Manajemen Laktasi PDF
Manajemen Laktasi PDF
M.Bambang Edi S.
Latar Belakang
Air susu Ibu (ASI) merupakan makanan paling sesuai untuk semua bayi baru lahir
(BBL), termasuk bayi kurang bulan. ASI memiliki keuntungan-keuntungan gizi,
imunologi dan fisiologi dibandingkan susu formula komersial atau jenis susu lainnya.
ASI terutama sangat penting bagi negara-negara berkembang dimana biaya dan
metode persiapan susu formula bisa mengarah kepada asupan gizi yang tidak
memadai dan/atau penyakit.
Faktanya, pemberian ASI eksklusif di kalangan ibu-ibu masih kurang tinggi. Kurang
dari 50% yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan. Dukungan petugas
kesehatan untuk pemberian ASI eksklusif juga seringkali kurang. Larangan promosi
susu formula di lingkungan klinik dan rumah sakit masih banyak dilanggar.
Tujuan Pembelajaran
1. Mendefinisikan keuntungan menyusui.
2. Mendorong semua ibu dengan BBL cukup bulan yang sehat serta BBL kurang
bulan berisiko rendah yang lahir setelah usia kehamilan 32 minggu tanpa
kesulitan pernafasan untuk memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya
sampai akhir bulan keenam.
3. Mengikuti “Sepuluh Langkah Menyusui dengan Berhasil”.
4. Mengawali dan mempertahankan pemberian ASI.
5. Mengevaluasi pemberian ASI pada BBL untuk memastikan posisi yang benar,
kelekatan yang baik dan pengisapan yang efektif.
6. Mengidentifikasi masalah-masalah dalam menyusui, pencegahan serta
penanganannya.
7. Menatalaksana BBL dengan kesulitan dalam menyusui.
8. Mendefinisikan metode dan teknik pengeluaran serta penyimpanan ASI.
Produksi ASI yang mencukupi dapat diawali dan dipertahankan dengan cara:
1. Mendidik ibu mengenai laktasi dan refleks let down.
2. Memberikan lingkungan yang bersifat pribadi dan bebas tekanan untuk ibu
dan BBL selama menyusui.
3. Mendorong asupan cairan yang dalam jumlah lebih banyak bagi ibu, makanan
dengan gizi seimbang, sering beristirahat dan menyusui terutama melakukan
kontak kulit ibu-bayi.
1. Pembengkakan Payudara
1.1. Pencegahan:
a. Memberikan dukungan menyusui bagi ibu yang belum berpengalaman
b. Menganjurkan pemberian ASI yang sering dan berdasarkan keinginan BBL.
c. Pemakaian kompres hangat, pijatan ringan pada payudara dan pengeluaran
ASI dengan tangan mungkin membantu aliran ASI
d. Menganjurkan agar sering dipompa jika ibu dan bayi dipisahkan untuk
sementara.
1.2. Penatalaksanaan
a. Mengevaluasi tanda-tanda mastitis atau infeksi payudara yang mungkin perlu
diobati dengan antibiotik sistemik sebelum komplikasi lebih jauh (abses
payudara)
b. Pemberian ASI harus terus dilakukan selama perawatan.
2.1.Pencegahan:
a. Pengeluaran ASI dengan tangan untuk agar ASI mulai mengalir
b. Memijat payudara untuk mempertahankan patensi saluran ASI
c. Memulai pemberian ASI dengan payudara yang tidak terlalu sakit atau yang
sehat.
d. Penempatan posisi BBL yang seksama dekat dengan ibu untuk memastikan
kelekatan yang baik dan perubahan posisi yang sering akan membantu
mencegah iritasi jaringan.
2.2.Penatalaksanaan:
a. Puting harus dijaga tetap bersih dan kering untuk mendukung penyembuhan.
Puting harus dioles dengan ASI yang keluar (tidak dengan sabun atau alkohol)
dan kering oleh udara.
b. Puting yang retak atau lecet dapat disebabkan oleh jamur. Ibu dan BBL harus
diperiksa oleh dokter jika kondisi ini terus berlanjut.
3.1. Jika isapan bayi lemah atau tidak efektif, pengeluaran susu oleh tangan dapat
membantu mengawali refleks let down dan merangsang BBL untuk menyusu.
3.2. BBL yang mengisap dan menelan tanpa koordinasi atau kelainan mengisap
harus dievaluasi selama menyusui untuk mencari posisi lain atau metode
alternatif pemberian asupan seperti dengan menggunakan sendok, cangkir atau
selang makanan yang diisi ASI (lihat Bab 6: Asuhan BBL: Protokol untuk
Dokter).
