Anda di halaman 1dari 18

54

BAB VI
MESIN UMUM

1. Kompetensi Inti
Pengetahuan (KI-3) Memahami, menerapkan, menganalisis, dan tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan
metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja pada
tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, dan internasional.
Keterampilan (KI-4) Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat,
informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta
menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan
bidangkerja. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan
dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan
standar kompetensi kerja. Menunjukkanketerampilan
menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan
gerak alami, dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
2. Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan prosedur pengoperasian mesin umum
4.6 Mengoperasikan mesin umum

3. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.6.1 Menjelaskan definisi mesin bubut
3.6.2 Menjelaskan macam-macam mesin bubut dan fungsinya
3.6.3 Menjelaskan bagian-bagian mesin bubut
3.6.4 Menjelaskan perlengkapan mesin bubut
3.6.5 Menjelaskan parameter mesin bubut
4.6.1 Menggunakan perlengkapan mesin bubut
4.6.2 Mengoperasikan mesin bubut
4.6.3 Menganalisis hasil pembubutan

4. Tujuan Pembelajaran
KD 3.6 Menerapkan prosedur pengoperasian mesin umum
Setelah menggali informasi, peserta didik akan dapat menjelaskan dengan
santun mengenai:
1. Definisi mesin bubut
2. Macam-macam mesin bubut dan fungsinya
3. Bagian-bagian mesin bubut
4. Perlengkapan mesin bubut
5. Parameter mesin bubut

KD 4.6 Mengoperasikan mesin umum


Disediakan peralatan dan kelengkapan dalam job sheet, peserta didik dapat
melakukan/menerapkan:
1. Penggunaan perlengkapan mesin bubut
2. Mengoperasikan mesin bubut dengan percaya diri
3. Menganalisis hasil pembubutan

55
A. Definisi Mesin Bubut
Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang
dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata
potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut. Mesin
bubut merupakan salah satu mesin proses produksi yang dipakai untuk
membentuk benda kerja yang berbentuk silindris. Pada prosesnya benda kerja
terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindle
mesin, kemudian spindel dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai
perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan
disayatkan pada benda kerja yang berputar. Umumnya pahat bubut dalam keadaan
diam, pada perkembangannya ada jenis mesin bubut yang berputar alat
potongnya, sedangkan benda kerjanya diam. Dalam kecepatan putar sesuai
perhitungan, alat potong akan mudah memotong benda kerja sehingga benda kerja
mudah dibentuk sesuai yang diinginkan.
Dikatakan konvensional karena untuk membedakan dengan mesin-mesin
yang dikontrol dengan komputer (Computer Numerically Controlled) ataupun
kontrol numerik (Numerical Control) dan karena jenis mesin konvensional mutlak
diperlukan keterampilan manual dari operatornya. Pada kelompok mesin bubut
konvensional juga terdapat bagian-bagian otomatis dalam pergerakannya
bahkan juga ada yang dilengkapi dengan layanan sistem otomatis, baik yang
dilayani dengan sistem hidraulik, pneumatik, ataupun elektrik. Ukuran mesinnya
pun tidak semata-mata kecil karena tidak sedikit mesin bubut konvensional
yang dipergunakan untuk mengerjakan pekerjaan besar seperti yang
dipergunakan pada industri perkapalan dalam membuat atau merawat poros
baling-baling kapal yang diameternya mencapai 1.000 mm.
Fungsi utama mesin bubut konvensional adalah untuk membuat/
memproduksi benda-benda berpenampang silindris, misalnya poros lurus
(Gambar 1), poros bertingkat (step shaft) (Gambar 2), poros tirus (cone shaft)
(Gambar 3), poros beralur (groove shaft) (Gambar 4), poros berulir (screw
thread) (Gambar 4) dan berbagai bentuk bidang permukaan silindris lainnya
misalnya anak buah catur (raja, ratu, pion, dan lain-lain).

