The effect of the implementation of the Smoke-Free Area policy on reducing smokers'
proportion in DKI Jakarta, DI Yogyakarta, and Bali Province
ABSTRACT
This study aimed to find out the effect of the implementation of the Smoke-Free Area policy on reducing
smokers' proportion. This research was an ecological studies design, which compares 2007 to 2013
smoker proportion by implementation of the local Smoke-Free Area policy in Jakarta, Yogyakarta, Bali
and West Sulawesi. This study was done by analytical conceptual approach, as well as the comparative
approach. The result showed that the implementation of the local Smoke-Free Area policy tend to have
influence on reducing the proportion of daily smokers. Factors that contributing were commitment of the
local government; consistency of law enforcement; regular supervision; stakeholder compliance; positive
support from education and tourism sector; and active participation of civil society organizations.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penerapan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) terhadap
penurunan proporsi perokok. Penelitian dilakukan dengan rancangan studi ekologi, yaitu membandingkan
data proporsi perokok tahun 2007 dan tahun 2013, menurut penerapan kebijakan KTR di Provinsi DKI
Jakarta, DI Yogyakarta, Bali dan Sulawesi Barat. Analisis dilakukan dengan pendekatan konseptual dari
kebijakan KTR yang diterapkan di masing-masing wilayah dan perbandingan data proporsi perokok
menurut wilayah. Diketahui bahwa penerapan kebijakan KTR atau Kawasan Dilarang Merokok (KDM)
berpengaruh terhadap penurunan proporsi perokok setiap hari. Faktor yang ikut berperan adalah komitmen
pemeritah daerah; penegakan hukum yang konsisten; pengawasan yang dilakukan secara rutin; kepatuhan
stakeholder; dukungan positif dari sektor pendidikan dan sektor pariwisata; serta peran aktif organisasi
masyarakat.
238
Pengaruh penerapan kawasan tanpa rokok...(Ekowati Rahajeng)
2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Jenis data yang digunakan adalah data
Pemerintah Nomor 109 tahun 2012 tentang terrier untuk prevalensfrokok, data sekunder
Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat untuk dokumen kebijakan, dan data primer
Adiktif berupa Produk Tembakau bagi untuk penerapan Kawasan Tanpa Rokok.
Kesehatan. Dalam Peraturan Pemerintah Analisis dilakukan dengan membandingkan
tersebut, keseluruhan masalah produk data proporsi perokok tahun di Provinsi DKI
tembakau terutama rokok telah diarahkan Jakarta, DI Yogyakarta dan Bali, dengan
agar tidak mengganggu dan membahayakan data proporsi perokok di Provinsi Sulawesi
kesehatan perseorangan, keluarga, Barat. Provinsi DKI Jakarta, DI Yogyakarta
masyarakat, dan lingkungan. Pengendalian dan Bali dipilih menjadi daerah target
rokok tersebut dilakukan dengan cara pengamatan penelitian ini karena ketiga
menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) provinsi tersebut merupakan provinsi yang
di beberapa tatanan. Sesuai dengan telah mempunyai peraturan perundangan
peraturan perundang-undangan tersebut tentang KTR, baik di tingkat provinsi
penerapan KTR wajib dilakukan oleh maupun tingkat kabupaten/kota. Provinsi
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Sulawesi Barat dipilih menjadi daerah
(Pemda). KTR adalah ruangan atau area pembanding, karena di provinsi tersebut
yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan hingga tahun 2014, baik di tingkat provinsi
merokok atau kegiatan memproduksi, maupun kabupaten/kota belum mempunyai
menjual, mengiklankan dan/ atau peraturan perundangan apapun terkait KTR.
