Abstrak : Latar belakang penelitian ini adalah pembelajaran matematika yang masih
disampaikan secara deduktif dan langsung sehingga siswa cenderung pasif dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran yang disampaikan secara deduktif dimulai dengan penyampaian
prinsip-prinsip umum. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh deskripsi pembelajaran yang
menerapkan media petak bangun datar melalui penerapan model penemuan terbimbing (Guided
Discovery) dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi luas bangun datar
di kelas IV SD Negeri Sariwangi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi
dengan menggunankan instrumen observasi. Berdasarkan hasil penelitisan yang dilakukan di
kelas IV SD Negeri Sariwangi maka pembelajaran yang menggunakan model penemuan
terbimbing dan media pembelajaran petak bangun datar untuk meningkatkan pemahaman siswa
pada meteri luas bangun datar , yaitu (1) siswa dapat bekerja dengan kelompoknya untuk
melakukan penemuan, (2) siswa dapat merumuskan caranya dalam menemukan luas bangun
datar, (3) siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran menggunakan media petak bangun
datar.
Kata Kunci: media petak bangun datar, penemuan terbimbing, pemahaman konsep
A. Pendahuluan
Matematika adalah mata pola, sifat atau melakukan memanipulasi
pelajaran yang disampaikan pada setiap matematika.
jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dari hasil tes dan evaluasi PISA
dasar sampai Sekolah Menengah. 2015 performa siswa siswi indonesia
Depdiknas (2003: 4) menyebutkan masih tergolong rendah. Berturut-turut
bahwa salah satu tujuan pembelajaran rata-rata skor pencapaian siswa-siswi
matematika di sekolah adalah melatih indonesia untuk sains, membaca dan
cara berpikir dan bernalar dalam menarik matematika berada di peringkat62, 61
kesimpulan. Hal ini ditegaskan lagi dan 63 dari 69 negara yang dievaluasi.
dalam salah satu kecakapan atau Peringkat dan rata-rata skor Indonesia
kemahiran matematika yang diharapkan tersebut tidak berbeda dengan hasil tes
dapat tercapai dalam belajar matematika dan survey PISA terdahulu pada tahn
mulai dari SD dan MI sampai SMA dan 2012 yang juga berada pada kelompok
MA yaitu : menggunakan penalaran pada penguasaan materi yang rendah (OCED,
2015). Hal ini menunjukkan bahwa agar siswa lebih tertarik untuk belajar.
masih rendahnya keterampilan siswa- Salah satu cara yang dapat digunakan
siswi Indonesia salah satunya mata adalah pemanfaatan media pembelajaran
pelajaran matematika. Tentu saja dan model pembelajaran yang menarik.
terdapat berbagai macam faktor yang Kata media merupakan bentuk jamak
menjadi penyebab rendahnya hasil dari kata medium. Medium dapat
evaluasi pembelajaran diatas. didefinisikan sebagai perantara atau
Selama ini, matematika disekolah pengantar terjadinya komunikasi dari
di Indonesia lebih diinspirasi oleh pengirim menuju penerima (Heinich
pandangan absolut bahwa matematika et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim
dipandang sebagai kebenaran mutlak, et.al., 2001). Media pembelajaran akan
sebagai produk yang siap pakai. Sisa membantu guru dalam penyampaian
diperlakukan sebagai objek belajar, materi matematika yang kompleks dan
prosedur-prosedur matematika. Selain abstrak agar dapat dibuat lebih sederhana
itu, guru-guru juga tidak mengetahui dan konkrit. Unuk membantu
bahwa proses terpenting dalam penggunaan media agar lebih menarik,
bermatematika adalah nalar bukan maka dibutuhkan penerapan model
kemampuan berhitung. Proses pembelajaran agar siswa lebih tertarik
pembelajaran matematika kebanyakan untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.
masih menggunakan paradigma yang ketika siswa dapat terlibat aktif dalam
lama dimana guru memberikan pembelajaran, maka pembelajaran akan
pengetahuan kepada siswa secara pasif. lebih bermakna bagi siswa.
