Anda di halaman 1dari 5

THANATOLOGI

Fetus telah mati dan sisanya masih tersimpan dalam uterus dalam waktu lebih dari 24 jam,
bahkan akan lebih baik jika pembentukan maserasi terjadi dalam 3-4 hari ataulebih (jika fetus
mati dalam uterus dan dikeluarkan dalam 24 jam, maka sulit untuk mengetahui apakah fetus mati
sebelum atau selama kelahiran dan tidak ada buktiterjadinya maserasi ataupun mummifikasi)
Fetus dikelilingi dengan banyak cairan amnion (jika jumlah cairan amnionnya
sedikit,kekurangan darah, dan tidak ada sirkulasi udara dalam uterus, maka fetus akan mengering
yang disebut mummifikasi).

Membran luar masih tersisa (sehingga tidak ada sirkulasi udara yang terjadi)

Ibu dari janin masih hidup Ciri-ciri dari maserasi intrauterinea.

Tubuh yang sudah mati akan halus, odematous, faksid, dan mendatar. Jika diletakkanpada
permukaan yang datar, fetus yang sudah mati akan terlihat lurus dan datar tanpamenunjukkan
kurvaktur yang normalb.

Berwarna merah-tembaga atau seprti merah-daging.c.

Kavitas serous terisi cairan merah keruhd.

Tubuh berbau asam yang khas (racid odour) tapi tidak ada gas yang terbentuk.e.

Adanya “spalding sign” yaitu tanda radiologis terjadinya overlapping dari tulang
-tulang tengkorak. Overlapping dari tulang-tulang tengkorak terjadi karena penyusutanserebrum
dan kematian fetus dalam uterus menyebabkan fetus yang sudah matitersebut dianggap sebagai
benda asing dan uterus akan berusaha untuk mengeluarkannya dengan kontraksi yang kuat.

Mumifikasi,
Mumifikasi adalah proses yang menginhibisi proses pembusukan alami yang
memilikikarakteristik dimana jaringan yang mengalami dehidrasi menjadi kering, berwarna
gelap danmengerut. Dilihat dari sudut forensik, mummifikasi memberikan keuntungan dalam
halbertahannya bentuk tubuh, terutama kulit dan beberapa organ dalam, bentuk wajah
secarakasar masih dapat diidentifikasi secara visual. Mumifikasi juga dapat mempreservasi
buktiterjadinya jejas yang menunjukkan kemungkinan sebab kematian.Mumifikasi adalah
modifikasi dari proses dekomposisi tubuh manusia dengan karakteristik penampakan tubuh yang
kering, berwarna coklat, kadang disertai bercak warna putih, hijauatau hitam yang dibentuk oleh
koloni jamur. Pengeringan menyebabkan kulit tampak tertarik terutama pada tonjolan tulang,
seperti pada pipi, dagu, tepi iga dan panggul. Proses ini bisaterjadi secara alamiah pada kondisi
yang khusus dan dapat dibuat oleh manusia sebagai salahsatu cara preservasi jenazah.Proses
setelah terjadi pembusukan adalah penghancuran dari jaringan lunak tubuh oleh aksimikro
orgamisme seperti bakteri, fungi dan protozoa yang merupakan hasil dari katabolismedari
jaringan menjadi gas, cairan dan molekul sederhana. Dekomposisi adalah proses yangrumit,
namun terutama bergantung pada suhu lingkungan dan kelembaban. Rata-ratamummifikasi
menjadi lengkap dalam waktu 1-3 bulan dan mumi dapat bertahan lama sekali.Mumifikasi pada
orang dewasa umumnya tidak terjadi pada seluruh bagian tubuh. Padaumumnya mumifikasi
terjadi pada sebagian tubuh, dan pada bagian tubuh lain prosespembusukan terus berjalan.
Menurut Knight, mumifikasi dan adipocere kadang terjadibersamaan karena hidrolisa lemak
membantu proses pengeringan mayat.Mumifikasi umumnya terjadi pada daerah dengan
kelembaban yang rendah, sirkulasi udarayang baik dan suhu yang hangat, namun dapat pula
terjadi di daerah dingin dengankelembaban rendah. Di tempat yang bersuhu panas, mumifikasi
lebih mudah terjadi, bahkanhanya dengan mengubur dangkal mayat dalam tanah berpasir.
Sayang sekali di Indonesiasangat kecil kemungkinan terjadinya mummifikasi karena udara yang
sangat lembab. Faktordalam tubuh mayat yang mendukung terjadinya mumifikasi antara lain
adalah keadaandehidrasi premortal, habitus yang kurus dan umur yang muda, dalam hal ini
neonatus.

