dengan konsentrasi yang kecil dari campuran yang
mengandung bahan lain yang berkonsentrasi tinggi. Kecepatan adsorpsi
tidak hanya tergantung pada perbedaan konsentrasi dan pada luas
permukaan adsorben, melainkan juga pada suhu, tekanan (untuk gas),
ukuran partikel dan porositas adsorben. Juga tergantung pada ukuran
molekul bahan yang akan diadsorpsi dan pada viskositas campuran yang
akan dipisahkan (cairan, gas).
Dosis karbon aktif menentukan kuantitas logam yang teradsorpsi. Semakin
banyak karbon aktif yang ditambahkan per satuan volume limbah cair akan
meningkatkan massa logam berat terlarut yang teradsorpsi, akan tetapi
massa logam yang teradsorpsi per satuan berat karbon aktif menurun.
Penjeratan ion merkuri dari cairan oleh karbon aktif dapat ditingkatkan
dengan cara ‘pengkayaan‘ (impregnation) karbon aktif dengan bahan kimia
yang sesuai misalnya senyawa mengandung sulfur.
Metode presipitasi dan adsorpsi tidak menghilangkan logam berat, tetapi
Page 6 of 13
MLLI / Teknologi Pengolahan Limbah Cair Brawijaya University 2012
hanya mengubah logam berat terlarut menjadi bentuk padat. Sebagai
akibat dari penyisihan logam berat terlarut dihasilkan residu berupa
endapan logam hidroksida dan arang aktif bekas, yang keduanya
mengandung logam berat dalam kadar tinggi. Residu ini bersifat toksik dan
memerlukan penanganan secara khusus (misalnya dengan cara pengeringan
dan solidifikasi).
4.1. Netralisasi
Sebagian besar limbah cair dari industri mengandung bahan bahan yang
bersifat asam (Acidic) ataupun Basa (alkaline) yang perlu dinetralkan
sebelum dibuang kebadan air maupun sebelum limbah masuk pada
proses pengolahan, baik pengolahan secara biologic maupun secara
kimiawi, proses netralisasi tersebut bisa dilakukan sebelum atau
sesudah proses equalisasi.
Untuk mengoptimalkan pertumbuhan microorganisme pada pengolahan
secara biologi, pH perlu dijaga pada kondisi antara pH 6,5 – 8,5, karena
sebagian besar microb aktif atau hidup pada kondisi pH tersebut. Proses
Page 7 of 13
MLLI / Teknologi Pengolahan Limbah Cair Brawijaya University 2012
koagulasi dan flokulasi juga akan lebih efisien dan efektif jika dilakukan
pada kondisi pH netral.
4.2. Koagulasi
Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan dengan
membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan dengan
muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga
akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor
dilakukan dengan membubuhkan larutan alkali (air kapur misalnya)
sehingga terbentuk endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan
hidroksiapatit. Endapan logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5
dan untuk hidroksiapatit pada pH > 9,5. Khusus untuk krom heksavalen,
sebelum diendapkan sebagai krom hidroksida [Cr(OH)3], terlebih dahulu
direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan reduktor (FeSO4,
SO2, atau Na2S2O5).
Penyisihan bahan-bahan beracun seperti fenol dan sianida pada konsentrasi
rendah dapat dilakukan dengan mengoksidasinya dengan klor (Cl2), kalsium
dan sebaginya. Pada dasarnya kita dapat memperoleh efisiensi tinggi
dengan pengolahan secara kimia, akan tetapi biaya pengolahan menjadi
mahal karena memerlukan bahan kimia.
Pada dasarnya, pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis,
yaitu:
1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth)
2. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth)
Di dalam reactor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan
berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak
dikenal berlangsung dalam jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembang
dengan berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak-
stabilisasi. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional,
oxidation ditch mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan
BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang
dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%),
kontak stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain, yaitu waktu detensi
hidrolis total lebih pendek (4-6 jam). Proses kontak-stabilisasi dapat pula
menyisihkan BOD tersuspensi melalui proses reactor di dalam tangki kontak
sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan
pendahuluan.
Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak, juga
termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis
seperti Indonesia, waktu detensi hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam
oksidasi maupun dalam lagoon yang tidak diaerasi, cukup untuk mencapai
kualitas efluen yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan. Di dalam
lagoon yang diaerasi cukup dengan waktu detensi 3-5 hari saja.
Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400 mg/l, proses aerob masih
dapat dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada BOD lebih tinggi dari
4000 mg/l, proses anaerob menjadi lebih ekonomis
Dalam prakteknya saat ini, teknologi pengolahan limbah cair mungkin tidak
lagi sesederhana seperti dalam uraian di atas. Namun pada prinsipnya,
semua limbah yang dihasilkan harus melalui beberapa langkah pengolahan
sebelum dibuang ke lingkungan atau kembali dimanfaatkan dalam proses
produksi, dimana uraian di atas dapat dijadikan sebagai acuan.
