1102106046-3-Bab Ii
1102106046-3-Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
Secara alamiah, setiap individu hidup akan melalui tahap pertumbuhan dan
tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang sifatnya saling berbeda tetapi
Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat
sel organ, maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pon,
kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang, dan keseimbangan metabolik
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem
11
12
besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh.
dan lain-lain.
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat ditentukan oleh masa atau
waktu kehidupan anak. Menurut Hidayat (2008) secara umum terdiri atas masa
1. Masa prenatal
Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase fetus. Pada masa
pertama yang dapat terjadi perubahan yang cepat dari ovum menjadi suatu
organisme dan terbentuknya manusia. Pada fase fetus terjadi sejak usia 9
peningkatan fungsi organ, yaitu bertambah ukuran panjang dan berat badan
2. Masa postnatal
Terdiri atas masa neonatus, masa bayi, masa usia prasekolah, masa sekolah,
a. Masa neonatus
masa neonatus (0-28 hari). Pada masa ini terjadi kehidupan yang baru di
dalam ekstrauteri, yaitu adanya proses adaptasi semua sistem organ tubuh.
b. Masa bayi
Masa bayi dibagi menjadi dua tahap perkembangan. Tahap pertama (antara
usia 1-12 bulan): pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini dapat
saraf. Tahap kedua (usia 1-2 tahun): kecepatan pertumbuhan pada masa ini
Perkembangan pada masa ini dapat berlangsung stabil dan masih terjadi
2005), pada usia prasekolah anak berada pada fase inisiatif vs rasa bersalah
(initiative vs guilty). Pada masa ini, rasa ingin tahu (courius) dan adanya
Sedangkan menurut teori Sigmund Freud, anak berada pada fase phalik,
dimana anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-
laki. Anak juga akan mengidentifikasi figur atau perilaku kedua orang
14
disekitarnya.
Pada masa usia prasekolah anak mengalami proses perubahan dalam pola
d. Masa sekolah
Perkembangan masa sekolah ini lebih cepat dalam kemampuan fisik dan
e. Masa remaja
laki-laki. Pada umumnya wanita 2 tahun lebih cepat untuk masuk ke dalam
1. Faktor internal
b. Keluarga
c. Umur
d. Jenis kelamin
e. Genetik
yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang
f. Kelainan kromosom
g. Faktor eksternal
kembang anak.
16
1) Faktor prenatal
a) Gizi
b) Mekanis
c) Toksin/zat kimia
d) Endokrin
e) Radiasi
jantung.
f) Infeksi
g) Kelainan imunologi
antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel
h) Anoksia embrio
i) Psikologi ibu
2) Faktor persalinan
a) Gizi
paparan sinar radioaktif dan zat kimia tertentu (Pb, Merkuri, rokok,
pertumbuhan anak.
d) Psikologis
perkembangan.
e) Endokrin
f) Sosioekonomi
g) Lingkungan pengasuhan
h) Stimulasi
i) Obat-obatan
hormon pertumbuhan.
perkembangan yang dapat dipantau meliputi gerak kasar, gerak halus, kemampuan
1. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
2. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia
bermain/toddler (1-2,5 tahun), usia prasekolah (2,5-5), usia sekolah (5-11 tahun)
hingga remaja (11-18 tahun). Anak dari usia 1 sampai 5 atau 6 tahun menguatkan
rasa identitas jender dan mulai membedakan perilaku sesuai jenis kelamin yang
didefinisikan secara sosial serta mengamati perilaku orang dewasa, mulai untuk
atau memodifikasi perilaku yang didasarkan pada umpan balik orangtua (Potter &
Perry, 2005)
Anak usia prasekolah adalah anak usia 3-5 tahun saat dimana sebagian besar
sistem tubuh telah matur dan stabil serta dapat menyesuaikan diri dengan stres dan
perubahan yang moderat (Wong, 2008). Anak usia prasekolah merupakan masa
kanak-kanak awal, yaitu berada pada usia tiga sampai enam tahun (Potter & Perry,
2005). Anak usia prasekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai macam
potensi. Potensi- potensi itu dirangsang dan dikembangkan agar pribadi anak
21
yang dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.
