Golongan darah adalah suatu ciri khusus darah dari seorang individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein yang dimiliki pada permukaan membran sel darah
merah, atau bisa juga dikatakan golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (antigen yang
terkandung di dalam sel darah merah individu.1
Diet golongan darah pertama kali ditemuka oleh dr. Peter J. D’amon melalui riset
yang telah dilakukannya oleh ribuan pasien. Hasil risetnya dicantumkan dalam buku yang
berjudul “Eat Right For Your Type” yang menyatakan bahwa ada hubungan antara golongan
darah dengan nutrisi yang terkandung dalam makanan yang kita makan. Semua bahan
makanan mengandung lektin. Lektin berperan berbeda-beda pada setiap golongan sel darah
yang sudah deprogram secara genetik untuk menerima atau menolak protein tersebut.1
Diet golongan darah tidak hanya digunakan sebagai identitas biokimia dalam tubuh
seseorang namun juga dimanfaatkan sebagai alternative pemecahan masalah dalam mengatasi
kondisi obesitas. Obesitas menyebabkan 10,3% dari seluruh kematian di dunia.1
Menurut WHO, angka tersebut menempati peringkat kelima penyebab utama
kematian di dunia. Secara global, 1,6 miliar kaum dewasa kegemukan dan 400 juta
mengalami obesitas. Di Indonesia terdapat 19,1% orang berusia di atas 15 tahun menderita
obesitas, lalu 19,8% memiliki perut buncit dan 48,2% berusia diatas 10 tahun kekurangan
aktivitas. 2
Diet golongan darah tidak hanya untuk menurunkan berat badan, namun juga dapat
meningkatkan energi, meningkatkan imunitas serta dapat menggempur penyakit penyakit
serius seperti kanker. Pengaruh golongan darah terhadap program diet sangatlah besar karena
dianggap bisa mempengaruhi sistem pencernaan, metabolisme tubuh menurun dan penyakit
seperti kanker. 2
Jenis golongan darah yang berbeda juga akan memberikan respons yang berbeda
terhadap satu jenis makanan tertentu. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui menu
makanan apa saja yang bermanfaat dan baik dikonsumsi serta makanan yang sebaiknya
dihindari untuk sesuai dengan golongan darah. 2
Dalam nutrisi, diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau
organisme tertentu. Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang individu atau keyakinan
yang dianut masyarakat tertentu. 1
Walaupun manusia pada dasarnya adalah omnivora, suatu kelompok masyarakat
biasanya memiliki preferensi atau pantangan terhadap bebarapa jenis makanan. Berbeda
dalam penyebutan di beberapa negara, dalam bahasa indonesia, kata diet lebih sering
ditujukan untuk menyebut suatu upaya menurunkan berat badan atau mengatur asupan
nutrisi. 2
Pada masa remaja, pertumbuhan berlangsung sangat cepat. Langsing adalah salah satu
aset yang dirasa perlu dimiliki untuk menambah nilai aktualisasi diri sehingga tak jarang
segala upaya dilakukan. Kadang, keinginan melangsingkan tubuh menjadi suatu obsesi tanpa
peduli pada kaidah-kaidah kesehatan. 2
World Health Organization (WHO) menganjurkan setiap individu untuk memiliki
energi dan berat badan yang sehat dan seimbang. Cara menurunkan berat badan yang
dianjurkan adalah dengan memperbanyak aktivitas (berolah raga), mengurangi asupan kalori
(mengurangi porsi makan tetapi tetap menjaga nilai gizi). Beberapa gejala yang mungkin
menyertai cara diet yang salah antara lain pingsan, pusing, lemas, dan malnutrisi.1
Sekitar tahun 1996 di Amerika memperkenalkan cara baru diet dengan mendasarkan
pada golongan darah si pelaku. D’adamo yakin bahwa kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan yang dimiliki manusialah yang menyebabkan terjadinya perubahan tipe darah.
Adaptasi yang tentu saja terkait dengan makanan yang diasup dan diyakini D’Adamo menjadi
kunci sehat nenek moyang kita. 1
D`Adamo mengatakan dalam penelitiannya untuk mengetahui reaksi setiap tipe darah
terhadap makanan, maka dibuat daftar makanan apa saja yang cocok dengan tiap tipe-tipe
darah. Bahkan selain tipe darah, masih digolongkan juga makanan berdasarkan ras. Sebab,
menurutnya tipe darah masing-masing ras berbeda.
DIET GOLONGAN DARAH A 1
Ciri-ciri Khusus Golongan Darah A
Ciri-ciri khusus golongan darah A adalah memiliki sistem pencernaan yang relatif
sensitif. Golongan darah A sebaiknya menghindari makanan yang terbuat dari produk susu
dan daging sehingga menjadi vegetarian atau mengonsumsi makanan berkadar karbohidrat
tinggi namun rendah lemak.
