Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP KETERAMPILAN

BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK


KELAS XI MIPA SMA NEGERI 8 MANDAI
(Studi Materi Pokok Larutan Penyangga)

The Effect Models Toward Critical Thinking Skill and Student Achievement Of
Class XI MIPA SMAN 8 Mandai (Study on Buffer Solution)

1)
Faisal, 2)Tabrani Gani, 3)Muhammad Danial
1)Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Kimia Universitas Negeri Makassar
2,3) Dosen Pascasarjana Pendidikan Kimia Universitas Negeri Makassar

Jalan Bonto Langkasa Kota Makassar


Telp. : (0411) 855288 – 830366 Fax. 855288
E-mail: pasca@unm.ac.id
email: faisal.chemistryunm2010@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu yang bertujuan untuk


mengetahui pengaruh model pembelajaran terhadap keterampilan berpikir kritis dan
hasil belajar peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri 8 Mandai materi pokok
larutan penyangga. Desain penelitian Pretest treatment Postest Design. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri 8
Mandai tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 4 kelas. Penentuan sampel
dilakukan secara random kelas dan terpilih kelas XI MIPA 1 sebagai kelas yang
dibelajarkan model pembelajaran discovery learning dan kelas XI MIPA 2 sebagai
kelas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung. Data dianalisis
menggunakan analisis deskriptif dan uji independent sample T-Test. Hasil analisis
deskriptif diperoleh data rata-rata nilai N-gain keterampilan berpikir kritis pada
kelompok model pembelajaran discovery learning sebesar 0,67 dengan kategori
sedang dan kelompok model pembelajaran langsung sebesar 0.55 dengan kategori
sedang. Nilai N-gain hasil belajar pada kelompok model pembelajaran discovery
learning sebesar 0,76 dengan kategori tinggi dan kelompok model pembelajaran
langsung sebesar 0.66 dengan kategori sedang. Hasil pengujian hipotesis
menunjukkan terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap keterampilan berpikir
kritis dan hasil belajar kelas XI MIPA SMA Negeri 8 Mandai pada materi pokok
larutan penyangga.

1
Kata kunci: Model pembelajaran, keterampilan berpikir kritis, hasil belajar, dan
larutan penyangga.

ABSTRACT

The research is quasi experiment research which aims to discover the effect of
learning models toward critical thinking skill and learning outcomes students of class
XI MIPA SMAN 8 Mandai study on buffer solution. The research uses pretest
treatment posttest design. Population of the research was all students in class XI
MIPA SMAN 8 Mandai school year 2017/2018 which amounted to 4 class.
Determination of the sample is done randomly and class XI MIPA 1 has been choose
as the class taught use the discovery learning model and class XI MIPA 2 as the class
taught use the direct learning model. The data has been analyzed by using descriptive
analysis and using T-Test for the sample independent test. The results of these
analyzes has obtained the average outcome of the N-gain value of the critical thinking
skill on the discovery learning model grup is 0.67 in medium category, and the direct
learning model grup is 0.55 in medium category. The N-gain value student
achievement on the discovery learning model grup is 0.76 for the hight category and
the direct leaning model grup is 0.66 in medium category. The result of a hypothesis
test suggests the effect of learning models toward critical thinking skill and learning
outcomes students of class XI MIPA SMAN 8 Mandai study on buffer solution.

Keywords : Learning models, critical thinking skill, learning outcomes and buffer
solution

PENDAHULUAN
Kurikulum saat ini menganut memberi kesempatan kepada peserta
pandangan bahwa suatu pengetahuan didiknya untuk menemukan dan
tidak dipindahkan begitu saja dari menyusun sendiri pengetahuan dalam
seorang guru kepada peserta didiknya, proses kognitifnya. Pendekatan dan
melainkan peserta didik sebagai objek model pembelajaran yang ada dalam
belajar harus memiliki kemampuan aktif kurikulum 2013 menginginkan agar
untuk mencari, menemukan, mengolah peserta didik mampu belajar secara
dan menggunakan pengetahuan. mandiri serta proses pembelajaran tidak
Keaktifan peserta didik dinilai dari lagi berpusat pada guru (teacher
peranannya dalam pembelajaran, seperti centered) melainkan berpusat pada
bertanya, menjawab pertanyaan dan peserta didik (student centered).
memberi tanggapan. Hal ini yang Keterampilan berpikir kritis
menyebabkan seorang pendidik harus merupakan sebuah kemampuan yang