1. Ciri fisik
membutuhkan istirahat yang cukup. Otot-otot besar pada anak usia prasekolah
lebih berkembang dari kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu,
mereka biasanya belum terampil dalam melakukan kegiatan yang agak rumit
seperti mengikat tali sepatu. Anak usia prasekolah juga sering mengalami
kecil ukurannya. Walaupun tubuh anak ini lentur, tetapi tengkorak kepala
mereka masih lunak. Selain itu, walaupun anak laki-laki lebih besar, akan
2. Ciri sosial
Umumnya pada tahap ini mereka mempunyai satu atau dua sahabat, tetapi
sahabat ini cepat berganti. Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak
terlalu terorganisir dengan baik. Anak yang lebih muda sering kali bermain
bersebelahan dengan anak yang lebih tua. Selain itu permainan mereka juga
bervariasi sesuai dengan kelas sosial dan gender. Sering terjadi perselisihan
tetapi kemudian berbaikan kembali. Pada anak usia prasekolah juga sudah
3. Ciri emosional
terbuka. Iri hati juga sering terjadi diantara mereka dan anak usia prasekolah
4. Ciri kognitif
1. Perkembangan Motorik
Pada saat anak mencapai tahapan usia prasekolah (4-6 tahun) ada ciri yang
jelas berbeda antara anak usia bayi dan anak usia prasekolah. Perbedaannya
bagian tubuh akan berubah. Gerakan anak usia prasekolah lebih terkendali dan
23
terorganisasi dalam pola-pola. Perkembangan lain yang terjadi pada anak usia
prasekolah , umumnya ialah jumlah gigi yang tumbuh mencapai 20 buah. Gigi
susu akan tanggal pada akhir masa usia prasekolah. Gigi yang permanen tidak
akan tumbuh sebelum anak berusia 6 tahun. Otot dan sistem tulang akan terus
berkembang sejalan dengan usia mereka. Kepala dan otak mereka telah
mencapai ukuran orang dewasa pada saat anak mencapai usia prasekolah.
Perkembangan motorik terbagi dua yaitu motorik halus dan motorik kasar.
Motorik kasar merupakan gerakan yang terjadi karena adanya koordinasi otot-
otot besar, seperti ; berjalan, melompat, berlari, melempar dan naik. Motorik
2. Perkembangan Kognitif
3. Perkembangan Bahasa
Bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya berupa bicara, dapat diwujudkan
dengan tanda isyarat tangan atau anggota tubuh lainnya yang memiliki aturan
sendiri yang berkembang menjadi komunikasi melalui ujaran yang tepat dan
dipahami sebagai sistem tata bahasa yang rumit dan bersifat semantik,
c. Komunikasi diri atau bicara dalam hati, juga harus dibahas. Anak akan
bicara melalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat
25
4. Perkembangan Psikososial
perkembangan kepribadian.
komunikasi tidak lepas dari bahasa, seperti berpikir sistematis dalam menggapai
seseorang tidak dapat melakukan kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur
(Setiawan, 2007). Bahasa adalah bentuk aturan atau system lambang yang
yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Bahasa bisa
diekspresikan melalui bicara mengacu pada symbol verbal. Bahasa juga dapat
baik yang digunakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak
tubuh, ekspresi wajah pantomime atau seni. Bahasa memiliki peranan penting
dalam kehidupan seorang anak karena bahasa memiliki pengaruh yang besar
terhadap komunikasi dan interaksi sosial, dan bahsa merupakan barometer yang
kritis dari perkembangan kognitif maupun emosi (Hockenberry & Wilson, 2007).
26
(Yusuf, 2005).
Laju perkembangan bahasa bervariasi dari satu anak ke anak lain dan berkaitan
anak ke dalam berbagai tahap usia atau istilah yang menggambarkan kelompok
Suyanto (2005) dalam Susanto (2011), melatih anak belajar bahasa dapat
3. Bermain peran, seperti memerankan penjual dan pembeli,guru dan murid, atau
4. Bermain puppet dan boneka tangan yang dapat dimainkan dengan jari
learning).
27
Dalam berbahasa anak dituntut untuk menuntaskan atau menguasai empat tugas
pokok yang satu sama lainnya saling berkaitan (Yusuf, 2005). Keempat tugas
1. Pemahaman
dua tahun pertama, kemudian mengalami tempo yang cepat pada usia
(kalimat satu kata) dengan disertai gesture (bahasa tubuh) untuk melengkapi
cara berfikirnya.
4. Ucapan
(peniruan) terhadap suara-suara yang didengar anak dari orang lain (terutama
orang tua). ejelasan ucapan itu baru tercapai pada usia sekitar 3 tahun. Hasil
studi tentang suara dan kombinasi suara menunjukkan bahwa anak mengalami
Carl Roger (dalam Setiawan, 2007) dan Yusuf (2005) mengatakan bahwa faktor
1. Faktor intelegensi
perbedaan jenis kelamin ini akan berkurang selaras dengan bergulirnya fase
hilang.
merupakan hal yang lumrah pada saat anak mengalami perkembangan motorik
dengan cepat.