Sistem kekebalan tubuh golongan darah A tidak sekuat golongan darah O. Oleh
karena itu, sebaiknya cukup banyak istirahat sehingga tidak mengundang setres karena orang
dengan golongan darah A rentan terhadap stress.
Sayuran yang bermanfaat untuk golongan darah A :
Salah satu cara terbaik untuk mengendalikan masalah kesehatan yang berkaitan
dengan golongan darah A positif adalah mengkonsumsi banyak sayuran mentah, segar, murni
dan organik. Sayuran seperti kecambah, tahu, kacang koro, lobak, sawi putih, sayuran hijau,
tempe, seledri, dll, sangat penting bagi orang yang memiliki golongan darah A positif.
Sayuran ini merupakan sumber antioksidan, enzim dan mineral yang dibutuhkan tubuh.
Bawang putih, brokoli, bayam, bawang, labu, kangkung, dll, merupakan sayuran yang
dikenal bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Sayuran yang dihindari untuk golongan darah A :
Sayuran yang harus dihindari untuk golongan darah A seperti kubis, jamur, kentang,
lada, terong, ubi, zaitun, tomat dan ubi jalar. Sayuran ini memiliki efek buruk untuk sistem
pencernaan.
Unggas dan daging yang bermanfaat untuk golongan darah A :
Ayam, kalkun dan jenis ungags lainnya mudah dicerna oleh orang dengan golongan
darah tipe A positif dan karenanya dapat dimasukkan dalam diet.
Unggas dan daging yang harus dihindari :
Hindari konsumsi daging seperti daging sapi dan domba. Orang dengan golongan
darah A positif memilki tingkat kandungan asam lambung yang rendah, akibatnya susah
mencerna daging. Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan kelesuan atau kekurangan energi.
Oleh karena itu, akan lebih baik untuk tidak memasukan daging dalam diet.
Buah yang bermanfaat untuk golongan darah A :
Buah yang bagus untuk di masukan dalam diet, buah berry, plum, persik, pisang, anggur dan
apel. Buah-buahan seperti buah nanas, cery, anggur dan lemon memiliki enzim yang bagus
untuk membantu sistem pencernaan.
Buah yang harus dihindari untuk golongan darah A :
Hindari buah yang tidak mudah di cerna seperti buah melon, mangga, dan pepaya. Melon dan
jeruk menghambat penyerapan mineral dan mengiritasi perut, karena itu harus dihindari.
Produk Susu
Hindari produk susu karena tidak mudah dicerna oleh orang dengan golongan darah A
positif. Meskipun demikian, ada beberapa produk susu yang tidak membahayakan bagi
kesehatan seperti yoghurt.
Seafood yang bermanfaat :
Makanan laut yang paling menguntungkan untuk diet bagi orang dengan golongan darah A
positif adalah ikan tenggiri, ikan kerapu, ikan kakap merah, salmon, siput, bandeng.
Seafood yang harus dihindari :
Makanan laut yang perlu dihindari lobster, tiram, kepiting, gurita, belut, dan udang.
Referensi
1. Whitney, Catherine dan D`Adamo. 2002. Diet Sehat Berdasarkan Golongan Darah.
Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer
2. Humarly, Tarcy dan Fransiska Andry. 2013. Diet Sehat Khusus Remaja Berdasarkan
Golongan Darah. Yogyakarta : Khitah Publishing
OLAHRAGA AEROBIK
Latihan fisik aerobik yang efektif untuk menurunkan berat badan pada obes adalah
senam aerobik. Frekuensi senam aerobik adalah sebanyak 3 kali perminggu dengan durasi
waktu senam selama 60 menit yang meliputi gerakan pemanasan (warm up) selama 10 menit,
gerakan inti (exercise ) selama 40 menit, dan gerakan pendinginan (cool down) selama 10
menit. 1
Komponen utama latihan fisik pada umumnya terdiri dari jenis, intensitas, durasi,
frekuensi, progresivitas latihan. Tujuan melakukan latihan adalah meningkatkan kesehatan
dengan mengurangi resiko penyakit kronik, serta aman dilakukan. Latihan fisik menyebabkan
perubahan anatomi, fisiologik, biokimia, dan psikologik.
Latihan aerobik merupakan olahraga yang dapat dipertahankan dalam waktu relative
cukup lama dan baik untuk menurunkan berat badan sebab pada olahraga aerobik yang
teratur dan cukup lama energy utama berasal dari pemecahan lemak.
Menurut American Heart Association (AHA) dan American College of Sport
Medicine (ACSM) anjuran untuk melakukan latihan fisik aerobik 3-5 kali perminggu, dengan
20-60 menit persepsi latihan dengan intensitas 60-90% denyut nadi maksimum untuk
meningkatkan kebugaran tubuh dan menurunkan resiko penyakit.
