Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan pekerjaan pelayanan yang
professional, yang menguraikan pemahaman, penanganan dan penyikapan tentang
keadaan seseorang yang meliputi unsur kognisi, afeksi, dan psikomotori.Pekerjaan
ini sangat penting sekali dalam dunia pendidikan, agar tercipta keserasian atau
keharmonisan antara guru dengan siswa. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 dan 6
:Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidik adalah tenaga kependidikan
yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,
tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya,
serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh
kaidah-kaidah yang berlaku atau dalam kata lain disebut “asas”. Asas-asas
bimbingan dan konseling adalah merupakan rukun yang harus dipegang teguh dan
dikuasai oleh seorang guru pembimbing/ konselor dalam menjalankan pelayanan
atau kegiatan bimbingan dan konseling. Asas-asas tersebut adalah sebagai jiwa dan
nafas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas
ini tidak dijalankan dengan baik, maka penyelenggaraan bimbingan dan konseling
akan berjalan tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan asas bimbingan dan konseling?


2. Apa saja asas-asas dalam pelayanan bimbingan dan konseling?
3. Bagaimana Deskripsi asas-asas bimbingan dan konseling tersebut?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian asas bimbingan dan konseling
2. Untuk mengetahui asas-asas dalam pelayanan bimbingan dan konseling
3. Untuk dapat memahami asas-asas bimbingan dan konseling

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asas Bimbingan dan Konseling


Dalam kamus besar bahasa Indonesia asas berarti “Dasar”. Tetapi asas
dalam pengertian disini adalah bukan dasar tetapi “Rukun”.Jadi asas bimbingan
dan konseling berarti “Rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh
seorang guru pembimbing atau konselor dalam menjalankan pelayanan atau
kegiatan bimbingan dan konseling”. (hasil diskusi kelas : 25-03-2012).Setiap
kegiatan kadang-kadang ada asas yang dijadikan pegangan dalam melaksanakan
kegiatan tersebut.Demikian pula dalam layanan/ kegiatan bimbingan dan konseling,
ada asas yang dijadikan pegangan dalam menjalankan kegiatan
itu.Menurut Prayitno ada dua belas asas yang harus menjadi dasar pertimbangan
dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan koseling.

B. Asas – Asas Bimbingan Konseling


Pelayanan bimbimngan dan konseling adalah pekerjaan profesional sesuai
dengan makna apeksi, dan perlakuan konselor terhadap kasus, pekerjaan
profesional itu harus di laksanakan dengan mengikuti kaidah –kaidah yang
menjamin efisien dan efektivitas proses dan lainnya. Kaidah – kaidah tersebut di
dasarkan atas tuntutan keilmuan layanan di satu segi ( antara lain bahwa layanan
harus di dasarkan atas data dan tingkat perkembangan klien ), dan tuntunan
oktimalisasi proses peyelenggaraan pelayanan di segi lain ( yaitu antara lain suasana
konseling di tandai oleh adanya kehangatan, pemahaman, penerimaan, kebebasan,
dan keterbukaan, serta sebagai sumber daya yang perlu di aktifkan.
Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah –
kaidah tersebut di kenal dengan asas bimbingan dan konseling, yaitu ketentuan –
ketentuan yang harus di terapkan dalam peyelenggaraan pelayanan itu.
Asas – asas yang di maksud adalah asas kerahasian, kesukarelaan,
keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan,
kenormatifan, keahlian, alih tangan, dan tutwuri hadayani ( prayitno,1987 )

3
1. Asas Kerahasiaan
Asas-asas kerahasian yaitu menuntun dirahasiakanya segenap data dan
keterangan peserta didik yang menjadi sasaran layanan , yaitu data atau keterangan
yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain .

Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam kegiatan bimbingan dan


koseling, kadang-kadang konseli harus menyampaikan hal-hal yang sangat pribadi/
rahasia kepada konselor.Oleh karena itu konselor harus menjaga kerahasiaan data
yang diperolehnya dari konselinya.
Sebgai konselor berkewajiban untuk menjaga rahasia data tersebut, baik
data yang diperoleh dari hasil wawancara atau konseling, karena hubungan
menolong dalam bimbingan dan konseling hanya dapat berlangsung dengan baik
jika data informasi yang dipercayakan kepada konselor atau guru pembimbing
dapat dijamin kerahasiaannya. Asas ini bisa dikatakan sebagai “Asas Kunci” dalam
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling, karena dengan adanya asas
kerahasiaan ini dapat menimbulkan rasa aman dalam diri konseli.
Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, maka apa yang terjadi saat
pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor dan konseli baik
itu isi pembicaraan atau pun sikap konseli, kerahasiaanya perlu dihargai dan dijaga
dengan baik. Demikian pula catatan-catatan yang dibuat sewaktu atau pun sesudah
wawancara atau konseling perlu disimpan dengan baik dan kerahasiaanya dijaga
dengan cermat oleh konselor.
Contoh asaa kerahasian :ada seorang konseli yang menceritakan kepada
konselor bahwa seorang konseli itu memiliki penyakit HIV yang didapatnya sejak
lama maka seorang konselor harus bisa menjaga kerahasian tersebut agar penyakit
konseli itu tidak di ketahui oleh orang banyak .

