Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ETIKA PROFESI

KASUS PEMBUANGAN LIMBAH LAUNDRY OLEH PT.


MILLENIUM LAUNDRY

Disusun oleh : Kelas 3A


1. Adisti Kharisma Ayu Tantri NIM. 1631410134
2. Vicha Asriani NIM. 1631410114

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
4.1 Sejarah Etika
Secara historis etika sebagai usaha filsafat lahir dari keambrukan tatanan moral di lingkungan
kebudayaan Yunani 2.500 tahun lalu. Karena pandangan-pandangan lama tentang baik dan
buruk tidak lagi dipercaya, para filosof mempertanyakan kembali norma-norma dasar bagi
kelakuan manusia.
Tempat pertama kali disusunnya cara-cara hidup yang baik dalam suatu sistem dan dilakukan
penyelidikan tentang soal tersebut sebagai bagian filsafat. Menurut Poespoproddjo, kaum
Yunani sering mengadakan perjalanan ke luar negeri itu menjadi sangat tertarik akan kenyataan
bahwa terdapat berbagai macam kebiasaan, hukum, tata kehidupan dan lain-lainnya. Bangsa
Yunani mulai bertanya apakah miliknya, hasil pembudayaan negara tersebut benar-benar lebih
tinggi karena tiada seorang pun dari Yunani yang akan mengatakan sebaliknya, maka kamudian
diajukanlah pertanyaan mengapa begitu? Kemudian diselidikinya semua perbuatan dan
lahirlah cabang baru dari filsafat yaitu etika.
Jejak-jejak pertama sebuah etika muncul dikalangan murid Pytagoras. Kita tidak tahu banyak
tentang pytagoras. Ia lahir pada tahun 570 SM di Samos di Asia Kecil Barat dan kemudian
pindah ke daerah Yunani di Italia Selatan. Ia meninggal 496 SM. Di sekitar Pytagoras terbentuk
lingkaran murid yang tradisinya diteruskan selama dua ratus tahun. Menurut mereka prinsip-
prinsip matematika merupakan dasar segala realitas. Mereka penganut ajaran reinkarnasi.
Menurut mereka badan merupakan kubur jiwa (soma-sema,”tubuh-kubur”). Agar jiwa dapat
bebas dari badan, manusia perlu menempuh jalan pembersihan. Dengan bekerja dan bertapa
secara rohani, terutama dengan berfilsafat dan bermatematika, manusia dibebaskan dari
ketertarikan indrawi dan dirohanikan.
Seratus tahun kemudian, Demokritos (460-371 SM) bukan hanya mengajarkan bahwa segala
apa dapat dijelaskan dengan gerakan bagian-bagian terkecil yang tak terbagi lagi, yaitu atom-
atom. Menurut Demokritos nilai tertinggi adalah apa yang enak. Dengan demikian, anjuran
untuk hidup baik berkaitan dengan suatu kerangka pengertian hedonistik.
Sokrates (469-399 SM) tidak meninggalkan tulisan. Ajarannya tidak mudah direkonstruksi
karena bagian terbesar hanya kita ketahui dari tulisan-tulisn Plato. Dalam dialog-dialog palto
hampir selalu Sokrates yang menjadi pembicara utama sehingga tidak mudah untuk
memastikan pandangan aslinya atau pandangan Plato sendiri. Melalui dialog Sokrates mau
membawa manusia kepada paham-paham etis yang lebih jelas dengan menghadapkannya pada
implikasi-implikasi anggapan-anggapannya sendiri. Dengan demikian, manusia diantar kepada
kesadaran tentang apa yang sebenarnya baik dan bermanfaat. Dari kebiasaan untuk
berpandangan dangkal dan sementara, manusia diantar kepada kebijaksanaan yang
sebenarnya.
Plato (427 SM) tidak menulis tentang etika. Buku etika pertama ditulis oleh Aristoteles (384
SM). Namun dalam banyak dialog Plato terdapat uraian-uraian bernada etika. Itulah sebabnya
kita dapat merekontruksi pikiran-pikiran Plato tentang hidup yang baik. Intuisi daar Plato
tentang hidup yang baik itu mempengaruhi filsafat dan juga kerohanian di Barat selama 2000
tahun. Baru pada zaman modern paham tentang keterarahan objektif kepada Yang Ilahi dalam
segala yang ada mulai ditinggalkan dan diganti oleh pelbagai pola etika; diantaranya etika
otonomi kesadaran moral Kant adalah yang paling penting. Etika Plato tidak hanya
berpengaruh di barat, melainkan lewat Neoplatoisme juga masuk ke dalam kalangan sufi
Muslim. Disinilah nantinya jalur hubungan pemikiran filsafat Yunani dengan pemikir muslim
seperti Ibn Miskawaih yang banyak mempelajari filsafat Yunani sehingga mempengaruhi
tulisan-tulisannya mengenai filsafat etika. Setelah Aristoteles, Epikuros (314-270 SM) adalah
tokoh yang berepengaruh dalam filsafat etika. Ia mendirikan sekolah filsafat di Athena dengan
nama Epikureanisme , akan menjadi salah satu aliran besar filsafat Yunani pasca Aristoteles.
Berbeda dengan Plato dan Aristoteles, berbeda juga dengan Stoa, Epikuros dan murid-
muridnya tidak berminat memikirkan, apalagi masuk ke bidang politik. Ciri khas filsafat
Epikuros adalah penarikan diri dari hidup ramai. Semboyannya adalah “hidup dalam
kesembunyian“.
Etika Epikurean bersifat privatistik. Yang dicari adalah kebahagiaan pribadi. Epikuros
menasihatkan orang untuk menarik diri dari kehidupan umum, dalam arti ini adalah
individualisme. Namun ajaran Epikuros tidak bersifat egois. Ia mengajar bahwa sering berbuat
baik lebih menyenangkan daripada menerima kebaikan. Bagi kaum Epikurean, kenikmatan
lebih bersifat rohani dan luhur daripada jasmani. Tidak sembarang keinginan perlu dipenuhi.
Ia membedakan antara keinginan alami yang perlu (makan), keinginan alami yang tidak perlu
(seperti makanan yang enak), dan keinginan sia-sia (seperti kekayaan).
Tokoh-tokoh filsafat etika masih banyak lagi, dan penulis berkeinginan membahas semuanya
disini, namun karena keterbatasan tempat dan tema yang diangkat maka tokoh yang disebut
diatas penulis anggap sudah cukup mewakili sejarah filsafat etika pada masa itu. Dan
korelasinya dengan intelektual islam pada masa sesudahnya seperti Ibn Miskawaih yang dalam
banyak tulisannya (karya) banyak dipengaruhi dari pemikiran tokoh filsafat Yunani.
4.2 Teori Etika
1. Egoisme
Pada dasarnya, setiap orang itu hanya akan mempedulikan kepentingan pribadi atau
kepentingannya diri sendiri. Apabila ada 1 atau 2 tingkah laku yang memberikan
keuntungan untuk orang lain, sebenarnya itu bukan niat yang sesungguhnya untuk
melakukan hal atau tindakan tersebut.
Tindakannya yang mampu memberi manfaat terhadap orang lain lebih didasari dengan
adanya pertimbangan jika perbuatan atau tingkah laku tersebut yang pada akhirnya bisa
memberikan manfaat kepada dirinya sendiri.
Rachels (2004), memperkenalkan sebanyak 2 konsep yang berhubungan dengan
egoisme, yaitu:
 Egoisme psikologis (suatu teori yang menjelaskan jika semua tindakan manusia
tersebut dimotivasi oleh adanya kepentingan untuk berkutat diri), dan
 Egoisme etis (suatu tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri)
Tindakan berkutat diri ditandai dengan ciri-ciri mengabaikan atau justru malah bisa
merugikan kepentingan orang lain, sedangkan tindakan mementingkan diri sendiri tak selalu
merugikan kepentingan milik orang lain.