Mumifikasi sering terjadi pada bayi yang meninggal ketika baru lahir. Permukaan tubuh
yanglebih luas dibanding orang dewasa, sedikitnya bakteri dalam tubuh dibanding orang
dewasamembantu penundaan pembusukan sampai terjadinya pengeringan jaringan tubuh.
Padaorang dewasa secara lengkap jarang terjadi, kecuali sengaja dibuat oleh manusia.Karena
sifat jaringan dari tubuh yang termumifikasi cenderung keras dan rapuh, maka untuk dapat
memeriksanya potongan kecil jaringan direndam dalam sodium karbonat ataucampuran alkohol,
formalin dan sodium carbonate. Pada proses mummifikasi tubuh yanglebih lengkap, maka untuk
dapat melakukan pemeriksaan dalam, mayat harus direndamdalam glycerin 15% selama
beberapa hari.Kepentingan forensik yang tak kalah penting pada mumifikasi adalah identifikasi.
Walauterjadi pengerutan namun struktur wajah, rambut dan beberapa kekhususan pada tubuh
sepertitato dapat bertahan sampai bertahun-tahun.Terpeliharanya sebagian dari anatomi dan
topografi jenasah pada proses mumifikasimemungkinkan pemeriksaan radiologi yang lebih teliti.
Dengan pemeriksaan radiologi, jejas- jejas yang mungkin terlewatkan dalam pemeriksaan mayat
dan bedah mayat dapatditunjukkan dengan jelas dan dieksplorasi kembali lewat pemeriksaan
bedah jenasah.Pemeriksaan CT-scan pada mumi juga dapat mengungkapkan jejas pada lokasi
yang sulitdijangkau, bahkan dengan pemeriksaan bedah mayat.Proses mumifikasi juga memungkinkan
dilakukannya pemeriksaan DNA, bahkan pada jenasah yang berusia ratusan atau ribuan tahun.
Lapisan kulit luar yang miskin akan inti selmungkin tidak cukup baik diambil sebagai sampel,
namun tulang, akar rambut, organ dalamdan sisa cairan tubuh yang mengering pada mumi dapat
digunakan untuk pemeriksaan DNA.Yang harus diingat dalam pemanfaatan mumi untuk
kepentingan forensik bahwa padamummifikasi terjadi pengerutan kulit yang dapat menimbulkan
artefak pada kulit yangmenyerupai luka/jejas terutama pada daerah pubis, daerah sekitar leher,
dan axilla.Proses dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi pengeringan jaringan
yangselanjutnya dapat menghentikan pembusukanJaringan menjadi keras dan kering , warna
gelap, keriput dan tidak membusuk

Syarat terjadinya mumifikasi :

a. suhu tinggi,
b. kelembaban rendah,
c. aliran udara tinggi tubuh dehidrasi dan
d. waktu yang lama.
Gejala : Tubuh kurus kering & mengeriput, Kulit kecoklatan & melekat pd jar.
dibawahnya,anatomi organ dalam baik, tdk membusuk Perkiraan Saat Kematian : Saat kematian
diperkirakan berdasarkan tiga perubahan postmortem yang pokok, yaitu: penurunan suhu, lebam
mayat dan kaku mayat; yang dipertegaslagi dengan keadaan lambung dan pembusukan.