mempromosikan produk tembakau. Data proporsi perokok yang digunakan
Penerapan KTR merupakan upaya berasal dari laporan hasil Riskesdas tahun
perlindungan untuk masyarakat terhadap 2007 dan 2013, sedangkan informasi
risiko ancaman gangguan kesehatan karena penerapan KTR, dan kebijakan yang
lingkungan tercemar asap rokok. Selain itu, ditetapkan di masing-masing daerah
melalui penerapan KTR, perilaku merokok diperoleh dan laporan kegiatan, dan
diharapkan dapat dikendalikan, dan dokumentasi terkait.
kebiasaan merokok dapat berkurang atau
hilang secara bertahap. Dengan demikian
kesehatan perokok menjadi lebih baik. HASIL
239
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 14 No 3, September 2015 : 238 — 249
Tabel 1. Perubahan Proporsi Perokok Tahun 2007 dan Tahun 2013 menurut
wilayah di Provinsi DKI Jakarta
Wilayah . Perokok Setiap Hari Perokok Kadang-Kadang
Kabupaten/ Kota/Propmsi
2007 2013 2007 2013
Kepulauan Seribu 24.1 29,4 3.4 2,2
Jakarta Selatan 18.6 23,4 7.4 4,6
Jakarta Timur 22.3 24,9 6.9 5,5
Jakarta Pusat 21.7 21,1 7.8 6,3
Jakarta Barat 20.7 21,9 7.3 7,6
Jakarta Utara 21.0 22,8 5.8 5,9
Provinsi DKI Jakarta 21.0 23,2 7.1 6,0
Pria 41.7 44,6 12.4 10,6
Wanita 2.1 1,6 2.2 1,2
240
Pengaruh penerapan kawasan tanpa rokok...(Ekowati Rahajeng)
241
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 14 No 3, September 2015: 238 - 249
September 2012 Bupati Sleman menetapkan dan asap rokok adalah Taman Pintar.
Perbup Sleman nomor 42. Perbup Sleman Walikota Yogyakarta menetapkan Perwali
tersebut meliputi ketetapan KTR, termasuk Nomor 12 pada bulan Maret tahun 2015.
pembinaan, pengawasan dan sanksi
administratif.
Perubahan proporsi perokok di Daerah
Pada peraturan ini dengan jelas 7stimewa Yogyakarta
diatur larangan melakukan kegiatan
menggunakan/ mengkonsumsi rokok, Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa
memproduksi rokok, menjual rokok, proporsi perokok setiap hari di Provinsi
menyelenggarakan iklan rokok dan/atau Yogyakarta dari tahun 2007 ke tahun 2013
mempromosikan rokok. mengalami penurunan sebesar 2,6%.
Proporsi pada pria menurun 0,2%, dan pada
Dalam mengendalikan perokok di wanita menurun sebesar 5,5%. Di semua
wilayahnya, Pemerintah Kota Yogyakarta wilayah kabupaten/kota, penurunan proporsi
telah menerbitkan peraturan berupa Surat juga terjadi, kecuali di Kota Yogyakarta. Di
Edaran Nomor 440/004/SE/2010 tertanggal Kabupaten Kulon Progo, terjadi penurunan
8 Januari 2010 mengenai larangan merokok proporsi sebesar 7,6%, di Kabupaten Bantul
di kantor dan selama jam kerja bagi menurun 1,9%, di Kabupaten Gunung Kidul
karyawan. Salah satu tempat di Kota menurun 4,1%, dan di Kabupaten Sleman
Yogyakarta yang setiap hari sudah bebas proporsi menurun sebesar 1,7%.