2
Adaptasi latihan aerobik
Latihan aerobik yang dilakukan setiap hari, seperti jogging atau renang, senam akan
menimbulkan beberapa perubahan karena adanya stimulus pada otot. Beberapa perubahan
yang timbul pada otot dan sistem energi.
a. Perubahan pada jenis serat otot 2
Latihan aerobik salah satunya seperti senam dan latihan dengan intensitas rendah sampai
sedang lebih banyak menggunakan jenis otot slow twicth, sehingga pada latihan aerobik
terjadi perkembangan pada serat slow twitch (otot merah). Karena pada latihan dengan
intensitas 7%-22% serat otot Slow Twitch menjadi lebih besar dari pada serat otot fast
twicth.
b. Perubahan suplai kapiler 2
Pada latihan aerobik terjadi perubahan supplai kapiler dimana pada setiap ototnya
menjadi lebih banyak 5-10% dan pada latihan dengan durasi yang lama dapat meningkat
sampai dengan 15%. Adapun akibat peningkatan jumlah kapiler tersebut memungkinkan
adanya pertukaran gas, panas, sisa metabolisme dan nutrisi serta otot semakin besar. Hal
tersebut menjaga produksi energi dan kontraksi otot yang berulang-ulang.
c. Perubahan kadar myoglobin2
Pada latihan aerobik sangat banyak dibutuhkan oksigen. Adapun yang membawa oksigen
dari membran sel ke membran sel ke mitokondria adalah myoglobin, sehingga kadar
myoglobin dapat meningkat 75-85 %, myoglobin ini banyak terdapat pada serat otot
slow twich.
d. Perubahan fungsi mitokondria 2
Otot untuk melakukan suatu kontraksi ataupun relaksasi memerlukan suatu energi.
Adapun energi yang didapat untuk kontraksi dan relaksasi adalah dari Adenosin Tri
Phosphate (ATP). ATP adalah merupakan senyawa fosfat yang berenergi tinggi yang
menyimpan energi didalam tubuh. Pada latihan aerobik energi yang didapat adalah dari
proses pembentukan kembali ATP melalui fosfolirasi oksidatif di mitokondria. Adapun
produksi ATP tergantung pada jumlah, ukuran dan efisiensi pada mitokondria. Sehingga
pada latihan aerobik jumlah dan ukuran mitokondria menjadi lebih besar, hal ini
disebabkan oleh mitokondria bekerja keras untuk pembentukan ATP kembali.
e. Perubahan enzim oksidatif 2
Pada latihan aerobik akan terjadi peningkatan aktivitas enzim oksidatif. Salah satu enzim
yang memegang kunci enzim oksidatif adalah succinate dehydroginase (SDH). Otot
untuk melakukan suatu kontraksi dan relaksasi diperlukan adanya suatu energi. Energi
tersebut didapatkan dari pemecahan makanan secara oksidatif dan produksi ATP yang
bergantung pada aksi enzim mitokondria. Karena untuk kontraksi dan relaksasi
diperlukan banyak energi sehingga untuk memenuhi hal tersebut maka enzim oksidatif
ikut membantu pembentukan energi membuat perubahan pada enzim oksidatif.
f. Perubahan pada sumber energi2
Sumber energi yang digunakan pada latihan aerobik lebih banyak dan efisien
menggunakan dari lemak. Sehingga memungkinkan penyimpanan glikogen pada hati dan
otot. Orang yang terlatih lebih tahan beraktifitas dan tidak cepat lelah dibandingkan
dengan orang yang tidak terlatih dikarenakan simpanan glikogen dalam otot lebih besar
dari pada orang yang tidak terlatih. Selain itu pada orang yang terlatih juga menyimpan
lebih banyak trigliserida didalam otot. Pada saat latihan aerobik lemak dipecah menjadi
energi oleh enzim yang berperan dalam beta oksidasi. Meningkatnya penggunaan lemak
sebagai energi dan glikogen otot lebih banyak tersimpan disebabkan oleh peningkatan
reaksi beta oksidasi tersebut.
g. Perubahan pada pembuluh darah 2
Latihan aerobik bersifat aterogenik hal ini disebabkan oleh adanya elastisitas pembuluh
darah yang bertambah akibat berkurangnya timbunan lemak dan penambahan kontraksi
otot pada dinding pembuluh darah. Elastisitas pembuluh darah yang meningkat akan
memperlancar jalannya darah dan mencegah timbulnya hipertensi. Kelancaran aliran
darah juga dapat mempercepat pembuangan zat-zat sisa pembakaran sehingga diharapkan
pemulihan kelelahan lebih cepat.
Referensi
1. American College of Sport Medicine. Position Stand. Appropriate Entervention
Strategies For Weight Loss and Prevention of Weight Loss and Prevention of Weight
Regain For adults. Med Sci Sport Exerc; 33 (12)
2. Suleen, S Ho., Satvinder S Dhaliwal, Andrew P Hills, and Sebely Pal. 2012. The
Effect of 12 weeks of aerobic, resistance or combination exercise training on
cardiovascular risk factors in the overweight and obese in a randomized trial. BMC
Public Health. [cited April 20, 2015]. available from :
URL : http://.www.biomedcentral.com/1471-2458/12/704