2
dimiliki setiap orang untuk menganalisis beberapa kebaikan, yaitu pengetahuan
ide atau sebuah gagasan ke arah yang yang diperoleh akan bertahan lama dan
lebih spesifik untuk mengejar lebih mudah diingat. Model tersebut
pengetahuan yang relevan dengan dianggap mampu mengaktifkan peserta
melibatkan evaluasi bukti. Keterampilan didik, sehingga peserta didik lebih
berpikir kritis sangat diperlukan untuk banyak terlibat dalam pembelajaran
menganalisis suatu permasalahan sampai daripada guru. Sebagaimana yang
pada tahap pencarian solusi sehingga diketahui bahwa belajar aktif merupakan
mereka sudah terlatih menyelesaikan hal yang sangat dibutuhkan oleh peserta
berbagai persoalan yang dihadapi, didik untuk mendapatkan hasil yang
termasuk melihat sejauh mana maksimum dalam pembelajaran.
kemampuan yang dimilikinya. Berpikir Model pembelajaran langsung
kritis sering muncul setelah seseorang merupakan model pembelajaran yang
menemui suatu masalah. Menurut para mengacu pada guru yang terlibat aktif
ahli yang kemudian diungkapkan dalam menyajikan isi pelajaran kepada
kembali oleh Rahardjo (2010) bahwa seluruh peserta didik di kelas. Peranan
berpikir kritis dapat dilatih, dan cara guru selama proses pembelajaran
melatihnya dapat dilakukan dengan cara sangatlah dominan, guru menjadi
mempertanyakan apa yang dilihat dan sumber belajar yang sangatlah penting.
didengar, setelah itu dilanjutkan dengan Sehingga peranan peserta didik dalam
bertanya mengapa dan bagaimana proses pembelajaran sangatlah kurang,
tentang hal tersebut. Dengan demikian, peserta didik langsung menerima apa
semua orang memiliki kesempatan yang yang guru sampaikan. Model
sama dalam meningkatkan keterampilan pembelajaran langsung cenderung
berpikir kritis, hal tersebut disebabkan membuat peserta didik kurang terlibat
pada dasarnya setiap manusia memiliki aktif dalam menemukan konsep
potensi dasar untuk berpikir, tinggal pembelajaran. Peserta didik kurang
bagaimana cara dan usaha mereka terlibat langsung dalam proses
mengoptimalkan potensi tersebut. pembelajaran, sehingga peserta didik
Salah satu model pembelajaran tidak terlatih untuk berpikir kritis,
yang dapat meningkatkan keterampilan dengan demikian hasil belajar yang
berpikir kritis adalah model discovery diperoleh peserta didik rendah.
learning. Model pembelajaran discovery Materi larutan penyangga dalam
learning atau pembelajaran penemuan pembelajaran kimia, merupakan materi
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang banyak mengandung konsep-
belajar yang melibatkan secara konsep yang sangat perlu dikuasai oleh
maksimal seluruh kamampuan peserta peserta didik, menurut pemahaman,
didik untuk mencari dan menyelidiki keterampilan, dan latihan sehingga jika
secara sistematis, kritis, logis, analitis tidak menguasai konsep yang terdapat di
sehingga peserta didik dapat dalam materi, maka peserta didik tidak
merumuskan sendiri penemuannya. akan dapat membangun pengetahuan,
Pengetahuan yang diperoleh dengan akibatnya mereka akan mengalami
belajar penemuan menunjukkan kesulitan dalam proses pembelajaran.

