Anda di halaman 1dari 26

RDUD Deli Serdang Analisa Gas Darah

(AGDA)

BAB I
PENDAHULUAN

Paru mempunyai fungsi utama untuk melakukan pertukaran gas, yaitu

mengambil O2 dari udara luar dan mengeluarkan CO2 dari badan ke udara luar.

Bilamana paru berfungsi secara normal, tekanan parsial O2 dan CO2 di dalam

darah akan dipertahankan seimbang, sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pemeriksaan

analisis gas darah merupakan pemeriksaan laboratorium yang penting sekali di

dalam penatalaksanaan penderita akut maupun kronis, terutama penderita penyakit

paru. Pemeriksaan analisis gas darah penting baik untuk menegakkan diagnosis,

menentukan terapi, maupun untuk mengikuti perjalanan penyakit setelah

mendapat terapi. Sama halnya dengan pemeriksaan EKG pada penderita jantung

dan pemeriksaan gula darah penderita diabetes millitus. Dengan majunya ilmu

pengetahuan, terutama setelah ditemukan alat astrup, tekanan parsial O 2 dan CO2

serta pH darah dapat diukur dengan mudah.1,2

Pemeriksaan gas darah dan pH digunakan sebagai pegangan dalam

penanganan pasien-pasian penyakit berat dan menahun.Pemeriksaan analisa gas

darah dikenal juga pemeriksaan ASTRUP yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang

dilakukan melalui darah arteri. Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran

pH (dan juga keseimbagan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar

biokarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan

gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam

penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan

menahun.Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai

tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu

1
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

diagnosa hanya dari penelitian analisa gas darah dan keseimbangan asam-basa

saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan

data-data laboratorium lainnya.2,3


Hematokrit (HT) sangat diperlukan untuk menilai atau memberikan

gambran tentang kekentalan darah. Dimana semakin rendah nilai HT yang

normalnya 45% maka akan terjadi semakin haemodilusi (pengenceran), dan jika

HT semakin tinggi maka darah semakin meningkat visikositasnya (mengental)

Pemantauan pertukaran gas dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

1. Pemantauan invasive (kateter arteri,punksi arteri,punksi vena,dan

punksi kapiler)
2. Pemantauan non invasive (pulse oximetry,monitor

transkutaneus,monitor karbondioksida end-tidal)

Gas darah memberikan informasi tentang oksigenasi,homeostasis CO2,dan

keseimbangan asam basa,dank arena itu merupakan alat terpenting yang

digunakan dalam mengevaluasi adekuasi fungsi paru.

Meskipun tekanan parsial O2 arteri (PaO2) merupakan pengukuran standar

oksigenasi darah,saturasi O2 dengan pulse oxmetry (SapO2) merupakan penilaian

non invasive oksigen darah yang dapat mendeteksi hipoksemia.Pemantauan pulse

oximetri yang kontinyu dapat membantu mengobservasi keadaan kritis ataupun

stabilitas penderita setiap saat.4

BAB II

2
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

PEMBAHASAN

A. Pengertian AGDA

Pemeriksaan analisis gas darah merupakan pemeriksaan

laboratorium yang penting sekali di dalam penatalaksanaan penderita akut

maupun kronis, terutama penderita penyakit paru. Pemeriksaan analisis

gas darah penting baik untuk menegakkan diagnosis, menentukan terapi,

maupun untuk mengikuti perjalanan penyakit setelah mendapat terapi.

Sama halnya dengan pemeriksaan EKG pada penderita jantung dan

pemeriksaan gula darah penderita diabetes millitus.Dengan majunya ilmu

pengetahuan, terutama setelah ditemukan alat astrup, tekanan parsial O 2

dan CO2 serta pH darah dapat diukur dengan mudah.4

Analisa Gas Darah ( AGDA ) atau sering disebut Blood Gas

Analisa ( BGA ) merupakan pemeriksaan penting untuk penderita sakit

kritis yang bertujuan untuk mengetahui atau mengevaluasi pertukaran

Oksigen ( O2),Karbondiosida ( CO2) dan status asam-basa dalam darah

arteri.3

Analisa gas darah (AGDA) atau BGA (Blood Gas Analysis)

biasanya dilakukan untuk mengkaji gangguan keseimbangan asam-basa

yang disebabkan oleh gangguan pernafasan dan/atau gangguan metabolik.