3.3.Semua BBL terlihat kesulitan menyusu harus dievaluasi melalui:
a. Kaji riwayat perinatal.
b. Penilaian fisik secara menyeluruh termasuk tanda vital dan status
kardiorespirasi sebelum dan selama menyusui dan pemeriksaan sistem
syaraf.
c. Pengamatan koordinasi refleks mengisap-menelan-bernafas.
d. Pada bayi dengan riwayat gawat nafas atau anemia, terutama kurang
bulan, pertimbangkan pemberian oksigen tambahan melalui kanula
nasal atau oksigen yang ditiupkan untuk memastikan oksigenasi yang
memadai.
3.4.Selama menyusui BBL berisiko atau kurang bulan, dukungan suhu mungkin
diperlukan dan BBL harus dipantau dengan seksama. Kontak kulit ibu-bayi
bisa membantu masalah ini.
3.5.Penambahan berat badan dan asupan nutrisi juga harus dipantau. Ini dapat
dilakukan dengan mengevaluasi kepuasan BBL setelah menyusui dan
mendokumentasi frekuensi dan panjang waktu menyusui, keluaran urine, dan
kenaikan berat badan harian.
Prosedur 1:
Mengeluarkan ASI dengan Tangan
1. Cuci tangan anda sampai bersih.
2. Jika mungkin, keluarkan ASI di tempat yang tenang dan santai. Bayangkan
Anda sedang berada di tempat yang menyenangkan. Pikirkan hal-hal
menyenangkan mengenai bayi Anda. Kemampuan Anda untuk merasa
santai akan membantu refleks pengeluaran ASI yang lebih baik.
3. Berikan rasa hangat dan lembab pada payudara Anda selama 3-5 menit
sebelum mengeluarkan ASI.
4. Pijat payudara Anda dengan gerakan melingkar, ikuti dengan pijatan
lembut pada payudara dari sisi luar ke arah puting.
5. Stimulasi puting Anda dengan lembur dan tarik sedikit ke arah luar atau
memutarnya dengan jari anda.
6. Keluar dan buang 2-3 kali ASI yang keluar dari setiap payudara.
7. Perah ASI ke dalam wadah yang bersih (plastik keras atau gelas).
8. Tempatkan ibu jari Anda di bagian atas payudara pada tepi areola dan
empat jari Anda di bawah payudara Anda pada tepi areola.
9. Tekan ke arah tulang iga Anda kemudian dekatkan ibu jari dan jari-jari
Anda dengan lembut – tepat di belakang areola.
10. Ulang dengan pola berirama, putar posisi jari-jari Anda di sekeliling
payudara Anda untuk mengosongkan semua daerah payudara.
11. Lakukan berselang-seling pada kedua payudara setiap lima (5) menit atau
ketika ASI mengalir dengan lambat, ingatlah untuk mengulang siklus pijat
– usap - tekan – keluarkan beberapa kali pada setiap payudara.
12. Jumlah ASI yang diperoleh setiap kali dikeluarkan mungkin berbeda dan
hal ini tidak aneh.
13. Ketika sudah selesai, oleskan beberapa tetes ASI pada setiap puting dan
biarkan kering oleh udara.
14. Penampilan ASI Anda akan berubah selama pengeluaran. Beberapa
sendok pertama akan terlihat bening dan setelahnya ASI akan berwarna
putih susu. Sejumlah obat, makanan dan vitamin juga dapat sedikit
mengubah warna ASI Anda. Lemak susu akan berada di bagian atas ASI
ketika ASI disimpan
15. Jika Anda berencana menyimpan ASI: Segera setelah dikeluarkan, tutup
dan beri label pada wadah yang bertuliskan tanggal, waktu dan jumlah.
Prosedur 2:
Pengeluaran ASI secara Mekanis
1. Dilakukan dengan pompa payudara
2. Terdapat beberapa jenis pompa payudara:
i. Manual
ii. Dioperasikan dengan baterai
iii. Dioperasikan dengan listrik
3. Pemilihan pompa yang sesuai untuk setiap situasi inividu bergantung pada
seberapa efektif pompa tersebut mengosongkan payudara dan merangsang
produksi ASI.