2. Hedonisme
Untuk konsep yang satu ini, pada dasarnya dikatakan jika secara kodrati, manusia itu
hanya mencari kesenangan dan berusaha atau berupaya untuk menghindari ketidaksenangan
di dalam hidup. Secara logis, perilaku dan tindakan manusia begitu banyak didorong oleh
kesenangannya saja.
Standar moral dan etika akan baik jika seseorang merasa senang dengan adanya kondisi
tersebut, dan sebaliknya, dikatakan etika atau moral yang tak sejalan jika kondisi yang ada
malah menghadirkan ketidaksenangan bagi dirinya.
Dalam konteks ini, maka tepat apabila manusia dikatakan sebagai hedonisme, karena
memiliki kaitan yang cukup erat dengan egoisme.

3. Utilitarianisme
Teori ini mampu mengungkap jika suatu tindakan yang dianggap baik jika mampu
memberikan manfaat untuk sebanyak mungkin anggota kelompok yang ada.
Dengan demikian, maka teori yang satu ini memiliki prinsip jika tindakan harus dinilai
dengan benar atau salah, hanya dari konsekuensi atau akibat yang terjadi dari suatu tindakan
tersebut.
Untuk teori ini sendiri dianggap jauh lebih relevan dengan norma-norma kebersamaan
yang berlaku di masyarakat, karena memiliki ragam kepentingan, dibandingkan hanya
dengan egoisme dan hedonisme.
Perbedaan dari paham utilitarianisme dengan paham egoisme etis tersebut terletak pada
siapa yang mendapatkan manfaatnya. Egoisme etis melihat dari sudut pandang kepentingan
individu, sementara untuk utilitarianisme melihat dari sudut kepentingan banyak orang
(kepentingan masyarakat atau kepentingan bersama).