Guru mengajar dengan metode Penelitian ini berusaha untuk
konvensional yaitu metode ceramah dan menyajikan alternatif pemecahan
mengaharapkan siswa duduk, diam, masalah tersebut. Alternatif
dengar, catat dan hafal sehingga kegiatan pembelajaran matematika agar siswa
belajar mengajar menjadi monoton dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran
kurang menarik perhatian siswa dalam matematika adalah dengan penggunaan
memahami mata pelajaran matematika. media petak bangun datar dalam
Menyikapi permasalahan pembelajaran matematika. Melalui
tersebut, perlu adanya inovasi-inovasi penggunaan media pembelajaran ini,
dalam proses pembelajaran matematika dharapkan siswa dapat terlibat aktif
dalam proses membangun pemehaman membekali peserta didik dengan
konsep luas bangun datar. Untuk kemampuan berpikir logis, analitis,
mendukung penggunaan media ini, akan sistematis, kritis, dan kreatif, serta
digunakan model pembelajaran kemampuan bekerja sama
penemuan terbimbing. Didalam (Permendiknas No. 22 tahun 2006).
pandangan Bruner, belajar dengan Soedjadi (2000) mengatakan bahwa
penemuan adalah belajar untuk ketika usia siswa semakin meningkat
menemukan, dimana seorang siswa yang berarti tahap perkembangannya
dihadapkan dengan suatu masalah atau juga meningkat, semesta berangsur
situasi yang tampaknya ganjil sehingga diperluas lagi. Selanjutnya, sifat abstrak
siswa dapat mencari jalan pemecahan. objek matematika tetap ada dalam
Dalam kegiatan pembelajarannya siswa matematika sekolah. Seorang guru
disarankan untuk menemukan sesuatu, matematika harus mengusahakan agar
merumuskan suatu hipotesa, atau fakta, konsep, operasi, ataupun prinsip
menarik suatu kesimpulan sendiri dalam matematika terlihat konkret sesuai
(Markaban, 2008, hlm:16-23). dengan perkembangan penalaran siswa.
Pada proses penemuan Umur siswa Sekolah Dasar (SD)
terbimbing ini guru bertindak sebagai berkisar antara 6 atau 7 tahun sampai
penunjuk jalan, ia membantu siswa agar dengan 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget
menggunakan ide, konsep, dan (dalam Heruman, 2007:1), mereka
keterampilan yang sudah mereka pelajari berada pada tahap operasional konkret.
sebelumnya untuk mendapatkan Pada tahap ini, siswa menguasai struktur
pengetahuan yang baru. Pengajuan dasar dari bilangan, geometri, dan
pertanyaan yang tepat oleh guru akan pengukuran. Piaget (dalam Heruman,
merangsang kreativitas siswa dan 2007:1) menambahkan bahwa
membantu mereka dalam menemukan kemampuan yang tampak dalam tahap
pengetahuan yang baru tersebut. ini adalah kemampuan dalam proses
berpikir untuk mengoperasikan
B. Kajian Pustaka kaidahkaidah logika, meskipun masih
Mata pelajaran matematika perlu terikat dengan objek yang bersifat
diberikan pada semua peserta didik konkret. Siswa SD masih terikat dengan
mulai dari sekolah dasar untuk objek yang dapat ditangkap oleh panca
indra jika dilihat dari usia perkembangan hlm. 229-235) pemahaman konsep
kognitif. Heruman (2007:2) berpendapat sebagai kemampuan siswa untuk: (1)
bahwa dalam pembelajaran matematika menjelaskan konsep, dapat diartikan
yang abstrak, siswa memerlukan alat siswa mampu untuk mengungkapkan
bantu berupa media dan alat peraga yang kembali apa yang telah dikomunikasikan
dapat memperjelas apa yang akan kepadanya. (2) menggunakan konsep
disampaikan oleh guru sehingga lebih pada berbagai situasi yang berbeda (3)
cepat dipahami dan dimengerti oleh mengembangkan beberapa akibat dari
siswa. adanya suatu konsep, dapat diartikan
Alat bantu yang digunakan dalam bahwa siswa paham terhadap suatu
pembelajaran bangun datar di kelas IV konsep akibatnya siswa mempunyai
ini adalah media pembelajaran petak kemampuan untuk menyelesaikan setiap
bangun datar (panda). Medium dapat masalah dengan benar. Setelah siswa
didefinisikan sebagai perantara atau telah menguasai konsep bangun datar,
pengantar terjadinya komunikasi dari siswa akan dibimbing membuat rumus
pengirim menuju penerima (Heinich penyelesaian luas bangun datarnya
et.al., 2002; Ibrahim, 1997). Media sendiri.