4. Cuci tangan Anda sampai bersih.
5. Jika memungkinkan, keluarkan ASI di tempat yang tenang dan santai.
Bayangkan anda sedang berada di tempat yang menyenangkan. Pikirkan
hal-hal menyenangkan tentang bayi anda. Kemampuan anda untuk merasa
santai akan membantu refleks pengeluaran ASI yang lebih baik.
6. Berikan rasa hangat yang lembab pada payudara Anda selama 3-5 menit
sebelum mengeluarkan ASI.
7. Pijat payudara Anda dengan gerakan melingkar, ikuti dengan usapan
lembut pada payudara dari sisi luar payudara menuju puting.
8. Stimulasi puting Anda dengan lembur dan tarik sedikit ke arah luar atau
memutarnya dengan jari anda.
9. Ikuti instruksi umum yang tercantum pada pompa payudara anda.
10. Aliran ASI akan bervariasi. Selama beberapa menit pertama ASI mungkin
menetes lambat dan kemudian memancar kuat setelah ASI keluar. Pola ini
akan berulang beberapa kali selama pengeluaran ASI dari kedua payudara.
11. Jumlah ASI yang diperoleh pada setiap pengeluaran mungkin bervariasi
dan ini bukan hal yang aneh.
12. Ketika sudah selesai, oleskan beberapa tetes ASI pada setiap puting dan
biarkan kering oleh udara
13. Penampilan ASI Anda akan berubah selama pengeluaran. Beberapa
sendok pertama akan terlihat bening dan setelahnya ASI akan berwarna
putih susu. Sejumlah obat, makanan dan vitamin juga dapat sedikit
mengubah warna ASI Anda. Lemak susu akan berada di bagian atas ASI
ketika ASI disimpan
14. Jika Anda berencana menyimpan ASI: Segera setelah dikeluarkan, tutup
dan beri label pada wadah yang bertuliskan tanggal, waktu dan jumlah
• Panduan Umum
1. Cuci tangan Anda dengan seksama menggunakan air dan sabun sebelum
menangani ASI
2. Segera setelah dikeluarkan, tutup wadah. Wadah kemudian siap disimpan
di bagian terdingin dari lemari es. Jangan menyimpannya di dekat pintu
lemari es.
3. Selalu gunakan ASI yang dikeluarkan lebih awal.
4. Simpan dalam jumlah yang sama dengan yang bisa dihabiskan BBL dalam
satu kali menyusui.
5. Beri label setiap wadah dengan nama, tanggal dan waktu serta jumlah.
6. Jika ASI dibekukan, tinggalkan sedikit ruang dalam wadah untuk
pemuaian ASI.
7. BBL prematur atau sakit
• Dianjurkan untuk lebih hati-hati dalam pengumpulan dan
penyimpanan. Yang paling aman adalah mendinginkan ASI
segera dan tidak membiarkannya di suhu kamar.
Mencairkan ASI
1. Cairkan ASI beku dengan “slow defrost” selama satu malam dalam lemari
pendingin.
2. Rendam susu dalam mangkuk berisi air suam kuku hingga hangat. Panas
berlebihan akan memodifikasi atau menghancurkan enzim dan protein.
3. Cairkan keseluruhan ASI dalam wadah karena lemaknya terpisah selama
proses pembekuan.
4. Jangan pernah menggunakan microwave untuk mencairkan atau
menghangatkan ASI.
5. Setelah dicairkan, ASI harus digunakan dalam waktu 24 jam.
FORUM DISKUSI
You are seeing a 7 day old infant for a routine post-nursery follow-up visit. The 18
year old first time mother is concerned that the baby is not eating enough. The infant
is a normal full term male with no significant perinatal history. The baby drinks
Enfamil 1-2 oz every 2-3 hours in addition to breastfeeding. She offers the baby the
breast before each feed, but he either refuses to latch on or falls asleep after 5 minutes.
When offered the bottle, he drinks about 1-2 ounces at a time. The mother complains
that her breasts are full and tender, and that it hurts when the baby breastfeeds.
On review of systems, the baby is voiding 6-8 times a day, and stooling 4-6
times a day. There is no emesis, diarrhea, or excessive fussiness. FH is positive for
allergies. The mother denies medical problems, denies prior surgeries, and is on no
medications. SH is positive for a teen mother who lives with her parents. The father
is not involved.
On exam, the infant is healthy appearing and has already surpassed his birth
weight of 3700 grams. The exam is normal except for some mild jaundice to the face.
The mother's breasts are hard, engorged, non-erythematous, and tender. Her nipples
are cracked and bleeding.