5. Faktor kesehatan
bahasa anak, terutama pada usia awal kehidupannya. Apabila pada usia dua
secara normal, orang tua perlu memperhatikan kondisi kesehatan anak. Upaya
yang dapat ditempuh adalah dengan cara memberikan ASI, makanan yang
sosial ekonomi keluarga menunjukkan bahwa anak yang berasal dari keluarga
dengan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik. Kondisi ini terjadi
7. Hubungan keluarga
yang sehat antara orang tua dan anak (penuh perhatian dan kasih sayang dari
30
Usia Prasekolah
persatu
Ciri khas perkembangan bahasa anak usia prasekolah menurut Dewi (2005)
adalah:
1) Terjadi perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahasa anak. Anak dapat
2) Telah menguasai 90% dari fonem (satuan bunyi terkecil yang membedakan
satu kata yang mengandung arti contohnya i, b, u menjadi ibu) dan sintaksis
(tata bahasa, misal saya memberi makan ikan” bukan ”ikan saya makan beri”)
5) Lingkup kosakata yang dapat diucapkan anak meliputi warna, ukuran, bentuk,
yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta apa yang dilihatnya.
Cara mengukur perkembangan bahasa pada anak usia prasekolah dalam penelitian
mengajar dikelas. Isi dari lembar observasi mengacu dari DDST II yang
pengkajian yang digunakan untuk menilai perkembangan anak umur 0-6 tahun.
validitas yang tinggi. DDST II merupakan revisi dan standarisasi dari DDST dan
Revised DDST Development Screening Test (DDST-R) oleh Frakenburg, revisi ini
1. Deskripsi DDST II
perkembangan anak umur 0-6 tahun. Formulir DDST II terdiri atas satu
34
lembar kertas dimana halaman depan berisi tentang tes dan halaman belakang
a. Pada halaman depan terdapat skalam umur dalam bulan dan tahun pada garis
2) Pada umur 0-2 bulan, jarak antara 2 tanda (garis tegak kecil) adalah 1
bulan.
b. Pada halaman depan kiri atas terdapat neraca umur yang menunjukkan 25%,
c. Pada kanan bawah terdapat kotak kecil berisi tes perilaku. Tes perilaku ini
perilaku sebenarnya.
d. Pada bagian tengah berisi 125 item yang digambarkan dalam neraca umur
25%, 50%, 75%, dan 90% dari seluruh sampel standar anak normal yang
2. Manfaat DDST
Manfaat DDST bergantung pada umur anak. DDST II dapat digunakan untuk
3. Prosedur DDST II
a. Tahap I : secara periodic dilakukan pada anak yang berumur 3-6 bulan, 9-
lengkap.
4. Penentuan umur
b. 1 tahun = 12 bulan
penyesuaian umur.
5. Pelaksanaan tes
b. Perlu kerja sama aktif dari anak sebab anak harus merasa tenang, aman,
c. Harus terbina kerja sama yang baik antara kedua belah pihak.
36
d. Tersedianya ruangan yang cukup luas, ventilasi baik, dan berikan kesan
e. Orang tua harus tahu tes ini bukan tes IQ melainkan tes untuk melihat
Pemberian skor untuk setiap item peneliti memiliki ketentuan sebagai berikut :
a. L = Lulus/Lewat (P = Pass).
tersebut.
b. G = Gagal (F = Fail).
baik.
c. M = Menolak (R = Refusal).
Anak menolak untuk melakukan tes oleh karena faktor sesaat, misalnya
1. Advanced
Apabila anak lulus pada uji coba item yang terletak disebelah kanan garis
umur
37
2. Normal
Gagal/menolak tugas pada item yang ada dikanan garis umur dan lulus atau
gagal atau menolak pada item dimana garis umur terletak di antara 25-75%.
3. Peringatan
Gagal atau menolak pada item dalam garis umur yang berada di antara 75-
90%.
4. Keterlambatan
Bila gagal/menolak pada item yang berada di sebelah kiri garis umur.