56
Gambar 6.1 Pekerjaan Dengan Mesin Bubut

57
B. Macam-Macam Mesin Bubut Dan Fungsinya
Dilihat dari segi dimensinya, mesin bubut konvensional dibagi dalam
beberapa kategori, yaitu : mesin bubut ringan, mesin bubut sedang, mesin bubut
standar, dan mesin bubut berat. Mesin bubut berat digunakan untuk pembuatan
benda kerja yang berdimensi besar, terbagi atas mesin bubut beralas panjang,
mesin bubut lantai, mesin bubut tegak. Adapun gambarnya dapat dilihat sebagai
berikut:
1. Mesin Bubut Ringan
Mesin bubut ringan dapat diletakan di atas meja, dan mudah dipindahkan
sesuai dengan kebutuhan, Benda kerjanya berdimensi kecil (mini). Jenis ini
umumnya digunakan untuk
membubut benda-benda
kecil dan biasanya
dipergunakan untuk
industri rumah tangga
(home industri).
Panjangnya mesin
umumnya tidak lebih dari
1200 mm, dan karena
bebanya ringan dapat
diangkat oleh satu orang. Gambar 6.2 Mesin Bubut Ringan
2. Mesin Bubut Sedang
Jenis mesin bubut sedang dapat membubut diameter benda kerja sampai
dengan 200 mm dan panjang
sampai dengan 100 mm cocok
untuk industri kecil atau
bengkel-bengkel perawatan dan
pembuatan komponen.
Umumnya digunakan pada
dunia pendidikan atau pusat
pelatihan, karena harganya
terjangkau dan mudah dioperasikan. Gambar 6.3 Mesin Bubut Sedang

58
3. Mesin Bubut Standar
Jenis mesin bubut mesin bubut standar disebut sebagai mesin bubut
standar karena disamping
memiliki komponen seperti
pada mesin ringan dan sedang
juga telah dilengkapi berbagai
kelengkapan tambahan yaitu
keran pendingin, lampu kerja,
bak penampung beram dan
rem untuk menghentikan
mesin dalam keadaan darurat.
Gambar 6.4 Mesin Bubut Standar

C. Bagian-Bagian Mesin Bubut


Bagian-bagian utama pada mesin bubut konvesional pada umumnya sama
walaupun merk atau buatan pabrik yang berbeda, hanya saja terkadang posisi
handel/tuas, tombol, tabel penunjukan pembubutan dan rangkaian penyusunan
roda gigi untuk berbagai jenis pembubutan letak/posisinya berbeda. Demikian
juga cara pengoperasianya karena memilki fasilitas yang sama juga tidak jauh
berbeda. Berikut ini akan diuraikan bagian-bagian utama mesin bubut konvesional
(biasa) yang pada umumnya dimilki oleh mesin tersebut.

1.Sumbu Utama (Main Spindle)


Sumbu utama atau dikenal dengan main spindle merupakan suatu sumbu
utama mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan chuck (cekam), plat
pembawa, kolet, senter tetap dan lain-lain. Sumbu utama mesin bubut yang
terpasang sebuah chuck atau cekam diamana didalamnya terdapat susunan roda
gigi yang dapat digesergeser melalui handel/tuas untuk mengatur putaran mesin
sesuai kebutuhan pembubutan. Jenis lain sumbu utama mesin bubut yang
ujungnya sedang terpasang sebuah senter tetap yang berfungsi sebagai tempat
dudukan benda kerja pada saat pembubutan dintara dua senter. Di dalam kepala

59
tetap ini terdapat serangkaian susunan roda gigi dan roda pulley bertingkat
ataupun roda tunggal dihubungkan dengan sabuk V atau sabuk rata.
Dengan demikian kita dapat memperoleh putaran yang berbeda-beda
apabila hubungan diantara roda tersebut diubah-ubah menggunakan handel/tuas
pengatur kecepatan. Roda (Pully V) bertingkat ini biasanya terdiri dari 3 atau 4
buah keping dengan sumbu berbeda dan diputar oleh sebuah motor listrik. Putaran
yang dihasilkan ada dua macam yaitu putaran cepat dan putaran lambat. Putaran
cepat biasanya dilakukan pada kerja tunggal untuk membubut benda dengan
sayatan tipis sedangkan putaran lambat untuk kerja ganda yaitu untuk membubut
dengan tenaga besar dan pemakananya tebal (pengasaran). Arah putaran mesin
dapat dibalik menggunakan tuas pembalik putaran, hal ini diperlukan dengan
maksud misalnya untuk membubut ulir atau untuk membubut dengan arah
berlawanan sesuai dengan sudut mata potong pahat.

Gambar 6.5 Sumbu Utama

2. Meja Mesin (Bed)


Meja mesin bubut berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas, eretan,
penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu
pembubutan. Bentuk alas ini bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang
salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu. Permukaannya halus
dan rata sehingga gerakan kepala lepas dan lain-lain di atasnya lancar. Bila alas
ini kotor atau rusak akan mengakibatkan jalannya eretan tidak lancar sehingga
akan diperoleh hasil pembubutan yang tidak baik atau kurang presisi.