3
Selain itu, larutan penyangga juga kritis peserta didik masih rendah. Hasil
merupakan materi kimia yang erat wawancara terhadap beberapa peserta
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, didik diperoleh gambaran bahwa peserta
sehingga dalam memahami materi didik menganggap pelajaran kimia
larutan penyangga, peserta didik tidak sebagai pelajaran yang sulit. Peserta
hanya menghafal teorinya saja, tetapi didik hanya berusaha untuk menghafal
perlu mengaitkan materi larutan rumus-rumus dan pengertian tertentu
penyangga dengan contoh dalam untuk mengerjakan soal hitungan tanpa
kehidupan. Pembelajaran yang memahami makna dari pembelajaran
menghubungkan suatu konsep dengan tersebut, sehingga berdampak pada
contoh dalam kehidupan akan lebih rendahnya daya ingat peserta didik.
bertahan lama dalam memori seseorang. Selain itu, pada aktivitas pembelajaran
Sekolah SMA Negeri 8 Mandai yang dilaksanakan, peranan guru sangat
merupakan salah satu sekolah di dominan. Sehingga peserta didik tidak
Kabupaten Maros yang telah terlibat secara langsung dalam proses
menerapkan kurikulum 2013. Pada pembelajaran, peserta didik tidak
kurikulum 2013, pembelajaran memiliki banyak ruang untuk aktif
berorientasi pada peserta didik. dalam proses pembelajaran. Selain itu,
Bagaimana peserta didiknya harus pada soal-soal evaluasi yang diberikan
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh guru, soal-soal tersebut mayoritas
untuk menemukan sendiri konsep yang merupakan soal yang serupa yang telah
diberikan oleh guru. Guru sendiri belum diberikan pada saat proses pembelajaran
terlalu menerapkan suatu model berlangsung sehingga peserta didik lebih
pembelajaran yang tepat untuk banyak dituntut untuk mengembangkan
memfasilitasi peserta didik dalam proses mengingatnya. Mengingat konsep
mengembangkan keterampilan berpikir ini sangatlah penting, maka diperlukan
kritis. Sehingga hasil belajar yang cara penyajian pembelajaran yang lebih
diperoleh masih relatif rendah. baik untuk memotivasi dan
Berdasarkan hasil observasi memfasilitasi peserta didik dalam
yang dilakukan pada peserta didik kelas mengembangkan keterampilan berpikir
XI MIPA SMA Negeri 8 Mandai kritis, guna meningkatkan hasil
melalui guru mata pelajaran kimia pada belajarnya. Bertolok dari masalah
bulan Januari 2018, bahwa nilai kimia tersebut, diperlukan suatu alternatif
pada materi larutan penyangga lebih pembelajaran seperti model
rendah dibandingkan materi lainnya. pembelajaran discovery learning yang
Persentase ketuntasan yang dapat akan dapat mendorong peserta didik
dicapai peserta didik adalah 50% dari untuk lebih aktif dalam pembelajaran.
kriteria ketuntasan minimal 75. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar METODELOGI PENELITIAN
peserta didik kurang memahami materi
Penelitian ini merupakan bagian
kimia tersebut. Hasil belajar yang rendah
dari penelitian induk Penelitian Strategi
diperoleh peserta didik diduga
Nasional Institusi (PSNI) 2018 yang
disebabkan karena keterampilan berpikir