242
Pengaruh penerapan kawasan tanpa rokok...(Ekowati Rahajeng)
243
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 14 No 3, September 2015 : 238 - 249
Tabel 4. Perubahan Proporsi Perokok Tahun 2007 dan Tahun 2013 menurut wilayah di
Provinsi Sulawesi Barat
Perokok Kadang-
Wilayah Perokok Setiap Hari
Kadang
Kabupaten/ Kota/Propinsi 2013
2007 2013 2007
Majene 19,0 18,5 3,2 5,5
Polewali Mandar 16,3 20,3 7,0 4,9
Mamasa 19,7 21,2 5,4 3,4
Mamuju 23,2 23,8 4,6 3,6
Mamuju Utara 24,9 27,0 2,9 3,1
244
Pengaruh penerapan kawasan tanpa rokok...(Ekowati Rahajeng)
245
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 14 No 3, September 2015 : 238 — 249
53% di hotel, 64% di fasilitas kesehatan, 0% masih cukup masif dan iklan rokok masih
di angkutan umum, dan 70% di sarana olah leluasa terpampang dan bertebaran di
raga (Yayasan Lembaga Konsumen berbagai tempat di DKI Jakarta. Dapat
Indonesia, 2010). masih longgarnya dimaldumi jika peranserta aktif organisasi
kebijakan KDM, dan lemahnya penegakan masyakat yang anti rokok di DKI Jakarta
hukum telah mengakibatkan kepatuhan yang belum berpengaruh dalam penurunan
rendah terhadap kebijakan KDM yang ada di proporsi perokok di masyarakat.
DKI Jakarta. Penerapan kebijakan KDM di Penerapan kebijakan KTR di DI
DKI Jakarta sepertinya hanya berpengaruh Yogyakarta sangat berbeda dengan DKI
bagi perokok kadang-kadang. Namun melihat Jakarta. Meskipun peraturan perundangan di
bahwa penurunan proporsi perokok kadang- tingkat provinsi masih berupa Pergub tentang
kadang juga dapat menurun pada daerah yang KDM, namun Pemda di tingkat kabupaten
belum memiliki kebijakan penerapan KTR dan kota berupaya memperkuatnya dengan
seperti Sulawesi Barat, maka asumsi ini juga Perda KTR di wilayahnya masing-masing.
masih diragukan. Upaya ini dilandasi kesadaran bahwa hanya
Program lain untuk mengendalikan dengan Perda maka sanksi hukum dapat
perilaku merokok masyarakat adalah melalui ditegakan dan hanya dengan sanksi hukum
penyelenggaraan Upaya Berhenti Merokok. maka perilaku manusia dapat berubah.
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta telah Kabupaten dan kota di wilayah Yogyakarta
melatih tenaga kesehatan di seluruh telah menindaklanjuti Pergub KDM dengan
Puskesmas DKI Jakarta dalam cara dan inisiatif yang berbeda. Ada wilayah
penyelenggaraan Upaya Berhenti Merokok. yang langsung menindaklanjutinya dengan
Upaya tersebut belum dapat dilaksanakan di Perbup atau Perwali, ada juga yang langsung
Puskesmas. Fasilitas pelayanan kesehatan menindak lanjutinya dengan kegiatan konkrit
yang sudah dapat memberikan layanan melalui dinas kesehatan. Inisiatif ada juga
berhenti merokok bagi masyarakat DKI yang datang dari Pemda dan juga ada dan
Jakarta barn klinik berhenti merokok Rumah masyarakatnya sendiri. Di Provinsi DI
Sakit Persahabatan di Jakarta Timur dan Yogyakarta terdapat organisasi masyarakat
Rumah Sakit Jantung Harapan Kita di Jakarta yang berperan aktif dalam pengendalian
Barat. Keterbatasan fasilitas kesehatan yang merokok, yaitu Jogja Sehat Tanpa Tembakau
dapat memberikan layanan berhenti merokok (JSST). Organisasi masyarakat ini telah
