Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/301222988

Bloat Pada Ternak

Presentation · July 2006


DOI: 10.13140/RG.2.1.1936.6804

CITATIONS READS

0 1,951

1 author:

Nusdianto Triakoso
Airlangga University
42 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Nusdianto Triakoso on 12 April 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Training Pengabdian Masyarakat Mahasiswa 2006-Jember

BLOAT PADA TERNAK

NUSDIANTO TRIAKOSO

BAGIAN KLINIK VETERINER


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2006
Training Pengabdian Masyarakat Mahasiswa 2006-Jember

DAFTAR ISI

Fisiologi saluran pencernaan


Mekanisme bloat
Feedlot bloat
Predisposisi
Pencegahan
Pasture bloat
Penyebab dan predisposis
Treatment
Tingkat keparahan dan treatment
Anti-foaming agent

Bloat pada pedet dan ternak pre-ruminansia lain


Perkembangan rumen
Tipe bloat
Manajemen faktor penyebab bloat
Training Pengabdian Masyarakat Mahasiswa 2006-Jember

FISIOLOGI SALURAN PENCERNAAN

Rumen merupakan bagian unik dari sistem pencernaan yang dipunyai ruminansia.
Di dalam rumen teridiri dari berbagai mikroorganisme (bakteri, fungi dan
protozoa). Tanpa mikroorganisme tersebut, ruminansia tidak dapat mencerna
hijauan, baik rumput ataupun leguminosa. Dalam proses mencerna bahan-bahan
tersebut mikroorganisme juga memproduksi gas dalam jumlah yang banyak. Pada
proses pencernaan normal, gas tersebut dikeluarkan dari rumen melalui mekanisme
eruktasi. Sebagai contoh, alfalfa segar akan menyebabkan produksi gas sebanyak 2
liter per menit.
Pada kondisi normal, produksi gas tersebut akan terpisah dari bahan-bahan padat
dan cair, dimana gas akan berada pada bagian paling atas dari rumen (gambar 1).

Gambar 1. Susunan isi rumen. Gas berada pada posisi paling atas.

Eruktasi dirangsang oleh meningkatnya tekanan gas di dalam rumen. Saat hewan
bereruktasi, rumen berkontraksi dan menekan gas ke bagian depan rumen, sehingga
gas berkumpul di sekitar esophagus. Membukanya esophagus dikendalikan oleh
reseptor di dalam dinding rumen yang dapat merasakan, area tersebut berisi gas
atau cairan. Bila area tersebut berisi cairan atau busa, esophagus masih akan
tertutup dengan erat, mencegah terjadinya eruktasi. Kondisi ini adalah dalam upaya
untuk mencegah keluarnya cairan atau busa yang tidak terkontrol kemudian masuk
ke dalam paru-paru, menyebabkan terjadinya aspirasi pneumonia.
Eruktasi terjadi bila reseptor merasakan area tersebut berisi gas. Dengan demikian
esophagus akan relaksasi, hewan akan bernafas dalam-dalam dan mengeluarkan gas
melalui esophagus. Sebagian besar (60%) gas tersebut akan masuk kedalam paru-
paru, dan sisanya akan dikeluarkan melalui mulut. Sebagian besar gas yang
dieruktasikan masuk ke dalam paru-paru sebelum diekspirasikan, sehingga kita
sulit untuk memperhatikan atau mendegar hewan eruktasi. Bila gas yang
Training Pengabdian Masyarakat Mahasiswa 2006-Jember

dieruktasikan cukup banyak, kadang-kadang terdengar atau tercium gas yang


dieruktasikan.
Eruktasi, akan berlangsung sekali tiap menit selama 10 detik. Volume gas yang
diproduksi dalam fermentasi di dalam rumen meningkat setelah makan dan
mencapai puncak 2-4 jam setelah makan. Berkaitan dengan itu, maka proses eruktasi
juga semakin meningkat 3-4 kali permenit. Hal tersebut merupakan proses yang
efisien untuk mengeluarkan gas dari rumen.

