PENDAHULUAN
Dunia Globalisasi merupakan hal yang sudah tak asing lagi buat kita semua. Dunia
globalisasi telah masuk kesemua Negara tak heran globalisasi membawa hal yang baik dan
buruknya. Globalisasi juga telah berkembang merambat kedunia perekonomian biasanya
berupa penanaman modal pada suatu sektor industri. Setiap individu pada dasarnya
memerlukan investasi, karena dengan investasi setiap orang dapat mempertahankan dan
memperluas basis kekayaannya yang dapat digunakan sebagai jaminan sosial di masa
depannya. Seseorang sering tidak menyadari dirinya telah melakukan investasi, misalnya
dengan menabung dan sebagainya. Agar tak terjebak melakukan investasi ke dalam
portofolio ‘sampah’, atau bahkan ditipu oleh pihak yang tak bertanggung jawab dengan
iming-iming menarik, Anda harus mengedepankan rasionalitas dan memahami betul resiko-
resiko yang dihadapi dalam berinvestasi. Karena banyak sekali jenis dari investasi tersebut.
Jangan sampai terbuai dengan iming-iming menarik yang tinggi, tapi uang Anda habis sia-sia.
Invejstasi pun banyak jenis dan macamnya jadi harus pandai melihat ke sektor mana kita
akan menanamkan saham kita. Peran penting sekali dari beberapa pihak baik dari pemerintah
dan tiap individu. Peran individu sangatlah penting dalam berperan aktif karena dapat
mencegahnya harga barang yang tak terkontrol. Pemerintah sebaiknya mengatur beberapa
aturan tentang peraturan penanaman modal, karena, sejak pelaksanaan otonomi daerah,
pemerintah pusat terpaksa mengeluarkan kepres khusus mengenai penanaman modal karena
banyaknya kendala yang dihadapi oleh para investor yang ingin membuka usaha di daerah,
khususnya yang berkaitan dengan proses pengurusan izin usaha. Investor seringkali dibebani
oleh urusan birokrasi yang berbelit-belit sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dan
disertai dengan biaya tambahan yang cukup besar.
1
1.3 Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui apa pengertian Inventasi
b. Untuk mengetahui Tujuan Investasi
c. Untuk mengetahui apa pengertian IPO
d. Untuk mengetahui tahap-tahap perusahaan yang bisa go public
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Investasi dalam bentuk penciptaan nilai tambah ekonomi, akan mendorong
pembukaan dan perluasan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan masyarakat, dan
kemudian pada gilirannya akan menstimulasi konsumsi masyarakat dan kemudian
memperdalam pasar domestik. Karena itu komponen investasi seringkali dijadikan
patokan dalam menilai kualitas pertumbuhan ekonomi.
Dalam kerangka MP3EI, komponen investasi memainkan peran yang sangat
stategis karena kunci utama dalam mendorong pembangunan bidang infrastuktur
konektivitas dan kegiatan ekoniomi dipusat-pusat pertumbuhan. Pemerintah mendorong
investor untuk melakukan penanaman modal pada koridor-koridor ekonomi dalam
MP3EI melalui berbagai insentif fiscal, perbaikan layanan perijinan investasi, stabilitas
makro ekomomi, dan kepastian serta perlindungan hukum.
Berikut ini adalah tujuan seorang melakukan kegiatan investasi pada umumnya ;
1. Memperoleh pengasilan atau return dimasa yang akan datang baik dari sector riil
maupun sector financial. Untuk jangka pendek biasanya didapat dari sector financial,
Sedangkan untuk jangka panjang dari sector riil.
2. Mengurangi atau menekan inflasi.
4
3. Selain untuk memperoleh penghasilan, kegiatan investasi ini dapat menekan inflasi,
karena dengan adanya kegiatan investasi uang yang beredar akan dapat dimanfaatkan
untuk kegiatan yang produktif sehingga menekan kegiatan konsumtif.
4. Melindungi nilai terhadap kekayaan, sebab kekayaan yang tidak diproduktifkan suatu
saat akan berkurang nilainya meski tidak digunakan.
5. Mendorong adanya penghematan pajak. Ini karena pajak pertambahan nilai yang bisa
kita bayar jika mengkonsumsi sesuatu akan berkurang. Tentu ini akan membuat kita
hemat membayar pajak.