Komponen dasar AGDA mencakup pH, PaCO2, PaO2, SO2, HCO3 dan

BE (base excesses/kelebihan basa).4

3
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

Pemeriksaan gas darah dipakai untuk menilai : “Keseimbangan

asam basa dalam tubuh, Kadar oksigenasi dalam darah, Kadar

karbondioksida dalam darah”.

B. Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan AGDA

Sebuah analisis ABG mengevaluasi seberapa efektif paru-paru yang

memberikan oksigen ke darah .Tes ini juga menunjukkan seberapa baik

paru-paru dan ginjal yang berinteraksi untuk menjaga pH darah normal

(keseimbangan asam-basa). Peneliatian ini biasanya dilakukan untuk

menilai penyakit khususnya pernapasan dan kondisi lain yang dapat

mempengaruhi paru-paru, dan sebagai pengelolaan pasien untuk terapi

oksigen (terapi pernapasan). Selain itu, komponen asam-basa dari uji tes

dapat memberikan informasi tentang fungsi ginjal.Adapun tujuan lain dari

dilakukannya pemeriksaan analisa gas darah,yaitu :

1. Menilai fungsi respirasi (ventilasi)


2. Menilai kapasitas oksigenasi
3. Menilai keseimbangan asam-basa
4. Mengetahui keadaan O2 dan metabolisme sel
5. Efisiensi pertukaran O2 dan CO2.
6. Untuk mengetahui kadar CO2 dalam tubuh
7. Memperoleh darah arterial untuk analisa gas darah atau test

diagnostik yang lain.2,3

Adapun manfaat pada pemeriksaan analisa gas darah yaitu untuk

menegakkan diagnosis, menentukan terapi, maupun untuk mengikuti

perjalanan penyakit setelah mendapat terapi,serta mengkaji gangguan

keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh gangguan pernafasan dan

atau gangguan metabolik dalam tubuh.

1. Analisis gas darah digunakan untuk diagnosa dan pengelolaan :

4
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

a. Penyakit pernafasan
b. Pemberian oksigen
c. Kadar oksigenasi dalam darah
d. Kadar CO2
e. Keseimbangan asam-basa
f. Ventilasi

2. Pemilihan bagian analisa gas darah :

a. Kriteria tergantung pada :


-Ada tidaknya sirkulasi koleteral

-Seberapa besar arteri

-Jenis jaringan yang mengelilingnya


b. Bagian-bagian yang tidak boleh dipilih :
-Adanya peradangan
-Adanya iritasi
-Adanya edema
-Dekat dengan luka
-Percabangan arteri dengan fistula

AGDA tidak perlu dilakukan apabila:

1. Hasil tidak akan memberikan pengaruh pada tindakan medis selanjutnya


2. Mengikuti prosedurpemeriksaan yang ada, bukan karena adanya indikasi
3. Masih terdapat cara lain yang lebih mudah untuk mendapatkan hasil yang

diinginkan
4. Komplikasi yang timbul >>daripada hasil AGDA yang diharapkan
C. Pengambilan Sample dan Analisa Pemeriksaan AGDA

Sampel darah untuk pemeriksaan Analisa Gas Darah dapat

dilakukan pada arteri radialis, arteri tibialis posterior, arteri dorsalis pedis,

dan lain-lain. Arteri femoralis atau brakialis sebaiknya tidak digunakan

jika masih ada alternatif lain, karena tidak mempunyai sirkulasi kolateral

yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau thrombosis

sedangkanarteri temporalis atau axillaris sebaiknya tidak digunakan karena

adanya risiko emboli. Korelasi nilai sampel darah arteri dan kapiler

bervariasi, baik untuk pH dan PCO2, tapi jelek untuk PaO2.5,6

5
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan analisa gas

darah:

 Gelembung udara

 Tekanan

Oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam

sampel darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila

tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan

meningkat.
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal

istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam

praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu :

melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan

tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum

dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan

venipunctur.6
Pengumpulan Sampel Darah

Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal

istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam

praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu :

melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan

tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum

dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan

venipuncture.6

Pengambilan Darah Vena

6
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah

umumnya diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi

dalam lipatan siku).Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup

besar, dan tidak ada pasokan saraf besar.Apabila tidak memungkinkan,

vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan

berikutnya.Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-

hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf

median.6,7

Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka

pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan

tangan.Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan

menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.

Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :


-
Lengan pada sisi mastectomy
-
Daerah edema
-
Hematoma
-
Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
-
Daerah bekas luka
-
Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
-
Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat

menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau

menurunkan kadar zat tertentu.7

Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual

dan cara vakum. Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik

(syring), sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum

(vacutainer).6

7
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan

darah vena adalah :

1. Pemasangan turniket (tali pembendung)


a. Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat

menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV

dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST,

besi, kolesterol, lipid total)


b. Melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan

hematoma
c. Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga

mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel

darah merah.7
2. Penusukan
a. Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan

jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu,

penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan

hematoma.
b. Tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena

menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma


c. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan

hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar

dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan

penusukan.8

Pengambilan Darah Kapiler

Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan

istilah skinpuncture yang berarti proses pengambilan sampel darah dengan

tusukan kulit. Tempat yang digunakan untuk pengambilan darah kapiler

adalah :

8
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

a. Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga.


b. Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian

tepi telapak kaki atau ibu jari kaki.


c. Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan

peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang,

trauma, dsb), kongesti atau sianosis setempat.

Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang

memerlukan sampel dengan volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan

kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit (mikrohematokrit) atau analisa gas

darah (capillary method).7

Pengambilan Darah Arteri

Pengambilan darah arteri umumnya menggunakan arteri radialis di

daerah pergelangan tangan.Jika tidak memungkinkan dapat dipilih arteri

brachialis di daerah lengan atau arteri femoralis di lipat paha. Pengambilan

darah harus dilakukan dengan hati-hati dan oleh tenaga terlatih.Sampel

darah arteri umumnya digunakan untuk pemeriksaan analisa gas darah

Arteri radialis yaitu arteri yang berada di pergelangan tangan pada posisi

ibu jari.7

a. Terdapat sirkulasi kolateral (suplai darah dari beberapa arteri).


b. Bila terjadi kerusakan RA pada saat pengambilan, ulnar arteri akan

mensuplai darah ke tangan. Padahal ulnar arteri tidak boleh digunakan

untuk ABG.
c. Bila tidak ditemukan sirkulasi korateral, RA tidak boleh digunakan.
d. Hematoma pada RA jarang terjadi karena adanya tekanan diatas

ligamen dan tulang pada pergelangan.


e. Kesulitan :
- Ukuran arteri kecil
- Sulit diperoleh kondisi pasien dengan curah jantung yang rendah.

9
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

Arteri branchialis

Yaitu arteri yang berada pada medial anterior bagian antecubital

fossa, terselipdiantara otot bisep.

a. Ukuran arteri besar sehingga mudah untuk dipalpasi dan ditusuk.


b. Sirkulasi koleteral cukup, tidak sebanyak RA.
c. Kesulitan :
- Letak arteri lebih dalam
- Letaknya dekat dengan basilic vena dan syaraf median
- Hematom mungkin terjadi

Arteri femoralis

Yaitu arteri yang paling besar untuk ABG. Berada pada permukaan

paha bagian dalam, disebelah lateral tulang pubis.

a. Dapat dilakukan ABG sekalipun pasien dengan curah jantung yang

rendah.
b. FA hanya digunakan dalam kondisi gawat darurat atau sulit mendapat

arteri lain.
c. Kesulitan :
- Sirkulasi koleteral sedikit sehingga mudah terjadi infeksi pada

tempat pengambilan
- Sulit untuk aseptis
- Pada orang tua, gangguan dinding arteri sebelah dalam
- Letaknya dekat dengan vena paha.

5. Bagian arteri lainnya

a. Pada bayi : arteri kulit kepala, arteri tali pusat


b. Pada orang dewasa : arteri dorsal pedis

Ukuran-ukuran dalam analisa gas darah:

 PH normal 7,35-7,45
 Pa CO2 normal 35-45 mmHg
 Pa O2 normal 80-100 mmHg
 Total CO2 dalam plasma normal 24-31 mEq/l
 HCO3 normal 21-30 mEq/l
 Base Ekses normal -2,4 s.d +2,3
 Saturasi O2 lebih dari 90%.

