Oleh :
KELOMPOK 3
A-11 A
2019
LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT STROKE
I. KONSEP PENYAKIT
A. Definisi Penyakit Stroke
Stroke adalah suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak
(dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan tanda dan
gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam
disebabkan oleh terhambatnya aliran darah ke otak karena perdarahan (stroke
hemoragik) ataupun sumbatan (stroke iskemik) dengan gejala dan tanda sesuai
bagian otak yang terkena, yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat,
atau kematian (Junaidi, 2011).Stroke adalah sindroma klinis yang berkembang
cepat akibat gangguan otak fokal maupun global dengan gejala – gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa ada
penyebab lain yang jelas selain kelainan vascular (WHO, 2010).
Stroke adalah perubahan neorulogis yang diakibatkan oleh interupsi aliran
darah menuju kebagian – bagian otak tertentu. Stroke adalah gangguan aliran darah
ke otak secara tiba-tiba atau mendadak. Menurut Smeltezer & Bare 2008, stroke
atau cedera Serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi Sistem Saraf
Pusat (SSP) yang disebabkan oleh gangguan aliran darah serebral. Stroke adalah
defisit nuerologi yang menpunyai awitan mendadak dan berlangsung dalam waktu
24 jam sebagai sebab dari Sereberal Vaskuler Disease (CVD) (Hudak, 2015).
Dari semua definisi di atas secara singkat dapat disimpulkan bahwa stroke
adalah suatu keadaan terjadinya perubahan pada beberapa fungsi neurologis yang
ringan sampai berat yang diakibatkan oleh gangguan pembuluh darah otak.
2. Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d disfungsi neuromuskuler d.d batuk tidak
efektif, dispnea, sputum berlebih
2. Pola napas tidak efektif b.d gangguan neurologis d.d dispnea, penggunaan otot
bantu pernapasan, pola napas abnormal
3. Resiko aspirasi d.d penurunan tingkat kesadaran
4. Resiko perfusi cerebral tidak efektif d.d aterosklerosis aorta
5. Gangguan eliminasi urin b.d disfungsi kandung kemih d.d distensi kandung
kemih, desakan berkemih, urin menetes, mengompol
6. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskuler d.d mengeluh sulit
menggerakkan ekstremitas, kekuatan otot menurun, rentang gerak (ROM)
menurun
7. Defisit perawatan diri b.d gangguan neuromuskuler d.d menolak melakukan
perawatan diri, tidak mampu mandi/mengenakan pakaian/makan/ke toilet/berhias
secara mandiri, minat melakukan perawatan diri kurang
8. Gangguan komunikasi verbal b.d gangguan neuromuskuler d.d tidak mampu
berbicara atau mendengar, menunjukkan respon tidak sesuai, sulit menggunakan
ekspresi wajah atau tubuh
9. Resiko gangguan integritas kulit d.d penurunan mobilitas
10. Resiko jatuh d.d kekuatan otot menurun
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi menyesuaikan dengan intervensi keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi hasil disesuaikan dengan intervensi dan implementasi keperawatan
menggunakan metode SOAP.
KASUS :
Bapak S berusia 76 tahun dibawa kerumah sakit Bali Medika oleh keluarganya dengan keluhan
merasa lemah pada bagian wajah, lengan atau tungkai sebelah kiri secara mendadak sejak 3 hari
yang lalu, diawali dengan kesemutan atau mati rasa pada bagian tersebut. Pasien merasakan sakit
kepala hebat secara tiba-tiba, kehilangan koordinasi dan keseimbangan saat melakukan aktivitas.
Awalnya pasien merasakan tangan kirinya lemah sehingga pasien tidak kuat untuk menggenggam
dan kelemahan tersebut menjalar keseluruh tubuh bagian kirinya yang menyebabkan pasien
kehilangan keseimbangannya dalam bergerak.Kondisi ini menyebabkan pasien hanya bisa
berbaring di tempat tidur. Keluarga pasien juga mengatakan pengelihatan pasien sedikit kabur.
Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan TD : 170/100 mmHg, S : 37,0OC, N : 88x / menit, RR
: 20x /menit. Pasien juga mengalami kesulitan saat berbicara (pelo) serta masih mengeluh sakit
kepala hebat. Dokter mendiagnosa pasien mengalami stroke non hemoragik.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAPAK S
DENGAN DIAGNOSA STROKE NON HEMORAGIK
DI RUANG SAKURARSUD BALI MEDIKA
TANGGAL 1 OKTOBER- 4 OKTOBER 2019
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas pasien
Nama : Bapak S
Umur : 76 Tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Banjar kangkang, Badung
Tanggal Masuk : 1 Oktober 2019
Tanggal Pengkajian : 1 Oktober 2019
No. Register : 011117
Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragik
PENANGGUNG JAWAB
Nama : Bapak J
Umur : 35 Th
Hub. Dengan Pasien : Anak Pasien
Pekerjaan : Petani
Alamat : Banjar Kangkang, Badung
2. Status kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
1. Keluhan utama (saat MRS dan saat ini)
a. Saat MRS
Pasien mengeluh mendadak lemah pada bagian wajah, lengan atau tungkai
sebelah kiri
b. Saat Pengkajian
Pasien mengeluh lemah pada bagian wajah, lengan atau tungkai sebelah kiri
2. Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami kesemutan pada bagian wajah,
lengan dan tungkai sebelah kiri sejak 3 hari yang lalu disertai dengan sakit
kepala hebat secara mendadak. Sebelumnya pasien sempat dibawa ke
puskesmas, karena tidak ada perubahan pada kondisi pasien kemudian pasien
langsung dirujuk ke RSU Bali Medika tanggal 1 Oktober 2019 pukul 09.00
wita. Saat tiba dirumah sakit keluarga pasien mengatakan awalnya pasien
merasakan tangan kirinya mengalami kesemutan yang mendadak yang
mengakibatkan kelemahan pada bagian wajah, lengan dan tungkai, pasien juga
merasakan sakit kepala hebat secara tiba-tiba, kehilangan koordinasi dan
keseimbangan saat melakukan aktivitas, yang perlahan lahan kelemahan
tersebut menjalar keseluruh tubuh bagian kiri. Kelemahan anggota gerak ini
mengakibatkan pasien hanya bisa berbaring di tempat tidur, bicara kurang jelas
(pelo). Dokter mendiagnosa pasien mengalami stroke non hemoragik, dan saat
ini pasien di rawatdi ruang rawat inap sakura RSU Bali Medika.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasca pasien mengalami kesemutan tanggal 30 september 2019, keluarga
pasien sempat membawa pasien ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan
tindakan karena tidak adanya perubahan maka keluarga pasien langsung
merujuk pasien ke RSU Bali Medika.
c. Pola eliminasi
BAB
Sebelum MRS
Keluarga mengatakan pasien biasa BAB 1x/hari dengan konsistensi
lembek, tidak bercampur darah, warna kuning kecoklatan dan berbau kas
feses.
Saat MRS
Pasien mengatakan biasa BAB 1x/hari dengan konsistensi lembek, tidak
bercampur darah, warna kuning kecoklatan, berbau kas feses dan saat BAB
pasien di bantu.
BAK
Sebelum sakit
Keluarga mengatakan bahwa pasien BAK 5-6x/hari dengan warna urin
kuning sebanyak 500 cc, bau kas urine dan tidak ada nyeri saat BAK.