merupakan salah satu komponen Untuk membimbing siswa dalam
komunikasi, yaitu sebagai pembawa proses menemukan konsepnya sendiri,
pesan dari komunikator menuju dibutuhkan model pembelajaran yang
komunikan. Media ini termasuk ke dapat mendukung kegiatan pembelajaran
dalam jenis media visual yaitu media tersebut. Salah satu model pembelajaran
yang mengandalkan indra penglihat. yang dapat digunakan adalah model
Fungsi media petak bangun datar ini penemuan terbimbing (Discovery
adalah sebagai perantara siswa dalam Learning). Discovery berasal dari kata
membangun pemahaman konsep tentang “discover” yang berarti menemukan dan
bangun datar. “discovery” adalah penemuan (Munir
Melalui penggunaan media dan Bambang, hlm: 145). Bahasa
pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat Indonesia memberi pengertian discover
membangun pemahaman konsep luas sebagai menemukan. Makna
bangun datar. Menurut Duffin & menemukan dalam pembalajaran
Simpson (dalam Kesumawati, 2008, mengarah pada pengertian memperoleh
pengetahuan yang membawa kepada 2. Problem statement
suatu pandangan. Cara belajar dengan (mengidentifikasi masalah);
menemukan (discovery learning) ini memberikan kesempatan kepada
pertama kali dikenalkan oleh Plato siswa untuk mengidentifikasi
dalam dialog antara Socrates dan sebanyak mungkin masalah yang
seorang anak. Sedang guided dapat relevan dengan bahan pelajaran,
diartikan sebagai bimbingan atau kemudian memilih dan
terbimbing (Qorri’ah, 2015, hlm. 19-21). merumuskannya dalam bentuk
Dalam model ini, siswa didorong hipotesis (jawaban sementara dari
untuk berfikir sendiri sehingga dapat masalah tersebut).
menemukan prinsip umum berdasarkan 3. Data collection (pengumpulan data);
bahan atau data yang telah disediakan memberikan kesempatan kepada
oleh guru, dengan model penenemuan siswa mengumpulkan informasi
terbimbing ini, diharapkan dapat yang relevan sebanyak-banyaknya
mengubah gaya belajar siswa sehingga untuk membuktikan benar tidaknya
siswa menjadi aktif dalam mengikuti hipotesis tersebut.
pelajaran. Sampai seberapa jauh siswa 4. Data processing (pengolahan data);
dibimbing, tergantung pada mengolah data yang telah diperoleh
kemampuannya dan materi yang sedang siswa melalui kegiatan wawancara,
dipelajari. observasi, dan lain lain. Data
Menurut Muhibbin (Qorri’ah, tersebut kemudian ditafsirkan.
2015, hlm. 19-21), bahwa tahap-tahap 5. Verifikasi; mengadakan
penerapan dalam di salah scovery pemeriksaan secara cermat untuk
lerning adalah sebagai berikut: membuktikan benar tidaknya
1. Stimulus (pemberian perangsang); hipotesis yang ditetapkan dengan
kegiatan belajar dimulai dengan hasil pengolahan data.
memberikan pertanyaan yang 6. Generalisasi; mengadakan penarikan
merangsang berpikir siswa, kesimpulan untuk dijadikan prinsip
menganjurkan dan mendorongnya umum yang berlaku untuk semua
untuk membaca buku dan aktivitas kejadian atau masalah yang sama
belajar lain yang mengarah kepada dengan memperhatikan hasil
persiapan pemecahan masalah. verifikasi.
Pada proses penemuan e. Doubble tape
terbimbing ini guru bertindak sebagai 3. Proses pembuatan