4. Deontologi
Teori ini sendiri mewajibkan untuk setiap orang berbuat kebaikan. Berbeda halnya
dengan utilitarianisme, maka untuk deontologi ini justru menjadi tindakan etis yang sama
sekali tak memiliki hubungan dengan tujuan atau konsekuensi atau akibat dari suatu
tindakan.
Pada intinya ialah, etis tidaknya suatu perbuatan lebih didasari terhadap maksud atau
niat dari si pelaku perbuatan itu sendiri.
Suatu perbuatan tak pernah menjadi baik karena memang hasilnya baik. Hasil baik tak
pernah dijadikan suatu alasan untuk membenarkan suatu tindakan, melainkan hanya di kisah
terkenal Robinhood yang merampok kekayaan orang-orang kaya dan hasil yang didapat
tersebut diberikan atau dibagikan kepada orang-orang miskin.

5. Hak
Dalam pemikiran moral yang terjadi dewasa ini, barangkali teori hak menjadi
pendekatan yang cukup banyak dipergunakan untuk melakukan evaluasi baik buruknya
suatu perbuatan atau perilaku. Sebenarnya, teori hak menjadi aspek dari teori deontologi,
karena memiliki kaitan dengan kewajiban.
Malah, bisa dikatakan jika hak dan kewajiban bagai 2 sisi dari uang logam yang sama.
Dalam teori etika dulu diberikan terkanan terbesar pada kewajiban. Akan tetapi, untuk
sekarang, kita malah mengalami situasi atau keadaan yang berbalik, karena sekarang, hak
paling banyak ditonjolkan.
Walaupun teori hak ini sebetulnya memang berakar dari deontologi, namun untuk
sekarang bisa mendapati suatu identitas tersendiri dan karena itu juga pantas dibahas
tersendiri atau terpisah. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia
yang sama. Karena itu, teori hak sangat cocok dengan kondisi pemikiran yang demokratis.
Teori hak sekarang ini sudah begitu populer, karena dinilai cukup cocok dengan
penghargaan terhadap seseorang atau individu yang mempunyai harkatnya sendiri. Karena
itu, manusia individual siapapun tak boleh dikorbankan untuk mencapai tujuan yang lain.

6. Keutamaan
Dalam teori-teori yang sudah dibahas di atas, baik buruk perilaku manusia memang
benar dipastikan berdasar dari suatu prinsip atau norma yang berlaku.
Teori keutamaan adalah teori yang memandang akan sikap atau akhlak seseorang.
Dalam etika dewasa ini, terdapat minat khusus dalam teori keutamaan sebagai bentuk reaksi
atas teori etika yang sebelumnya terlalu berat sebelah dalam mengukur perbuatan dengan
menggunakan prinsip atau norma.
Walaupun demikian, dalam sejarah etika, teori keutamaan bukanlah teori yang baru.
Sebaliknya, teori ini malah memiliki suatu tradisi lama yang sudah dimulai pada waktu
filsafat Yunani kuno.

7. Teonom
Untuk teori yang terakhir ini, perilaku etis memiliki kaitan dengan aspek religi.
Diungkap jika karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian dengan
kehendak dari Tuhan dan perilaku manusia yang dianggap tak baik (jahat) apabila tak
mengikuti perintah dan menjauhi larangan Tuhan.
Kasus : Pembuangan Limbah Laundry oleh PT. Millenium Laundry
 Penggambaran Grafis
1. Paradigma Positif : Air Kali Bekasi harus terbebas dari unsur-unsur bahaya
yang terdapat pada limbah laundry agar dapat digunakan untuk kegiatan sehari-
hari warga.
2. Paradigma Negatif :Limbah laundry telah mencemari Kali Bekasi.