Saat sakit
Keluarga mengatakan bahwa pasien BAK 4-5x/hari dengan warna urin
kuning sebanyak 400 cc, bau kas urine dan tidak ada nyeri saat BAK.
d. Pola aktivitas dan latihan
1. Aktivitas
Kemammapuan 0 1 2 3 4 Ket :
Perawatan diri 0 : mandiri
Makan dan minum 1 : Alat bantu
Mandi 2 : Dibantu orang lain
Toileting 3 : Dibantu orang lain
Berpakaian dan alat
Berpindah 4 : tergantung total
2. Latihan
a. Sebelum sakit
Keluarga mengatakan pasien kesehariannya sebagai petani, dan pasien
dapat melakukan aktivitas ringan sehari-hari secara mandiri.
b. Saat sakit
Keluarga mengatakan pasien merasakan lemah pada bagian tangan
kirinya sehingga pasien tidak kuat untuk menggenggam yang menjalar
keseluruh tubuh bagian kirinya sehingga menyebabkan pasien
kehilangan keseimbangan dalam melakukan aktifitas sehari-hari secara
mandiri, seperti makan-minum, toileting, mandi dan berpindah karena
penyakitnya.
e. Pola kognitif dan persepsi
Keluarga mengatakan pasien dapat mendengar (tidak tuli), namun pengelihatan,
komunikasi verbal dan perabaan pasien mengalami kelemahan.
f. Pola persepsi-konsep diri
Citra Tubuh : Bibir pasien mencong ke kiri
Peran diri : Pasien merupakan seorang ayah dari 2 anak
Ideal diri : Pasien berharap bisa sembuh dan kembali pulang ke rumah.
Identitas diri : Pasien merupakan seorang suami, ayah dan kakek
Harga diri : Pasien tidak merasa rendah diri dengan keadaannya, hanya
sajapasien merasa cemas karena tidak dapat bekerja dan
merasamerepotkan keluarganya.
g. Pola tidur dan istirahat
1. Sebelum sakit
Keluarga mengatakan pasien tidak mengalami kesulitan tidur (insomia),
tidurnya nyenyak dan pasien biasa tidur 5-6 jam/hari.
2. Saat sakit
Keluarga mengatakan pasienhanya tidur kurang lebih 3-4 jam / hari dan pasien
sering terbangun. Keluarga juga mengatakan pasien tampak tidak segar saat
bangun dipagi hari.
h. Pola peran – hubungan
1. Sebelum sakit
Keluarga mengatakan pasien menjalin hubungan dengan keluarga maupun
masyarakat sekitar rumahnya dengan baik.
2. Saat sakit
Keluarga mengatakan pasien tidak dapat berkomunikasi secara verbal dengan
keluarga dan keluarga pasien lain di ruangannya.
i. Pola seksual-reproduksi
1. Sebelum sakit
Keluarga mengatakan pasien sudah menikah dan memiliki 2 orang anak dan 4
orang cucu.
2. Saat sakit
Keluarga mengatakan pasien bahwa beliau sudah menikah dan memiliki 2
orang anak dan 4 orang cucu.
j. Pola toleransi stres-koping
Keluarga mengatakan pasien setiap ada masalah akan menceritakan masalahnya
kepada keluarganya.
k. Pola nilai-kepercayaan
1. Sebelum sakit
Pasien beragama hindu, saat berada dirumah pasien rajin beribadah.
2. Saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit hanya bisa beribadah di tempat tidur saja, dan
pasien memiliki harapan untuk sembuh.
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum
Pasien terlihat lemah dan pucat.
Tingkat kesadaran : somnolon
GCS : verbal : 3 psikomotor : 3 mata :3
b. Tanda-tanda vital
TD : 170/100 mmHg, S : 37,0OC, N : 88x / menit, RR : 20x / menit
c. Keadaan fisik
Kepala dan leher
I : Bentuk kepala simetris, rambut beruban, distribusi rambut kurang
merata, tidak terlihat bayangan pembuluh darah, tidak terdapat lesi
tidak adaketombe, dan bau pada rambut
P : Tidak ada hematoma, edema, dan terdapat nyeri tekan
Mata
I : Mata simetris, konjungtiva ananemis, pandangan tampak kabur.