bisa menjadi salah satu faktor belum mengawal dengan ketat proses penyiapan
turunnya proporsi perokok. hingga pelaksanaan Perda KTR di semua
kabupaten dan kota. Melalui jejaring sosial
Di DKI Jakarta cukup banyak baik media cetak maupun yang berbasis web,
organisasi masyarakat anti rokok yang turut JS ST terus menerus mengkampanyekan
berperanserta dalam mengendalikan perilaku bahaya rokok dan melakukan gerakan tanpa
merokok, antara lain Forum Warga Kota rokok. JSST juga memberikan layanan medis
Jakarta, Lentera Anak, Tobacco Control dan pendampingan terhadap para pencandu
Support Centre, Smoke-Free Agents, rokok yang berniat berhenti merokok.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia,
Forum Warga Kota Jakarta, dan Koalisi Kabupaten Kulon Progo sejak tahun
untuk Indonesia Sehat (KuIS). Melalui 2009 memulai penerapan KDM dengan
berbagai kegiatan tak henti-hentinya para Perbup, dan pada tahun 2011 telah mulai
Aktivis Anti-Rokok mengkampanyekan menerapkan KTR meski belum mempunyai
mengenai bahaya rokok. Banyak cara yang Perda KTR. Pimpinan dan pejabat daerah
mereka tempuh dari penyuluhan kesehatan, secara gencar melakukan penyuluhan bahaya
seminar hingga memasang baliho besar-besar rokok, larangan merokok dan contoh tidak
dengan menampilkan gambar atau poster merokok. Komitmen pimpinan daerah
orang yang menjadi korban rokok. Meskipun terhadap masalah rokok yang secara
demikian, upaya mereka nampak masih konsisten dan kongkrit diwujudkan dengan
menghadapi tantangan berat, karena gerakan- tindakan sehari-hari dalam
gerakan yang dilakukan industri rokok kepemimpinannya, yang juga diikuti
melalui Corporate Social Responsibility-nya aparatnya dengan kegiatan dan upaya nyata
246
Pengaruh penerapan kawasan tanpa rokok...(Ekowati Rahajeng)
dalam pembatasan merokok, iklan rokok, dan terbukti dengan sering diselenggarakannya
juga berjualan rokok telah memberikan inspeksi mendadak (Sidak) bagi perokok dan
dampak positif terhadap penurunan proporsi sidang Tipiring di berbagai tempat.
perokok setiap hari. Penegakan Hukum yang konsisten dan rutin
Kabupaten Bantul meskipun dilakukan, secara bertahap dapat
mengalami penundaan dalam penetapan menimbulkan j era merubah perilaku
Perda KTR, namun kampanye anti rokok di pelanggaran. Kesadaran Pemda Kabupaten
masyarakat terus berj alan di masyarakat Tabanan, Jembrana, Klungkung dan Gianyar
sejak tahun 2010. Organisasi masyarakat terhadap penyakit akibat rokok dan tujuan
setempat yang peduli terhadap masalah rokok mewujudkan Bali bebas kanker pada tahun
terns mendukung kegiatan pengendalian 2015, telah meningkatkan komitmen Pemda
rokok di masyarakat. Hal ini telah terhadap penerapan KTR di wilayah
memberikan hasil penurunan proporsi tanggung jawabnya. Dukungan dari sektor
perokok setiap hari di Bantul. Di Kabupaten pendidikan dan pariwisata di wilayah
Gunungkidul, melalui Perbup KTR sejak tersebut, serta dukungan masyarakat
tahun 2009 larangan merokok sudah dimulai khususnya mahasiswa dan pelajar yang anti
dari inisiatif masyarakatnya sendiri. rokok, diperkirakan sangat berpengaruh
Penerapan mulai tingkat desa, dan terhadap kepatuhan penerapan KTR.