MEKANISME BLOAT

Bloat akan terjadi bila mekanisme eruktasi tidak berjalan dengan baik, sehingga gas
yang diproduksi dalam proses fermentasi tidak dapat keluar dari rumen. Karena
gas diproduksi sangat banyak
Pada kondisi feedlot ataupun bloat akibat konsumsi leguminosa, mekanisme
eruktasi terhambat akibat isi rumen yang bersifat frothy atau berbuih (foamy). Gas
yang terbentuk terperangkap dalam cairan rumen, dalam bentuk emulsi dengan
ukuran diameter buih atau gelembung sekitar 1 mm. Isi rumen yang berbentuk
demikian akan menumpuk, mengisi rongga rumen dan menghambat ujung-ujung
syaraf yang mengendalikan membukanya esophagus. Kondisi ini dikenal sebagai
frothy bloat.
Hewan masih dapat mentolerir kondisi menumpuknya buih gas yang tidak terlalu
banyak tanpa terjadi bloat, atau hewan dapat mengeluarkan gas dari kondisi
menumpuknya gas sehingga tidak terjadi bloat. Bila kondisi frothy bloat sangat
berat, tekanan rumen akan menghambat kontraksi rumen. Kondisi yang demikian
dikenal sebagai atoni rumen.
Adanya buih-buih atau gas dapat diketahui dengan memasang stomach tube ke
dalam rumen. Bila isi rumen berbuih, stomach tube akan terisi buih dan gas tidak
dapat keluar. Bila isi rumen berupa gas, maka gas akan mudah keluar melalui
stomach tube dan dengan segera rumen tidak mengalami distensi.

FEEDLOT BLOAT
Penyebab feedlot bloat utamanya adalah akibat pemberian grain atau konsentrat
tinggi dan rendah serat. Dibanding pasture bloat, kondisi feedlot bloat lebih kental,
bersifat kronis dan pH rumen menurun (asidik). Viskositas cairan rumen yang tinggi
atau kental ini disebabkan oleh pertumbuhan bakteri akibat pemberian pakan
dengan ukuran partikel yang sangat halus. Ukuran yang sangat halus akan
memperluas permukaan bahan yang bisa didigesti mikroba rumen dan
mempercepat pencernaan serta membuat kondisi rumen berubah dan
mengakibatkan kematian bakteri. Sel-sel bakteri yang mati tersebut mendorong
meningkatnya viskositas isi rumen.
Bloat yang terjadi pada sapi yang dikandang terdiri dari dua macam bloat yaitu
frothy bloat dan free-gas bloat. Free-gas bloat umumnya terjadi secara sporadik, dan
menyerang pada sejumlah kecil sapi. Kasus ini berkisar 10 persen dari feedlot bloat.
Training Pengabdian Masyarakat Mahasiswa 2006-Jember

Penyebabnya adalah pemberian pakan yang tidak teratur, hambatan pada syaraf
yang mengendalikan eruktasi atau obstruksi fisik pada esophagus.
Gejala klinis yang biasanya ditemukan adalah
Feedlot bloat dapat dikontro dengan menambahkan 4 persen garam (NaCl) dalam
bahan pakan. Hal ini karena garam akan meningkatkan rasa hasus dan bersifat
mengikat air sehingga isi rumen menjadi lebih encer. Garam juga bersifat
menurunkan intake pakan.