10
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

“Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan

“ASTRUP”, yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah

arteri. Lokasi pengambilan darah yaitu: Arteri radialis, A. brachialis, A.

Femoralis”.6

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil analisa gas darah meliputi :

i. Suhu, pada suhu 370 c selama 10 menit PH akan berubah, 0,10 ; PaCO21

mmhg dan PO2 0,7 mmhg, sedangkan pada suhu 40 dalam 10 menit PH

berubah 0,01 ; PaCO2 0,01 mmhg dan PaO2,07 mmhg. Sebaiknya darah

dimasukkan kedalam es untuk menghindari / mengurangi metabolisme dan

mencegah konsumsi oksigen dan karbondioksida yang dapat

mempengaruhi nilaiDarah yang diambil, darah arteri merupakan contoh

baku untuk pemeriksaaan analisa gas darah.5


ii. Pemakaian heparin, jangan lebih dari 0,05 cc untuk 1 cc darah (cukup

membilas spuit dengan heparin).


iii. Gelembung udara dalam spuit, yang akan mempengaruhi CO2 dan O2.

Komponen yang diperiksa dalam analisa gas darah meliputi :

- PH (normal : 7,35 – 7,45)

PH akan menggambarkan konsentrasi ion H+ dalam tubuh. Ada peningkatan atau

penuruna ion H+ akan mempengaruhi stabilitas dari PH cairan tubuh. Bila ion H+

meningkat PH akan rendah dan bila ion H+ menurun PH akan meningkat.

- PaCO2 (normal : 35 – 45 mmhg)

PaCO2 adalah tekanan partial yang ditimbulkan oleh CO2 yang terlarut.PaCO2

ini merupakan parameter untuk mengetahui fungsi respirasi dan menentukan

11
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

cukup tidaknya ventilasi alveolar.Bila PaCO2 rendah menunjukkan adanya

hyperventilasi karena rangsangan pernafasan dan bila PaCO2 tinggi

(hypoventilasi) menunjukkan adanya kegagalan ventilasi alveolis. Pada PaCO2

rendah konsentrasi ion H+ akan rendah dan PH meningkat, sedangkan bila terjadi

peningkatan PaCO2 konsentrasi ion H+ akan mengingat dan PH menjadi rendah

- PaO2 (normal : 80 – 100 mmhg)6

PaO2 adalah tekanan yang ditimbulkan oleh oksigen yang terlarut dalam

darah. PaO2 akan memberikan petunjuk cukup tidaknya oksigenisasi darah arteri

- Base Ekses (E . E) (normal ± 2 / 2,5 mEQ / 1)

Menggambarkan secara langsung kelebihan basa kuat / kekurangan asam

tetap atau kekurangan basa / kelebihan asam.Bila nilai positif menunjukkan

kelebihan basa dan bila nilai negatif menunjukkan kelebihan asam.4

- TCO2 (normal : 24 -31 mmhg)

Total CO2 yang terdapat dalam plasma, yang meliputi asam karbonat,

bikarbonat dan senyawa karbamino. TCO2 dapat digunakan sebagai petunjuk

klinik gangguan keseimbangan asam untuk memperkirakan kelebihan atau

kekurangan basa karena perbandingan bikarbonat dan asm bikarbonat 20 : 1

- Sat. O2 (normal : 96 -100 %)

Derajat kejenuhan Hb dengan oksigen. Sat O2 sangat membantu untuk

menghitung kandungan oksigen dalam darah

Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan AGDA :

12
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)


