A. Pengertian Asuransi
dipertanggungkan.1
1
Advendi Simangunson dan Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam
Ekonomi, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,2007) Edisi II,p.103
yang diharapkan akibat timbulnya perjanjian atas
(Transfer of Risk)2
2
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah; Keberadaan dan Kelebihannya
ditengah Asuransi Konvensional. (Gramedia, jakarta,2006) P.108
3
Fatwa DSN tentang pengertian asuransi (Nomor 21/DSN-
MUI/X/2001).p.5. di unduh tanggal 20 Agustus 2016
definisi asuransi, sedangkan pada pasal yang sama ayat 2
pengelolaan dana.
4
Undang-undang Republik Indonesia no. 40 tahun 2014 tentang
Otoritas Jasa Keuangan. di unduh tanggal 20 Agustus 2016
http/www.ojk.co.id. p.2
para pemegang polis, dalam rangka pengelolaan
5
Agus Edi Sumanto, et.al Solusi Berasuransi; Lebih indah dengan
Syari’ah, istimewa pandangan pakar Didin Hafidhuddin, Fathurrahman
Djamil, Syafi’I Antonio, Saiful Yazan.( PT. Karya kita. Bandung 2009. ). P.9
yang dikutip oleh Widianingsih mendefinisikan asuransi
qist tsabit.6
6
Widyaningsih, et. all.,Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Cet. I,
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), p. 222
7
Abdul Azis Dahlan, et all, ed, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta:
Ichtiar Baru Van Hoeve, 2000), cet-4, p. 138
aman, dan bebas dari rasa takut.8 Sebagaimana firman
8
Muhammad Syakir Sula, AAIJ. FIIS, Asuransi Syariah, (Jakarta:
Gema Insani Press).tampa tahun. p. 28
9
Al-qur’an dan terjemah.Mush-haf asy-asyarif, Madinah Munawaroh,
Jakarta 1971.p.1106
Akad yang sesuai dengan syari’ah, menurut fatwa
dan maksiat10
10
Fatwa DSN tentang pengertian Tabarru(Nomor 21/DSN-
MUI/X/2001).p.5. di unduh tanggal 20 Agustus 2016
11
Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2002), p. 85.
12
Definisi tabarru’ menurut Fatwa DSN-MUI, No.21/DSN-
MUI/X/2001. P.5
Menurut Suhrawardi bahwa, akad antara
B. Sejarah Asuransi
13
Muhammad Syakir Sula, p. 40.
14
Muhammad Syakir Sula, p. 41.
sebelu masehi.15Benih-benih asuansi ini pada
15
Man Suparman Sastrawidjaja, Aspek Hukum Asuransi dan Surat
Berharga, (Bandung: PT ALUMNI,2012), p. 96-97
16
Agus Edi Sumanto. et.al Solusi Berasuransi; Lebih indah dengan
Syari’ah, istimewa pandangan pakar Didin Hafidhuddin, Fathurrahman
Djamil, Syafi’I Antonio, Saiful Yazan.( PT. Karya kita. Bandung 2009. ). P.3
sampai tujuan beserta sejumlah tambahan biaya kepada
17
Junaedy Ganie, Hukum Asuransi Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,
2011), p. 31-32
mengantisipasi resiko yang akan dihadapi, dalam 7 tahun
18
Agus Edi Sumanto, P.4
Aqilah dimaknai dengan Ashabah (kerabat dari orang tua
19
M. Habiburohim, Pegadaian Syari’ah, (Jakarta: Kuwais, 2012),
p.139
konpensional, pertumbuhan Asuransi konpensional
mereka.