2. Asas Kesukarelaan
Asas kesukarelaan yaitu assa BK yang menghendaki adanya kesukaaan dan
kerelaan peserta didik mengikuti atau menjalankan layanan atau kegiatan yang di

4
peruntukan baginya . Telah dikemukakan bahwa bimbingan merupakan proses
membantu individu.
Perkataan membantu disini mengandung arti bahwa bimbingan bukan
merupakan suatu paksaan, akan tetapi merupakan suatu binaan. Oleh karena itu
dalam kegiatan bimbingan dan konseling diperlukan adanya kerjasama yang
demokratis antara konselor/ guru pembimbing dengan konselinya. Kerjasama akan
terjalin bilamana konseli dapat dengan suka rela menceritakan serta menjelaskan
masalah yang dialaminya kepada konselor.
Contoh asas kesukarelaan : ada seorang peserta didik yang selalu tidak
masuk dikarenakan tidak suka pada pada salah satu mata pelajaran di sekolahnya ,
sebagai guru konselor seharusnya kita harus mengubah sikap/perilaku konseli
tersebut agar dapat suka pada mata pelajaran tersebut dengan selalu membina dan
mengembangkanya.

3. Asas Keterbukaan
Asas keterbukaan yaitu asas BK yang menghendaki agar peserta didik yang
menjadi sasaran layanan atau kegiataan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura,
baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam
menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi
pengembangan dirinya .
Asas keterbukaan merupakan asas yang sangat penting bagi konselor/ guru
pembimbing, karena hubungan tatap muka antara konselor dan konseli merupakan
pertemuan bathin tanpa tedeng aling-aling.Dengan adanya keterbukaan ini dapat
ditumbuhkan kecenderungan pada konseli untuk membuka dirinya, untuk
membuka kedok hidupnya yang menjadi penghalang bagi perkembangan
psikisnya.Konselor yang sukses adalah konselor yang bisa memudahkan konseli
untuk membuka dirinya dan berusaha memahami lebih jauh tentang dirinya
sendiri.Truax dan Carkhuff menyimpulkan bahwa “ada hubungan yang erat antara
keterbukaan konselor dan kemampuan klien membuka diri (self exploration).”
Asas ini menghendaki agar konseli bersifat terbuka dan tidak berpura-pura
dalam memberikan keterangan maupun informasi.Dalam hal ini konselor/ guru
pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli.Agar konseli

5
dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura. Hal demikian akan mendorong konseli mengekspresikan pengalaman
pribadinya.
Keterusterangan dan kejujuran si terbimbing akan terjadi jika si terbimbing
tidak lagi mempersoalkan asas kerahasiaan dan kesuka relaan ; maksudnya , si
terbimbing telah betul-betul telah mempercayai konselornya lebih jauh,
keterbukaan akan semakin berkembang apabila klien tahu bahwa kinselornya
terbuka.
Keterbukaan di sini di tinjau dari dua arah. Dari pihak klien di harapkan
pertama-tama mau membuka diri sendiri sehingga apa yang ada pada dirinya dapat
di ketahui oleh orang lain, dan kedunya mau membuka diri dalam arti mau
menerima saran-saran dan masukan lain lainya dari pihak luar.
Contoh asas keterbukaan : ada seorang konseli yang memiliki sifat tertutup
sebagai konselor kita harus dapat mengubah konseli untuk bicara secara terbuka
dan tidak berpura-pura dalam menceritakan maslah pribadinya sendiri ,sehingga
konseli dapat berbicara jujur dan merasa nyaman dalam menyampaikan
masalahhnya.