4
diketuai oleh Prof. Dr. Muhammad Tabel 1. Desain Penelitian
Danial, M.Si. yang merupakan jenis A O1 X1 O2
penelitian pengembangan yang mengkaji B O3 X2 O4
pengembangan perangkat pembelajaran
kimia SMA berbasis investigasi (dengan Keterangan:
model Discovery Learning) dan
pengaruhnya terhadap keterampilan A : Model Pembelajaran Discovery
berpikir kritis, metakognisi, dan Learning
penguasaan konsep larutan penyangga B : Model Pembelajaran Langsung
oleh peserta didik. Namun dalam rangka X1 : Perlakuan yang diberikan pada
penyusunan tesis ini juga dilakukan kelas A berupa penerapan
kajian mengenai pengaruh model Model Pembelajaran Discovery
pembelajaran terhadap keterampilan Learning
berpikir kritis dan hasil belajar yang X2 : Perlakuaan yang diberikan pada
merupakan kajian perbedaan. Jenis kelas B berupa penerapan Model
penelitian ini adalah eksperimen semu Pembelajaran Langsung
(quasi eksperimental design) yang O1 : Keterampilan Berpikir Kritis dan
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Hasil belajar peserta didik
model pembelajaran discovery learning sebelum penerapan Model
dan model pembelajaran langsung Pembelajaran Discovery
terhadap keterampilan berpikir kritis dan Learning
hasil belajar. Eksperimen semu tidak O2 : Keterampilan Berpikir Kritis dan
dapat mengontrol keseluruhan variabel- Hasil belajar peserta didik
variabel yang berpengaruh karena itu sesudah penerapan model
sebelum dilakukan perlakuan, kedua pembelajaran Discovery
kelas diberikan pretest untuk Learning
mengetahui sejauh mana kemampuan O3 : Keterampilan Berpikir Kritis dan
dasar peserta didik pada materi larutan Hasil belajar peserta didik
penyangga. Kemudian keduanya sebelum penerapan model
diberikan perlakuan yang berbeda. pembelajaran langsung
Setelah itu diberikan postest untuk O4 : Keterampilan Berpikir Kritis dan
mengetahui sejauh mana pengetahuan Hasil belajar peserta didik
peserta didik terhadap konsep larutan sesudah penerapan model
penyangga setelah pembelajaran. pembelajaran langsung
Desain yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu pretes treatment Variabel dalam penelitian ini
postest design yang disajikan dalam terdiri dari dua variabel, yaitu variabel
Tabel.1. Penelitian ini dilaksanakan pada independen (variabel bebas) dan variabel
semester genap tahun ajaran 20172018 dependen (variabel terikat). Variabel
di SMA Negeri 8 Mandai. bebas (X) adalah model pembelajaran
yang terdiri dari dua varian, yaitu model
pembelajaran discovery learning dan

5
model pembelajaran langsung dan berpikir kritis dan hasil belajar peserta
variabel terikatnya (Y) adalah didik kelas XI MIPA SMA Negeri 8
kemampuan berpikir kritis dan hasil Mandai.
belajar kimia. Uji hipotesis berpedoman
Populasi dalam penelitian ini berdasarkan nilai signifikansi:
adalah semua kelas XI MIPA SMA (1) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka
Negeri 8 Mandai tahun pelajaran H0 diterima;
2017/2018 terdiri dari empat kelas (2) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka
dengan jumlah 120 peserta didik. H0 ditolak.
Sampel penelitian ini dilakukan dengan
cara random sampling. Kelas XI IPA1
sebagai kelas A dan kelas XI IPA2 HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai kelas B. Instrument dalam
penelitian ini adalah tes tertulis berupa Deskripsi Keterampilan Berpikir
essay digunakan untuk mengukur Kritis
keterampilan berpikir kritis dan hasil
belajar. Dari penelitian yang telah
Teknik analisis data dilakukan pada kedua kelas yaitu kelas
menggunakan analisis deskriptif dan A (XI MIPA 1) dan kelas B (XI MIPA
inferensial. Untuk mengetahui adanya 2) diperoleh data tentang keterampilan
peningkatan keterampilan berpikir kritis berpikir kritis peserta didik berdasarkan
dan hasil belajar peserta didik antara kategori dan nilai rata-rata N-gain pada
kelas A dan kelas B digunakan analisis tiap indikator, dapat dilihat pada Tabel
normalized gain (N-gain). Menurut 3.
Hake (1999) dapat digunakan rumus:
Tabel 3.Kategori keterampilan berpikir
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 kritis peserta didik kelas A
<g>= 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠
dan kelas B
Tabel 2. Kriteria nilai gain score
Kelas A Kelas B
ternormalisasi Prese
Kategori ntase Persen Persen
Nilai <g> Kriteria Frek Freku
(%) tase tase
<g>≥ 0,7 Tinggi uensi ensi
(%) (%)
0,7 <g>≥0,3 Sedang Tinggi > 80 7 23,33 4 13,33
<g><0,3 Rendah Sedang 60-80 18 60 13 43,33
(Hake : 1999) Rendah <60 5 16,67 13 43,33
Jumlah 30 100 30 100
Data yang diperoleh kemudian (Sumber: Lampiran 9 Nilai Hasil Belajar Peserta
dianalisis dengan uji Independent Didik)
Sample T-Test, terlebih dahulu diuji
dengan uji normalitas dan uji Hasil dan analisis data
homogenitas. Uji hipotesis digunakan menunjukkan bahwa nilai rata-rata
untuk mengetahui pengaruh model peserta didik pada kelas A yang
pembelajaran terhadap keterampilan dibelajarkan dengan model