20
Sri Rezeki Hartono, Hukum Asuransi dan perusahaan
Asuransi/SGF.(Sinar Grafika, Bandung 2010).p.50-51)
21
https://www.asura.co.id/blog/sejarah-dan-perkembangan-asuransi-
di-indonesia. Diunduh 20 Agustus 2016
akad yang haram sebab asuransi konfensional ini
22
Ahmad Rodani et,all, Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Zikrul
Hakim, 2008) Cet. ke-1,p. 99
23
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akutansi Syariah Di Indonesia, (Jakarta:
Selemba Empat, 2014), Cet-3, p. 365.
diprakarsai oleh Tim Pembentuk Asuransi Takaful
24
Training & Development Department PT Asuransi Takaful
Keluarga, Modul BasicTraining 2002. (Jakarta: PT Asuransi Takaful Keluarga,
2002), p.2.Diunduh 20 Oktober 2016
25
Muhammad Syakir Sula,Asuransi (life dan general) Konsep dan
Sistem Asuransi Syariah, (Jakarta Gema Insani Press, 2004). p.32
26
Abdul Azis Dahlan, et al, p. 138
C. Hukum Asuransi
Landasan dasar asuransi syariah adalah sumber
syariah.27
1) Al-Qur’an
lain.28
27
Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/X/2001.P 5.www/dsnmui.or.id.
diunduh 24 Agustus 2016
28
Wirdyaningsih, p. 236-238
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan.29
29
Al-qur’an dan terjemah.p. 919
30
Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh
tahun (lamanya) sebagaimana biasa; Maka apa
yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan
dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. 48.
Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun
yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang
kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit),
kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu
simpan. 49. Kemudian setelah itu akan datang
tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan
cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur."31
31
Al-qur’an dan terjemah .p.334
Implementasi pengendalian resiko sudah di
masa itu.
2) As-Sunnah33
32
Al-qur’an dan terjemah .p. 156
33
Agus Edi Sumanto, p. 5
اَ َحدُ ُهه َما ِإَلَّ ا ُ ْخ َرى َب ِح ْج ِر فَقَتَلَتَ ُه َما َو َما
)ص ُم ْوا اِلَى النِ ِبي ِ (ص َ َاخت ْ َطنِ َها ف ْ فِي َب
ِضى أَ ْن دَيَةُ َج ْينُ َها ِغ َرة اَ ْو َولَ ْيدَة َ َفَق
(رواه.علَ ْي َها قَلَت ُ َها َ ُ ضي دَيَةُ ْال َم ْرأَة َ ََوق
)البخاري
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a, dia berkata:
“Berselisih dua orang wanita dari suku Huzail,
kemudian salah satu wanita tersebut melempar
batu ke wanita yang lain sehingga mengakibatkan
kematian wanita tersebut beserta janin yang
dikandungnya. Maka ahli waris dari wanita yang
meninggal tersebut mengadukan peristiwa
tersebut kepada Rasulullah SAW, maka
Rasulullah SAW memutuskan ganti rugi dari
pembunuhan terhadap janin tersebut dengan
pembebasan seorang budak laki-laki atau
perempuan, dan memutuskan ganti rugi kematian
wanita tersebut dengan uang darah (diyat) yang
dibayarkan oleh aqilah-nya (kerabat dari orang
tua laki-laki).” (HR. Bukhari)
anggota suku.
3) Piagam Madinah
34
AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu
Tinjauan Analisis Historis, Teoritis, dan Praktis ( Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2004).p.115
maka aqilah dari tawanan tersebut akan menyumbangkan
4) Ijtihad36
Fatwa Sahabat
beban.37
Ijma
qath’i.
37
MuhammadMuslehuddin, Insurance and Islamic Law, Penerjemah:
Burhan Wirasubrata, Menggugat Asuransi Modern: Mengajukan Suatu
Alternatif Baru Dalam Perspektif Hukum Islam. (Jakarta: Lentera, 1999).p. 31
38
https://id.wikipedia.org/wiki/Ijmak. Di unduh 20 Oktober 2016
Ijma sukuti, yaitu suatu kesepakatan para
dzanni.39
39
Chaerul Umam, et.al..Ushul Fiqh 1, (Pustaka Setia,
Bandung:2000).p.78
(ashabah) dari si pembunuh (orang menyebabkan
Qiyas
40
Daud Ali, Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Islam di Indonesia, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004), p. 120
Fathul Bari, yang dikutip oleh Muhammad sair
Istishan
41
Muhammad Syakir Sula, p. 31.