PASTURE BLOAT
Pasture bloat terjadi pada sapi-sapi yang digembalakan atau merumput. Faktor
predisposisi terjadinya pasture bloat adalah jenis hijauan, umur hijauan,
kelembaban, cuaca, tanah dan geografis dan kepekaan hewan.
Hijauan pakan terdiri dari hijauan yang mudah menyebabkan bloat dan hijauan
yang tidak mudah menyebabkan bloat. Pada prinsipnya bloat yang disebabkan
hijauan adalah hijauan yang mudah tercerna atau cepat tercerna, seperti rumput
atau legum yang terlalu muda. Semakin tua, potensi menyebabkan bloat semakin
kecil. Selain itu memang ada hijauan tertentu yang banyak menimbulkan gas.
Kepekaan hewan terhadap kondisi bloat ini bergantung pada genetik yang
diturunkan.
Pencegahan pasture bloat adalah memilih hijauan, field management, grazing
mananjemen, antifoaming agent, penggunaan antibiotika. Bloat tidak tejadi bila
mikroba rumen tidak dalam jumlah sangat banyak dan aktif. Pemberian antibiotika
yang digunakan dalam kasus bloat adalah bertujuan mengurangi aktifitas mikroba
rumen. Penicilline merupakan antibiotika pilihan pada kasus bloat akibat konsumsi
legum, namun segera dihentikan karena mudah terjadi resistensi mikrobial.

TREATMENT

Tingkat keparahan dan treatment


Terapi pada kasus bloat bergantung pada berat ringannya kasus. Gambar 2
menunjukkan derajat bloat pada sapi.
Pada kasus ringan, flank kiri tampak distensi, namun hewan tidak dalam kondisi
tertekan. Kulit di atas flank tersebut masih dapat di pegang dan diangkat.
Pada kasus sedang, distensi tampak lebih besar. Akibat membesarnya rumen,
abdomen bagian kanan juga mulai mengalami distensi. Hewan akan merasa tidak
nyaman. Kulit di atas flank kiri biasanya sangat ketat, tapi masih dapat dipegang.
Pada kasus berat, distensi akan terjadi pada kedua sisi abdomen, terutama di
sebelah kiri. Hewan akan mengalami kesulitan bernafas, biasanya tampak mulutnya
terbuka dengan lidah dikeluarkan. Hewan merasa tidak nyaman. Kulit di atas flank
kiri sangat ketat dan tidak bisa dipegang bahkan diangkat. Kondisi ini merupakan
kondisi gawat darurat, dan bila tidak segera ditolong maka sapi akan mati.
Training Pengabdian Masyarakat Mahasiswa 2006-Jember

Gambar 2. Tiga derajat bloat. A-ringan, B-sedang, C-berat

Anti-foaming agent
Minyak non toksik, khususnya minyak mineral adalah bloat treatment yang efektif.
Sapi 450 kg dapat diberikan 300-500 mL sekali dosis. Terapi dapat diulang beberpa
kali dalam beberapa jam bila diperlukan. Minyak emulsi atau minyak yang
mengandung detergen seperti dioctyl sodium sulfosuccinate juga dianjurkan karena
dapat tercampur dengan baik dengan isi rumen. Anti-foaming agent dapat
diberikan melalui stomach tube atau syring besar langsung ke dalam rumen dari
flank. Bisa juga diberikan melalui drenching.
Tingkat keparahan bloat berpengaruh juga terhadap langkah-langkah terapi yang
harus dilakukan. Tujuan utama adalah mengeluarkan gas dari rumen melalui
stomach disertai pemberian antifoaming agent untuk mencegah atau mengurangi
pembentukan gas selanjutnya. Hewan biasanya akan mengalami eruktasi dalam
10-15 menit dan segera pulih sekitar satu jam kemudian.
Metode trokarisasi atau emergency rumenotomy seyogyanya merupakan langkah
terakhir, bila bloat tidak dapat diatasi dengan stomach tube.
Training Pengabdian Masyarakat Mahasiswa 2006-Jember

Gambar 3. A. Trokar yang menyatu dengan canula.


B. Trokar dan cannula ditunjukkan terpisah
Training Pengabdian Masyarakat Mahasiswa 2006-Jember

Gambar 4. Memasukkan stomcah tube


B

Gambar 6. A. Frick speculum, digunakan untuk membantu


memasukkan stomach tube melalui mulut. Speculum ini
mencegah hewan menggigit stomach tube
B. Stomach tube standar (diameter 1,5-2 cm X 2 m)
Training Pengabdian Masyarakat Mahasiswa 2006-Jember

BLOAT PADA PEDET DAN TERNAK PRE-RUMINANSIA LAIN

Bloat pada hewan muda atau bahkan pre ruminansia akan sangat berpengaruh pada
perkembangan berikutnya, bersifat kronis dan bahkan fatal. Namun demikian,
beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab dapat dikendalikan untuk
meminimalisasi kejadian bloat pada pre-ruminansia.

