Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TUGAS PONDASI LANJUT

KLASIFIKASI MASSA BATUAN

KELOMPOK 3

NAMA ANGGOTA :
1. ROSA IRDIANA (03111540000039)
2. FREE APIANTORO (03111540000041)
3. NURVITASARI (03111540000048)
4. ERDHIKA DWIPUTRA W. (03111540000049)
5. MADE ADHITYA YASA (03111540000051)
6. ZEFIRA WISNA M. (03111540000053)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN, DAN
KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2018
KLASIFIKASI MASSA BATUAN

Klasifikasi maupun kekuatan pada batuan yang sesungguhnya di lapangan


adalah merupakan kondisi batuan yang dipandang secara massa (rock mass) yaitu
secara keseluruhan termasuk adanya retakan-retakan maupun patahan-patahan pada
batuan tersebut. Sedang pemberian klasifikasi maupun kekuatan yang didapat dari
hasil test laboratorium adalah hasil test terhadap batuan yang utuh (intact rock) dan
dalam ukuran yang relatif sangat kecil disbanding dengan massa batuan di lapangan
yang diperkirakan hanya sebesar 1% nya saja dari massa batuan tersebut.

1. Klasifikasi Massa Batuan dengan metode Rock Mass Rating (RMR)

Rock Mass Rating disingkat dengan RMR adalah salah satu sistem untuk
menentukan klasifikasi dari suatu massa batuan atau disebut Derajat Massa
Batuan yang dibawa oleh Bieniawski (1976) dan kadang-kadang disebut pula
dengan “Geomechanics Classification”
Sistem RMR (Rock Mass Rating) dalam melakukan klasifikasi terhadap
massa batuan dikerjakan dengan menggunakan enam macam parameter yaitu :
a. Uniaxial Compressive Strength (UCS) => kekuatan tekan axial dari
material batuan utuh
b. Rock Quality Designition (RQD) => penentuan kualitas batuan
c. Spacing => jarak antara dua diskontinuitas
d. Discontinuity Condition => kondisi dari diskontinuitas
e. Kondisi dari Groundwater => kondisi air tanah pada batuan
f. Orientation (orientasi) dari diskontinuitas

2. Klasifikasi Massa Batuan dengan metode Geological Strength Index (GSI)


Karakteristik dari suatu massa batuan harus dapat dianalisa untuk
melakukan estimasi mengenai kekuatannya (strength) maupun deformasinya.
Hal tersebut sangat penting untuk digunakan sebagai pegangan dalam
perencanaan bangunan-bangunan pada batuan seperti perencanaan talud,
pondasi, maupun galian di dalam tanah seperti tunnel
Hoek dan Brown (1980) mengusulkan suatu metode untuk mengestimasi
kekuatan dari massa batuan yang memiliki kekar-kekar dengan didasarkan atas
penilaian dari saling menguncinya (interlocking) antar blok-blok batuan serta
kondisi dari permukaan antar blok-blok tersebut.
SOAL KELOMPOK 3

Berdasarkan gambar di atas, data-data yang diketahui antara lain :


-RQD (%) = 35
-UCS-Intact (MPa) = 35
-Mean fracture spacing = 25
-Fracture condition = Gouge <5mm
-Ground water = dry
-Fracture orientation = Favourable
-Structure = Very Blocky
-Fracture surface quality = Tentukan sendiri sesuai dengan kondisi di atas
-Test triaxial diberikan harga σ3 = 5 MPa

Pertanyaan :
1. Harga RMR dan GSI (termasuk harga mi, mb, s & a)
2. Klas dari massa batuan tersebut
3. Harga C (cohesi) dan Ø (sudut geser dalam) dari massa batuan (dengan dua
pembanding RMR & GSI tersebut)
4. Harga Modulus Deformasi massa batuan
5. Harga perkiraan dari σ1 dari hasil test triaxial
PENYELESAIAN :
1. Mencari harga RMR dan GSI
a. Mencari harga RMR
Langkah-langkah mencari harga RMR adalah sebagai berikut :

 Mencari rating dari parameter kekuatan material batuan utuh (intact)


Diketahui data UCS-intact sebesar 35 MPa, maka didapatkan rating sebesar 4

 Mencari rating dari parameter RQD (%)


Diketahui data RQD = 35%, maka didapatkan rating sebesar 8

 Mencari rating dari parameter jarak antar diskontinuitas


Diketahui jarak antar diskontinuitas antara 60-200mm, maka didapatkan rating
sebesar 8

 Mencari rating dari parameter kondisi dari diskontinuitas


Diketahui fracture condition Gouge <5mm, maka didapatkan rating sebesar 10

 Mencari rating dari parameter air tanah


Diketahui ground water = dry, maka didapatkan rating sebesar 0
 Mencari rating dari orientasi terhadap strike & dip
Diketahui fracture orientation = favourable dan kita mengasumsikan
digunakan pada tunnel, maka didapatkan rating sebesar = -2

 Dengan menjumlahkan semua rating, maka didapatkan total rating sebesar


28 (termasuk ke dalam No.Kelas IV dan POOR ROCK)

 Efek diskontinuitas untuk strike & dip pada tunnel dengan kondisi orientasi
menguntungkan, maka didapat arah galian searah dengan dip 20°- 40° (strike
tegak lurus dengan sumbu tunnel)
a. Mencari Harga CSI (termasuk mi, mb, s & a)

Diketahui struktur batuan very blocky dan surface condition POOR (sesuai
dengan hasil RMR) dan dengan melihat Tabel 5.5 maka didapat hasil sebagai
berikut :
mb/mi = 0.11
s = 0.001
a = 0.5
Em =5
v = 0.25
GSI = 38
Dari tabel diatas, tipe batuan “sparitic limestone” dengan mi sebesar 10
mb/mi = 0.11
mb/10 = 0.11
Maka didapat mb sebesar 1.1

b. Kelas dari massa batuan tersebut

Berdasarkan hasil dari RMR maupun dari GSI, klas dari massa batuan
tersebut adalah POOR ROCK.

c. Harga C (cohesi) dan Ø (sudut geser dalam) dari massa batuan (dengan dua
pembanding RMR & GSI tersebut)

a. Harga C (cohesi) dan Ø (sudut geser dalam) berdasarkan RMR (Rock Mass
Rating)
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan harga C sebesar 100-200 kPa dan harga Ø
sebesar 15°-25°

b. Harga C (cohesi) dan Ø (sudut geser dalam) berdasarkan GSI (Geological


Strength Index)
𝐶
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan harga ratio 𝜎𝑐𝑖 = 0.033
Dari data yang sebelumnya diketahui σci = 35 MPa, maka didapatkan harga c
sebesar 1.155 MPa

Berdasarkan tabel di atas, maka didapatkan harga Ø sebesar 28°


c. Harga Modulus Deformasi Massa Batuan

Berdasarkan Tabel 5.5 diatas, didapatkan harga Em sebesar 5

d. Harga perkiraan dari σ1 hasil tes triaxial

𝜎3
σ1 = σ3 + σc (mb. 𝜎𝑐 + s)a

Diketahui dari data : :

σ3 = 5 MPa
σc = 35 MPa
mb = 10
s = 0.001
a = 0.5
5
σ1 = 5 + 35 (10. 35 + 0.001)0.5
σ1 = 19.267 MPa

Anda mungkin juga menyukai