60
Gambar 6.6 Meja Mesin

3. Eretan (carriage)
Eretan terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang
bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang bergerak
melintang alas mesin dan eretan atas (top carriage), yang bergerak sesuai dengan
posisi penyetelan d atas eretan melintang. Kegunaan eretan ini adalah untuk
memberikan
pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut kehendak operator yang dapat
terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya. Perlu
diketahui bahwa semua eretan dapat dijalankan secara otomatis ataupun manual.

Gambar 6.7 Eretan

4. Kepala Lepas (Tail Stock)


Kepala lepas sebagaimana digunakan untuk dudukan senter putar sebagai
pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus dan
cekam bor sebagai menjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser sepanjang alas
mesin,

61
porosnya berlubang tirus sehingga memudahkan tangkai bor untuk dijepit. Tinggi
kepala lepas sama dengan tinggi senter tetap. Kepala lepas ini terdiri dari terdapat
dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat dengan 2 baut pengikat (A) yang
terpasang pada kedua sisi alas kepala lepas sekaligus berfungsi untuk pengatur
pergeseran badan kepala lepas untuk keperluan agar dudukan senter putar sepusat
dengan senter tetap atau sumbu mesin, atau tidak sepusat yaitu pada waktu
membubut tirus diantara dua senter. Selain roda pemutar (B), kepala lepas juga
terdapat dua lagi lengan pengikat yang satu (C) dihubungkan dengan alas yang
dipasang mur, dimana fungsinya untuk mengikat kepala lepas terhadap alas mesin
agar tidak terjadi pergerakan kepala lepas dari kedudukannya. Sedangkan yang
satunya (D) dipasang pada sisi tabung luncur/rumah senter putar, bila
dikencangkan berfungsi agar tidak terjadi pergerakan longitudinal sewaktu
membubut.

Gambar 6.8 Tail Stock

5. Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa


Tuas pengatur kecepatan, digunakan untuk mengatur kecepatan poros
transporter dan sumbu pembawa. Ada dua pilihan kecepatan yaitu kecepatan
tinggi dan kecepatan rendah. Kecepatan tinggi digunakan untuk pengerjaan
benda-benda berdiameter kecil dan pengerjaan penyelesaian sedangkan kecepatan
rendah digunakan untuk pengerjaan pengasaran, ulir, alur, mengkartel dan
pemotongan (cut off).

62
Gambar 6.9 Tuas pengatur kecepatan

6. Penjepit Pahat (Tools Post)


Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, Jenis ini
sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 (empat) buah sekaligus sehingga dalam
suatu pengerjaan bila memerlukan 4 (empat) macam pahat dapat dipasang dan
disetel sekaligus.

Gambar 6.10 Tool Post

D. Peralatan Pelengkap Mesin Bubut


Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang digunakan untuk membuat
produk atau benda kerja dengan cara pemotongan. Di dalam operasinya mesin
bubut memerlukan beberapa peralatan bantu atau sering disebut sebagai
perlengkapan mesin bubut, seperti: cekam, pelat pembawa, senter, kolet,
penyangga, cekam bor, mandrel dan perlengkapan tirus.

63
1. Chuck (Cekam)
Cekam adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja.
Jenisnya ada yang berahang tiga sepusat (Self centering Chuck), dan ada juga
yang berahang tiga dan empat tidak sepusat (Independenc Chuck). Cekam rahang
tiga sepusat, digunakan untuk benda-benda silindris, dimana gerakan rahang
bersama-sama pada saat dikencangkan atau dibuka. Sedangkan gerakan untuk
rahang tiga dan empat tidak sepusat, setiap rahang dapat bergerak sendiri tanpa
diikuti oleh rahang yang lain, maka jenis ini biasanya untuk mencekam benda-
benda yang tidak silindris atau digunakan pada saat pembubutan eksentrik. Perlu
diketahui bahwa cekam rahang tiga maupun rahang empat dapat digunakan untuk
menjepit bagian dalam atau bagian luar benda kerja. Posisi rahang dapat dibalik
apabila dipergunakan untuk menjepit benda silindris atau untuk benda yang bukan
silindris, misalnya flens, benda segi empat dll.