5
initial return yang bernilai positif, tetapi di sisi lain merugikan emiten, karena dana yang
diperoleh dari go public tidak maksimal (Beatty, 1989).
Underpricing terjadi karena adanya perbedaan kepentingan pihak-pihak yang terkait
dalam penawaran saham perdana (underwriter dan emiten). Dimana underwriter sebagai pihak
yang lebih sering berhubungan dengan pasar mempunyai informasi yang lebih banyak mengenai
pasar modal dibandingkan dengan calon emiten. Underwriter menggunakan ketidaktahuan
emiten mengenai pasar modal dengan membuat kesepakatan harga saham perdana yang optimal
baginya untuk mengurangi risiko yang harus ditanggung, yaitu membeli sisa saham yang tidak
laku terjual (Triani dan Nikmah, 2006).
Guinness (1992) dalam Triani dan Nikmah (2006) menjelaskan terjadinya underpricing
karena adanya information asymetry antara perusahaan emiten dengan penjamin emisi dan antara
investor yang memiliki informasi tentang prospek perusahaan emiten dengan investor yang tidak
memiliki informasi prospek perusahaan emiten. Informasi yang disajikan dalam prospektus
memberikan gambaran perusahaan emiten yang berguna bagi investor untuk membuat
keputusan, Firth & Liau-Tan (1998) dalam Triani dan Nikmah (2006). Dalam prospektus selain
menyajikan informasi akuntansi juga menyajikan informasi non akuntansi seperti underwriter,
auditor independen, konsultan hukum, nilai penawaran saham, persentase saham yang
ditawarkan, umur perusahaan dan informasi lainnya. Informasi non akuntansi digunakan oleh
investor dalam pembuatan keputusan investasi di pasar modal (Caster dan Manaster (1990) dan
Kim et. al, (1993) dalam Triani dan Nikmah (2006).
6
pasar sekunder pada hari pertama lebih tinggi dibandingkan harga saham pada
pasar primer, kebalikannya apabila harga di pasar sekunder pada hari pertama lebih
rendah dibandingkan harga saham pada pasar primer, maka initial return akan
bernilai negatif (negative initial return). Positive initial return merupakan
keuntungan yang diperoleh investor akibat selisih harga tersebut. Positive initial
return merupakan proxy dari kondisi saham yang mengalami underpricing,
sebaliknya negative initial return merupakan proxy dari kondisi saham yang
mengalami overpricing (Ronni, 2003).
Dalam makalah ini kinerja saham setelah IPO dari 21 emiten atau peruhaan swasta
maupun BUMN yang mencari modal dari BEI yang melakukan IPO pada tahun 2010 akan
diukur melalui initial return yang dihitung dengan persentase perubahan (selisih) harga
saham pada penawaran perdana dengan harga
7
2009). Dalam penelitian ini abnormal return dihitung menggunakan market
adjusted model, dengan langkah-langkah sebagai berikut (Anggarwal & Conroy,
2000):
8
abnormal return jangka panjang (24 bulan), apakah terjadi underperformed atau
outperformed.
a. Abnormal Return Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Kinerja saham jangka pendek (3 bulan) dan jangka panjang (24 bulan)
diukur melalui abnormal return. Dugaan bahwa dalam jangka pendek dan
dalam jangka panjang rata-rata kinerja saham secara nyata berbeda (sesuai
hipotesis pertama dan kedua) diuji melalui one-sample t-test.
Kinerja saham jangka pendek yang mengalami outperformed
(peningkatan kinerja saham) tersebut terjadi karena dalam jangka pendek
terdapat fenomena underpricing, dimana harga saham perdana mengalami
underpriced, sehingga diperoleh abnormal return yang positif. Sementara itu
kinerja saham jangka panjang meskipun outperformed berdasarkan perolehan
rata- rata abnormal return, tetapi mengalami penurunan, ini terjadi karena
adanya informasi asimetrik. Dalam jangka panjang, secara rata-rata saham IPO
berada pada posisi yang menurun sebab: (1) pada pasar sekunder, harga yang
terjadi (equilibrium) secara rata-rata lebih tinggi dibandingkan harga yang
mencerminkan keseluruhan informasi, (2) harga pasar berada pada kisaran
harga yang mencerminkan keseluruhan informasi (Ronni, 2003).