Gelembung udara

Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel

darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen

sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat.4


Antikoagulan

Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian

heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak

terpengaruh karena efek penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman

heparin.5


Metabolisme

Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup,

ia membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO 2. Oleh karena itu, sebaiknya

sampel diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan.Jika sampel tidak langsung

diperiksa, dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam.7


Suhu

Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan

tingginya PO2 dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2.8


Nilai

Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilai

PCO2 yang abnormal terjadi pada keadaan hipo atau hiperventilasi. Hubungan

antara tekanan dan saturasi oksigen merupakan faktor yang penting pada nilai

oksigenasi darah.5

13
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

D. Pengukuran Karbondioksida Darah

Analisa gas darah dilakukan pada darah dari arteri. Ini meruapakan

pengukuran tekanan parsial oksigen dan karbon dioksida dalam darah,

serta kandungan oksigen, saturasi oksigen, konten bikarbonat, dan pH

darah.Oksigen di paru-paru dilakukan pada jaringan melalui aliran darah,

tetapi hanya sejumlah kecil oksigen ini benar-benar dapat larut dalam

darah arteri. Berapa banyak melarutkan tergantung pada tekanan parsial

oksigen (tekanan bahwa gas diberikannya pada dinding arteri).Oleh

karena itu, pengujian tekanan parsial oksigen sebenarnya adalah

mengukur berapa banyak oksigen yang memberikan paru-paru ke dalam

darah.Karbon dioksida dilepaskan ke dalam darah sebagai produk

sampingan dari metabolisme sel. Tekanan parsial karbon dioksida

menunjukkan seberapa baik paru-paru menghilangkan karbon dioksida.

Sisa oksigen yang tidak terlarut dalam darah tergabung dengan

hemoglobin, suatu senyawa protein-besi yang ditemukan dalam sel-sel

darah merah.Pengukuran dalam kandungan oksigen dalam analisis ABG

menunjukkan berapa banyak oksigen dikombinasikan dengan hemoglobin.

Karbon dioksida lebih mudah larut dalam darah dibanding

oksigen , terutama membentuk jumlah bikarbonat dan lebih kecil dari

asam karbonat. Ketika hadir dalam jumlah normal, rasio asam karbonat

untuk bikarbonat menciptakan keseimbangan asam-basa dalam darah,

membantu menjaga pH pada tingkat di mana fungsi sel tubuh yang paling

efisien.Paru-paru dan ginjal baik berpartisipasi dalam mempertahankan

14
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

keseimbangan asam-karbonat bikarbonat.Paru-paru mengontrol tingkat

asam karbonat dan bikarbonat di atur oleh ginjal.8

E. Persiapan Alat dan Pasien


A. Persiapan Alat

Persiapan Alat Pengambilan Darah Vena

Pengambilan Darah Vena dengan Syring

o Syring
o Kapas Alkohol 70%
o Torniquet
o Plester
o Tabung

Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum

o Jarum
o Kapas alkohol 70%
o Tali pembendung (turniket)
o Plester
o Tabung vakum.

Persiapan Alat Pengambilan Darah Kapiler

o Lanset
o Kapas Alkohol 70%
o Povidone iodium 10%
o Tabung

Persiapan Alat Pengambilan Darah Arteri

o Torniquet
o Kapas Alkohol 70%
o Spuit
o Tabung
o Handscoon

B. Persiapan Pasien :

- Memberikan penjelasan pada klien (bila mungkin) dan keluarga mengenai

tujuan pengambilan darah dan prosedur yang akan dilakukan.

15
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

- Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan akan menimbulkan rasa sakit


- Jelaskan komplikasi yang mungkin timbul
- Jelaskan tentang allen’s test
- Mengatur posisi pasien

F. Prosedur Kerja

1) Prosedur Pengambilan Darah Vena

Pengambilan Darah Vena dengan Syring

Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring)

merupakan cara yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan

tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston

sederhana yang terdiri dari sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum.

Berbagai ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar

sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G.7

Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia

lanjut dan pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).

Prosedur :

Persiapkan alat-alat yang diperlukan : Untuk pemilihan syring, pilihlah

ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih

ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum terpasang dengan erat.

Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien

senyaman mungkin.

Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.

Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila

pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.



Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan

aktifitas.

Minta pasien mengepalkan tangan.

Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.

16
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)


Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan

(palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa

kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan

pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5

menit daerah lengan.



Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70%

dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.

Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika

jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam

semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk kena.



Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien

membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali

jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.



Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan

kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik

jarum sebelum turniket dibuka.8

Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum

Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD

(Becton-Dickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini

berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik.

Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke

dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah

tercapai.6

Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang

dihubungkan oleh sambungan berulir.Jarum pada sisi anterior digunakan

17
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior ditancapkan pada

tabung.Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat

mencegah darah dari pasien mengalir keluar.Sambungan berulir berfungsi

untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat

mendorong tabung menancap pada jarum posterior.

Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak

perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung.Cukup sekali

penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian

sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan

kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat

mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi,

kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada pengambilan

dengan cara manual dapat dihindari.

Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil,

bayi, atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien

gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap

(winged needle).

Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu”

hampir sama dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas.

Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan posterior terdapat dua

buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang

menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat

mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).

18
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

Prosedur :

Persiapkan alat-alat yang diperlukan

Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.

Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien

senyaman mungkin.

Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.

Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila

pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.



Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan

aktifitas.

Minta pasien mengepalkan tangan.

Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.

Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan

(palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa

kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan

pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5

menit daerah lengan.



Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70%

dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.

Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.

Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian

posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke

dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan

beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan

tabung kedua, begitu seterusnya.



Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume

darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang

diperlukan untuk pemeriksaan.

19
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)


Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan

kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik

jarum sebelum turniket dibuka.5

Menampung Darah Dalam Tabung

Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek

laboratorium klinik adalah sebagai berikut :

I. Tabung tutup merah : Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah

akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengsan pemusingan. Umumnya

digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank

darah (crossmatching test)


II. Tabung tutup kuning : Tabung ini berisi gel separator (serum separator

tube/SST) yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah

pemusingan, serum akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di

bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah,

imunologi dan serologi


III. Tabung tutup hijau terang : Tabung ini berisi gel separator (plasma

separator tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah

pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di

bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.


IV. Tabung tutup ungu atau lavender : Tabung ini berisi EDTA. Umumnya

digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)


V. Tabung tutup biru : Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya

digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)


VI. Tabung tutup hijau : Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin,

umumnya digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia

darah.

20
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

VII. Tabung tutup biru gelap : Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam,

umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper,

mercury) dan toksikologi.


VIII. Tabung tutup abu-abu terang : Tabung ini berisi natrium fluoride dan

kalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.


IX. Tabung tutup hitam : berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk

pemeriksaan LED (ESR).


X. Tabung tutup pink : berisi potassium EDTA, digunakan untuk

pemeriksaan imunohematologi.
XI. Tabung tutup putih : potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan

molekuler/PCR dan bDNA.


XII. Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media

biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi - aerob, anaerob dan

jamur

Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :



Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan

cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding

tabung. Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa

melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke

dalam tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung,

biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah

terpenuhi.

Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara

memutar-mutar tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali

dengan lembut. Mengocok sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.



Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah :

pertama - botol biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam

21
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

kedua - tes koagulasi (tabung tutup biru), ketiga - tabung non additive

(tutup merah), keempat - tabung tutup merah atau kuning dengan gel

separator atau clot activator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung

tutup hijau (heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat).6

2) Prosedur Pengambilan Darah Kapiler


- Siapkan peralatan sampling : lancet steril, kapas alcohol 70%.
- Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%,

biarkan kering.
- Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya

rasa nyeri berkurang.


- Lakukan tindakan aseptik dengan povidone iodium 10%, biarkan sampai

mengering, lalu ulangi dengan alkohol 70%.


- Sterilkan lanset dalam alkohol 95%
- Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak

harus diperas-peras keluar.Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih

basah oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh

alkohol, tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung

dalam wadah.
- Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas

kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.


- Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras

untuk mencegah terbentuknya jendalan.

3) Prosedur Pengambialn Darah Arteri


-
Siapkan peralatan sampling di tempat/ruangan dimana akan dilakukan

sampling.
-
Pilih bagian arteri radialis
-
Pasang tali pembendung (tourniquet) jika diperlukan.
-
Lakukan palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk memastikan letak arteri.

22
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

-
Desinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkan

kering. Kulit yang telah dibersihkan jangan dipegang lagi.


-
Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu tusukkan

jarum di samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum tegak atau agak

miring. Jika tusukan berhasil darah terlihat memasuki spuit dan

mendorong thorak ke atas.