Perkembangan rumen
Perut pre-ruminansia sudah tersusun atas beberapa bagian sebagaimana pada
hewan dewasa atau ruminansia. Namun demikian ukuran dari masing-masing
bagian atau kompertemen berbeda-beda dan berkembang sesuai fungsinya, hingga
mencapai ukuran optimal pada saat dewasa. Gambar 7 menunjukkan
perkembangan struktur perut dan masing-masing bagiannya sejak lahir hingga
dewasa.

Gambar 7. Perkembangan rumen pedet sejak lahir, sapih, 3 bulan dan dewasa

Saat dewasa abomasun hanya berkisar 10% dari total volume perut ruminansia.
Persentase kapasitas masing-masing bagian perut dapat dilihat pada tabel 1.
Training Pengabdian Masyarakat Mahasiswa 2006-Jember

Tabel 1. Ukuran Relatif Bagian Perut Sapi dari Lahir Hingga Dewasa
Umur Persentase Kapasitas Perut
Abomasum Rumen/Retikulum/Omasum
Lahir- 2 minggu 70 30
8 minggu 50 50
3-4 bulan 25 75
dewasa <10 >90

Tipe Bloat
Bloat yang umumnya terjadi pada pedet atau ternak pre-ruminan lain adalah bloat
abomasal. Bloat abomasal ini biasanya berlangsung sangat cepat dan bersifat fatal.
Proses yang menyebabkan terjadinya bloat abomasal ini belum diketahui dengan
jelas.
Pertumbuhan atau proliferasi organisme yang cepat akan menimbulkan produksi
gas yang berlebihan yang tidak dapat keluar dari abomasum. Kondisi ini akan
menyebabkan distensi dan menekan abdominal serta organ-organ vital seperti paru-
paru dan jantung serta pembuluh darah. Selanjutnya akan menyebabkan asfiksia
dan gagal jantung.
Bedah bangkai akan menunjukkan terjadinya distensi abomasum yang berisi gas,
susu atau milk replacer. Terapi bloat abomasal sangat sulit dilakukan. Upaya
mengeluarkan gas melalui stomach sulit dilakukan. Kemungkinan kecil dapat
dilakukan penusukan jarum suntik pada daerah abomasum untuk mengelurkan gas.
Faktor utama terjadinya bloat abomasal adalah over feeding atau makan yang
terlalu cepat. Sebab lain adalah impaksio abomasum atau intestinal yang disebabkan
bahan lain seperti alas kandang (bedding) atau hairballs.
Tipe yang lain adalah bloat ruminal. Bloat ruminal terjadi bila terjadi akumulasi gas
akibat fermentasi di dalam rumen dan tidak bisa keluar. Gas terperangkap di atas
area rumenoretikulum. Kontraksi rumen akan menurun dan mekanisme eruktasi
terganggu sehingga gas akan terakumulasi. Selanjutnya abdominal akan mengalami
distensi. Kondisi ini dapat diketahui atau tampak menggembungnya perut sebelah
kiri di belakang iga (daerah flank). Kondisi ini dapat bersifat fatal sehingga
membutuhkan penanganan segera.
Terapi yang dilakukan adalah memasukkan stomach tube ke dalam rumen.
Pemberian sedikit minyak mineral akan membantu keluarnya gas. Pada kondisi
yang berat, diperlukan trokarisasi menggunakan jarum suntik ukuran besar atau
trokar pada flank kiri pedet. Selanjutnya perlu dilakukan terapi untuk mencegah
terjadinya peritonitis.