4. Asas Kekinian
Asas kekinian yaitu asas bimbingan yang mengkehendaki agar obyek
sasaran layanan BK ialah permasalahan peserta didik dalam kondisi masa sekarang.
Layanan yang berkenan dengan masa depan atau masa lamoau dilihat dampak atau
kaitan dengan kondisi yang ada dan apa yang dapat diperbuat sekarang .Pada
umumnya pelayanan bimbingan dan konseling bertitik tolak dari masalah yang
dirasakan konseli saat kini atau sekarang, namun pada dasarnya pelayanan
bimbingan dan konseling itu sendiri menjangkau dimensi waktu yang lebih luas,
yaitu masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.
Permasalahan yang dihadapi oleh konseli sering bersumber dari rasa
penyesalannya terhadap apa yang terjadi pada masa lalu, dan kekhawatiran dalam
menghadapi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, sehingga ia lupa
dengan apa yang harus dan dapat dikerjakannya pada saat ini.

6
Sesuai apa yang terkemukan di atas, maka diharapkan konselor dapat
mengarahkan konseli untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya
sekarang. Sebagaimana firman Allah SWT
Artinya :
“Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
(QS. Al Ashr : 1-3).
Contoh asaa kekinian ; konselor tidak banyak fokus pada masalah yang telah
di hadapi , tetapi konselor harus terus memantau perkembangan konseli baik fisik
dan psikisnya.
5. Asas Kemandirian
Asas kemandirian yaitu asas BK yang menunjuk pada tujuan umum
BK,yaitu : peserta didik sebagai sasaran layanan BK diharapkan menjadi individu
–individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan ,mengarahkan serta mewujudkan
diri sendiri.
Salah satu tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling adalah agar
konselor berusaha menghidupkan kemandirian di dalam diri konseli.Ciri-ciri
kemandirian tersebut yaitu mengenal dan menerima diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan
diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan
bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya
kemandirian konseli. Agar dapat tumbuh sikap kemandirian tersebut, maka
konselor harus memberikan respon yang cermat terhadap konseli atas keluhan-
keluhan yang diungkapkan.Individu yang terbimbing setelah dibantu diharapkan
dapat mandiri dengan ciri-ciri pokok mampu:
(a).mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana mestinya.
(b).menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis.
(c).mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri.
(d).mengarahkan diri sesui dengan keputusan itu.

7
(e).mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi,minat dan
kemampuan- kemampuan yang di miliki.
Kemandirian dengan ciri-ciri umum di atas haruslah disesuikan dengan
tingkat perkembangan dan peranan klien dalam kehidupan sehari-hari. Kemandiran
sebagai hasil konseling menjadi arah dari keseluruhan proses konseling, dan hal itu
didasari baik oleh konselor maupun klien.
Contoh asaa kemandirian : ada seorang konseli yang cacat fisik datang pada
kita dia menceritakan bahwa dia tidak memiliki semangat untuk meluruskan
hidupnya, sebagai konselo yang profesional kita harus bisa menumbuhkan rasa
semangat hidup dengan cara memberikan pemahaman agar konseli tersebut
mengenal dan menerima dirinya dan lingkungan ,dan mampu mengambil sebuah
keputusan agar konseli tersebut menjadi diri yang mandiri .

6. Asas Kegiatan
Asas kegiatan yaitu asa BK yang mengkehendaki agar peserta didik yang
menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan
layanan atau kegiatan BK.
Dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling kadang-kadang konselor
memberikan beberapa tugas dan kegiatan pada konslinya. Dalam hal ini konseli
harus mampu melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan tersebut dalam rangka
mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang telah ditetapkan.Asas ini
menghendaki agar konseli bisa berpartisipasi secara aktif atas kegiatan yang
diselenggarakan oleh konselor. Di pihak lain konselor harus berusaha/ mendorong
agar konseli mampu melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan tersebut.
Asas ini merujuk pada pola konseling”multidimensional” yang tidak hanya
mengandalkan transaksi perbal antara klien dan konselor. Dalam selenggara, yaitu
klien aktif menjalani proses konseling dan aktif pula melaksanakan/menerapkan
hasil-hasil konseling.
Contoh asas kegiatan : seorang konselor harus bisa membuat suatu program
kegiatan seperti ospek maupun MOS (siswa baru ) agar konseli /peserta didik dapat
mengenali lingkungan yang baru serta mampu untuk mnyesuaikan dirinya dengan
lingkungan yang baru.