6
pembelajaran discovery learning lebih sangat mempengaruhi keterampilan
tinggi daripada kelas B yang berpikir kritis. Selain itu, peserta didik
dibelajarkan dengan model aktif dalam mencari informasi dari
pembelajaran langsung. Hal ini berbagai sumber belajar baik dari buku-
dikarenakan peserta didik terlibat secara buku maupun internet sehingga
aktif memudahkan mereka dalam menjawab
untuk mencari dan menemukan sendiri soal.
konsep pembelajaran sehingga akan Indikator membangun
tersimpan lebih lama dan sulit dilupakan keterampilan dasar, memberi penjelasan
(Hosnan, 2014). lebih lanjut, mengatur strategi dan taktik
dan menyimpulkan berada pada ketegori
Kelas A sedang. Indikator menyimpulkan
0.9 0.809
0.791
0.706 Kelas B meskipun mengalami peningkatan
0.8 0.630 0.610 0.660 0.600
0.7 0.534 namun nilai rata-rata yang diperoleh
0.6 0.445 masih rendah dibandingkan indikator
0.5 0.350
N-gain

0.4 lainnya. Disebabkan karena peserta


0.3 didik tidak menuliskan kesimpulannya
0.2
0.1 walaupun jawabannya benar, dan
0
kalaupun menjawab semua namun hasil
perhitungannya salah sehingga pada saat
menyimpulkan menjadi salah pula, pada
instrument penelitian terdiri dari
sebagian besar soal perhitungan dimana
Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
pengajaran yang dilaksanakan lebih
mengarah kepada konsep-konsep.
Gambar 1. Rata-rata N-gain tiap indikator Perbandingan kriteria berpikir
keterampilan berpikir kritis
kritis dengan kategori tinggi, sedang dan
kelas A dan kelas B
rendah antara kelas A dan kelas B
menunjukkan bahwa pada kelas A lebih
Berdasarkan Gambar 1,
baik daripada kelas B.
diketahui bahwa terjadi peningkatan
rata-rata N-gain pada tiap indikator
Deskripsi Hasil Belajar
keterampilan berpikir kritis yang
diujikan peningkatan yang signifikan Berdasarkan hasil belajar peserta
terdapat pada indikator memberikan didik kelas A (XI IPA 1) yang
penjelasan sederhana dengan kategori dibelajarkan dengan model discovery
tinggi. Hal ini disebabkan karena learning dan kelas B (XI IPA 2) yang
sebagian peserta didik mampu dibelajarkan dengan model
menuliskan data yang dimaksudkan dari pembelajaran langsung diperoleh hasil
pertanyaan yang disajikan seperti analisis deskriptif yang menunjukkan
menjelaskan dan menuliskan informasi hasil belajar kognitif peserta didik pada
yang diketahui dari permasalahan yang materi larutan penyangga dapat dilihat
diberikan dalam suatu soal. Hal ini