PN PP
Air Kali Bekasi harus terbebas dari
Limbah laundry telah mencemari Kali
unsur-unsur bahaya yang terdapat
Bekasi.
pada limbah laundry agar dapat
digunakan untuk kegiatan sehari-hari
warga.
 Hipotesa
1. Bertambah banyaknya usaha jasa cuci pakaian menghasilkan peningkatan kuantitas
limbah cair hasil pencucian pakaian yang memiliki resiko mencemari lingkungan
apabila tidak mendapatkan pengolahan yang tepat.
2. Salah satu teknik pengolahan limbah cair adalah melalui pemberian koagulan
kedalam limbah. agar proses koagulasi-flokulasi berlangsung efektif,diperlukan
pengetahuan tentang dosis optimum koagulan tepung cangkang keong sawah untuk
menurunkan fosfat,turbidity dan COD pada air limbah laundry.
3. Penggunaan limbah cair hasil kegiatan laundry sesuai dengan dosis biokoagulan
yang diberikan.
4. Dampak limbah laundry terhadap lingkungan adalah menimbulkan permasalahan
busa pada badan air sehingga mengganggu metabolism mikroorganisme setempat.
5. Aktivitas mikroorganisme akan menurun jika konsentrasi LAS melebihi 0,1 mg/L
LAS juga akan mengganggu nitrifikasi pada tanah,dimana 50% terjadi beban
cemaran 500mg LAS/kg dan 10% terjadi pada 100 mg LAS/kg.
6. Deterjen berpotensi membahayakan lingkungan karena kemampuannya melarutkan
bahan dan memiliki sifat karsinogen.
7. Salah satu bahan utama dalam indsutri laundry adalah deterjen,yaitu senyawa
sintetis zat aktif muka yang bersifat sebagai pendispersi,pencucian dan
pengelmusian.penyusun utama deterjen adalah dodecyl benzene sulfonat (DBS)
yang memiliki kemampuan menghasilkan busa.
8. Penggunaan kitosan cangkang keong sawah berfungsi sebagai biokoagulan alami
dalam air limbah.
9. Pada umumnya usaha laundry tidak pernah menggunakan pengolahan khusus dari
limbah yang dihasilkan untuk mengurangi tingkat pencemar yang ada.
10. Perubahan ukuran biokoagulan menjadi ukuran nano dapat meningkatkan efisiensi
penurunan fosfat,turbidity dan COD.
 Grafis

PN PP

5 4 6 7 9 1 3 2 10 8
 Diagram Alur

PT. Millenium mendirikan usaha baru

Sebelum mendirikan usahanya, Tidak


apakah telah mendapakan izin Tempat usaha ilegal
resmi dari pemerintah?

Iya

Apakah limbah hasil usaha


laundry merupakan limbah yang Tidak
Menekan biaya PT. Millenium
apabila dalam prosesnya tidak
dalam pengolahan limbah
diolah dengan baik dan benar
akan berdampak negatif?

Iya

Iya

Apakah penyebab Apakah ada cara


dari dampak penenganan kasus
negatif tersebut? tersebut?
Iya

Limbah cair hasil kegiatan laundry banyak


mengandung senyawa yang merupakan Penggunaan kitosan cangkang keong
sumber utama bagi mikroorganisme dengan sawah berfungsi sebagai biokoagulan
nilai fosfat,turbidity dan COD yang tinggi alami dalam air limbah
Kasus : Pembuangan Limbah Laundry oleh PT. Millenium Laundry
 Analisa
Kasus Pembuangan Limbah Laundry oleh PT. Millenium Laundry merupakan suatu
pelanggaran dari beberapa segi kode etik khususnya kode etik hukum. Analisa kecelakan yang
telah terjadi adalah karena pencemaran air sungai Bekasi yang disebabkan buangan limbah cair
(detergen) dari usaha laundry. Akibatnya banyak sekali kerugian yang dirasakan oleh warga
sekitar dan lingkungan sungai.
Kecelakaan yang terjadi termasuk kedalam jenis kecelakaan prosedural, dimana
kecelakaan prosedural adalah paling umum terjadi akibat dari pilihan buruk yang diambil
seseorang atau karena orang itu tidak mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Pada kasus ini
PT. Millenium Laundry dengan sengaja membuang limbah detergen ke Sungai Bekasi,
sehingga diantara kerugian yang dirasa adalah menimbulkan permasalahan busa pada badan
air sehingga mengganggu metabolism mikroorganisme setempat. Hal tersbut dapat terjadi
karena aktivitas mikroorganisme akan menurun jika konsentrasi LAS melebihi 0,1 mg/L LAS
juga akan mengganggu nitrifikasi pada tanah,dimana 50% terjadi beban cemaran 500mg
LAS/kg dan 10% terjadi pada 100 mg LAS/kg. Selain itu, deterjen berpotensi,membahayakan
lingkungan karena kemampuannya melarutkan bahan dan memiliki sifat karsinogen.masalah
yang timbul antara lain,gangguan kesehatan,timbulnya bau dan rasa aneh pada air
minum,terutama deterjen jenis kationik karena bersifat toksik bila tertelan oleh tubuh
dibandingkan dengan deterjen jenis anionic atau non ionic.
 Pelanggaran Hukum
UU no 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu
yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
 Undang-undang yang mengatur sistem pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia
adalah UULH no. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang lebih lanjut disempurnakan dengan UULH no. 23 tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sistem pengelolaan limbah cair merupakan
bagian dari sistem pengelolaan lingkungan hidup yaitu suatu upaya terpadu untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan
pengembangan lingkungan hidup (pasal 1 butir 2 UULH no. 23/1997).

Anda mungkin juga menyukai