Saponifikasi / adipocere
Adipocere (berasal dari bahasa Latin, adipo = lemak dan cera = wax/lilin) merupakan
prosesterbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak, dan berminyak yang terjadi di
dalam jaringan lunak tubuh postmortem. Proses ini terjadi karena adanya hidrolisis dan
hidrogenasidari asam lemak tubuh yang tidak jenuh menjadi asam lemak jenuh oleh kerja lipase
endogendan enzim bakteri intestinal. Asam lemak jenuh kemudian bereaksi dengan alkali
membentuk sabun yang tak larut. Selama proses pembentukan ini, asam lemak bereaksi dengan
sodium yang berasal dari cairan intestinal membentuk “sapodurus” atau sabun yang keras.
Membransel akan bereaksi dengan potassium membentuk “sapo domesticus” atau sabun lunak.
Sabun keras bersifat mudah rapuh sedangkan sabun lunak tadi akan berbentuk seperti pasta. Jika
airatau lingkungan di sekitar tubuh mengandung banyak mineral, kedua sodium dan
potassiumbisa digantikan, memberikan hasil yang lebih keras dan konsistensi yang lebih rapuh.
Asam lemak yang rendah dalam tubuh (sekitar 0,5%), pada saat kematian akan meningkat
menjadi70% sehingga pembentukan adipocere dapat terlihat jelas. Tetapi perlu diketahui bahwa
lemak dan air sendiri tidak bisa menghasilkan adipocere. Organisme pembusuk seperti
Clostridium welchii yang paling aktif, sangat penting dalam pembentukan adipocere. Hal
inidifasilitasi oleh invasi bakteri endogen pada jaringan postmortem. Adanya konversi
asamlemak tubuh yang tidak jenuh menjadi asam lemak jenuh menyebababkan penurunan pH,
danmenghambat pertumbuhan bakteri. Dengan terbentuknya zat semacam lilin tersebut,
makaproses pembusukan akan tertahan, oleh karena kuman-kuman tidak dapat masuk.
Sehingga, jaringan lunak tubuh dapat bertahan untuk beberapa tahun. Adipocere mempunyai bau
asamyang khas (rancid odour).Meskipun dekomposisi jaringan lemak hampir terjadi beberapa
saat setelah kematian, tapipembentukan adipocere umumnya terjadi beberapa minggu sampai
beberapa tahun setelahkematian. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor antara lain; tipe
tanah, pH, kelembaban,temperatur, pembalseman, kondisi terbakar, dan material-material yang
ada di sekitar mayat.Suhu panas, kondisi yang lembab, dan lingkungan anaerob dapat memicu
pembentukanadipocere. Sebab pada dasarnya pembentukan adipocere membutuhkan kondisi yang
lembabatau dengan dicelupkan ke dalam air. Tetapi, air yang terdapat dalam tubuh pada jasad
yangdisimpan dalam peti sudah cukup untuk menginduksi terbentuknya adipocere.Adipocere
pada awalnya terbentuk pada jaringan subkutan, umumnya pada pipi, payudara,dan pantat.
Organ viscera seperti liver jarang dilibatkan. Pembentukan adipocere bercampurdengan sisa-sisa
mummifikasi otot, jaringan fibrosa, dan nervus. Pada suhu yang ideal, kondisi yang lembab,
adipocere dapat terlihat dengan mata telanjang setelah 3– 4 minggu. Umumnya, pembentukan
adipocere membutuhkan waktu beberapabulan dan perluasan adipocere umumnya tidak terlihat
lagi sebelum 5 atau 6 bulan setelahkematian. Beberapa penulis menyebutkan bahwa, perubahan yang
ekstensif membutuhkanwaktu tidak kurang dari 1 tahun setelah perendaman atau lebih dari 3 tahun
setelahpembakaran.

SKELETONISASI (penghancuran jaringan lunak sehingga tampak sisa tulang).


Di udara terbuka tergantung kondisi sekeliling korban, ada tidaknya binatang /
seranggamemakan serangga sekeletoniasi dapat terjadi 1 - 3 bulan , setelah 7 bulan bau
tulangsudah mulai hilang.

Anda mungkin juga menyukai