ABSTRAK
Kabupaten Magetan merupakan salah satu kabupaten yang memiliki pabrik penyamakan
kulit cukup banyak. Salah satunya di Desa Mojopurno Kecamatan Ngariboyo. Pabrik ini
setiap harinya mengolah kulit sebanyak 1,5 ton sehingga menghasilkan cukup banyak
limbah cair dan membuangnya menuju Sungai Gandong tanpa adanya pengolahan terlebih
dahulu. Limbah cair mengandung zat-zat kimia berbahaya sehingga berpotensi untuk
mencemari lingkungan terutama sungai Gandong. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan desain Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang efektif untuk mengatasi
pemasalahan limbah cair penyamakan kulit. Langkah awal dari studi ini adalah perhitungan
debit dan kualitas air. Kemudian merencanakan IPAL dan menghitung rencana anggaran
biaya. Hasil analisa diperoleh debit 87,668 m3/hari. Tahapan pengolahan yang dibutuhkan
utuk mengurangi kandungan kontaminan tersebut adalah bar screen, bak pemisah minyak
dan lemak, bak ekualisasi, bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi awal, bak aerasi,
bak sedimentasi akhir, dan bak pengendapan akhir. Setelah adanya IPAL, perkiraan effluent
yang dihasilkan akan memenuhi baku mutu yaitu BOD5 = 1,736 mg/L, COD = 15,451 mg/L,
TSS = 15,015 mg/L, Cr = 0,001 mg/L, Minyak dan lemak = 0,01 mg/L, NH3-N = 0,068
mg/L, H2S = 0,001 mg/L, dan pH = 7. Berdasarkan hasil perhitungan rencana anggaran biaya
yang dibutuhkan untuk membangun IPAL di Desa Mojopurno sebesar Rp. 88.817.000,00
Kata Kunci: IPAL, kualitas air, limbah cair, penyamakan kulit, baku mutu,
ABSTRAK
Magetan regency is one of regency that have many Leather Tanning Fatory . One of them in
Mojopurno village, Ngaribyo subdistrict. This factory have a 1,5 ton leather to process
every day so this factory produce so much liquid waste and this liquid waste is dicharded to
Gandong river. Liquid waste from the leather tanning process contains hazardous chemicals
that have the potential to pollute the environment, especially the Gandong river. The purpose
of this study is to get the design of Wastewater Treatment Plant (WWTP) which is effective
as a sollution for liquid waste problem of leather tanning process. The first step of the study
was to analyze of discharge and water quality. Then design planning of WWTP. The last step
of the study was to calculate the budget plan of WWTP. The analysis result obtained was the
discharge as much as 87,668 m3/day. The processing stage required to reduce the
contaminant content ware bar screen, skimmer, equalization basin, coagulation basin,
flocculation basin, first sedimentation basin, aeration basin, and final sedimentation basin.
After the presence of WWTP, effluent estimate that produced would fulfill the standard
quality, that ware BOD5=1,736 mg/L, COD = 15,451 mg/L, TSS = 15,015 mg/L, Cr = 0,001
mg/L, Oil and Fat = 0,01 mg/L, NH3-N = 0.068 mg/L, H2S = 0.001 mg/L, and pH = 7. Based
on the calculation, the budget plan required to build WWTP at Mojopuro Village as much
as Rp. 88.817. 000,00
Keywords: WWTP, water quality, liquid waste, leather tanning, standard quality
1. PENDAHULUAN permukiman sehingga masyarakat
1.1 Latar Belakang terganggu karena adanya bau busuk dan
Proses penyamakan kulit biasanya pencemaran air.
menghasilkan zat sisa yang disebut Limbah cair membutuhkan
dengan limbah. Limbah yang dihasilkan pengolahan apabila mengandung zat
berupa limbah padat dan limbah cair. pencemar berbahaya yang berpotensi
Limbah padat yang dihasilkan berupa mencemari lingkungan atau merusaknya.
bulu, daging, dan lemak. Sedangkan Suatu perkiraan harus dibuat terlebih
limbah cair berupa air yang telah dahulu dengan mengidentifikasi sumber
tercampur dengan berbagai zat kimia, pencemar, sistem pengolahan, banyaknya
kapur dan garam guna membantu proses buangan dan jenisnya, serta bahan beracun
penyamakan. Limbah cair penyamakan berbahaya yang digunakan dalam suatu
kulit menghasilkan beban kontaminan produksi (Ginting, 2007). Mengingat
yang berada diatas baku mutu dan berbahayanya limbah cair yang dihasilkan
mengandung kadar BOD5, COD, TSS, dari proses penyamakan kulit, maka
Krom Total (Cr), Minyak dan Lemak, dibutuhkan IPAL. IPAL adalah sebuah
NH3-N, H2S, dan pH. struktur yang dirancang untuk membuang
Kabupaten Magetan merupakan salah limbah biologis dan kimiawi dari air
satu kabupaten yang memiliki pabrik sehingga memungkinkan air tersebut
penyamakan kulit cukup banyak. Salah digunakan pada aktifitas yang lain
satunya adalah penyamakan kulit di Desa (Spellman, 2008:8).