Manajemen Faktor Penyebab Bloat


Manajemen kolostrum
Pastikan pedet atau anak hewan ruminansia mendapatkan kolostrum yang baik dan
cukup segera setelah lahir. Hal ini karena anak hewan ruminansia dilahirkan dalam
kondisi agamaglobulinemia, sehingga anak ruminansia wajib memperoleh
kolostrum akan mendapatkan kekebalan dari induknya.
Training Pengabdian Masyarakat Mahasiswa 2006-Jember

Waktu pemberian pakan


Lakukan pemberian pakan pada waktu yang sama setiap hari. Pemberian pakan
yang berubah-ubah akan menyebabkan pedet menjadi sangat lapar. Akibatnya
pedet akan makan sangat lahap dalam jumlah yang besar dan cepat. Kondisi
tersebut akan berpengaruh pada sistem pencernaannya. Jumlah dan bahan pakan
yang diberikan seharusnya konsisten, bila dilakukan perubahan lakukan secara
bertahap.

Temperatur susu
Susu atau susu pengganti (milk replacer) hendaknya diberikan sesuai suhu tubuh.
Suhu susu yang dingin akan menggangu. Susu yang dingin juga akan meningkatkan
pertumbuhan Sarcina di dalam abomasum. Sarcina adalah bakteri gram positif
anaerob. Bacteri ini mampu memproduksi gas dalam jumlah besar termasuk dalam
family Micrococcaceae.

Peralatan pakan
Peralatan yang digunakan untuk pedet seyogyanya bersih dan steril. Hal ini akan
mencegah berkembangnya bakteri yang tidak diinginkan. Bila menggunakan nipple
sebaiknya tidak melubangi ujungnya terlalu besar karena akan menyebabkan pedet
akan minum lebih cepat dengan jumlah besar yang selanjutnya akan mengganggu
proses pencernaannya.

Antibiotika
Milk replacer biasanya mengandung antibiotika Oxytetracycline atau Neomycin
Base yang berguna untuk mencegah insidensi bloat.

Kandungan bahan pakan


Bahan pakan pedet seharusnya mudah dicerna dan palatable. Kandungan protein
kasar sebaiknya 18-20%. Kandungan bahan lain harus dipertimbangkan
keseimbangan dan ukuran partikelnya agar membantu perkembangan dan
menstimulasi fungsi rumen. Protein nabati yang paling banyak digunakan adalah
tepung kedelai. Pada keadaan normal, bahan ini mengandung faktor anti-
nutritional yang dapat menyebabkan inflamasi intestinal. Sementara itu stress dapat
menggangu fungsi digesti, sehingga penggunaan bahan tersebut dapat memicu
terjadinya bloat.

Stress
Stress akan berdampak pada respon fisiologis dan perilaku. Perubahan tatalaksana
dan lingkungan akan memicu terjadi stress. Vaksinasi, dehorning, perubahan pakan
dan kandang merupakan stressor bagi pedet. Perubahan cuaca juga akan
berpengaruh pada kondisi tubuh dan status kesehatan.

Kesehatan
Secara umum status kesehatan akan berpengaruh terhadap kejadian bloat pada
pedet. Pedet yang sering mengalami diare atau gangguan respirasi kemungkinan
tidak memperoleh cukup kolostrum, untuk selanjutnya juga akan mudah
Training Pengabdian Masyarakat Mahasiswa 2006-Jember

mengalami bloat. Sementara itu, pedet yang sedang tahap pertumbuhan cepat bila
tidak memperoleh air yang cukup akan mempunyai pola makan dan minum yang
mana akan memicu pertumbuhan bakteri dengan cepat dan produksi gas.
Pemberian antibiotika akan menekan populasi bakteri saluran pencernaan. Begitu
juga pada pedet yang menerima larutan elektrolit dalam jumlah besar melalui
esophageal feeder. Volume cairan yang masuk ke rumen dalam jumlah besar akan
membilas mikroba rumen. Meski terapi berjalan efektif, namun pedet masih dalam
kondisi berisiko sampai populasi mikroba rumen mencapai normal.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai