Nim : 1725049
Pada dasarnya semua energi adalah sama dan melakukan radiasi sesuai dengan teori dasar
gelombang. Pada Gambar 1. ditunjukkan teori dasar energi elektromagnetik yang bergerak secara
harmonis berbentuk sinusoidal dengan kecepatan cahaya ©. Berdasarkan konsep fisika dasar,
gelombang mempunyai persamaan umum sebagai berikut :
C=fx
c = kecepatan cahaya (3 x 108 m/dtk)
f = frekuensi
= panjang gelombang
Nama spektrum biasanya digunakan pada bagian spektrum elektromagnetik, seperti gelombang
inframerah, gelombang radio, gelombang mikro, dan sebagainya. Dan spektrum ini tidak
mempunyai batasan yang tegas antara satu bagian spektrum satu dengan spektrum berikutnya..
Bagian spektrum sinar tampak ( 0,4 – 0,7 μm) pada gambaran logaritmik merupakan bagian
sempit, mempunyai kepekaan pada mata manusia
Sifat radiasi elektromagnetik lebih mudah diuraikan dengan menggunakan teori
gelombang, tetapi interaksi antara energi elektromagnetik dengan benda dapat dijelaskan dengan
teori partikel. Teori partikel menyatakan bahwa radiasi elektromagnetik terdiri dari beberapa
bagian terpisah yang disebut sebagai foton. Hubungan antara teori gelombang dengan teori
quantum dalam perilaku radiasi elektromagnetik dapat dijelaskan dengan persamaan sebagai
berikut :
E = hc /
Sehingga dapat dikatakan makin panjang panjang gelombang yang digunakan makin rendah
kandungan energinya.
III. Interaksi Energi Elektromagnetik
Dengan Atmosfer Semua radiasi yang dideteksi dengan sistem penginderaan jauh satelit
melalui atmosfer dengan jarak atau panjang jalur tertentu. Panjang jalur tesebut dapat bervariasi
panjangnya. Pada fotografi dari antariksa dihasilkan dari radiasi matahari yang melewati dua kali
tebal penuh atmosfer bumi pada perjalannya dari sumber radiasi ke sensor. Selain itu, sensor
termal yang mendeteksi energi yang dipancarkan oleh obyek di bumi, melewati jarak di atmosfer
yang relatif pendek. Perbedaan jarak yang dilalui , kondisi atmosfer, panjang gelombang yang
digunakan serta besarnya sinyal energi yang indera berpengaruh terhadap variasi total atmosfer.
Pengaruh atmosfer sangat bervariasi tergantung pada intensitas dan komposisi spectral radiasi
yang tersedia bagi suatu system penginderaan satelit. Pengaruh ini disebabkan oleh mekanisme
hamburan (scattering) dan serapan (absorption) atmosferik.
Gambar: Pantulan spectral energi elektromagnetik matahari terhadap vegetasi, tanah dan air yang
diterima oleh sansor satelit.
Pada gambar 4. ditunjukkan suatu kurva pantulan spectral pada tiga obyek utama di permukaan
bumi, yaitu vegetasi sehat berdaun hijau, tanah gundul ( lempung coklat kelabu ), dan air jernih.
Garis pada kurva tersebut menyajikan kurva pantulan rata-rata yang dibuat dengan pengukuran
sampel obyek yang jumlahnya banyak (Lillesand. 2002). Kurva ini menunjukkan suatu indicator
tentang jenis dari kondisi obyek yang berkaitan. Walaupun pantulan obyek secara invidual akan
berbeda besar di atas dan dibawah nilai rata-rata, tetapi kurva tersebut menunjukan beberapa titik
fundamental yang berkaitan dengan pantulan spektral.
Vegetasi sehat berwarna hijau disebabkan oleh besarnya penyerapan energi pada spektrum hijau.
Apabila tumbuhan mengalami beberapa gangguan, dan akan mempengaruhi proses pertumbuhan
dan produksinya secara normal maka hal itu akan mengurangi atau mematikan produksi klorofil.
Akibatnya berupa kurangnya serapan oleh klorofil pada saluran biru dan merah. Sering pantulan
pada spektrum merah bertambah hingga kita lihat tumbuhan tampak berwarna kuning (gabungan
antara hijau dan merah) (Lillesand 2000).
Gambar: Kurva Pantulan spectral yang mencirikan obyek vegetasi, tanah dan air.
Gambar: Sistem sensor aktif sistem gelombang mikro dan pasif dengan sensor optik beserta citra
satelit yang dihasilkan. Kemampuan penetrasi liputan awan pada gelombangan mikro
mengasilkan citra yang bersih dari tutupan awan.
6.2. (Wahana) Platform
Sistem wahana (platform) Penginderaan jauh dapat dikategori dalam dua sistem, pertama
penginderaan jauh dengan airborne, yaitu dengan menggunakan pesawat udara (aircraft), balon
udara, dan sebagainya. Kedua adalah dan system penginderaan jauh menggunakan sistem
speceborne yaitu dengan menggunakan wahana satelit, pesawat ruang angkasa, dsb.
Kualitas data penginderaan jauh pada utamanya ditentukan oleh karakteristik system sensor
platform.
Gambar: Data citra satelit Landsat TM5 dengan nilai spectral yang dimilikinya.
Selain sistem SLAR, juga terdapat sistem penginderaan Mikro Pasif. Sistem ini tidak
menggunakan tenaga penyinaran sendiri, tetapi penginderaan tenaga gelombang mikro yang
diperoleh secara alamiah dalam medan pandangnya.
Pengoperasian sistem ini hampir sama dengan radiometer termal. Teori radiasi benda hitam
merupakan inti bagi pemahaman konseptual penginderaan gelombang mikro pasif, tetapi sensor
gelombang mikro pasif lebih menekankan penggunaan antena, bukan unsur deteksi. Sinyal
gelombang mikro pada umumnya terdiri dari sejumlah komponen sumber yang sebagian
dipancarkan,sebagian dipantulkan, dan sebagian ditransmisikan (Gambar 3).
Intensitas gelombang radiasi mikro pasif yang diindera dari jarak jauh atas suatu objek tertentu
tidak hanya tergantung pada temperatur objek dan radiasi yang mengenainya, tetapi juga
tergantung pada sifat pancaran pantulan. Sifat ini dipengaruhi oleh :
sifat khas elektrik permukaan,
sifat khas kimiawi dan sifat khas tekstur objek,
paduan konfigurasi dan bentuk,
serta sudut arah pengamatan.
Dalam sistem ini, terdapat beraneka ragam kemungkinan sumber dan sinyal yang dihasilkan
tenaga gelombang mikro pasif sangat lemah, sehingga interpretasi sinyal ini jauh lebih rumit
daripada sensor lain.
Kegunaan sistem gelombang mikro pasif berkisar dari pengukuran profil temperatur atmosfer
hingga analisis variasi tanah di bawah permukaan air, dan kandungan mineral. Konfigurasi dasar
sistem gelombang mikro pasif dapat dilihat pada Gambar 4.
Penginderaan gelombang mikro pasif bermanfaat sekali dalam bidang oceanografi. Pemanfaatan
ini berupa pengukuran daya pantul es laut, arus, dan angin, juga untuk mendeteksi pencemaran
minyak dan memperkirakan jumlahnya. Meskipun sedikit penelitian yang berhubungan dengan
penginderaan gelombang mikro pasif dalam hidrologi, tapi potensinya besar untuk mendapatkan
informasi tentang kondisi pencairan salju, temperatur tanah, dan kelembaban tanah untuk daerah
yang luas.