-
Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki, lepaskan/tarik jarum dan

segera letakkan kapas pada tempat tusukan lalu tekan kapas kuat-kuat

selama ±2 menit. Pasang plester pada bagian ini selama ±15 menit.7

 Langkah-langkah untuk menilai gas darah:


a) Pertama-tama perhatikan pH (jika menurun klien mengalami asidemia,

dengan dua sebab asidosis metabolik atau asidosis respiratorik; jika

meningkat klien mengalami alkalemia dengan dua sebab alkalosis

metabolik atau alkalosis respiratorik; ingatlah bahwa kompensasi ginjal

dan pernafasan jarang memulihkan pH kembali normal, sehingga jika

ditemukan pH yang normal meskipun ada perubahan dalam PaCO2 dan

HCO3 mungkin ada gangguan campuran).


b) Perhatikan variable pernafasan (PaCO2 ) dan metabolik (HCO3) yang

berhubungan dengan pH untuk mencoba mengetahui apakah gangguan

primer bersifat respiratorik, metabolik atau campuran (PaCO2 normal,

meningkat atau menurun; HCO3 normal, meningkat atau menurun; pada

gangguan asam basa sederhana, PaCO2 dan HCO3 selalu berubah dalam

arah yang sama; penyimpangan dari HCO3 dan PaCO2 dalam arah yang

berlawanan menunjukkan adanya gangguan asam basa campuran).

23
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

c) Langkah berikutnya mencakup menentukan apakah kompensasi telah

terjadi (hal ini dilakukan dengan melihat nilai selain gangguan primer, jika

nilai bergerak yang sama dengan nilai primer, kompensasi sedang

berjalan).
d) Buat penafsiran tahap akhir (gangguan asam basa sederhana, gangguan

asam basa campuran).6

Komplikasi pada analisa gas darah

a Rasa takut
b.Infeksi dan pembentukan trombus
c. Hematoma
d.Arteriospasm (respon refleks kontriksi dari otot arteri)

Beberapa hal penting yang perlu di perhatikan dalam pengambilan darah ini

meliputi :

- Gunakan tehnik steril


- Hindari penusukan yang sering pada tempat yang sama untuk mencegah

aneurism
- Jangan menusukkan jarum lebih dari 0,5 cm
- Harus mengetahui anatomi untuk mencegah terjadinya penusukan pada saraf
- Lakukan palpasi sebelum di lakukan penusukan
- Bila perlu pengulangan pemeriksaan analisa gas darah dokter akan memasang

“arteri line”

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

24
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

Analisa gas darah (AGDA) atau BGA (Blood Gas Analysis) biasanya dilakukan

untuk mengkaji gangguan keseimbangan asam basa dalam tubuh, Kadar

oksigenasi dalam darah, Kadar karbondioksida dalam darah yang disebabkan oleh

gangguan pernafasan dan/atau gangguan metabolik.

Tujuan

1. Menilai fungsi respirasi (ventilasi)

2. Menilai kapasitas oksigenasi

3. Menilai keseimbangan asam-basa

4. Mengetahui keadaan O2 dan metabolisme sel

5. Efisiensi pertukaran O2 dan CO2.

6. Untuk mengetahui kadar CO2 dalam tubuh

7. Memperoleh darah arterial untuk analisa gas darah atau test diagnostik yang

Lain.8

DAFTAR PUSTAKA

1. Diunduh dari www.wikipedia.com pada tanggal 12 Oktober 2008

25
KKS Bagian Ilmu Paru
Analisa Gas Darah (AGDA)

2. Direktorat Laboratorium Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Pedoman

Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice), Cetakan

ke-3, Jakarta, 2004


3. Hubble SMA. Acid-Base and Blood Gas Analysis. Anesthesia and

Intensive Care Medicine 2007; 11: 471-3


4. Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik,

Edisi 6, EGC, 2007.


5. Laboratorium Patologi Klinik FK-UGM, Tuntunan Praktikum Hematologi,

Bagian Patologi Klinik FK-UGM, Yogyakarta, 1995.


6. R. Gandasoebrata, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Bandung,

1992
7. http://labkesehatan.blogspot.com/
8. Karyadi Wiryoatmojo. Beberapa masalah dasar dalam keseimbangan asam

basa. Bagian Anestesiology UNAIR.

26
KKS Bagian Ilmu Paru

Anda mungkin juga menyukai