Laporan Praktikum Biokimia Identifikasi
Laporan Praktikum Biokimia Identifikasi
PERCOBAAN KE I
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
Disusun Oleh:
2015
I. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat memahami
metode identifikasi karbohidrat dan dapat mengidentifikasi karbohidrat
golongan apa saja yang dapat ditentukan oleh berbagai uji pada praktikum
ini.
Heksosa
O
║
H2─ ─C—H +
│ │
OH OH
5-hidroksimetil furfural α-naftol
║ __SO3H
H2C ─────C───── ─OH
Uji Seliwanoff adalah uji kimia yang dilakukan untuk membedakan gula
aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi
keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia
adalah ketosa. Sebaliknya jika mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa.
Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan ketosa lebih cepat
terdehidrasi dari pada aldosa.
Dengan reaksi sebagai berikut:
Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat:
Asam reagen ini menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida
menjadi gula sederhana.
Ketosa yang terdehidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol,
menghasilkan zat berwarna merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi
dan menghasilkan zat berwarna merah muda.
Fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji
positif. Sukrosa menghasilkan uji positif karena ia adalah disakarida
yang terdiri dari fruktosa dan glukosa. (Anonim, 2013)
Kemudian
diamati reaksi
yang terjadi
2. Uji Benedict
Digunakan 2
macam karbohidrat
yaitu galaktosa dan Kemudian
fruktosa. 3 tetes disimpan dalam Setelah dingin lalu
masing-masing penangas air diamati perubahan
larutan karbohidrat selama 3 menit, warna dan endapan
dimasukan dalam 2 lalu didinginkan
tabung reaksi yang
berisi 2 ml reagen
Benedict
3. Uji Barfoed
Digunakan 3 macam
karbohidrat yaitu Lalu Kemudian
fruktosa, glukosa dan disimpan dibiarkan Lalu
laktosa. . 1ml masing- dalam hingga diamati
masing larutan penangas dingin pada perubahan
karbohidrat dimasukan air selama air mengalir yang
dalam 3 tabung reaksi 1 menit selama 2 terjadi
yang berisi 1 ml atau lebih menit
reagen Barfoed
4. Uji Seliwanoff
Ditambahkan 3
Disimpan dalam
tetes fruktosa Diamati perubahan
penangas air selama
kedalam 3 ml yang terjadi
1 menit
pereaksi Seliwanoff
5. Uji Pati-Iodium
Galaktosa Fruktosa
Gambar sesudah dipanaskan
Galaktosa Fruktosa
c. Uji Barfoed
o Uji Benedict
Pada Uji Benedict ini dilakukan pada larutan galaktosa dan fruktosa
0,1 M. Larutan Benedict yang berwarna biru sebanyak 2 mL
dicampurkan dengan 3 tetes larutan galaktosa pada tabung reaksi yang
pertama dan pada tabung reaksi yang satunya lagi diisi dengan
perekasi Benedict dan fruktosa dengan volume yang sama seperti pada
tabung reaksi pertama. Setelah itu kedua tabung dipanaskan di
penangas air selama 3 menit yang bertujuan untuk melepaskan O2
sehingga pada kedua larutan tersebut terbentuk tembaga oksida (Cu2O)
yang berupa endapan berwarna merah sesuai dengan teori yang
disampaikan oleh Winarno (1984)
o Uji Barfoed
Uji ini memiliki prinsip yang sama seperti uji Benedict, yaitu reduksi
Cu2+ menjadi Cu+ oleh karbohidrat yang memiliki gugus aldehida dan
keton bebas. Pada uji ini larutan yang akan diuji yaitu laktosa, glukosa,
dan fruktosa. Disediakan 3 tabung reaksi, pada masing-masing tabung
tersebut dimasukkan reagen Barfoed sebanyak 1 mL. Kemudian
dimasukkan larutan laktosa pada tabung 1, glukosa pada tabung 2, dan
fruktosa pada tabung 3, semua larutan ini dimasukkan sebanyak 1 mL.
Lalu ketiga tabung tersebut disimpan di dalam penangas air hingga
ketiga larutan tersebut berubah warna. Setelah beberapa lama
terbentuk endapan berwarna merah pada ketiga larutan tersebut.
Warna merah membuktikan bahwa adanya karbohidrat yang
terkandung di dalam ketiga larutan tersebut seperti teori yang
dikemukakan Winarno (1984)
o Uji Seliwanoff
Uji ini didasarkan atas dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat
menghasilkan hidroksi metilfurfural dengan penambahan resorsinol
akan mengalami kondensasi membentuk senyawwa kompleks
berwarna merah jingga. (Sumardjo, 2006)
Pada uji ini dilakukan terhadap larutan fruktosa. Pereaksi Seliwanoff
yang berwarna kuning dimasukkan ke dalam tabung terlebih dahulu
sebanyak 3 mL. lalu dimasukkan 3 tetes larutan fruktosa, kemudian
disimpan di dalam penangas air hingga warnanya berubah. Hasil yang
didapatkan praktikan yaitu terdapat endapan berwarna merah, di mana
warna ini menunjukkan reaksi positif adanya karbohidrat di dalam
larutan tersebut (Winarno, 1984)
o Uji pati-iodium
Pembentukan senyawa kompleks pati-iodium menjadi dasar dari
prinsip uji ini, seperti teori yang disampaikan oleh Sumardjo (2006).
Pada uji kali ini disediakan 3 tabung reaksi, ke dalam tiga tabung
tersebut dimasukkan masing-masing 3 mL larutan amilum 1%. Pada
tabung 1 ditambahkan 2 tetes air, tabung 2 ditambahkan 2 tetes HCl
pekat, dan pada tabung 3 ditambahkan 2 tetes NaOH 2,5 N. Setelah itu
pada masing-masing tabung diteteskan larutan iodium 0.01 M. Tabung
1 keruh, tabung 2 bening, dan tabung 3 keruh. Seharusnya pada tabung
2 terbentuk warna biru karena terjadi reaksi antara pati-iodium seperti
teori Sumardjo (2006). Kemungkinan tidak timbulnya warna biru
karena amilum terhidrolisis, sehingga yang terbentuk bukan senyawa
kompleks adsopsi pati-iodium melainkan senyawa lain yang terbentuk
dengan hasil hidrolisis amilum tersebut.
VII. Kesimpulan
1. Dalam uji Molisch terhadap sampel glukosa,sukrosa, amilum, arabinosa,
selulosa, maltosa terjadi reaksi positif warna ungu.
2. Dalam uji Benedict, fruktosa dan galaktosa menunjukkan reaksi positif
tetapi fruktosa menghasilkan endapan merah sedangkan galaktosa
menghasilkan endapan merah bata .
3. Dalam uji Barfoed, fruktosa, glukosa , dan laktosa menghasilkan reaksi
positif menghasilkan endapan merah.
4. Dalam uji seliwanoff fruktosa menghasilkan reaksi positif warna merah.
5. Dalam uji pati-iodium tidak memberikan hasil yang piositif karena warna
larutan tidak berubah warna menjadi biru.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.Uji Seliwanoff.id.m.wikipedia.org/wiki/Uji_Seliwanoff
Diakses pada 28 Februari 2015
Pukul 5:19