8
7. Asas Kedinamisan
Asas kedinamisan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar isi layanan
terhadap sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,tidak
monoton,dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan
tahap perkembanganya dari waktu ke waktu .
Keberhasilan usaha pelayanan bimbingan dan konseling ditandai dengan
terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku konseli ke arah yang lebih baik.
Untuk mewujudkan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku itu
membutuhkan proses dan waktu tertentu sesuai dengan kedalaman dan kerumitan
masalah yang dihadapi konseli. Isi layanan bimbingan dan konseling dari asas ini
adalah selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke
waktu.Konselor dan pihak-pihak lain diminta untuk memberikan kerjasama
sepenuhnya agar pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan dapat dengan
cepat menimbulkan perubahan dalam sikap dan tingkah laku konseli.Asas
kedinamisan mengacuh pada hal-hal baru yang hendaknya terdapat pada dan
menjadi ciri-ciri dari proses konseling dan hasil-hasil nya.
Contoh asas kedinamisan :seorang konselor harus mampu mengikuti
pergerakan zaman , agar konselor dapat menyelesaikan suatu permasalahn yang
pada seorang konseli yang semakin kompleks misalnya keluarga broken serta
pergaulan bebas dikalangan pemuda .

8. Asas Keterpaduan
Asas keterpaduan yaitu asas BK yang mengkenhendaki agar berbagai
layanan dan kegiatan BK , baik yang di lakuakn oleh guru BK/konselor maupun
pihak lain ,saling menunjang ,harmonis dan terpaduan .
Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjalin keterpaduan
berbagai aspek dari individu yang dibimbing. Untuk itu konselor perlu bekerja sama
dengan orang-orang yang diharapkan dapat membantu penanggulangan masalah
yang dihadapi konseli. Dalam hal ini peranan guru, orang tua, dan siswa-siswa yang
lain sering kali sangat menentukan. Konselor harus pandai menjalin kerja sama

9
yang saling mengerti dan saling membantu demi terbantunya konseli yang
mengalami masalah.
Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki
wawasan yang luas tentang perkembangan klien dan aspek-aspek lingkungan klien,
serta berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah klien.
Kesemuanya itu dipadukan dalam keadaan serasi dan saling menunjang dalam
upaya bimbingan dan konseling .
Contoh asas keterpaduan : seorang konseli melakuakn kerjasama dengan
seorang psikologi seks mupun dokter kandungan ,dan mengundang kesekolah
untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik di sekolah agar konseli/peserta
didik memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih jelas tentang seks, upayah
mereka tidak terjerat dalam pergaulan besar.

9. Asas Kenormatifan
Asas kenormatifan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar segenap
layanan dan kegiatan BK didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan
nilai dan norma-norma yang ada, yaitu norma agama, hukum dan peraturan ,adat
istiadat ilmu pengetahuan ,dan kebiasaan yang berlaku .
Pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan hendaknya tidak
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat dan
lingkungannya. Dalam kegiatan bimbingan dan konseling,
konselor tentu akan menyertakan norma-norma yang dianutnya ke dalam
hubungan konseling, baik secara langsung atau tidak langsung. Tetapi harus diingat
bahwa konselor tidak boleh memaksakan nilai atau norma yang dianutnya itu
kepada konselinya. Seluruh layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling ini
adalah didasarkan pada norma-norma yang berlaku yaitu norma agama, hukum,
peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan
kebiasaan-kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, layanan/
kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan
siswa/ konseli dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan norma-norma
tersebut.

10
Contoh asas kenormatifan : seorang konselor dalam menjalankan tugasnya
, harus sesui dengan norma, hukum , adat istiadat sehingga terciptanya suasana yang
harmonis diantara konseli dan konselor karena seorang konselor yang profesional
harus bisa menciptakan suasana yang nyaman bagi seorang konseli.

10. Asas Keahlian


Asas keahlian yaitu asas BK yang mengkehendaki agar layanan dan
kegiatan BK diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional .

Untuk menjamin keberhasilan usaha bimbingan dan konseling, para


petugas harus mendapatkan pendidikan dan latihan yang memadai. Pengetahuan,
keterampilan, sikap dan kepribadian yang ditampilkan oleh konselor/ guru
pembimbing akan menunjang hasil konseling. Pendek kata bahwa para pelaksana
layanan bimbingan dan konseling ini harus benar-benar ahli dibidang bimbingan
dan konseling, atau dalam istilah lain adalah profesional.
Contoh asas keahlian : apabila ada seorang peserta didik/konselor yang
datang pada seorang konselor , seorang harus bersikap seprti konselor bukan
bersikap seprti dokter maupun yang lainya yaitu memberikan sepenuhnya semua
keputusan pada konseli .

