ARTIKEL
ABSTRAK
Kelapa sebagai tanaman yang tersebar luas di Indonesia, menghasilkan daging
buah yang mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan sebagai bahan baku
pangan bernilai. Buah kelapa yang sudah tua mengandung kalori yang tinggi, sebesar
354 kal per 100 gram, yang berasal dari minyak kurang lebih 33 persen, karbohidrat 15
persen dan protein 3 persen. Kualitas protein daging buah kelapa sangat baik, karena
mempunyai skor asam amino yang tinggi, dan tidak mengandung senyawa anti nutrisi.
Dan dengan asam lemak rantai medium (MCFA) yang tinggi, minyak kelapa sangat
sehat. Selanjutnya, kandungan galaktomannan dan fosfolipid yang tinggi menjadikan
daging buah kelapa mempunyai kemampuan untuk memperbaiki karakter bahan pangan
yang menggunakannya. Galaktomannan juga mempunyai sifat fungsional kesehatan
dengan menurunkan kolesterol, menekan pertumbuhan bakteri merugikan dan mendorong
bakteri menguntungkan. Daging buah kelapa dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku
berbagai produk pangan, mulai umur buah 8-12 bulan. Buah kelapa pada umur buah
8 bulan sesuai untuk pengolahan makanan semi padat, dan suplemen makanan bayi.
Buah kelapa umur 9 dan 10 bulan, berturut-turut sesuai untuk makanan ringan dan
minyak kelapa dengan pengolahan cara basah. Pada umur buah 11 bulan lebih sesuai
untuk kelapa parut kering, sedangkan minyak kelapa berbahan baku kopra, dan VCO.
Dalam proses pembuatan VCO metode cold pressing akan dihasilkan produk samping
berupa ampas kelapa yang mengandung protein dan serat tinggi, sehingga sangat
potensial untuk dikembangkan berbagai ragam produk bernilai tinggi, seperti Madu
Kelapa, Galaktomannan dan Dietary Fiber.
kata kunci: bahan baku pangan, kelapa, minyak, potensi lokal, dan protein
ABSTRACT
Coconut, the widespread plant in Indonesia, produces coconut meat that has a high
potential to be developed as valuable food ingredients. The mature coconut meat contains
calories of 354 cal per 100 grams, which is approximately derived from oil 33 percent,
carbohydrate 15 percent, and protein 3 percent. Coconut meat protein quality is very
good because it has a high amino acid score, and does not contain anti-nutritional factors.
Its medium-chain fatty acids (MCFA) are also high and make coconut oil very healthy.
Furthermore, the high contents of phospholipid and galactomannan make coconut meat
have the ability to improve food characters of the people who use them. Galactomannan
also has functional properties in lowering cholesterol, suppressing the growth of harmful
bacteria, and encouraging the beneficial bacteria. Coconut meat with fruit maturity of 8-
12 months can be used as raw material for various food products. Coconut fruit at the
age of 8 months is suitable for processing semi-solidfoods and supplementing baby foods.
kemiskinan (BPS, 2010), dan kasus gizi buruk pembangunan ketahanan pangan yang
sebagai akibat dari kekurangan protein (busung merupakan komponen strategis pembangunan
lapar) sedang melanda di berbagai daerah, nasional. Arah pengembangan sistem
terutama pada wilayah beriklim kering. Krisis ketahanan pangan antara lain berbasis pada
juga telah menurunkan daya beli masyarakat keragaman sumberdaya bahan pangan dan
terhadap bahan kebutuhan pangan. Hal budaya lokal (diversifikasi). Berdasarkan hal
tersebut jelas akan menyebabkan makin tersebut, kelapa berpotensi untuk
rapuhnya ketahanan pangan, karena dikembangkan sebagai salah satu sumber
aksestibilitas pangan yang semakin merosot. lokal yang dapat menopang ketahanan pangan
Padahal terwujudnya ketahanan pangan pada nasional.
