Urinalisis adalah analisis fisik, kimia, dan mikroskopik terhadap urine.

Sampai saat ini, urine

diperiksa secara manual terhadap berbagai kandungannya, tetapi saat ini digunakan berbagai
strip reagen untuk melakukan skrining kimia dengan cepat.

Urinalisis digunakan untuk mendiagnosis penyakit ginjal atau infeksi saluran kemih, dan untuk
mendeteksi adanya penyakit metabolik yang tidak berhubungan dengan ginjal. Berbagai uji
urinalisis rutin dilakukan, warna , tampilan dan bau urine, pH, protein, keton, glukosa, dan
bilirubin diperiksa dengan strip reagen. Berat jenis diukur dengan urinometer, dan pemeriksaan
mikroskopik sedimentasi urine untuk mendeteksi sel darah merah atau sel darah putih, sedimen,
Kristal dan bakteria.

Uji laboratorium

Dewasa Bayi baru lahir Anak

Tampilan Jernih Jernih Jernih

Bau Berbau khas Berbau khas

pH 4,5-8,0 5-7 4,5-8

Berat jenis Nilai rata-rata 6 1,001-1,020 1,005-1,030

1,005-1,030

Protein (2-8 mg/dl

Uji strip reagen
negatif)

Glukosa Negatif Negatif

Keton Negatif Negatif

Darah Negatif Negatif

Pemeriksaan
Mikroskopik
SDM 1-2 perdaya kekuatan Jarang
rendah

SDP 3-4 0-4

Sedimen Jarang menimbulkan Jarang

hialin
 Ditemukannya warna urin yang merah atau merah tua, kemungkinan disebabkan
oleh keadaan antara lain hemoglobinuria, porfirin, kontaminasi dengan menstruasi, pengaruh
obat-obatan seperti Sulfisoksazol dengan fenazopiridin, fenitoin, Kaskara, klopromazin,
Docusate Ca, Fenoftalein, makanan seperti gula bit dan pewarna makanan. Adanya proteinuria
merupakan indikator yang sensitif terhadap disfungsi ginjal. Proteinuria dapat terjadi pada
keadaan-keadaan antara lain: latihan fisik, stress berat, demam, penyakit infeksius akut, penyakit
ginjal (glomerulonefritis, sindroma nefrotik, penyakit polikistik ginjal), lupus eritematosus,
leukemia, myeloma multiple, penyakit jantung, toksemia gravidarum, septicemia, zat( arsenik,
merkuri, timbal), pengaruh obat (barbiturate, neomisin, dosis penisilin berlebihan,
sulfonamide,dan lain-lain.