(1317030074)
TEKNIK DIGITAL
TELEKOMUNIKASI 2C RANGKAIAN SEQUENTIAL &
INTERFACE ANALOG
RANGKAIAN SEQUENTIAL
c. State (Keadaaan)
Untuk Flip-Flop ada dua keadaan kerja yang mungkin : (1) Q = 0, Q’=1
: dan (2) Q = 1, Q’ = 0 . Flip-Flop mempunyai satu input atau lebih yang
digunakan untuk mengoperasikan Flip-Flop bolak-balik antara dua keadaan
tersebut. Sekali sebuah sinyal input mengoperasikan Flip-Flop menuju suatu
keadaan tertentu, Flip-Flop tersebut akan tetap berada pada keadaan itu
meskipun setelah sinyal inputnya terputus. Ini adalah karakteristik memori dari
rangkaian Flip-Flop.
Input Output
Comment
S R C Q Q’
0 0 ↑ Q Q’ No Change
0 1 ↑ 0 1 RESET
1 0 ↑ 1 0 SET
1 1 ↑ ? ? Invalid
Gambar 1.6. Bentuk-bentuk Gelombang
Dari gambar 1.6 terlihat bahwa output Flip-Flop tidak terpengaruh oleh
sisi menuju negatip dari pulsa clock. Juga perhatikan bahwa level-level S
dan R tidak mempunyai pengaruh terhadap Flip-Flop kecuali pada saat
terjadi transisi menuju positip dari pulsa clock. Input-input S dan R pada
hakekatnya adalah input-input pengontrol, yang mengontrol ke keadaan
mana output Flip-Flop apabila terjadi pulsa clock. Clock input adalah
trigger input, yang sesungguhnya menyebabkan berubahnya keadaan
Flip-Flop sesuai dengan level dari input-input S dan R.
Input Output
Comment
S R C Q Q’
0 0 ↑ Q Q’ No Change
0 1 ↑ 0 1 RESET
1 0 ↑ 1 0 SET
1 1 ↑ Q’ Q Toggle
3. Pulsa clock kedua mendapatkan J=0 dan K=0 pada saat melakukan
transisi positipnya, ini menyebabkan output Q tetap pada kondisi
sebelumnya yaitu Q=0.
4. Pulsa clock ketiga mendapatkan J=1 dan K=0 pada saat melakukan
transisi positipnya, ini menyebabkan output Q=1.
D Q
0 Q=0
1 Q=1
1.1.7 T Flip-Flop
T Flip-Flop dapat dibentuk dari modifikasi Cloked SR Flip-Flop, D
Flip-Flop, maupun JK Flip-Flop. Pada gambar di bawah ditunjukkan
modifikasi JK Flip-Flop yang digunakan sebagai T Flip-Flop. Masukan
J dan K pada JK Flip-Flop dihubungkan dengan logika “1” atau dalam
praktek dihubungkan dengan VCC +5 Volt, sedangkan sebagai masukan
T Flip-Flop adalah clock pada JK Flip-Flop. Keadaan output akan Q
berubah setiap ada pulsa clock.
Tabel Kebenaran :
Preset Clear Flip-Flop Respons
0 0 Tak Ada Pengaruh pada FF
0 1 Mengclear Q = 0
1 0 Mengeset Q = 1
1 1 Tak Menentu
1.2. Register
Register adalah kumpulan elemen-elemen memori yang bekerja bersama
sebagai satu unit. Rangkaian logika sekuensial yang berfungsi sebagai
penyimpanan bit / memori. Data-data biner dapat dimasukkan secara seri
maupun paralel dan dapat dikeluarkan secara seri maupun paralel juga.
Dari jenis register ini, bit-bit data dimasukan secara serial sama
artinya sama dengan SISO. Perbedaanya adalah cara dimana bit-bit
data dipindahkan dari register. Sekali data disimpan, setiap bit
muncul pada masing-masing baris keluarannya, dan semua bit-bitnya
mampu secara simultan. Sebuah susunan empat-bit register SIPO
diperlihatkan di bawah ini.
Gambar 1.22. Register SIPO dalam susunan 4 bit
Pada jenis SIPO ini, hasil keluaran dari register geser dapat
diilustrasikan seperti pada gambar 2.7.
CLK A B C Decimal
1 0 0 0 0
2 0 0 1 1
3 0 1 0 2
4 0 1 1 3
5 1 0 0 4
6 1 0 1 5
7 1 1 0 6
8 1 1 1 7
1.4. Multivibrator
a. Multivibrator Astabil
Multivibrator astabil adalah multivibrator yang bersifat free-
running, yaitu tidak memiliki keadaan stabil yang permanen pada
suatu periode tertentu, oleh sebab itu tidak dibutuhkan suatu masukan
(input). Waktu aktif dari setiap komponen penguat bergantung pada
waktu pengisian dan pengosongan kapasitor pada rangkaian.
c. Multivibrator Bistabil
a. Multivibrator Astabil
T = 𝑡1 + 𝑡2
𝑡1 = 𝑉𝐵𝐸 𝑅1 𝐶3
𝑡2 = 𝑉𝐵𝐸 𝑅2 𝐶2
4. Frekuensi Osilasi :
1 1
f = 𝑇 = 2𝑉
𝐵𝐸 𝑅𝐶
Gambar 1.41. Bentuk gelombang multivibrator astabil
b. Multivibrator Monostabil
2. Memiliki satu buah masukan pada salah satu komponen kopel yang
mengatur keadaan stabil dan tak stabil.
c. Multivibrator Bistabil
1. Tidak menggunakan kapasitor sehingga pada awal rangkaian
diaktifkan komponen penguat berada pada daerah aktif.
a. Multivibrator Astabil
b. Multivibrator Monostabil
Kegunaan dari multivibrator monostabil antara lain:
c. Multivibrator Bistabil
BAB 2
2.1 KONVERTER
Alat bantu digital yang paling penting untuk teknologi kontrol proses adalah
yang menerjemahkan informasi digital ke bentuk analog dan juga sebaliknya.
Sebagian besar pengukuran variabel-variabel dinamik dilakukan oleh piranti
ini yang menerjemahkan informasi mengenai vaiabel ke bentuk sinyal listrik
analog. Untuk menghubungkan sinyal ini dengan sebuah komputer atau
rangkaian logika digital, sangat perlu untuk terlebih dahulu melakukan
konversi analog ke digital (A/D). Hal-hal mengenai konversi ini harus
diketahui sehingga ada keunikan, hubungan khusus antara sinyal analog dan
digital.
Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang kantinyu, yang
memiliki parameter amplitudo dan frekuensi. Sedangkan, Sinyal Digital
adalah sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan
tibatiba dan mempunyai besaran 0 dan 1.
Dan melalui penjelasan ini didapat dasar untuk mengubah sinyal analog
menjadi digital.
Banyak sekali prinsip dari ADC, tetapi yang cukup terkenal dan
banyak dipakai adalah :
𝑅𝑓
𝑉𝑜𝑢𝑡 = −𝑉𝑟𝑒𝑓 (𝑅+2𝑅+4𝑅+8𝑅 )
DAFTAR PUSTAKA