tingkat rumah tangga merupakan komitmen
II. POTENSI NUTRISI DAGING BUAH
nasional sebagaimana diamanatkan dalam
GBHN 2001/2004, dan tercermin dari KELAPA
tersedianya pangan yang cukup beragam Daging kelapa sebagai bagian terpenting
dengan harga yang cukup terjangkau oleh dari kelapa mempunyai komposisi yang sangat
daya beli masyarakat dan serta baik sebagai bahan pangan. Buah kelapa yang
beranekaragam konsumsi pangan masyarakat sudah tua mengandung kalori yang tinggi,
pada tingkat wilayah yang berbasis sebesar 354 kal per 100 gram, yang berasal
agroekosistem, budaya dan kondisi sosial dari minyak kurang lebih 33 persen, karbohidrat
ekonomi. 15 persen dan protein 3 persen (Anonim,
Untuk itu pemerintah bersama-sama 2010a). Tabel 2 menunjukkan komposisi nutrisi
masyarakat dan perguruan tinggi perlu dari daging buah kelapa segar. Komposisi ini
merancang strategi untuk mencapai menunjukkan daging buah kelapa
swasembada pangan sehingga mampu mengandung kalori yang tinggi, dengan sumber
mencukupi kebutuhan pangan secara mandiri. kalori mayoritas adalah minyak (79 persen),
Mandiri dalam bidang pangan berarti kita disusul kemudian dengan karbohidrat (18
mampu memproduksi sendiri produk-produk persen) dan protein (3 persen) (Gambar 1).
pertanian/pangan yang kita butuhkan. Hal ini berarti, kelapa dapat digunakan sebagai
Pemenuhan pangan bagi setiap individu sumber dari nutrisi tersebut sebagai bahan
merupakan prioritas utama dalam rangka pangan.
Potensi Daging Buah Kelapa Sebagai Bahan Baku Pangan Bernilai (Achmad Subagio) 17
Tabel 2. Komposisi nutrisi dari daging buah kelapa segar (Anonym, 2010a)
Caloric Ratio c
18 % 79 % 3%
Carbs Fats Protein
Gambar 1. Rasio kalori antara karbohidrat, minyak dan protein dari daging buah kelapa segar
(Anonym, 2010a)
87
Amino Acid Score
Gambar 2. Skor asam amino dari daging buah kelapa segar (Anonym, 2010a)
Tabel 3. Kandungan berbagai asam lemak di daging buah kelapa segar (Anonym, 2010b).
Potensi Daging Buah Kelapa Sebagai Bahan Baku Pangan Bernilai (Achmad Subagio) 19
metabolisme tubuh. Penambahan energi mengandung galaktomannan 1,8 – 3,9 persen
yang dihasilkan oleh metabolisme itu per berat kering, serta fosfolipid yang mencapai
menimbulkan efek stimulasi dalam seluruh 0,1 persen. Kedua senyawa ini merupakan
tubuh manusia sehingga meningkatkan tingkat senyawa penting bagi daging buah kelapa
energi yang dihasilkan. Hanya ada sedikit untuk dikembangkan menjadi produk yang
sumber makanan baik MCFA. Sejauh ini bernilai tinggi. Galaktomannan termasuk dalam
sumber-sumber terbaik dari kelapa dan minyak kelompok polisakarida yang merupakan
inti sawit. MCFA yang paling banyak polimer dari gula-gulaan. Pada umumnya
terkandung dalam minyak kelapa kelompok ini mempunyai kemampuan yang
adalah asam laurat (Timoti, 2005). dapat menyerap air dengan kuat, karena
Kadar abu berkisar 2,92-4,33 persen mempunyai gugus hidroksil dalam jumlah besar
merupakan sumber mineral yang cukup baik. dan mungkin pula bersifat polielektrolit.
Terdapat 8 mineral pada daging buah kelapa Galaktomannan adalah polisakarida yang terdiri
yakni K, Ca, P, Mg, Fe, Zn, Mn, dan Cn (Kemala dari rantai mannose dan galaktosa. Di industri
dan Velayutham, 1978). Komposisi asam lemak makanan, galaktomannan ini biasa dipakai
esensial linoleat pada daging buah kelapa sebagai penggumpal. Pada industri es krim,
muda juga tergolong tinggi sekitar 2,35 persen galaktomannan membuat es tidak cepat
(Barlina, 1999b), dan sangat baik untuk mencair. Selain itu, ia juga digunakan oleh
kesehatan. industri pembuatan keju, buah kalengan, dan
Disamping itu, daging buah kelapa juga bumbu salad. Hasil penelitian Suryana (2001)
Kontrol Kontrol
Kontrol = Aquabidest, A = 1000 ppm, B = 2500 ppm, C = 5000 ppm, D = 10000 ppm
Potensi Daging Buah Kelapa Sebagai Bahan Baku Pangan Bernilai (Achmad Subagio) 21
3.2. Suplemen Makanan Bayi putih yang diekstrak dari daging kelapa parut
Pemberian makanan tambahan biasanya dengan cara pengepresan mekanis, dengan
ditujukan pada bayi di atas usia 6 bulan. Selain atau tanpa penambahan sejumlah air
air susu ibu (ASI), bayi sudah membutuhkan (Balasubramaniam dan Sihotang, 1979).