Pada item tes yang orang tuanya melaporkan bahwa anaknya tidak ada
1. Normal
2. Suspect
c. Dalam hal ini delayed atau caution harus disebabkan oleh penolakan
Bercerita adalah salah satu terapi bermain yang merupakan aktivitas yang sangat
pengetahuan kepada orang lain Dengan kata lain bercerita adalah menuturkan
sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu kejadian secara lisan
merupakan aktivitas yang menarik dan boleh digunakan dalam mata pelajaran
sebagai suatu pengalaman yang berguna. Bercerita juga dapat dijadikan sebagai
terapi. Terapi bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi
anak Taman Kanak-kanak melalui cerita yang disampaikan secara lisan dengan
Ditinjau dari beberapa aspek, manfaat bercerita menurut Musfiroh (2005) adalah
memperluas wawasan dan cara berfikir anak, sebab dalam bercerita anak
mendapat tambahan pengalaman yang bisa jadi merupakan hal baru baginya.
Manfaat bercerita dengan kata lain adalah menyalurkan kebutuhan imajinasi dan
fantasi sehingga dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak. Cerita juga
kata yang sering didengarnya. Semakin banyak kosa kata yang dikenalnya,
semakin banyak juga konsep tentang sesuatu yang dikenalnya. Selain melalui kosa
kata, kemampuan berbahasa ini juga dapat diasah melalui ketepatan berbahasa
sesuai dengan suasana emosi, yaitu bagaimana berbahasa ketika suasana sedih,
40
untuk melatih konsentrasi anak. Cerita dapat menjadi terapi bagi lemahnya
bercerita. Sebagai sarana melatih konsentrasi, hal ini juga harus diimbangi oleh
menarik dan penampilan yang ekspresif, si pencerita juga dapat melibatkan anak
menirukan suara binatang, atau menirukan gerak. Jika hal ini sering dilakukan
maka lambat laun konsentrasi anak pun menjadi terbentuk lebih stabil.
1. Cerita lama
srtruktur kehidupan manusia di zaman lama. Jenis-jenis cerita lama menurut Desy
a.Dongeng
Dongeng adalah cerita tentang sesuatu yang tidak masuk akal, tidak benar
sebagai berikut:
41
1) Mite
2) Legenda
3) Fabel
kehidupan manusia.
4) Sage
Jenis cerita yang diberikan dalam penelitian proposal ini adalah jenis cerita
dongeng karena usia 4-6 tahun anak-anak masih menyukai cerita berjenis
dongeng. Cerita yang akan diberikan dalam proposal ini akan bervariasi di setiap
pertemuan, disesuaikan dengan materi ajar yang dijadwalkan oleh Taman Kanak-
Kanak Widya Kumara Sari Denpasar dan disesuaikan dengan penilaian lembar
observasi DDST.
membosankan dan memberikan kesempatan kepada anak untuk aktif dan kreatif”.
pertunjukkan seni yang interaktif, yaitu kegiatan dua arah antara pendongeng dan
42
audiens, didasarkan pada interaksi dan kerjasama untuk membangun sebuah cerita
yang utuh.
Untuk itu dalam penelitian ini metode yang dipilih ialah dongeng interaktif.
Metode dongeng interaktif adalah menyampaikan karya seni berupa cerita yang
tidak benar-benar terjadi atau cerita prosa rakyat dengan melibatkan keterampilan
olah cerita yang baik dan melibatkan komunikasi yang interaktif, dimana
didasarkan pada interaksi timbal balik dan kerjasama untuk membangun sebuah
Dongeng harus sesuai dengan kepribadian anak, gaya anak, dan bakat anak
supaya memiliki daya tarik terhadap perhatian anak dan keterlibatan aktif
Dongeng sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan mencerna isi dongeng
Dongeng cukup pendek dalam rentang jangkau waktu perhatian anak. Anak
untuk mendengarkan.
43
yang tokoh-tokohnya adalah binatang peliharaan dan binatang liar yang dapat
berbicara dan dapat berperilaku seperti manusia. Dongeng binatang sering di sebut
juga dongeng fabel. Secara spesifik, fabel adalah dongeng binatang yang
mengandung pelajaran moral yakni ajaran baik atau buruknya suatu perbuatan.
berbagai aspek seperti ekpersi, suara, penokohan, gerak tubuh. Dongeng yang
dibawakan dengan teknik komunikasi tersebut akan lebih menarik perhatian anak.
b. Hikaya
Adalah cerita yang melukiskan raja atau dewa yang bersifat khayal.
c. Cerita Berbingkai
d. Cerita Panji
Adalah bentuk cerita seperti hikayat tapi berasal seperti kesusastraan jawa.
e. Tambo
2. Cerita baru
Cerita baru adalah bentuk karangan bebas yang tidak berkaitan dengan sistem
sosial dan struktur kehidupan lama. Cerita baru dapat dikembangkan dengan
Dalam kegiatan bercerita, perlu adanya suatu rencana untuk menentukan pokok-
sebagai berikut:
dalam cerita harus menarik agar pendengar tertarik dan senang dalam
bahan-bahan seperti dari buku, majalah, koran, makalah dan sebagainya, untuk
topik persahabatan:
orang bersahabat: Ada 2 orang bersahabat sejak lama. Namanya Dina dan Ely.