Page 9 of 13
MLLI / Teknologi Pengolahan Limbah Cair Brawijaya University 2012
5.2. Lagoon
Pengolahan air limbah secara biologi AEROB dengan model Aerated lagoons
(basins) membutuhkan luas lahan yang cukup besar, hal ini dilakukan mengingat
jumlah air limbah yang akan dilakukan pengolahan sangat besar. Pada model ini
dapat terjadi 2 (dua) proses yaitu AEROB dan FAKULTATIF. Proses aerob terjadi
pada permukaan air limbah yang teraduk dengan motor dan berkontak dengan
udara sekitar, jika kedalaman kolam tidak terlalu dalam maka akan terjadi proses
pengolahan secara AEROB tetapi jika kolam yang dipergunakan mempunyai
kedalaman yang cukup dalam maka proses pengolahan berlangsung secara
FAKULTATIF.
Page 10 of 13
MLLI / Teknologi Pengolahan Limbah Cair Brawijaya University 2012
Page 11 of 13
MLLI / Teknologi Pengolahan Limbah Cair Brawijaya University 2012
o Penggelantangan dengan peroksi da menghasilkan limbah yang
kadarnya kurang kuat daripada penggelantangan pemasakan hipoklorit
o Penggantian zat-zat pendispersi, pengemulsi dan perata yang
menghasilkan BOD tinggi dengan yang BOD-nya lebih rendah.
3. Zat pewarna yang sedang dipakai akan menentukan sifat dan kadar limbah
proses pewarnaan. Pewarna dengan dasar pelarut harus diganti pewarna
dengan dasar air untuk mengurangi banyaknya fenol dalam limbah. Bila
digunakan pewarna yang mengandung logam seperti krom, mungkin
diperlukan reduksi kimia dan pengendapan dalam pengolahan limbahnya.
Proses penghilangan logam menghasilkan lumpur yang sukar diolah dan
sukar dibuang. Pewarnaan dengan permukaan kain yang terbuka dapat
mengurangi jumlah kehilangan pewarna yang tidak berarti.
4. Pengolahan limbah cair dilakukan apabila limbah pabrik mengandung zat
warna, maka aliran limbah dari proses pencelupan harus dipisahkan dan
diolah tersendiri. Limbah operasi pencelupan dapat diolah dengan efektif
untuk menghilangkan logam dan warna, jika menggunakan flokulasi kimia,
koagulasi dan penjernihan (dengan tawas, garam feri atau poli-elektrolit).
Limbah dari pengolahan kimia dapat dicampur dengan semua aliran limbah
yang lain untuk dilanjutkan ke pengolahan biologi.
5. Jika pabrik menggunakan pewarnaan secara terbatas dan menggunakan
pewarna tanpa krom atau logam lain, maka gabungan limbah sering diolah
dengan pengolahan biologi saja, sesudah penetralan dan ekualisasi. Cara-
cara biologi yang telah terbukti efektif ialah laguna aerob, parit oksidasi dan
lumpur aktif. Sistem dengan laju alir rendah dan penggunaan energi yang
rendah lebih disukai karena biaya operasi dan pemeliharaan lebih rendah.
Kolom percik adalah cara yang murah akan tetapi efisiensi untuk
menghilangkan BOD dan COD sangat rendah, diperlukan lagi pengolahan
kimia atau pengolahan fisik untuk memperbaiki daya kerjanya.
6. Untuk memperoleh BOD, COD, padatan tersuspensi, warna dan parameter
lain dengan kadar yang sangat rendah, telah digunakan pengolahan yang
lebih unggul yaitu dengan menggunakan karbon aktif, saringan pasir,
penukar ion dan penjernihan kimia.
REFERENSI
Meita. 2011. Penyamakan Kulit.
http://mewijay.blogspot.com/2011/12/penyamakan-kulit.html diakses
tanggal 11 July 2012
Muti. 2009. Pengolahan Primer.
http://www.airlimbah.com/2009/11/17/pengolahan-primer/ diakses tanggal
11 July 2012
Muti. 2011. Analisis zat-zat organic dalam air limbah.
http://www.airlimbah.com/2011/08/23/analisis-zat-zat-organik-dalam-air-
limbah/ diakses tanggal 11 July 2012.
Nurika, I., N. Hidayat dan N. Atifah. 2007. Manajemen Limbah dan Lingkungan
Industri. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang.
Page 12 of 13
MLLI / Teknologi Pengolahan Limbah Cair Brawijaya University 2012
is-try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas-3/netralisasi-pada-pengolahan-
limbah-cair/ diakses tanggal 11 July 2012.
Suprihatin dan N. S. Indrasti. 2010. Penyisihan Logam Berat Dari Limbah Cair
Laboratorium Dengan Metode Presipitasi Dan Adsorpsi. MAKARA, SAINS,
14(1): 44-50.
PROPAGASI
A. Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal)
Tugas Diskusi
Amati limbah cair yang ada di sekitar anda dapat dari UKM ataupun rumah tangga
(perumahan). Buat sebuah cara pengolahan limbah agar tidakmencemari lingkungan
Page 13 of 13