kecamatan, telah membuktikan penurunan Kabupaten Badung, dan Karangasem
proporsi perokok setiap hari. Penerapan dan juga Kota Denpasar belum mengalami
Perbup KTR di Kabupaten Sleman juga penurunan proporsi perokok setiap hari,
didukung masyarakat dan organisasi meskipun daerah tersebut telah mempunyai
masyarakat setempat. Dari Analisis peraturan perundangan tentang KTR. Hal ini
Stakeholder terhadap Kebijakan KTR di dapat disebabkan masih rendahnya dukungan
Kabupaten Sleman, diketahui bahwa perangkat daerah dan sektor pariwisata dalam
kelompok masyarakat yang mendukung menerapkan kebijakan KTR. Dari penelitian
kebijakan KTR lebih banyak daripada yang yang dilakukan Ni Luh Putu Devhy (2014)
menentang. Sementara di Kota Yogyakarta diperoleh basil bahwa kepatuhan pengelola
aturan yang ada masih sangat lemah yaitu hotel berbintang di Kabupaten Badung
barn berupa surat edaran, dan nampaknya menunjukkan kepatuhan yang relatif rendah
tidak berpengaruh bagi perokok. Berdasarkan yaitu 15,4%. Pengelola hotel cenderung lebih
analisis di atas terbukti bahwa adanya mengutamakan kepentingan konsumennya
kebijakan KTR dengan dasar hukum yang dan Pemdapun tidak tegas terhadap
kuat di Provinsi DI Yogyakarta, Kabupaten pelanggaran yang dilakukan pengelola hotel.
Kulon Progo, Bantul, Gunung Kidul, dan Kurangnya dukungan masyarakat dan
Sleman, serta komitmen Pemda dalam lemahnya penegakan hukum dalam
penerapannya dan peran aktif masyarakat penerapan KTR, berpengaruh terhadap
dalam melakukan kampanye anti rokok serta peningkatan proporsi perokok setiap hari di
upaya berhenti merokok, terbukti telah Kabupaten Badung (Denvy, 2014). Menurut
menurunkan proporsi perokok setiap hari di Dinas Kesehatan setempat, hal yang sama
wilayahnya. terjadi di Kabupaten Karangasem dan Kota
Di Provinsi Bali, ditemukan Denpasar. Hasil Sidak di Karangasem
penurunan proporsi perokok setiap hari. Di misalnya, masih mendapatkan banyak
wilayah kabupaten dan kota, penurunan puntung rokok di RSUD Karangasem.
proporsi juga terjadi kecuali di Kabupaten Sementara di Kota Denpasar, banyak
Badung, Karangasem dan Kota Denpasar. ditemukan iklan rokok dengan LED (Light
Perda KTR tingkat provinsi diberlakukan Emitting Diode) berukuran besar di beberapa
penerapannya di wilayah kabupaten/kota, dan tempat strategis, yaitu rumah sakit dan
nampaknya cukup berpengaruh bagi sekolah (Mudana, 2014). Analisis ini
masyarakat Bali. Adanya aturan dan membuktikan bahwa komitmen Pemda, dan
pedoman pelaksanaan KTR yang kepatuhan stakeholder dalam penerapan
komprehensif dan jelas, telah memperlancar kebijakan KTR yang ada serta pengawasan
pelaksanaan penerapan KTR di lapangan, secara rutin dapat menurunkan proprosi
perokok.
247
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 14 No 3, September 2015 : 238 — 249
248
Pengaruh penerapan kawasan tanpa rokok...(Ekowati Rahajeng)
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2011 Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem Nomor 1
tentang Kawasan Dilarang Merokok Tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok
Peraturan Bupati Kabupaten Badung Nomor 94 Tahun Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 7 Tahun 2013
2012 tentang Kawasan Dilarang Merokok tentang Kawasan Tanpa Rokok
Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng no 2 Tahun Peraturan Bupati Kabupaten Gunung Kidul nomor 22
2015 tentang Kawasan Tanpa Rokok Tahun 2009 tentang Kawasan Dilarang
Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 7 Tahun Merokok
2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok Peraturan Bupati Kabupaten Jembrana Nomor 16
Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 1 Tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok
Tahun 2014tentang Kawasan Tanpa Rokok Peraturan Bupati Kabupaten Sleman nomor 42 Tahun
Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 5 2012 tentang Kawasan Tanpa Rokok
tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok Peraturan Walikota Denpasar No.25A/2010 tentang
Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 10 Kawasan Dilarang Merokok Peraturan Daerah
Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok Kabupaten Badung Nomor 8 Tahun 2013
tentangKawasan Tanpa Rokok
249