7
pada Tabel 4 dan nilai N-gain hasil Tabel 6. Hasil Uji t
belajar peserta didik pada Tabel 5. Sig. (2-
Kelas t df
tailed)
Tabel 4. Nilai deskriptif keterampilan
N- Kelas A 2.653 58 .010
berpikir kritis peserta didik gain Kelas B 2.653 57.960 .010
kelas A dan kelas B
Nilai Statistik
Statistik Deskriptif Berdasarkan Tabel 6. terlihat
Kelas A Kelas B
Jumlah Sampel (n) 30 30 bahwa nilai thitung>tTabel dan nilai
Nilai Tertinggi 90 85 signifikansi diperoleh sebesar 0,010,
Nilai Terendah 50 45 maka disimpulkan H0 ditolak dan H1
Rata-Rata 71,33 64,32 diterima pada taraf signifikansi 0,05. Hal
Standar Deviasi 11,67 12,21 ini menunjukkan bahwa model
(Sumber : Lampiran 8 Nilai Keterampilan Berpikir
Kritis)
pembelajaran berpengaruh terhadap
keterampilan berpikir kritis dan hasil
Tabel 5. Data N-gain peserta didik kelas belajar kelas XI MIPA SMA Negeri 8
A dan kelas B Mandai
No Kelas N-Gain Kategori Data hasil penelitian dan analisis
1. A 0.761 Tinggi data diperoleh bahwa peserta didik yang
2. B 0.662 Sedang dibelajarkan dengan model discovery
(Sumber: Lampiran 9 Nilai Hasil Belajar Peserta learning memiliki hasil belajar kimia
Didik) yang lebih baik daripada peserta didik
Hasil pengujian hipotesis yang dibelajarkan dengan model
menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel pembelajaran langsung. Artinya, model
dan nilai signifikan (2-tailed) adalah discovery learning memberikan
(2,58 > 0,05) dan (0,010 < 0,05) dengan pengaruh terhadap hasil belajar peserta
nilai α = 0,05 diketahui bahwa didik. Hal ini dibuktikan dengan rata-
signifikansi (sig.) < α. Artinya, H0 rata N-gain hasil belajar peserta didik
ditolak dan H1 diterima, sehingga dari pada kelas A sebesar 0,761 dengan
hasil uji t tersebut disimpulkan bahwa kategori tinggi sedangkan kelas B
terdapat pengaruh model pembelajaran sebesar 0,662 dengan kategori sedang.
terhadap keterampilan berpikir kritis Peningkatan hasil belajar dengan
peserta didik kelas XI MIPA SMA menggunakan model discovery learning
Negeri 8 Mandai. menghadapkan peserta didik kepada
Setelah dilakukan uji normalitas pengalaman kongkrit sehingga peserta
dan uji homegenitas, diperoleh data dari didik belajar secara aktif, dimana
kedua kelas terdistribusi normal dan mereka didorong untuk mengambil
memiliki varians yang homogen inisiatif dalam usaha memecahkan
sehingga dapat dilakukan pengujian masalah, dan mengambil keputusan.
hipotesis pada Tabel 6.