45
Mereka saling membantu satu sama lain. Saat Dina sedang mengalami
poin a– c yang telah dijelaskan diatas sehingga menjadi sebuah teks cerita
yang baik.
2.4.5 Jenis Cerita, Kapan dan Waktu Dilakukan Terapi Bercerita untuk
Pernyataan ini didukung oleh pendapat sejumlah ahli, bahwa diantara komponen
kecerdasan yang paling universal. Cerita mendorong anak bukan saja senang
menyimak cerita, tetapi juga senang bercerita atau berbicara. Anak belajar tentang
dan memuji.
disampaikan, sesuaikan dengan karakter anak usia dini. Agar dapat bercerita
Menurut pakar pendidikan Prof Dr. Arief Rahman, MPd anak hidup dalam
alam khayal. Anak-anak menyukai hal-hal yang fantastis, aneh, yang membuat
1) Sampai usia 4 tahun, anak menyukai dongeng fabel dan horor, seperti: Si
wortel, Tomat yang hebat, Anak ayam yang manja, Kambing gunung dan
b. Waktu penyajian
konsentrasi dan daya tangkap anak, maka para ahli dongeng menyimpulkan
sebagai berikut :
c. Suasana
atau akan berlangsung, seperti acara kegiatan keagamaan, hari besar nasional,
ulang tahun, pisah sambut anak didik, peluncuran produk, pengenalan profesi,
program sosial dan lain-lain, akan berbeda jenis dan materi ceritanya.
Pendidik dan orang tua dituntut untuk memperkaya diri dengan materi cerita
yang disesuaikan dengan suasana. Jadi selaras materi cerita dengan acara yang
(Hendra, 2012).
Prasekolah
Usia prasekolah merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu
pendidikan pada masa ini merupakan pendidikan yang sangat fundamental dan
seluruh potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara
cepat. Pada masa ini anak sangat membutuhkan stimulasi dan rangsangan dari
aspek perkembangan anak akan berkembang secara optimal. Salah satu stimulus
merangsang batang otak yang mengaktivasi korteks serebri di pusat bahasa yaitu
(Kushartanti dkk, 2014). Adapun alur dalam proses memperoleh bahasa pada
terapi bercerita yaitu pertama stimulus auditori dan visual dilakukan analisa
linguistic pada area Wernicke di lobus temporal kiri. Girus angularis dan
supramarginal membantu proses integrasi informasi visual, auditori dan raba serta
perwakilan linguistic (Guyton & Hall, 2007); kedua pesan yang dibentuk di area
penguraian dan koordinasi verbalisasi pesan tersebut; ketiga area Broca mengolah
informasi yang datang dari Wernicke menjadi pola yang terinci dan terkoordinasi
untuk vokalisasi lalu memproyeksikan pola tersebut pada suatu area artikulasi di
dan artikulasi dan mencetuskan gerakan-gerakan bibir, lidah, dan laring yang tepat
untuk menghasilkan suara (Ganong, 2008). Apabila stimulasi ini diberikan secara
berulang maka akan terjadi suatu memori di otak anak sehingga anak dapat
mengingat dan memahami lebih dalam sehingga dengan terapi bercerita dapat
dan merangsang kemampuan berbahasa anak merupakan salah satu tugas penting
bagi orangtua. Salah satu metode yang tepat menurut kriteria di atas adalah
49
dengan storytelling atau metode bercerita. Dalam cerita pada dasarnya memiliki
struktur kata dan bahasa yang lengkap serta menyeluruh yang mana di dalamnya
Hal ini dijelaskan oleh Colon (1997 dalam Isbell, Sobol, 2004) yang menyatakan
Selain itu, melalui storytelling anak menjadi tertarik untuk bertanya ketika mereka
tidak memahami isi cerita, dari proses inilah kemudian perbendaharaan kata
kecerdasan bahasa anak, kreatifitas dan menanamkan moral pada anak usia dini.
Namun yang perlu diperhatikan adalah tahap kognitif anak usia dini masih pada
tahap operasional kongkrit, maka bentuk cerita yang dijadikan sebagai metode
Meningkatkan Kosakata Anak usia 3-4 Tahun pada Play Group Tunas Bangsa