Singkat
27/05/19, 10:31 WIB/in Trading Forex /by Eko Trijuni
Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) dalam bahasa Indonesia,
selama ini diyakini sebagai salah satu indikator penting yang mengukur kesehatan perekonomian
sebuah negara.
Dalam trading forex, GDP merupakan salah satu data ekonomi penting (big figure) yang
diperhatikan para trader untuk membaca potensi arah pergerakan pasar selanjutnya.
Kali ini kita akan mencoba memaparkan secara singkat dan sederhana mengenai apa dan
bagaimana sebenarnya GDP tersebut, serta dampak data GDP terhadap pasar dan masyarakat
umum.
Singkatnya, GDP adalah segala hal yang dihasilkan oleh masyarakat dan bisnis, termasuk gaji
para pekerja. Data GDP juga merupakan cara untuk mengetahui sektor perekonomian mana saja
yang mengalami pertumbuhan atau penurunan.
Di Amerika Serikat (AS), angka GDP ini dikalkulasikan dan diumumkan setiap kuartal oleh
Bureau of Economic Analysis (BEA), yang merupakan bagian dari US Department of
Commerce. BEA seringkali merevisi estimasi – entah naik atau turun – seiring dengan
perkembangan data yang diterima sepanjang kuartal tersebut.
Biasanya, angka GDP yang diumumkan dibandingkan dengan kuartal atau tahun sebelumnya.
Sebagai contoh, jika GDP di kuartal ke-2 naik tiga persen, ini artinya perekonomian negara
tersebut telah mengalami pertumbuhan sebesar tiga persen di sepanjang kuartal pertama.
Bisa dengan menjumlahkan semua penghasilan masyarakat dalam setahun, atau menjumlahkan
semua pengeluaran masyarakat.
Semua jalan perhitungan seharusnya menghasilkan data yang lebih kurang sama.
Metode perhitungan yang mempergunakan parameter penghasilan diperoleh dengan cara
menjumlahkan pendapatan semua karyawan, laba perusahaan, pendapatan hak cipta, pendapatan
sewa dan pendapatan bunga bersih.
GDP nominal mengukur nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu
(misalnya kuartal atau tahun) mempergunakan harga-harga pada waktu tersebut.
Tetapi tingkat harga pada umumnya bisa meningkat karena inflasi, yang menyebabkan kenaikan
GDP nominal meskipun jumlah barang dan jasa yang diproduksi tidak mengalami perubahan.
Meskipun demikian, data GDP nominal tidak mencerminkan kenaikan harga. Nah, di sinilah
kemudian GDP riil berperan.
BEA biasanya akan mundur ke kuartal atau tahun sebelumnya dan mengukur nilai barang dan
jasa yang disesuaikan untuk mengukur inflasi. Inilah yang kemudian disebut GDP riil (real
GDP).
Untuk mengukur pertumbuhan GDP tahunan, biasanya yang dipergunakan adalah real GDP ini,
karena data tersebut memberikan gambaran yang lebih akurat akan perekonomian negara.
Meskipun demikian, jika pertumbuhan GDP terlalu cepat, bank sentral (kalau di AS, adalah
Federal Reserve/Fed) kemungkinan besar akan menaikkan tingkat suku bunga untuk
mengimbangi laju inflasi – dengan kata lain meningkatnya harga barang dan jasa.
Ini bisa berarti biaya (bunga) yang diperlukan untuk kredit kendaraan dan perumahan akan
menjadi semakin tinggi pula.
Pada gilirannya, sektor bisnis pun juga akan merasakan dampaknya, di mana terjadi peningkatan
biaya untuk pinjaman modal dan/atau membayar gaji/upah pekerja.
Sebaliknya jika GPD melambat, atau istilahnya negatif, pun akan memicu kekhawatiran akan
terjadinya resesi yang bisa saja akan berakibat meningkatnya jumlah pemutusan hubungan kerja
dan menurunnya pendapatan bisnis serta belanja masyarakat.
Data GDP juga bisa membantu para investor untuk memutuskan di negara mana peluang
investasi yang terbaik.
Kebanyakan investor asing memilih untuk membeli perusahaan atau menanamkan modal di
negara yang perekonomiannya berkembang.
Dengan kata lain, jika banyak investor asing berdatangan ke suatu negara untuk menanamkan
modal, itu berarti mereka menganggap perekonomian negara tersebut sedang baik dan
prospeknya pun bagus.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, peningkatan angka GDP berarti tumbuhnya
perekonomian negara tersebut. Akibatnya, peningkatan data GDP biasanya diikuti oleh
penguatan mata uang negara tersebut.
Sebaliknya, jika angka GDP menurun maka biasanya diikuti oleh pelemahan mata uang negara
yang bersangkutan. Jadi, jika Anda melihat rilis data US GDP naik dari misalnya 2% ke 3%,
kemungkinan akan diikuti oleh penguatan USD. Dengan kata lain, Anda bisa membuka posisi
buy terhadap USD.
Artinya, di antara transaksi yang bisa Anda lakukan misalnya adalah membuka posisi
sell GBP/USD, EUR/USD, atau buy USD/JPY. Tentu saja setiap transaksi membutuhkan analisa
dan perhitungan yang cermat.
Demikian penjelasan singkat mengenai GDP, salah satu data ekonomi yang berpengaruh
terhadap pergerakan pasar.