8
KESIMPULAN dikembangkan dengan penelitian
Berdasarkan hasil dan berikutnya yang sejenis pada materi
pembahasan yang telah dibahas dapat yang berbeda.
disimpulkan bahwa
1. Terdapat pengaruh model
pembelajaran terhadap keterampilan DAFTAR PUSTAKA
berpikir kritis peserta didik Kelas XI
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem
MIPA SMA Negeri 8 Mandai pada
Pembelajaran Dalam Konteks
materi pokok larutan penyangga
Kurikulum 2013. Bandung:
dengan nilai n-gain kelas yang
Refika Aditama.
dibelajarkan model discovery
Annafi, N. 2016. Pengaruh Penerapan
learning sebesar 0,67 dengan kategori
LKPD Berbasis Inkuiri
sedang dan kelas yang dibelajarkan
Terbimbing di MAN 1 Kota
model pembelajaran langsung sebesar
Bima. Journal of EST, Volume 2
0,55 dengan kategori sedang.
Nomor 2 Agustus hal. 98-104. P-
2. Terdapat pengaruh model
ISSN : 2460-1497, e- ISSN:
pembelajaran terhadap hasil belajar
2477-3840. Diakses: Online 24
peserta didik Kelas XI MIPA SMA
Januari 2018.
Negeri 8 Mandai pada materi pokok
Anni. 2004. Psikologi Belajar.
larutan penyangga dengan nilai n-
Semarang: UPT MKK UNNES.
gain kelas yang dibelajarkan model
Arends, Richard L. 2008. Learning to
discovery learning sebesar 0,76
Teach. New York: Mc Graw-Hill
dengan kategori tinggi dan kelas yang
Companies.
dibelajarkan model pembelajaran
Aslan, D., Lia Auliandari. 2017.
langsung sebesar 0,66 dengan
Pengaruh Model Pembelajaran
kategori sedang.
Discovery Learning Terhadap
Hasil Belajar Siswa Materi
SARAN
1. Bagi pendidik, penggunaan model Ekologi Berbantu Data
discovery learning dapat dijadikan Penelitian Iklim Mikro Ruang
salah satu alternatif model Terbuka Hijau Berdasarkan
pembelajaran di kelas untuk Habitus Vegetasi. Prosiding
meningkatkan keterampilan berpikir Seminar Nasional Pendidikan
kritis dan hasil belajar. Volume 2 No.1 Th. Jan-Des.
2. Keterampilan berpikir kritis adalah 2017.
salah satu aspek penting yang dapat Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar:
dijadikan sebagai acuan berpikir Konsep-Konsep Inti (Jilid 2/
untuk memecahkan masalah-masalah Edisi Ketiga). Jakarta: Erlangga.
yang dihadapi peserta didik dalam Chebii, R., W. Samwuel, dan K. Joel.
proses pembelajaran. 2012. Effects of Science Process
3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat Skills Mastery Learning
menjadi informasi oleh peneliti lain Approach on Students
untuk diterapkan atau Acquisition of Selected

9
Chemistry Practical Skills in Pembelajaran Abad 21. Bogor:
School. Scientific Research, Ghalia Indonesia.
3(8):1291-1296. Hudoyo, Herman. 1980. Teori Dasar
Costa, L Arthur. 1985. Developing Belajar-Mengajar Matematika.
Minds A Resource Book For Jakarta: Proyek Pengembangan
Teachning Thingking. Printed in Pendidikan Guru (P3G)
the United States Of Departemen Pendidikan dan
America.ASCD. Kebudayaan.
Danial, M., Gani, T., Husnaeni. 2017. Masrida, Yusminah, Mushawwir. 2016.
Pengaruh Model Pembelajaran Pengaruh Model Pembelajaran
dan Kemampuan Awal Terhadap Discovery Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Berpikir Kritis dan
Pemahaman Konsep Peserta Hasil Belajar IPA Kelas VIII
Didik. Journal of Educational MTSN Libureng Kabupaten
Science and Technology. Volume Bone. Jurnal Bionature. Volume
3 Nomor 1 April 2017 Hal. 18- 17 Nomor 2 81-87.
32. Muharram dan Jusniar. 2012.
Ennis, R.H. 2002. An Outline of Goals Meningkatkan Partisipasi Siswa
for a Critical ThinkinG Kelas X1 SMAN 3
Curriculum and Its Assessment. Sungguminasa Melalui
This is a revised version of a Penerapan Pembelajaran
presentation at the Sixth Penemuan Terbimbing pada
International Conference on Materi Pokok Senyawa
Thinking at MIT, Cambridge, Hidrokarbon. Jurnal Chemica
MA, July, 1994. Vol.13 Nomor I, 68-76.
http://www.criticalthinking.net/g Muijs, Daniel; Renolds, David. 2008.
oals.html. Diakses pada 12 Effective Teaching: Teori dan
Januari 2018. Aplikasi. Penerjemah: Soetjipto,
Ennis, R.H. 1996. Critical Thinking. Helly Prajitno; Soetjipto, Sri
New Jersey: Prentice Hall Inc. Mulyantini. Yogyakarta :
Gultom, Silitonga. 2010. Kompetensi Pustaka Pelajar.
Guru. Medan: Unimed. Nur, M. 2000. Pengajaran Berpusat
Hamalik. 2003. Proses Belajar kepada siswa dan Pendekatan
Mengajar. Bandung: Bumi Konstruktivis dalam Pengajaran.
Aksara. Surabaya: PSMS Program
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Pascasarjana Unesa.
Mengajar. Bandung: Pustaka Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA
Setia. Kelas XI. Jakarta : Penerbit
Haris. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Erlangga.
Yokyakarta: Multi Pressindo. Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik Bandung: PT Remaja
dan Konseptual dalam Rosdakarya.