11. Asas Alih Tangan


Asas alih tangan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pihak –pihak
yang tidak mampu menyelenggarakan layanan BK secara tepat dan tuntas atas suatu
permasalahan peserta didik mengalih tangankan permasalahan itu kepada pihak
yang lebih ahli.
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang menangani
masalah-masalah yang cukup pelik. Berhubung hakekat masalah yang dihadapi
konseli adalah unik (kedalamannya, keluasannya, dan kedinamisannya), disamping
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh konselor adalah terbatas, maka
ada kemungkinan suatu masalah belum dapat diatasi setelah proses konseling
berlangsung. Dalam hal ini konselor perlu mengalih tangankan (referal) konseli
pada pihak lain (konselor) yang lebih ahli untuk menangani masalah yang sedang
dihadapi oleh konseli tersebut.

11
Contoh asas alih tangan :ada seorang peserta didik/konseli yang mengalami
tidak lulus sekolah , seorang konselor tidak dapat bertindak sendiri dalam konteks
ini ,seorang konselor harus melakuakn kerjasama dengan pihak yang lebih
kompeten dalam kasus ini seperti membawa konseli tersebut pada seorang psikiater
maupun dokter.

12. Asas Tut Wuri Handayani


Asas tutwuri handayani yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pelayanan
BK secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberi rasa
aman),mengembangkan keteladanan , memberikan ransangan dan dorongan serta
kesempataan yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk maju
Sebagaimana yang telah dipahami dalam pengertian bimbingan dan
konseling bahwa bimbingan dan konseling itu merupakan kegiatan yang dilakukan
secara sistematis, sengaja, berencana, terus menerus, dan terarah kepada suatu
tujuan.Oleh karena itu kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya
dirasakan adanya pada saat konseli mengalami masalah dan menghadapkannya
kepada konselor/ guru pembimbing saja.Kegiatan bimbingan dan konseling harus
senantiasa diikuti secara terus menerus dan aktif sampai sejauh mana konseli telah
berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Asas ini menghendaki agar
pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan
memberikan rangsangan dan
dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada konseli untuk maju.(Anas
Salahudin.
Contoh asas tut wuri handayani : seorang konselor harus menjadi guru
teladan ,dan menyenangkan agar peserta didik/ konseli tidak takut menceritakan
masalahnya kepada kita dan mampu mengayomi pasaerta didik.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asas-asas bimbingan dan konseling adalah merupakan subuah dasar yang
dijadikan pedoman dalam melaksanakan pelayanan/ kegiatan bimbingan dan
konseling. Menurut Prayitno ada dua belas asas yang mendasari layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling, asas-asas tersebut sesuai dengan apa yang sudah
dikemukakan di atas. Kedua belas asas bimbingan dan konseling tersebut pada
dasarnya menegaskan bahwa para konselor merupakan para ahli yang memiliki
kemampuan untuk membimbing konselinya, baik secara ikhlas maupun profesional
sehingga mereka mampu meningkatkan taraf kehidupannya yang lebih baik,
terutama berkaitan dengan persoalan mentalitas konseli, baik dalam menghadapi
lingkungannya maupun orang-orang yang ada di sekelilingnya.
Demikianlah beberapa asas-asas penting yang dapat dijadikan dasar
pertimbangan dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.

B. Saran
Dari uraian tersebut di atas, asas bimbingan dan konseling merupakan hal
yang sangat penting yang harus dipegang teguh oleh para konselor/ guru
pembimbing dalam memberikan pelayanan pada konseli/ siswa.Maka dari itu
penulis dapat memberikan saran kepada semua pihak yang terlibat sebagai
pelaksana pendidikan atau bisa disebut sebagai seorang guru (pembimbing) dan
calon guru (mahasiswa jurusan pendidikan), agar tetap selalu bertanggungjawab
atas keberhasilan siswa dalam rangka mencetak kepribadian yang luhur. Dan bagi
calon guru diharapkan mencari refrensi lain yang berkaitan dengan bimbingan dan
konseling, karena kami (penulis) merasa isi makalah ini ada kekurangan.

13
DAFTAR PUSTAKA

A, Hallen. 2005. Bimbingan & Konseling. Jakarta : Quantum Teaching.


Luddin, Abu Bakar. 2010. Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan
Praktik.Bandung :Citapustaka Media Perintis.
Salahudin, Anas. 2010. BimbingandanKonseling. Bandung : CV. Pustaka Setia.
Prayetno.dasar-dasar bimbingan konseling.jakarta:Rineka Cipta

14

Anda mungkin juga menyukai