P : Tidak ada nyeri tekan pada bola mata.
Hidung
I : Tidak adanya sekret, tidak ada lesi, tidak adanya pernafasan cuping hidung.
P : Tidak ada nyeri tekan
Telinga
I : Bentuk telinga simetris, terdapat serumen
P : Tidak ada nyeri tekan pada telinga
Mulut
I : Bentuk mulut asimetris (pelo), mukosa bibir kering, tidak adanya lesi dan
pembengkakan, hanya saja bibir pasien tampak mencong kiri.
P : Tidak ada nyeri tekan pada bagian sekitar mulut.
Leher
I : Leher antara leher kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi, tidak ada
hematoma.
P : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan tidak ada nyeri tekan.
Dada
Paru
I : Bentuk dan gerakan dada simetris, tidak adanya retraksi dinding otot nafas
P : Tidak ada nyeri tekan pada dada, taktil vocal premitus normal.
P : Tidak ada suara tambahan, getaran suara yang dihasilkan oleh perkusi adalah
sonor.
A : Suara paru vesikuler
Jantung
I :Dada simetris, ictus cordis terlihat pada ICS V medline clavicula
P : Iktus cordis teraba pada medline clavicula ICS V seperti hentakan kuat,
dirasakan dalam dimameter 2 cm
P : Batas jantung normal midline clavicula ICS 3-5 (dulness)
A : Suara jantung S1, S2 tunggal reguler, tidak ada suara tambahan.
Abdomen
I : Tidak ada lesi, tidak ada edema, adanya ascites.
Genetalia
Pasien menggunakan kateter
Integumen
I : kulit tampak kotor dan kusam, tidak ada lesi ataupun hematoma
Ekstremitas
Atas :
I : Bentuk simetris dan terjadi kelemahan pada lengan dan tangan bagian kiri
P : Akral teraba hangat , CRT < 3 detik.
Bawah :
I : Bentuk simtris kiri dan kanan, terjadi kelemahan pada kaki sebelah kiri
P : Akral teraba hangat, CRT < 3 detik.
Neurologis
1) Status mental dan emosi
Status mental dan emosi pasienmasih stabil tidak ada masalah.
2) Pengkajian saraf kranial
Lesi pada nerve IIPenglihatan tampak kabur
VII meringis : sudut bibir kiri tertinggal
XII disartria
Menjulur : deviasi ke kiri
3) Pemeriksaan reflex
4444 (d) 2222 (s)
Kemampuan pergerakan sendi
a. Terbatas pada bagian tangan
4444 (d) kiri
2222 (s)
Kekuatan otot :
N
N
b. Tonus :
N
5. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Tanggal : 1 Oktober 2019, pukul : 11.13 wita
Nama Hasil Satuan Nilai Normal
Pemeriksaan
Eritrosit 6,1 (H) 10^E/Ul 3,80-5,20
MCH 20 (L) Fg 26-34
MCV 20 (L) Fl 80-100
Eosincfil 0,20 (L) % 2-4
Netrofil 73,50 (H) % 30-70
Limfosit 17,60 (H) % 22-40
Monosit 8,87 (H) % 2-8
SEO T 35 (H) u/L <31
2. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang dilakukan adalah pemeriksaan CT-Scan
Dengan hasil :
Lesi hipodens intraserebral fronto temporal kiri, struktur mediana di tengah, sistema
ventrikel baik, slinces interval 10 mm.
Kesan : infark serebri fronto temporal kiri
Pada tanggal : 1 Oktober 2019
Jam : 10.00 wita
3. Hasil konsultasi
Tidak di kaji.
DO : Hemifarese
- Pasien tampak lemah,
kekuatan otot menurun Gangguan Mobilitas Fisik
- TD: 170/100 mmHg
- N: 88x/menit
Hemiparese
Risiko Jatuh