10
Rahardjo, M., 2010. Pemikiran Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar
Kebijakan Pendidikan Proses Belajar Mengajar.
Kontemporer. Malang : UIN Bandung : Sinar Baru
Maliki Press. Algensindo.
Rusyna, A. 2014. Keterampilan Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil
Berpikir. Yogyakarta: Ombak. Proses Belajar Mengajar.
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Bandung : PT Remaja
Makna Pembelajaran.Bandung: Rosdakarya.
Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Sanjaya, W. 2012. Pembelajaran dalam Pendidikan Pendekatan
Implementasi Kurikulum Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Berbasis Kompetensi. Jakarta: Bandung : Alfabeta.
Kencana Prenada Media Group. Suprijono, Agus. 2010. Cooperative
Sanjaya, W. 2012. Strategi Learning Teori & Aplikasi
Pembelajaran Berorientasi Paikem. Surabaya : Pustaka
Standar Proses Pendidikan. Belajar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Susanti, E., Jamhari, M., Syamsurizal.
Group. 2016. Pengaruh Model
Sardiman. 1992. Ilmu Pendidikan. Pembelajaran Discovery
Bandung : Penerbit PT. Bina Learning Terhadap Keterampilan
Aksara. Sains dan Hasil Belajar Siswa
Serungke, M. 2017. Pengaruh Model Kelas VIII Tentang IPA SMP
Pembelajaran Guided Discovery Advent Palu. Jurnal Sains dan
Terhadap Hasil Belajar dan Teknologi Taduloko, Volume 5
Keterampilan Berpikir Kritis Nomor 3, Agustus 2016 hlm 36-
Siswa. Prosiding Seminar 41.
Nasional MIPA III. Program Syah, M. (2004). Psikologi Pendidikan
Studi Magister Pendidikan IPA dengan Pendekatan Baru.
PPs Unsyiah Aceh. Bandung : PT Remaja
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor- Rosdakarya.
faktor yang mempengaruhinya. Trianto, 2012. Mendesain Model
Jakarta: Rineka Cipta. Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Slavin, Robert E. 2008. Psikologi Jakarta: Kencana.
Pendidikan: Teori dan Praktik Trianto. 2007. Model-Model
(Edisi Kedelapan, Jilid 1). Pembelajaran Inovatif
Jakarta: Indeks. Berorientasi Konstruktivistik:
Soeparman, Alwi. 2001. Desain Konsep, Landasan Teoritis-
Instruksional. Jakarta: PAU dan Praktis dan Implementasinya.
DIKTI DIKBUD Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudjana, Nana. 1996. Cara Belajar Yusnia, Sugeng, dan Dwiyono. 2017.
Siswa Aktif Dalam Proses Pengaruh Model Pembelajaran
Belajar Mengajar, Bandung : Discovery Learning Terhadap
Sinar Baru Algensindo. Kemampuan Berpikir Kritis

11
Mahasiswa. Jurnal Pendidikan.
Volume 2 Nomor 10 1308-1314.
Diakses: Online 20 Mei 2018.
Zamroni dan Mahfudz. 2009. Panduan
Teknis Pembelajaran yang
Mengembangkan Critical
Thinking. Jakarta: Kementerian
Pendidikan Nasional Direktorat
Pengembangan SMA.

12

Anda mungkin juga menyukai