Gambar 6.11 Jenis-Jenis Cekam 1

Gambar 6.12 Jenis-Jenis Cekam 2

64
2. Pelat Pembawa
Jenis pelat pembawa ada dua yaitu, pelat pembawa permukaan bertangkai
(driving plate) dan pelat pembawa permukaan rata (face plate). Konstruksi pelat
pembawa berbentuk bulat dan pipih, berfungsi untuk memutar pembawa (lathe-
dog) sehingga benda kerja yang terikat akan ikut berputar bersama spindel mesin.
Untuk jenis pembawa permukaan rata (face plate) selain digunakan sebagai
pembawa lathe dog, alat ini juga dapat digunakan untuk mengikat benda kerja
yang memerlukan pengikatan dengan cara khusus.

Gambar 6.13 Jenis-Jenis Pelat Pembawa

3. Pembawa
Pembawa (late-dog) pada mesin bubut secara garis besar ada dua jenis
yaitu, pembawa berujung lurus dan pembawa berujung bengkok. Fungsi alat ini
adalah untuk membawa benda kerja agar ikut berputar bersama spindel mesin.
Didalam penggunaannya, pembawa berujung lurus digunakan berpasangan
dengan plat pembawa permukaan bertangkai dan pembawa berujung bengkok
digunakan berpasangan dengan plat pembawa beralur atau cekam mesin. Caranya
benda kerja dimasukkan kedalam lubang pembawa, kemudian diikat/dijepit
dengan baut yang ada pada pembawa tersebut, sehingga akan dapat berputar
bersama-sama dengan spindel mesin. Pembubutan dengan cara ini dilakukan
apabila dikehendaki membubut menggunakan diantara dua senter.

65
Gambar 6.14 Jenis-Jenis Pembawa

Gambar 6.15 Penggunaan Pembawa

4. Penyangga
Penyangga adalah salah satu alat pada mesin bubut yang digunakan untuk
menahan benda kerja yang memilki ukuran relatif panjang. Benda kerja yang
berukuran panjang, apabila dilakukan proses pembubutan bila tidak dibantu
penyangga, kemungkinan diameternya akan menjadi elips/oval, tidak silindris dan
tidak rata karena terjadi getaran akibat lenturan benda kerja. Penyangga pada
mesin bubut ada dua macam yaitu, penyangga tetap (steady rest) dan penyangga
jalan (follower rest). Penggunaan penyangga tetap, dipasang atau diikat pada
alas/meja mesin, sehingga kedudukannya dalam keadaan tetap tidak mengikuti

66
gerakan eretan. Untuk penyangga jalan, pemasangannya diikatkan pada eretan
memanjang sehingga pada saat eretannya digerakkan maka penyangga jalan
mengikuti gerakan eretan tersebut.

Gambar 6.16 Jenis-Jenis Penyangga

Gambar 6.17 Penggunaan Penyangga

5. Collet (Kolet)
Cekam kolet adalah salahsatu kelengkapan mesin bubut yang berfungsi
untuk menjepit/mencekam benda kerja yang memilki permukaan relatif halus dan
berukuran kecil. Pada mesin bubut standar, alat ini terdapat tiga bagian yaitu:
kolet (collet), dudukan/rumah kolet (collet adapter) dan batang penarik (drawbar).
Bentuk lubang pencekam pada kolet ada tiga macam diantaranya, bulat, segi
empat dan segi enam.

67
Pemasangan kolet dengan batang penarik pada spindel mesin bubut
harus dillakukan secara bertahap yaitu, pertama: pasang dudukan/rumah kolet 25
pada spindel mesin (kedua alat harus dalam keadaan bersih), kedua: pasang kolet
pada dudukan/rumah kolet (kedua alat dalam keadaan bersih), ketiga: pasang
batang penarik pada sipindel dari posisi belakang, selanjutnya kencangkan secara
perlahan dengan memutar rodanya kearah kanan atau searah jarum sampai kolet
pada posisi siap digunakan untuk menjepit/mengikat benda kerja
(kekencangannya hanya sekedar mengikat kolet). Bila kolet akan digunakan,
caranya setelah benda kerja
dimasukkan pada lubang kolet selanjutnya kencangkan hingga benda kerja terikat
dengan baik.