42
Daud Ali., P. 122
suatu itu baik.43 Kebaikan dari kebiasaan aqilah
ت ا ْل ِح ُّل
ِ َش ُر ْو ِط فِي ْال ُم َعا َمل ْ َ اْأل
ُّ ص ُل ِفي ال
اْل َبا َحةُ ِإَلَّ بِدَ ِليْل
ِ ْ َو
“Pada dasarnya, semua bentuk mu’amalah boleh
dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.”44
43
Daud Ali., P 122
44
A, Dzajuli.Kaidah-kaidah Fiqih. (Jakarta : PT. Kencana, 2007) Cet.
Ke-I, p. 13
bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadist Nabi,
diantaranya:
45
R Subekti dan R Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD) dan Undang-Undang Kepailitan, (Jakarta: Pradnya Paramita,
1992), Cetakan 25, p. 380.
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
Asuransi Syari’ah
224/KMK.017/1993.
46
Advendi Simangunsong dan Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam
Ekonomi, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,2007), Edisi II, p. 103.
perusahaan reasuransi yang dikutip oleh Arip
perusahaan asuransi.47
- UU no 40/2014
D. Prinsip-Prinsip Asuransi
47
Arif Djohan Tunggal, Peraturan Perundang-undangan Perusahaan
Asuransi di Indonesia Tahun 1992-1997, (Jakarta: Harvarindo, 1998), Cetakan
1, p. 3
48
Undang-Undang no.40 tahun 2014 Tentang Perasuransian
diIndonesia, http/www ojk.co.id, di unduh tanggal 20 Agustus 2016
Allah SWT memiliki dan menguasai seluruh harta
syari’ah.
49
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah Keberadaan dan Kelebihannya
di Tengah Asuransi Konvensional, p. 83
gharar50 sedangkan menurut Amrin pengelolaan asuransi
Prinsip Tauhid
Setiap muslim harus melandasi dirinya
50
AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam …p. 125.
51
Abdullah Amrin. Apa Bedanya Asuransi Syariah dengan Asuransi
Konvensional (PT. Mediakom Trisakti, Jakarta. 2011) Cet I. .p.41
bukan semata-mata mencari “perlindungan”
syariah.
Prinsip Keadilan
52
Al-qur’an dan terjemah. P.159
tabbaru’ atau berdema untuk kepentingan peserta
siksa-Nya.53
Prinsip Amanah
53
Al-qur’an dan terjemah.p. 156
namun berusaha untuk menjadi klaim, dimana hal
An-nisa.
54
Al-qur’an dan terjemah. P.128
dikelola oleh perusahaan asuransi syariah yang
55
Al-qur’an dan terjemah.p .47
56
https://id.wikipedia.org/wiki/Riba, di unduh 25 Oktober 2016
syariah salah satunya adalah menginvestasikan
fadhl.
Secara garis besar riba dikelompokkan menjadi
dua. Yaitu riba hutang-piutang dan riba jual-
beli. Riba hutang-piutang terbagi lagi menjadi
riba qardh dan riba jahiliyyah. Sedangkan riba
jual-beli terbagi atas riba fadhl dan riba
nasi’ah.57 Riba Al-Fadhl adalah kelebihan yang
terdapat dalam tukar menukar antara tukar
menukar benda-benda sejenis dengan tidak
sama ukurannya, seperti satu gram emas
dengan seperempat gram emas, maupun perak
dengan perak.58
dirugikan.59
57
https://id.wikipedia.org/wiki/Riba, di unduh 25 Oktober 2016. P 1
58
Abdul Rahman Ghazaly,et all.Fiqh Muamalat.(Jakarta:Kencana
Prenada Media Group,2010).p. 220
59
Muhamad sakir sula.p 174
Maisir bisa disamakan dengan kegiatan
60
Al-qur’an dan terjemah. P .34
Dengan demikian, unsur maisir atau judi
sedikit.
61
Muhamad Syakir sula. P.46
transaksi yang mengandung ketidakjelasan dan
barangnya).