tambahan gizi dari sumber makanan lain Santan segar mudah mengalami perubahan
sehingga tumbuh kembang bayi akan lebih bila tidak diawetkan. Oleh karena itu, saat ini
baik. Penelitian pembuatan makanan bayi telah dikembangkan pengolahannya menjadi
yang memanfaatkan santan kelapa sebagai santan pasta dan santan konsentrat yang
salah satu komponen formulasi, telah berdaya simpan lebih lama.
dilaporkan oleh Akinyele dan Adesina (1986). Balasubramaniam (1976) menyatakan
Sedangkan pemanfaatan daging buah kelapa bahwa galaktomanan, fosfolipida dan protein
muda sebagai salah satu komponen pada dapat berfungsi sebagai emulsifier (pemantap
pembuatan makanan bayi belum ada yang emulsi) pada santan. Sedangkan fosfolipida
melaporkan. Berdasarkan hasil analisis di samping sebagai emulsifier, ternyata dapat
fisikokimia, daging buah kelapa muda sangat menyebabkan perubahan warna menjadi putih
berpeluang untuk digunakan sebagai salah kecoklatan akibat oksidasi asam lemak tak
satu sumber bahan baku dalam proses jenuh. Santan pasta atau krim kelapa adalah
pembuatan makanan bayi. produk yang siap untuk dicampur pada
Hasil penelitian Barlina (1988) yang pengolahan makanan-makanan tertentu. Bagi
menggunakan konsentrat protein kelapa (dari masyarakat perkotaan menggunakan krim
daging kelapa matang) pada pembuatan kelapa merupakan cara yang sangat praktis.
makanan bayi, memberikan hasil yang cukup 3.4. Minyak Kelapa, VCO dan Hasil
baik setelah dilakukan pengujian secara fisik, Sampingnya
kimia, dan biologi. Pengolahan makanan bayi Salah satu industri yang menggunakan
sangat membutuhkan tingkat higienitas yang daging buah kelapa sebagai bahan baku
tinggi, oleh karena itu pengembangan daging adalah kopra dan minyak kelapa yang
buah kelapa untuk suplemen makanan bayi merupakan produk tradisional yang diolah dari
lebih sesuai dilaksanakan dalam skala industri. buah kelapa matang, rata-rata berumur 10-
Pengolahan makanan bayi biasanya 12 bulan. Umumnya pengolahan minyak
menggunakan peralatan canggih, seperti kelapa dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
"Drum Dryer" dan "Ekstruder". Proses cara kering dan basah. Pada pengolahan cara
pencampuran, pemasakan, dan pengeringan kering, bahan baku adalah kopra. Sedangkan
hanya berlangsung beberapa menit saja. pengolahan cara basah, bahan bakunya
Produk yang diperoleh bersifat instan sehingga adalah daging kelapa segar. Cara lain adalah
hanya dengan penambahan air panas parutan daging kelapa digoreng kemudian
langsung dapat diperoleh bentuk seperti pasta dilakukan pengepresan. Pengolahan cara
dan siap dikonsumsi. Adanya kandungan basah maupun kering dapat diterapkan
galaktomanan, fosfolipida dan karbohidrat dengan mempertimbangkan kondisi bahan
(sumber pati), menunjang diperolehnya bentuk baku daging buah kelapa. Dapat dilihat
pasta yang merupakan salah satu sifat beberapa sifat fisikokimia daging buah yang