9
Perusahaan juga perlu menyampaikan permohonan pendaftaran saham untuk
dititipkan secara kolektif (scripless) di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
10
3. Penawaran Umum Saham kepada Publik
Masa penawaran umum saham kepada publik dapat dilakukan selama 1-5 hari
kerja. Dalam hal permintaan saham dari investor melebihi jumlah saham yang
ditawarkan (over-subscribe), maka perlu dilakukan penjatahan. Uang pesanan investor
yang pesanan sahamnya tidak dipenuhi harus dikembalikan (refund) kepada investor
setelah penjatahan. Distribusi saham akan dilakukan kepada investor pembeli saham
secara elektronik melalui KSEI (tidak dalam bentuk sertifikat).
Waskita Karya bukan BUMN dengan sejarah yang heroik. Ada dua hal
mengapa PT Waskita Karya ada. Pertama karena NV Volker Aannemings
Maatschappij pernah ada, kedua karena program nasionalisasi perusahaan Belanda
pada 1958. NV Volker menjadi salah satu perusahaan Belanda yang kena.
11
Menurut situs resminya, “[Waskita Karya] Berasal dari sebuah perusahaan
Belanda bernama "Volker Aannemings Maatschappij N.V.", yang diambil alih
berdasarkan Keputusan Pemerintah No.62 / 1961.”
Keluarga Volker
Di negeri Belanda sana, Adriaan Volker (1827-1903) sudah dikenal sebagai
pemborong alias kontraktor. Di kampungnya, Sliedrecht, dia memulai usahanya.
“Bisnisnya segera tumbuh dan melakukan pekerjaan yang lebih besar seperti
penggalian Nieuwe Waterweg,” tulis website perusahaan yang terkait dengan nama
Volker.
Usahanya kemudian dipegang keturunanannya dan berhasil menguasai
perusahaan lain. Perusahaan keluarga Volker itu dikenal sebagai Koninklijke
Adriaan Volker Groep.
Tak hanya di Belanda, nyatanya jaringan Volker Groep sampai ke Hindia
Belanda. Badan usaha bernama NV Volker Aannemings Maatschappij sudah ada di
awal abad ke-20 sebagai pemborong.
Di masa itu, seperti ditulis Irwan Kartiwan dalam Wajah Jasa Konstruksi
Indonesia (2013), “mereka yang bergerak di dalam bidang bouwbedrijf (industri
banguanan) disebut aanemers, yang kini dikenal dengan sebutan pemborong
bangunan atau pelaksana bangunan, kontraktor bangunan atau pelaksana konstruksi”
(hlm. 26).
NV Volker hanya salah satu pemborong konstruksi di zaman kolonial. Selain
Volker, ada juga NV Holland Beton Maatschappij (HBM) yang kini jadi PT Hutama
Karya, NV Nederlandsche Aaneming Maatschappij (NEDAM) yang kini jadi PT
Nindya Karya, dan lainnya.
Banyak perusahaan konstruksi di Indonesia memakai nama belakang “karya”
setelah 1960-an. “Sebutan 'karya' berarti bekas perusahaan-perusahaan milik
Belanda, seperti Adhi Karya, Hutama karya, Virama Karya dan sebagainya,” tulis
Ahmad Effendi dan kawan-kawan dalam Prof. Dr. Ir. Sedyatmo: intuisi mencetus
daya cipta (2009: 283)
Di zaman kolonial, sebelum dimiliki Indonesia sebagai BUMN, NV Volker
pernah dapat proyek besar. Pada 1914, seperti tertulis dalam Atlas Pelabuhan-
Pelabuhan Bersejarah di Indonesia (2013: 199), Volker terlibat dalam pembangunan
tahap kedua Pelabuhan Tanjung Priok di Betawi.
12
Sejak 1913, seperti ditulis Her Suganda dalam Wisata Parijs van Java (2011:
115), gedung milik NV Volker sudah berdiri di Bandung, di jalan yang kini bernama
Jalan Asia Afrika. Selain di Bandung, NV Volker punya kantor juga di kota lain. Di
Palembang, NV Volker punya kantor di Jalan Bukit Kecil 37. Di kota tersebut,
seperti diberitakan Bataviaasch Nieuwsblad (9/3/1938), J.S. Volker meninggal dunia
pada 1938 di umur 62. Jabatan resmi terakhirnya adalah direktur NV Volker
Aannemings Maatschappij.
