Riset Media
02
Ilmu Komunikasi Studi Broadcasting A81417BB Christina Arsi Lestari, M.Ikom
Abstract Kompetensi
Riset media merupakan sebuah tolok Melalui modul pertama ini, diharapkan
ukur di mana mahasiswa dapat mulai mahasiswa mulai dapat menuangkan
memfokuskan diri kepada tujuan gagasan dan argumentasinya ke dalam
akhirnya dibangku perkuliahan. bentuk latar belakang permasalahan
Sehingga dengan materi ini dapat yang akan menjadi bahan penelitiannya.
memberikan gambaran kepada
mahasiswa untuk menyusun
latarbelakang riset di bidang
broadcasting untuk dijadikan sebuah
karya ilmiah yang akan membawa
mahasiswa ketujuan akhirnya di
bangku perkuliahan.
Kiat Menyusun Alur Latar
Belakang Masalah Penelitian
Sayangnya, tidak banyak mahasiswa yang berhasil membuat latar belakang masalah
penelitian dengan baik, sebagian karena masalah penelitiannya memang tidak jelas dan
mengada-ada, sebagian lagi karena copy-paste sana sini sehingga alur paragrafnya menjadi
kacau, dan sebagian lagi karena gagal melandasi alasan melakukan penelitian itu (malas
membaca literatur). Latar belakang masalah penelitian merupakan penggambaran akan
mengapa masalah riset muncul dari sisi masalah komunikasi yang muncul, disertai data,
fakta atau kejadian yang muncul akan memperkuat latar belakang dan perumusan
permasalahan dalam sebuah riset. Disamping juga dalam perumusan masalah dalam latar
belakang penelitian periset juga harus memaparkan teori, perinsip atau kaidah teoritik lain
yang dapat dijadikan sandaran berpikir dan merumuskan masalah. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan latar belakang penelitian adalah:
1. Ancangan Pembahasan
Fungsinya selain akan menjadi sandaran berpikir namun juga hal tersebut akan
menjadi indicator objektifitas tulisan. Sumber teori merupakan pengetahuan-pengetahuan
ilmiah yang disampaikan oleh seseorang yang biasanya dihasilkan dari riset. Semakin
banyak teori yang digunakan maka, dalam batas tertentu, akan semakin meningkatkan
objektifitas riset, dan semakin kuat argumentasi yang dipaparkan oleh periset.
Penggunaan sumber teori secara eksplisit tercermin pada penggunaan kalimat yang
diakhir kalimatnya dicantumkan nama penulis dan tahun penulisan, sebagai cerminan
kalimat tersebut diambil dari penulis yang namanya disebutkan tersebut.
Penggunaan fakta dan data dalam perumusan latar belakang adalah penting untuk
mengetahui indicator-indikator dari intensitas permasalahan yang dirumuskan oleh periset.
Dari fakta dan data tersebut akan diketahui seberapa luas dan seberapa parah
permasalahan riil yang ada. Absennya data dan fakta dalam perumusan masalah utamanya
dalam latar belakang akan mengakibatkan permasalahan menjadi sangat umum,
mengambang, tidak jelas dan tidak fokus.
Pertanyaan yang sering muncul dari seorang peneliti pemula adalah “bagaimana
saya dapat menemukan satu persoalan penelitian?”, meskipun tidak ada kaidah yang pasti
terhadap rumusan persoalan penelitian, yang jelas, masalah adalah sesuatu yang bukan
atau tidak menjadi harapan kita. Namun ada beberapa hal yang terbukti menjadi sumber
masalah penelitian, yaitu pengalaman, deduksi dari teori, dan literatur yang ada kaitannya.
Dari ketiga hal tersebutlah rumusan masalah dari suatu penelitian dideskripsikan. Kita
diharapkan tidak melebih-lebihkan pentingnya penjabaran persoalan, yang penting adalah
jelas dan padat.
Setelah dipilih pokok persoalan yang bersifat umum tadi, kemudian dipersempit
kepada hal yang sifatnya pertengahan, dalam artian seorang peneliti mendeskripsikan
sesuatu sebagai penyambung atau penengah antara persoalan umum tadi dengan hal yang
Salah satu sumber yang paling berguna bagi para peneliti pemula adalah
pengalaman mereka sendiri. Banyak keputusan yang harus diambil setiap hari tentang
kemungkinan pengaruh praktek-praktek terhadap tingkah-laku yang akan dijadikan masalah
penelitian. Pendekatan ilmiah terhadap praktek menetapkan bahwa keputusan tentang
bagaimana melakukan sesuatu di bidang pendidikan hendaknya didasarkan pada bukti-bukti
empiris, bukan pada firasat, kesan, perasaan, atau dogma.