organoleptik penting pada makanan bayi. sangat berperan pada proses pengolahan
3.3. Santan kelapa kopra dan minyak kelapa.
Sebagian produksi kelapa dikonsumsi Selain itu, ada produk yang serupa
dalam bentuk segar, terutama dalam bentuk dengan minyak kelapa, tetapi diolah dengan
santan. Santan merupakan cairan berwarna kondisi yang lebih khusus dengan peruntukan
Tabel 4. Komposisi Kimia Ampas VCO dari Dry dan Wet Process
Air
Lemak
Protein
Abu
Karbohidrat
Serat Kasar
Potensi Daging Buah Kelapa Sebagai Bahan Baku Pangan Bernilai (Achmad Subagio) 23
Gambar 4. Madu Kelapa berupa pasta dengan warna jernih kecoklatan seperti layaknya
madu
Bentuk pasta lengket seperti madu ini Makanan (BTM) alami, baik sebagai emulsifier
terjadi sebagai akibat interaksi antara air maupun foaming agent. Produk ini sudah diuji
dengan galaktomannan, fosfolipid dan protein. dapat meningkatkan kualitas cake dan roti,
Sedangkan warna jernih kecoklatan sebagai yaitu mengembangkan volume dan membuat
akibat adanya proses oksidasi asam lemak tekstur lebih lembut. Juga, produk ini dapat
tidak jenuh dari fosfolipida yang membentuk memberikan tekstur lembut pada minuman,
peroksida dan akan mudah terdekomposisi serta memberikan cita rasa khas pada
menjadi senyawa keton yang berwarna kuning, masakan tradisional.
aldehid dan senyawa-senyawa lainnya. Aldehid Hasil samping dari proses pembuatan
yang dihasilkan dapat bereaksi dengan gugus Madu Kelapa adalah Dietary Fiber yang berupa
amino dari protein membentuk komponen tepung halus. Sebagai fiber, produk ini sangat
berwarna coklat. baik untuk memperbaiki pencernaan manusia
Tanpa menggunakan pemanis apapun, bila dikonsumsi. Produk ini dapat digunakan
Madu Kelapa berasa manis layaknya sebuah dalam produk roti tawar, cake dan biskuit.
madu. Komposisi kimia selain air didominasi Produk roti tawar dapat diperkaya Dietary Fiber
oleh protein (20 persen), gula sederhana (15 dari kelapa sebanyak 15 persen. Volume
persen) dan polisakarida (1 persen). Madu pengembangan memang turun dibandingkan
kelapa juga mengandung fosfolipid 3,2 mg/g. kontrol, tetapi secara keseluruhan sifat
Dengan komposisi seperti ini, Madu Kelapa organoleptiknya diterima oleh panelis. Bahkan,
secara teknis mempunyai sifat fungsional yang biskuit yang dibuat dengan menggunakan
sangat baik, berupa tingginya nilai emulsifying MOCAF 50 persen, terigu 40 persen dan
capasity, foaming capasity dan oil holding Dietary Fiber dari kelapa 10 persen mempunyai
capacity. Dengan demikian, Madu Kelapa daya tarik sendiri, dan panelis sangat menyukai
dapat digunakan sebagai Bahan Tambahan produk ini. Gambar 5 menunjukkan biskuit
tersebut, dan minuman kopi yang 33 persen, karbohidrat 15 persen dan protein
mengunakan Madu Kelapa yang telah dibuat 3 persen . Kualitas protein daging buah kelapa
bubuk sebagai creamer-nya. sangat baik, karena mempunyai skor asam
Selanjutnya, teknologi produksi dari bahan amino yang tinggi, dan tidak mengandung
tersebut cukup sederhana, dengan peralatan senyawa anti nutrisi. Dan dengan asam lemak
yang dapat dibuat oleh bengkel-bengkel di rantai medium (MCFA) yang tinggi, minyak
Indonesia. Teknologi ini termasuk dalam kelapa sangat sehat. Selanjutnya, kandungan
kategori “green technology”, karena semua galaktomannan dan fosfolipid yang tinggi
hasil samping akan digunakan. Jika teknologi menjadikan daging buah kelapa mempunyai
ini diterapkan, maka akan dapat menurunkan kemampuan untuk memperbaiki karakter
ongkos produksi VCO, sehingga konsumen bahan pangan yang menggunakannya.
Galaktomannan juga mempunyai sifat
dapat membelinya dengan harga lebih murah.
fungsional kesehatan dengan menurunkan
Dengan demikian VCO akan dapat dijual
kolesterol, menekan pertumbuhan bakteri
sebagai bahan pangan yang berkasiat, bukan
merugikan dan mendorong bakteri
lagi sebagai obat, sehingga volume penjualan
menguntungkan.