Mojopurno Kecamatan Ngariboyo
Kabupaten Magetan. Pabrik penyamakan 1.2 Identifikasi Masalah
kulit ini mengolah kulit sebanyak 1,4 ton Pokok permasalahan yang dapat
sampai 1,5 ton setiap kali proses sehingga diidentifikasi adalah sebagai berikut:
menghasilkan cukup banyak limbah cair 1. Pabrik penyamakan kulit belum
dari hasil proses penyamakan kulit memiliki Instalasi Pengolahan Air
tersebut. Namun hingga saat ini pabrik Limbah (IPAL) sehingga air
kulit di Desa Mojopurno belum limbah secara langsung di buang
melakukan pengolahan terhadap limbah ke badan sungai.
cair yang dihasilkan. Pabrik penyamakan 2. Wilayah di sekitar pabrik
kulit ini membuang limbah cairnya penyamakan kulit merupakan
langsung menuju sungai kecil dibelakang wilayah permukiman sehingga
pabrik kemudian mengalir menuju sungai masyarakat terganggu karena
Gandong. adanya bau busuk dan pencemaran
Limbah cair berpotensi untuk air.
mencemari lingkungan terutama sungai 3. Limbah cair yang dibuang ke
Gandong. Kandungan BOD yang tinggi sungai tanpa pengolahan terlebih
dapat menyebabkan turunnya oksigen dahulu belum memenuhi standart
perairan (keadaan anaerob), sehingga baku mutu yang ditetapkan dalam
dapat mematikan ikan dan menimbulkan Peraturan Gubernur No. 52 Tahun
bau busuk. Selain itu, kandungan NH3 dan 2014 Tentang Baku Mutu Air
H2S yang tinggi menyebabkan bau seperti Limbah bagi Industri dan/atau
telur busuk. Selain itu, air di sungai Kegiatan Usaha Lainnya. Limbah
Gandong biasanya dimanfaatkan untuk cair tersebut masih mengandung
keperluan sehari – hari, karena air menjadi kadar BOD5, COD, TSS, pH,
menghitam maka air di sungai tidak dapat Minyak dan Lemak, NH3-N,
dimanfaatkan lagi. Hal ini sangat Sulfida (H2S), dan Krom Total
mengganggu warga sekitar karena (Cr).
wilayah di sekitar merupakan wilayah
4. Limbah cair dari penyamakan kulit Desa Mojopurno Kecamatan Ngariboyo
berpotensi mencemari lingkungan Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur.
terutama sungai Gandong.
Pencemaran lingkungan ini
menyebabkan permasalahan
seperti permasalahan kesehatan,
kebutuhan air dan estetika.
1
ke-
I 06.00
1 2 3 4 5 6
0,00030 0,00040 0,00054 0,00031 0,00062 0,00048 𝑛𝑐 =
2 II 07.00 0,00516 0,00462 0,00493 0,00669 0,00657 0,00666 (B+D)
3 III 08.00 0,00012 0,00024 0,00023 0,00055 0,00053 0,00059
0,2
4 IV 09.00 0,00232 0,00549 0,00557
=
5
6
V
VI
10.00
11.00
0,00068
0,00372
0,00068
0,00640
0,00083
0,00573
(0,0025+0,0100)
7
8
VII
VIII
12.00
13.00
0,00415
0,00366
0,00606
0,00597
0,00582
0,00558
= 5,71 = 6 celah
9
10
IX
X
14.00
15.00
0,00303
0,00024
0,00648
0,00033
0,00530
0,00047
Jumlah batang = nc – 1 = 6 – 1 = 5 batang
Debit Rata-rata Per Hari (m3 /dtk) 0,0019 0,0023 0,0019 0,0039 0,0026 0,0037 Lebar bukaan efektif = 5x0,025
Debit Rerata (m3 /dtk) 0,002706
= 0,125m
Sumber: Hasil Pengolahan, 2017
0,01m 0,025m 0,15m
0,5m
1,07m
0,15m
0,3m
1,07m 1,07m 1,07m
0,15m 0,15m 0,15m 0,15m
0,2m
Beton K275 Waterproofing
11,871m
Pabrik 1,07m 1,07m 1,07m
35 m 2m
Penyamakan
Kulit 2 2 2 0,6m 1,28m
+286 Inlet 1
0.2 m
+284 +284 +284
4 5 6
1,07m +284 +283,651 +282,27
2m 3 11
Ø4''
+283,32
10 5,694m
+283,67 2m
2,1m 7
2,29m +283,67
Keterangan: 8
1. Bar Screen 8. Bak Sedimentasi Akhir 2,5m +282,27
2. Bak Pemisah Minyak dan Lemak 9. Outlet IPAL
3. Bak Equalisasi 10. Rumah Pompa dan Blower
4. Bak Koagulasi 11. Pompa Celup
5. Bak Flokulasi 12. Sungai Kecil 0.2 m
6. Bak Sedimentasi Awal 13. Sungai Gandong 9
7. Bak Aerasi - Menggunakan pipa penghubung Ø 4'' 14,2m
12 +262
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. (2008). SNI
6989:2008 Mengenai Air dan Air
Limbah. Jakarta: Badan Standarisasi
Nasional
Ginting, P. 2007. Sistem Pengelolaan
Lingkungan dan Limbah Industri.
Bandung: Yrama Widya.
Gubernur Jawa Timur. (2014). Peraturan
Gubernur No 52 Tahun 2014 Tentang
Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi
Industri dan/atau Kegiatan Usaha
Lainnya. Surabaya: Gubernur Jawa
Timur
Herlambang, A. Susanto, J. DKK (2002).
Tekhnologi Pengolahan Limbah Cair
Industri. Jakarta: Kelair BPPT