Gambar 6.18 Jenis-Jenis Kolet

6. Senter
Senter terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan untuk mendukung
benda kerja yang akan dibubut. Ada dua jenis senter yaitu senter tetap/mati (senter
yang posisi ujung senternya diam tidak berputar pada saat digunakan) dan senter
putar (senter yang posisi ujung senternya selalu berputar pada saat digunakan.
Kedua jenis senter ini ujung pada bagian tirusnya memiliki sudut 60, dan bila
digunakan pemasangannya pada ujung kepala lepas. Mengingat senter tetap pada
saat digunakan tidak ikut berputar (akan selalu terjadi gesekan pada ujung
senternya), maka untuk menjaga agar tidak cepat aus harus sering diberi pelumas
(oli/stempet/grease).

68
Gambar 6.19 Jenis-Jenis Senter

Gambar 6.20 Penggunaan Senter


E. Parameter Pemotongan Mesin Bubut
Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan putar
spindle (speed), gerak makan (feed), dan kedalaman potong (depth of cut). Faktor
yang lain seperti bahan benda kerja dan jenis pahat sebenarnya juga memiliki
pengaruh yang cukup besar, tetapi tiga parameter di atas adalah bagian yang bisa
diatur oleh operator langsung pada mesin bubut.

1. Kecepatan Putar (Speed)


Selalu dihubungkan dengan sumbu utama (spindel) dan benda kerja.
Kecepatan putar dinotasikan sebagai putaran per menit (rotations per minute,
rpm). Akan tetapi yang diutamakan dalam proses bubut adalah kecepatan potong
(cutting speed atau v) atau kecepatan benda kerja dilalui oleh pahat/keliling benda
kerja. Secara sederhana kecepatan potong dapat digambarkan sebagai
keliling benda kerja dikalikan dengan kecepatan putar atau:
𝜋. 𝑑. 𝑛
V= 1000

Di mana:
v = kecepatan potong (m/menit)
d = diameter benda kerja (mm)
n = putaran benda kerja (putaran/menit)

69
Dengan demikian kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja.
Selain kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja, faktor bahan benda
kerja, dan bahan pahat sangat menentukan harga kecepatan potong. Pada dasarnya
pada waktu proses bubut kecepatan potong ditentukan berdasarkan bahan benda
kerja dan pahat. Harga kecepatan potong sudah tertentu, misalnya untuk benda
kerja mild steel dengan pahat dari HSS, kecepatan potongnya antara 20 sampai 30
m/menit.

Gambar 6.21 Penampang Kecepatan Putar

2. Gerak makan (Feed)


Adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda kerja berputar satu kali,
sehingga satuan (f) adalah mm/putaran. Gerak makan ditentukan berdasarkan
kekuatan mesin, material benda kerja, material pahat, bentuk pahat, dan terutama
kehalusan permukaan yang diinginkan. Gerak makan biasanya ditentukan dalam
hubungannya dengan kedalaman potong (a). Gerak makan tersebut berharga
sekitar 1/3 sampai 1/20 (a), atau sesuai dengan kehalusan permukaan yang
dikehendaki.

Gambar 6.22 Penampang Gerak Makan

70
3. Kedalaman potong (Depth Of Cut),
adalah tebal bagian benda kerja yang dibuang dari benda kerja, atau jarak
antara permukaan yang dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong.
Ketika pahat memotong sedalam a, maka diameter benda kerja akan berkurang 2a,
karena bagian permukaan benda kerja yang dipotong ada di dua sisi, akibat dari
benda kerja yang berputar. Panjang permukaan benda kerja yang dilalui pahat
setiap putaran. Gerak makan (f) dan kedalaman potong (a).
Beberapa proses pemesinan selain proses bubut pada mesin bubut dapat
juga dilakukan proses pemesinan yang lain, yaitu bubut dalam (internal
turning), proses pembuatan lubang dengan mata bor (drilling), proses
memperbesar lubang (boring), pembuatan ulir (thread cutting), dan pembuatan
alur (grooving/partingoff). Proses tersebut dilakukan di mesin bubut dengan
bantuan/tambahan peralatan lain agar proses pemesinan bisa dilakukan.

F. Soal Latihan
1. Apa perbedaan yang mendasar antara mesin bubut konvensional dengan
mesin bubut CNC?
2. Sebutkan komponen-komponen utama mesin bubut konvensional beserta
fungsinya!
3. Sebutkan peralatan kelengkapan mesin bubut konvensional beserta
fungsinya!

71

Anda mungkin juga menyukai