Sumber permasalahan lain yang berharga seperti yang telah disebutkan di atas,
ialah literatur dalam bidang yang menarik perhatian peneliti. Pada waktu membaca laporan-
laporan penelitian yang sudah dilakukan, kita dihadapkan pada contoh-contoh permasalah
penelitian serta cara bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Juga, para penulis sering
menutup studi mereka dengan saran-saran tentang penelitian selanjutnya yang diperlukan
guna meneruskan pekerjaan yang telah dilaporkan itu. Ada gunanya kita melihat kalau-kalau
prosedur yang dipakai dalam penelitian terdahulu itu dapat disesuaikan guna memecahkan
persoalan-persoalan lain. Atau, apakah studi yang serupa juga dapat dilakukan di lapangan,
bidang persoalan, atau dengan kelompok subyek yang berbeda,
Salah satu ciri penting penelitian ilmiah ialah, bahwa penelitian tersebut harus dapat
ditiru atau diulang (replicable), sehingga hasil-hasilnya dapat dibuktikan. Replikasi suatu
studi, dengan atau tanpa variasi, mungkin dapat menjadi kegiatan yang berfaedah dan
berharga bagi peneliti pemula. Pengulangan suatu studi dapat meningkatkan luasnya
jangkauan generalisasi hasil penelitian sebelumnya serta memberikan bukti tambahan
tentang validitas hasil tersebut. Dalam banyak eksperimen penelitian, kita tidak dapat
memilih subyek secara acak, melainkan harus menggunakan kelompok-kelompok
sebagaimana adanya. Sudah barang tentu hal ini akan membatasi jangkauan generalisasi
hasil-hasil penelitian tersebut. Akan tetapi, dengan diulanginya eksperimen-eksperimen
pada waktu dan tempat yang berlainan, dengan hasil yang menguatkan hubungan-
hubungan yang diharapkan itu pada setiap penyelidikan, maka kepercayaan terhadap
validitas ilmiah hasil-hasil tersebut pun akan meningkat.
Sesudah masalah dipilih dan signifikan atau pentingnya masalah itu ditetapkan,
maka tugas berikutnya ialah merumuskan atau mengemukakan persoalan tersebut dalam
bentuk yang dapat diteliti. Penjabaran persoalan yang baik harus menerangkan dengan
Latar belakang masalah harus mampu mendeskripsikan urgensi masalah yang akan
diteliti. Penulisan latar belakang masalah haruslah memperhatikan beberapa ketentuan
dibawah ini.
1. Penulis harus mampu memperlihatkan adanya peristiwa atau fakta sebagai suatu
masalah yang layak untuk diteliti. Penulis bisa memperkuat fakta tersebut dengan cara
menampilkan data-data yang diperoleh dari sumber data primer (wawancara kepada pihak
yang terkait) maupun sumber data sekunder (dokumen atau media massa).
2. Penulis harus mampu memberikan alasan yang kuat bahwa masalah yang muncul pada
suatu tempat tertentu merupakan suatu masalah yang menarik atau layak untuk diteliti.
Penulis dapat menjelaskannya dengan cara menunjukkan adanya kesenjangan yang
muncul antara apa yang terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi.
3. Apabila penelitian yang akan diselenggarakan adalah basic research (penelitian yang
berorientasi pada pengembangan keilmuan) maka peneliti harus mampu memberikan
alasan yang kuat mengenai pentingnya untuk melakukan penelitian atas suatu teori atau
model yang dipilih oleh peneliti. Peneliti dapat memperkuat alasannya dengan cara
menggambarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya atas teori atau
model yang akan diteliti. Selanjuntya peneliti dapat meyakinkan bahwa latar sosial dari
penelitian yang akan digunakan dalam penelitiannya memiliki kesamaan dengan latar sosial
dari penelitian sebelumnya sehingga relevan digunakan untuk menguji teori atau model
yang akan diteliti.
1. Penelitian ilmiah selalu dimulai dari suatu masalah dan oleh karenanya penentuan
masalah merupakan tahap paling penting. Pernyataan tentang gejala/fenomena yang
Dalam ranah penelitian kualitatif, latar belakang penelitian diawali dengan upaya
peneliti untuk menggambarkan konteks atau situasi yang mendasari munculnya
permasalahan atau fenomena. Penggambaran atau konteks permasalahan penelitian dapat
dilakukan dengan menunjukan fenomena-fenomena, fakta-fakta empiris, atau kejadian-
kejadian actual. Peneliti sebaiknya memberikan argumentasi tentang alasan yang
mendasari pemilihan tema/topik penelitian tersebut. Pada ranah penelitian aplikatif, latar
belakang berisikan penjelasan mengenai alasan-alasan mengapa mahasiswa tertarik
dengan judul/topik yang dipilih.
Permasalahan adalah kesenjangan (Gap) antara das sollen (apa yang seharusnya)
dan das sein (apa yang ada). Sumber permasalahan dapat diperoleh dari berbagai hal
antara lain:
Bacaan: Jurnal, laporan hasil penelitian, skripsi, buku teks, internet, dll
Seminar, lokakarya, diskusi, dll
Pernyataan pemegang otoritas
Pengamatan
Pengalaman
Tema atau topik untuk penulisan riset seharusnya dipengaruhi oleh minat dari
masing-masing mahasiswa. Minat atau ketertarikan itu tentu saja berkaitan dengan latar
belakang pekerjaan maupun latar belakang pendidikan yang sedang ditempuh, maupun dari
pengalaman dan pengamatan di media massa. Dalam riset media, mahasiswa haruslah
melihat bahwa konteks topik tidak boleh keluar dari kerangka ilmu komunikasi dan
peminatan broadcasting.
• Dokumenter: Makna Pengabdian dan Peran Diri Pemandu Wisata di Cagar Budaya
Taman Air Gua Sunyaragi dan Keraton Kasepuhan, Cirebon