VCO akan meningkat. Ini akan menghidupkan
industri VCO yang saat ini mengalami Daging buah kelapa dapat dimanfaatkan
kemunduran, karena kesalahan “product menjadi bahan baku berbagai produk pangan,
positioning” yang meletakkan VCO sebagai mulai umur buah 8-12 bulan. Buah kelapa
obat, bukan pangan. pada umur buah 8 bulan sesuai untuk
pengolahan makanan semi padat, seperti selai,
IV. KESIMPULAN koktil dan suplemen makanan bayi. Buah
Buah kelapa yang sudah tua mengandung kelapa umur 9 dan 10 bulan, berturut-turut
kalori yang tinggi, sebesar 354 kal per 100 sesuai untuk makanan ringan dan minyak
gram, yang berasal dari minyak kurang lebih kelapa dengan pengolahan cara basah. Pada
Potensi Daging Buah Kelapa Sebagai Bahan Baku Pangan Bernilai (Achmad Subagio) 25
umur buah 11 bulan lebih sesuai untuk Bayi. Tesis Fakultas Pascasarjana Institut
kelapa parut kering, sedangkan minyak kelapa Pertanian Bogor. Bogor.
berbahan baku kopra, dan VCO. Dalam proses Barlina, R., A. Lay., H. Novarianto, dan Z.
pembuatan VCO metode cold pressing akan Mahmud,(1996), Pengaruh Jenis dan Umur
dihasilkan produk samping berupa ampas Buah terhadap Sifat Fisikokimia Daging Buah
kelapa yang mengandung protein dan serat Kelapa Hibrid dan Pemanfaatannya. Jurnal
tinggi, sehingga sangat potensial untuk Penelitian Tanaman Industri. 1(6): 263-277.
dikembangkan berbagai ragam produk bernilai Barlina, R., (1999), Pengembangan Berbagai Produk
tinggi, seperti Madu Kelapa, Galaktomannan Pangan dari Daging Buah Kelapa Hibrida.
dan Dietary Fiber. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, 18(4): 1-7.
BPS, (2010), Statistik Indonesia, akses tanggal
DAFTAR PUSTAKA
28 Juli 2010.
Akinyele, I. O. and A. Adesina, (1986), Infant Food Ketaren, S.,(1986), Pengantar Teknologi Minyak
Preparations From Cowpea, Coconut and dan Lemak-Pangan. Ul Press, Jakarta
Soybeans. Journal of Food Technology. 21: Nogoseno, (2003), Reinventing Agribisnis
711-715. Perkelapaan Nasional. Ditjen Bina Produksi
Anonim, (2007), Prospek dan Arah Pengembangan Perkebunan. KNK V. Hal 17-27.
Agribisnis Kelapa. Badan Penelitian dan
Suryana, P., (2001), Pengaruh Isolat Galaktomannan
Pengembangan Pertanian Departemen
Kelapa Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol
Pertanian. Jakarta.
Serum Kelinci. Warta Litbang Kesehatan, 5:3-4.
Anonym, (2010a), Coconut Nutrition Facts and
Information. http://www.nutritiondata.com, Timoti, H., (2005),Aplikasi Teknologi Membran Pada
a k s e s ta n g g a l 1 4 N o v e m b e r 2 0 1 0 Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO). PT.
Anonym, (2010b), Nutrition Data Laboratory. , akses Nawapanca Adhi Cipta, Jakarta.
tanggal 16 November 2010.
Balasubramaniam, K.,(1976), Polysaccharides of
The Kernel of Maturity and Mature Coconuts.
Journal of Food Science. 41: 1.370-1.371. BIODATA PENULIS
Balas Ubramaniam, K. and K. Sihotang,(1979) Achmad Subagio, dilahirkan di Kediri, 17 Mei
Studies of Coconut Protein and its Enzyme 1969. Beliau menyelesaikan pendidikan S2 dan
Activities. Journal of Food Science. 44(1): 62- S3 di bidang kimia pangan di Osaka Perfecture
65. University. Saat ini bekerja sebagai dosen dan
peneliti pada laboratorium Kimia dan Biokimia
Banzon, J.A. and J.R Velasco,(1982), Coconut Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Production and Utilization. Metro Manila, Universitas Jember. Hasil temuan beliau yang
Philippines. fenomenal adalah tepung singkong kaya
Barlina, R.,(1988) Mempelajari Penggunaan manfaat yang diberi nama modified cassava
Konsentrat Protein Kelapa untuk Makanan flour (mocal/f)