0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
87 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kasus pencemaran sungai oleh limbah pabrik gula PT Industri Gula Glenmore di Banyuwangi yang menyebabkan ribuan ikan mati dan gangguan kesehatan bagi warga. Hal ini disebabkan kerusakan instalasi pengolahan air limbah pabrik sehingga limbah langsung dibuang ke sungai. Solusi terbaiknya adalah memperbaiki instalasi pengolahan limbah agar limbah tidak lagi mencemari lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang kasus pencemaran sungai oleh limbah pabrik gula PT Industri Gula Glenmore di Banyuwangi yang menyebabkan ribuan ikan mati dan gangguan kesehatan bagi warga. Hal ini disebabkan kerusakan instalasi pengolahan air limbah pabrik sehingga limbah langsung dibuang ke sungai. Solusi terbaiknya adalah memperbaiki instalasi pengolahan limbah agar limbah tidak lagi mencemari lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang kasus pencemaran sungai oleh limbah pabrik gula PT Industri Gula Glenmore di Banyuwangi yang menyebabkan ribuan ikan mati dan gangguan kesehatan bagi warga. Hal ini disebabkan kerusakan instalasi pengolahan air limbah pabrik sehingga limbah langsung dibuang ke sungai. Solusi terbaiknya adalah memperbaiki instalasi pengolahan limbah agar limbah tidak lagi mencemari lingkungan.
Studi Kasus Pencemaran Limbah PT. Industri Gula Glenmore di
Banyuwangi, Jawa Timur
Disusun oleh:
Haura Rahmayanti 1641420073
Niamatur Rofiah 1641420037
PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI MALANG 2019 5.1 Definisi masalah Limbah dari PT Industri Gula Glenmore mencemari Sungai Glenmore yang mengalir ke pesisir selatan Banyuwangi, Jawa Timur. Limbah itu diduga menyebabkan ribuan ikan mati dan gatal-gatal pada warga. Dinas Lingkungan Hidup meminta agar aktivitas pabrik dihentikan sampai instalasi pengolahan air limbah selesai diperbaiki. Pencemaran sungai sudah dirasakan warga sejak tiga bulan lalu hingga Senin (9/1/2017). Minggu, warga menemukan ribuan ekor ikan mati di sungai itu. "Kasus ikan mati sudah tiga kali ini terjadi. Kami membawa pulang berember-ember ikan. Pagi ini (Senin) masih ada juga yang mati," kata Sumarti, warga RT 003 RW 003 Dusun Blok Agung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi. Purwanti, warga yang sehari-hari memakai air sungai untuk mandi, juga mengeluhkan gatal-gatal. Baju yang mereka cuci tak bisa bersih dan ada serat tipis yang menempel di kain. "Saya sudah berhenti mencuci baju di sungai sejak Desember lalu setelah sekeluarga merasakan gatal-gatal. Baju pun jadi kotor karena serat-serat yang menempel. Serat tipis itu tak bisa hilang sampai saat ini walau sudah saya cuci berkali-kali," kata Purwanti, yang juga pengurus RT. Ia sudah melaporkan hal itu ke kantor desa, tetapi sampai saat ini kasus belum terpecahkan. Pada Senin siang kemarin, kondisi di sepanjang Sungai Glenmore dari Dam Karangdoro hingga Jajag terlihat kecoklatan. Di beberapa pintu air masih ditemukan buih atau busa air. Menurut warga, kondisi sungai lebih baik.