62
Zainuddin Ali, Hukum Asuransi Syariah. (Jakarta: Sinar Grafika,
2008), Edisi 1, Cet
1, p. 74
bersifat tidak jelas dan tidak pasti kapan terjadinya,
menimpanya.
katanya:
63
Yusuf Qardawy,Fatwa-Fatwa Kontemporer,(Jakarta :Gema Insani
Pres,1988,).p.786
pihak lain yang dirugikan, apapun dalihnya.
bekerja sama.
64
Imam Nawawi. Terjemah Riyadhus Shalihin. Jakarta: Pustaka
Amani .p.303-304
keselamatan dari ancaman terhadap kelaparan dan
keamanan rakyatnya.
65
Mukhtashor Shahih Muslim: 1830, Shahih Sunan Abu Dawud:
4091, Shahih Sunan at-Turmudziy: 1152, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah:
504, Irwa’ al-Ghalil: 2450 dan Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 6707.Dikutip
dariHhhh/www.Ahlaq.Abu Ubaidullah Alfaruq,13 Agustus 2013. Diunduh 01
Oktober 2016
berarti ia mempunyai suatu kepentingan yang
dapat diasuransikan.66
66
A. Hasyim Ali, Pengantar Asuransi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),
Cet. Ke-2, p. 184.
yang belum pasti terjadi dan yang bersangkutan
67
Elsi Kartika Sari dan Advendi Simanunsong, Hukum Dalam
Ekonomi, (Jakarta: rasindo, 2010), p. 107
68
Man Suparman Sastrawidjaja dan Endang, Hukum Perlindungan
Asuransi Tertanggung Asuransi Deposito Usaha Perasuransian, (Bandung: PT
Alumni, 1997), p. 56-57
baik ada padanya yang demikian sifatnya, sehingga
batalnya pertanggungan”.69
3) Prinsip Keseimbangan
69
R. Subekri dan R.Tjitrosudibio, p. 75.
dipertanggungkan untuk harganya penuh,
dan demikian itu atas ancaman batalnya
pertanggungan yang kedua tersebut”.70
Dari ketentuan diatas, maka dapat
4) Prinsip Suborgasi
berbunyi:
70
Man Suparman Sastrawidjaja dan Endang, p. 58.
tertanggung dalam segala hak yang dapat
diperolehnya terhadap orang ketiga
berhubung dengan penerbitan kerugian
tersebut, dan si tertanggung adalah
betanggung jawab untuk setiap perbuatan
yang dapat merugikan si penanggung
terhadap orang ketiga tersebut”.71
5) Prinsip Kontribusi
72
AM. Hasan Ali,p. 82.
73
Man Suparman Sastrawidjaja dan Endang,p. 60-61
penanggung berkewajiban untuk mengganti
kerugian.
E. Tujuan Asuransi
74
Andrian Sutedi, Aspek Hukum Lembaga Penjamin Simpanan.
(Jakarta: Sinar Grafika, 2010), p. 242
dapat berupa kematian yang tiba tiba, kelumpuhan,
situasinya.
kepadanya75.
depan.
75
Nurul Ichasan Hasan, Pengantar Asuransi Syari’ah, (Jakarta:
Gaung Persada Prees Group, 2014),p. . 41
masing mengandung tujuan ini dalam berbagai proporsi,
unsur proteksi.76
76
A. Hasyimi, Bidang Usaha Asuransi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999),
p.67
umum. Jelas bahwa kehidupan sekelompok orang arab
sekali.
perjanjian asuransi.
78
Apridar, Ekonomi Internasional, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012),
p. 2
79
Asfia Murni dan Lia Amaliawati, Ekonomika Mikro, (Bandung:
Refika Aditama, 2012) p. 1
Stabilitas perekonomian sangat penting untuk memberikan
pertumbuhan.
F. Macam-macam Asuransi
80
Muhammad Syafi’i Antonio, Prinsip Dasar Operasi Asuransi Takaful dalam
Arbitrase Islam di Indonesia. (Jakarta: Badan Arbitrase Muamalat Indonesia, 1994),
p.150 -151
memberikan jaminan bagi berbagairesiko yang
81
Faried Wijaya dan Soetotwo Hadiwegenino.Lembaga-lembaga
Keuangan dan Bank,(Yogyakarta: BPFE. 1991), Edisi ke-2, p. 337
1. Jenis-Jenis Asuransi Jiwa
peserta.82
82
Abdullah Amrin. P. 102
berhubungan dengan kebiasaan, pekerjaan dan
sebagainya.
berikut: 85
83
Abdullah Amrin. P. 105
84
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Resiko, (Jakarta: PT Raja
Grapindo Persada, 2012), p 114
85
Agus Edi Sumanto,et,all.p. 50
Manfaat asuransi dibayarkan oleh
Hidup)
Endowment Insurance
86
https: www.tutorialaaji.co.id. di unduh 20 Agustus 2016
Polis endowment merupakan bentuk
87
Mulyadi Nitisusastro, Asuransi dan Usaha Peraasuransian di
Indonesia, (Bandung: Alfabeta, 2012), p. 124-125
yang mungkin timbul maka semakin besar pula
G. Keagenan Asuransi
88
Dahlan Siamat dalam bukunya Manajemen Lembaga Keuangan.
2004.www/hhh.jurnal ekonomi.diunduh 20 Agustus 2016
asuransi untuk mencari, membuat, mengubah atau
89
UU.No.2 Thn. 1992, pasal 1 ayat 10, di unduh 20 Agustus 2016
90
AAJI, Kode etik Agen Asuransi Jiwa Indonesia, SK no.12/aaji/2004(
http/www ojk.co.id, di unduh tanggal 20 Agustus 2016) .p.5
perpanjangan tangan perusahaan asuransi dalam
oleh perusahaan91
91
Mulyadi Nitisusastro, p.138
Pemerintah menaruh perhatian yang besar terhadap
Agen:
92
Undang-Undang no.40 tahun 2014 Tentang Perasuransian
diIndonesia,(http/www ojk.co.id), di unduh tanggal 20 Agustus 2016
tidak dapat mereka kerjakan. Peraturan ini dibuat
anda.
Calon Klien.
Menyesuaikan produk dengan kebutuhan klien
93
LAMPIRAN 1, SK No. 12/AAJI/2004 Tanggal 24 Agustus 2004,
Tentang Kode Etik Agen Asuransi Jiwa Indonesia dan Ikrar Bersama
Perusahaan Asuransi Jiwa Anggota AAJI.Diunduh 20 Oktober 2016.
Untuk mengatasi persaingan yang ketat antar agen
menguasai pasar.
mempertahankan nasabahnya.
Untuk itu, Agen Asuransi Syari’ah harus lebih jeli
dalam mempelajari perilaku nasabahnya. Tiap-tiap
karakter nasabah perlu disikapi secara berbeda. Artinya,
jika segmen pasar yang dituju berbeda maka strategi
pemasar (marketing) yang diterapkan pun berbeda. Setelah
menerapkan segmentasi kepada nasabah, maka Takaful
Indonesia akan lebih terarah dalam membuat peran agen
yang tepat sasaran.
Ketentuan-ketentuan Agen Asuransi (Psl 27 PP
No. 73 thn 1992):
a. Setiap Agen Asuransi hanya dapat menjadi
agen dari satu Perusahaan Asuransi.
b. Agen Asuransi wajib memiliki perjanjian
keagenan dengan Perusahaan Asuransi
yang diageni.
c. Semua tindakan Agen Asuransi yang
berkaitan dengan transaksi asuransi menjadi
tanggung jawab Perusahaan Asuransi yang
diageni.
d. Agen Asuransi dalam menjalankan
kegiatannya harus memberikan keterangan
yang benar dan jelas kepada calon
Tertanggung tentang program asuransi yang
dipasarkan dan ketentuan isi polis,
termasuk hak dan kewajiban calon
Tertanggung94
94
PP No. 39 Tahun 2008, tentang perubahan kedua atas peraturan
pemerintah no 73 thn 1992. Tentang penyelenggaraan usaha perasuransian.
www.hukumonline.Com di unduh 15 Oktober 2016.