Tentu saja mereka punya cabang di kota lain lagi pada zaman kolonial.
Sebelum diambilalih pemerintah Republik Indonesia di zaman Sukarno, NV Volker
Aanneming Maatschapij sudah punya cabang-cabang di beberapa daerah Indonesia.
Kantornya berpusat di Jakarta.
Diambilalih Indonesia
Di zaman pendudukan Jepang, perusahaan ini sulit bergerak. Dunia ekonomi
tidak mendukung NV Volker hidup seperti di zaman Hindia Belanda.
Setelah Jepang menyerah pada 1945, perusahaan ini punya harapan hidup lagi.
Banyaknya bangunan, jembatan, maupun jalan rusak karena terbengkalai selama
Perang Pasifik tentu jadi alasan perusahaan konstruksi alias pemborong harus hidup
dan berjaya. Pasukan zeni Belanda tidak bisa memperbaiki semua yang rusak di
masa Perang Pasifik.
Meski Indonesia sudah merdeka, perusahaan-perusahaan Belanda bisa hidup
kembali. Apalagi ketika tentara Belanda mendarat dan NICA mengeksiskan diri di
Indonesia. Orang-orang sipil Belanda pun di antaranya bisa bekerja kembali,
termasuk menghidupkan NV Volker. Perusahaan itu masih tetap berjalan bahkan
ketika Belanda sudah benar-benar cabut dari bekas negeri jajahannya.
Tapi keadaan itu berubah ketika kebijakan nasionalisasi diberlakukan pada
akhir 1950-an. Apalagi setelah ada Dekrit 5 Juli 1959 dan Sukarno makin berkuasa.
Ada untungnya juga ketika Belanda ogah memberikan Papua kepada Indonesia
sebelum 1961. Banyak perusahaan milik orang Belanda diambilalih pemerintah RI
alias kena program nasionalisasi. Di antara perusahaan yang diambilalih itu adalah
NV Volker Aannemings Maatschappij.
Perusahaan tersebut dikuasai Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 1958. Setelahnya perusahaan ini dijalankan
13
oleh Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga. Menterinya kala itu adalah Ir.
Pangeran Muhammad Noor.
Perusahaan ini tidak lama berada di bawah Departemen Pekerjaan Umum.
Berdasarkan Keputusan Pemerintah No.62/1961, sejak 1 Januari 1961 namanya
bukan NV Volker lagi, melainkan Waskita Karya. Mulanya sebagai Perusahaan
Negara. Pada 1973, Waskita berubah jadi perseroan.
Waskita Karya terus berkembang. Perseroan ini telah menangani banyak
gedung-gedung di Jakarta, pembangunan bandara, dan pembangkit listrik. Anak
perusahaannya juga semakin berkembang biak, di antaranya: PT Waskita Beton
Precast Tbk, PT Waskita Karya Realty, PT Waskita Toll Road, dan PT Waskita
Karya Energi.
Perusahaan konstruksi dengan nama belakang “karya” biasanya bekas
perusahaan milik Belanda.
14
b. Akuntan Publik (Auditor Independen).
Bertugas melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan
perusahaan.
c. Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan
menentukan nilai wajar dari aktiva tetap tersebut.
d. Konsultan Hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal
opinion).
e. Notaris untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar, akta
perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-
notulen rapat.
2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, perusahaan menyampaikan pendaftaran kepada lembaga terkait
(Otoritas Jasa Keuangan atau OJK)
3. Tahap Penawaran Saham
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten
menawarkan saham kepada masyarakat (penawaran saham di pasar perdana atau
IPO). Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-agen penjual yang
telah ditunjuk. Perlu diingat pula bahwa tidak seluruh keinginan investor
terpenuhi dalam membeli saham perusahaan yang akan go public. Misal, saham
yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 100 juta saham sementara yang ingin
dibeli seluruh investor berjumlah 500 juta saham. Maka terdapat kelebihan
permintaan (oversubscribed). Supaya adil maka biasanya dilakukan penjatahan
(allotment).
4. Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek
Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut
dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Investor yang tidak kebagian di pasar
perdana, bisa membeli di pasar sekunder di Bursa Efek Indonesia
15
A. Informasi IPO
: PT Bahana Securities
: PT Mandiri Sekuritas
16
D. Struktur Permodalan
Sebelum Penawaran Umum
Modal dasar
– Pemerintah RI
Seri A
1 100
Dwiwarna
– Pemerintah RI
25.999.999.999 2.599.999.999.900
Seri B
Jumlah Modal
26.000.000.000 2.600.000.000.000
Dasar
– Pemerintah RI
Seri A 0,00000002%
1 100
Dwiwarna
– Pemerintah RI
6.549.920.999 654.992.099.900 99,99999998%
Seri B
– Masyarakat 0%
– –
Jumlah Modal
ditempatkan & 6.549.921.000 654.992.100.000 100%
disetor penuh
17
Saham dalam portopel
– Pemerintah RI
Seri A
– –
Dwiwarna
– Pemerintah RI
19.450.079.000 1.945.007.900.000
Seri B
Jumlah saham
19.450.079.000 1.945.007.900.000
dalam portopel
Modal dasar
– Pemerintah RI
Seri A
1 100
Dwiwarna
– Pemerintah RI
25.999.999.999 2.599.999.999.900
Seri B
Jumlah Modal
26.000.000.000 2.600.000.000.000
Dasar
– Pemerintah RI 0,00000001%
18
Seri A 1 100
Dwiwarna
– Pemerintah RI
6.549.920.999 654.992.099.900 68,00000539%
Seri B
Jumlah Modal
ditempatkan & 9.632.236.000 963.223.600.000 100%
disetor penuh
– Pemerintah RI
Seri A
– –
Dwiwarna
– Pemerintah RI
16.367.764.000 1.636.776.400.000
Seri B
Jumlah saham
16.367.764.000 1.636.776.400.000
dalam portopel
Jumlah
19
Aset 5.668.03 5.116.00 4.078.74 3.071.24 2.228.261
0 2 0 5
Jumlah
5.017.58 4.495.77 3.628.55 2.735.08
Liabilitas 2.419.744
1 9 1 3
Jumlah
Ekuitas 650.449 620.222 450.189 366.162 (191.483)
Pendapata
2.727.84 7.274.16 5.853.20 4.490.87
n Usaha 3.325.948
8 7 5 6
Beban
2.517.13 6.610.97 5.276.90 4.051.18
Usaha 3.017.314
1 3 3 1
Laba
Bersih 36.941 12.509 171.989 124.079 50.683
F. Rasio-rasio keuangan
Beban Usaha /
92,28% 90,88% 90,15% 90,21% 90,72%
Pendapatan Usaha
Laba Bersih /
1,35% 0,17% 2,94% 2,76% 1,52%
Pendapatan Usaha
20
Jumlah Liabilitas /
7,71 7,25 8,06 7,47 -12,64
Jumlah Ekuitas
Jumlah Liabilitas /
0,89 0,88 0,89 0,89 1,09
Total Aset
H. Kebijakan Dividen
Perseroan merencanakan untuk membagikan dividen tunai minimum 30% dari laba
bersih setiap tahunya yang akan mulai dibagikan mulai tahun buku 2012.
I. Informasi Tambahan
1. Perseroan merupakan BUMN di bidang konstruksi yang memiliki posisi solid
dalam mendapatkan proyek‐proyek infrastruktur besar yang direncanakan oleh
Pemerintah.
2. Perseroan merupakan pemain besar nasional dengan reputasi dan customer base
yang luas ditandai dengan pendapatan usaha di sektor kontruksi terbesar di
Indonesia.
3. Perseroan memiliki produk unggulan dan produk yang berkualitas dalam
pelaksanaan proyek‐proyeknya sehingga dapat menggungguli pesaing‐pesaing
lainnya.
4. Perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang stabil dan daya saing yang
meningkat ditandai dengan 5 (lima) tahun terakhir pendapatan perseroan
menunjukan angka yang stabil.
5. Perseroan dapat mewujudkan sistem desentralisasi di beberapa wilayah geografis
ditandai dengan memiliki unit usaha disetiap provinsi di Indonesia dan di luar
negeri.
6. Perseroan memiliki manajemen dan tenaga kerja yang ahli dan dapat diandalkan
dalam setiap proyek dengan tepat waktu.
21
7. DDM & Public Expose telah dilaksanakan pada 22 November 2012
22