Tabel 1. Karakteristik air limbah industri gula
Parameter Konsentrasi
pH 5,2 – 6,5
Klorida bebas (mg/l) 0,03
Total Suspendid Solid (mg/l) 760 - 800
COD (mg/l) 1000 - 4340
BOD (mg/l) 6
Warna Kuning kecoklatan
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi Husnul Chotimah mengatakan, sudah
mengambil contoh air di empat lokasi di sepanjang Sungai Glenmore. Berdasarkan hasil laboratorium, ditemukan sejumlah komponen yang konsentrasinya melebihi baku mutu yang ditetapkan. Di aliran Sungai Glenmore di Dusun Pengundangan, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore misalnya, kandungan BOD (biological oxygen demand) dan klorida bebas belum memenuhi baku mutu. BOD tercatat mencapai 10,78 miligram (mg) per liter melebihi baku mutu yang ditetapkan 6 mg per liter. Adapun klorida bebas mencapai 0,3 atau melebihi batas baku mutu 0,03 miligram per liter. Direktur PT IGG Ade Prasetyo saat dikonfirmasi melalui pesan singkat mengakui, ada limpahan air olahan limbah dan air limbah. Limpahan itu sebagian masuk ke sungai. Limpahan terjadi karena ada kerusakan di IPAL yang mengakibatkan berkurangnya kapasitas IPAL. Kasus ini termasuk dalam jenis kasus kecelakaan prosedural karena penyebab dari permasalahan dikarenakan kelalaian pengawasan keamanan instalasi IPAL yang mengakibatkan bocornya limbah ke dalam aliran sungai. Kerusakan di IPAL mengakibatkan air limbah yang seharusnya sebelum dibuang ke media lingkungan diolah terlebih dahulu melalui IPAL supaya ramah lingkungan justru langsung dibuang ke sungai karena terjadi kerusakan pada IPAL. Ditinjau dari segi kesehatan, dampak dari tercemarnya air sungai oleh limbah hasil produksi PT Industri Gula Glenmore adalah warna air yang berubah menjadi hitam kecoklatan, ditambah dengan efek gatal pada kulit yang dirasakan oleh warga sekitar akibat menggunakan air Sungai Glenmore untuk aktivitas sehari-hari. Dampak lain yang dapat ditimbulkan adalah keracunan apabila air Sungai Glenmore kemudian digunakan sebagai sumber air minum oleh warga sekitar.
5.2 Alternatif solusi
1). Perusahaan membuat kolam-kolam penampungan untuk menampung limpahan limbah dari IPAL yang bocor. Pembuatan kolam dimaksudkan untuk menampung kelebihan air limbah organik yang meluap namun disisi lain juga kurang efektif karena kolam tersebut bersifat sementara selama IPAL masih dalam keadaan rusak. 2). Memeriksa kerusakan dan melakukan perbaikan IPAL. Karena ini merupakan tanggung jawab dari PT IGG agar tidak menggangu warga sekitar, mulai dari kenyaman lingkunganya, aktivitas warga, serta kesehatan lingkungan Namun perbaikan IPAL hanya bisa dilakukan saat sudah tidak ada lagi proses penggilingan. Adapun jika proses diberhentikan pihak PT. Industri Gula Glenmore akan mengalami kerugian, namun apabila tidak segera diperbaiki maka pencemaran juga akan semakin meningkat sehingga akan semakin berdampak pula bagi masyarakat sekitar 3). Melakukan pengelolaan limbah berupa pengurangan (minimization), segregasi (segregation), penanganan (handling), pemanfaatan dan pengolahan limbah. Kegiatan pendahuluan pada pengelolaan limbah (pengurangan, segregasi dan penanganan limbah) dapat membantu mengurangi beban pengolahan limbah di IPAL.
5.3 Memilih solusi terbaik
Dari beberapa alternatif solusi di atas menunjukkan bahwa ketiganya merupakan jalan keluar dari permasalahan pencemaran limbah pabrik gula yang telah meresahkan masyarakat. Namun ditinjau dari aspek penyelesaian yang diperlukan segera untuk mengatasi permasalahan ini ialah melakukan pemerikasaan pada instalasi pengolahan air limbah dan melakukan perbaikan pada tiap elemen atau unit yang mengalami kerusakan sehingga diharapkan limbah cair dari PT. Industri Gula Glenmore tidak lagi terbuang ke sungai dan menyebabkan kerugian serta mengganggu masyarakat sekitar.
5.4 Mengimplementasikan solusi yang dipilih
Pihak PT. Industri Gula Glenmore mengurangi intensitas dan kapasitas penggilingan tebu saat dilakukan perbaikan sehingga kerugian bisa diminimalisir dan perbaikan juga berjalan. Tiap unit dari instalasi pengolahan air limbah (IPAL) harus benar – benar dipastikan dalam keadaan baik sebelum digunakan kembali untuk pengolahan limbah, selain itu PT. Industri Gula Glenmore juga harus memberi sanksi pada pengawas yang telah lalai saat bertugas sehingga menyebabkan kerusakan IPAL dan menjadikan limbah mencemari lingkungan sekitar.