Anda di halaman 1dari 8

PESAWAT SEDERHANA

a. Pengertian Pesawat Sederhana


Pesawat sederhana adalah alat yang digunakan untuk memudahkan atau meringankan pekerjaan.
Ditinjau dari energinya, pada saat kita memindahkan suatu benda dengan memanfaatkan atau tidak
memanfaatkan pesawat sederhana sebenarnya besarnya sama. Tetapi dengan menggunakan
pesawat sederhana menjadi lebih ringan atau lebih mudah.
Jenis-jenis pesawat sederhana yang akan kita pelajari pada modul ini antara lain:
1. Tuas atau Pengungkit
2. Bidang miring
3. Katrol
4. Katrol tunggal tetap
5. Katrol tunggal bergerak
6. Katrol ganda

1) Tuas atau Pengungkit

Berdasarkan gambar di atas, tuas nomor berapakah yang menunjukkan keadaan setimbang? Tuas
nomor berapakah yang menunjukkan keadaan tidak setimbang? Apa yang menyebabkan keadaan
tuas tersebut ? Untuk memahami prinsip kerja tuas dapat kita jelaskan sebagai berikut:

Tuas (1) dalam keadaan setimbang;

Keadaan setimbang pada tuas (1) disebabkan panjang lengan tuas yaitu l1 = l2 benda yang
digantungkan pada kedua lengannya sama. Hal itulah yang menyebabkan tuas (1) menjadi
setimbang.

Tuas (2) dalam keadaan tidak setimbang;


Keadaan tidak setimbang pada tuas (2) disebabkan panjang lengan tuas l1< l2 sedangkan berat
benda yang digantungkan pada kedua lengannya sama. Hal itulah yang menyebabkan tuas (2)
menjadi tidak setimbang.

Tuas (3) dalam keadaan setimbang;

Keadaan setimbang pada tuas (3) disebabkan walaupun panjang lengan tuas l1< l2 tetapi berat
benda yang digantungkan pada kedua lengannya berbeda. Jika kita perhatikan beban yang
digantung pada lengan tuas l1 besar sedangkan beban yang digantung pada lengan tuas l2 lebih
kecil. Hal itulah yang menyebabkan tuas (3) menjadi setimbang.

Untuk memudahkan pemahaman terhadap tuas atau pengungkit, kita dapat menuliskan persamaan
yang berlaku pada tuas atau pengungkit sebagai berikut:
F
W l2

l1

Gambar 1. Tuas atau pengungkit

Secara matematis persamaan tuas yang berlaku pada gambar di atas dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut.
W x l1 = F x l2
Dimana: W = Berat benda
F = Gaya
l1 = Lengan beban
l2 = Lengan kuasa
Pengungkit dimanfaatkan oleh manusia untuk memindahkan benda yang berat dengan
menggunakan gaya yang kecil. Tingkat kemudahan sebuah tuas atau pengungkit dinamakan
keuntungan mekanik.

Keuntungan mekanik tuas atau pengungkit dinyatakan dengan:


KM = W/F
KM = l2/l1

Contoh:
Perhatikan gambar berikut ini!

Tentukan:

a. Berat beban
b. Keuntungan mekanik

Jawab:
a. W x l1 = F x l2 b. KM = W/ F
W x 2 = 100 x 5 = 250/100
2 W = 500 = 2,5 x
W = 500/2
W = 250 Newton

Berdasarkan prinsip kerja tuas atau pengungkit manusia membuat berbagai alat yang dapat
digunakan untuk memudahkan suatu pekerjaan. Beberapa alat tersebut antara lain tang, gunting,
pemotong kuku, pemecah kemiri, pembuka botol, gerobak dorong, crane, dan sebagainya.
Adapun gambar dari alat-alat yang menggunakan prinsip kerja tuas atau pengungkit ditunjukkan
oleh gambar berikut ini.

Gambar 2. Jenis-jenis pesawat sederhana

2) Bidang Miring
Adalah alat yang dalam penggunaannya memindahkan suatu benda dengan memanfaatkan bidang
yang dimiringkan. Cara memanfaat bidang miring sama seperti pengungkit, tetapi untuk
memindahkan bendanya dengan cara menggeser/mendorong diatas bidang miring tersebut.
Gambar 3. Mendorong benda dengan memanfaatkan bidang miring

Besar kecilnya gaya yang digunakan pada bidang miring sangat tergantung pada bidang miring
yang digunakan. Untuk memindahkan sebuah benda dengan menggunakan bidang miring, gaya
yang dikeluarkan menjadi besar jika bidang miringnya curam, dan gaya yang dikeluarkan menjadi
kecil jika bidang miringnya semakin landai.

Berdasarkan gambar di atas, persamaan yang berlaku dalam bidang miring dapat dinyatakan
sebagai berikut.
F/W = h/s Dimana :
F = gaya
F = W x h/s
W= berat benda
Karena W = m.g m = massa
g = percepatan gravitasi
Maka :
h = ketinggian bidang miring
F = m.g h/s
s = panjang lintasan bidang miring

Dalam penggunaan bidang miring kita merasa lebih mudah atau lebih ringan dalam mengerjakan
suatu pekerjaan. Tingkat kemudahan yang diperoleh saat menggunakan suatu pesawat sederhana
dinamakan keuntungan mekanik. Secara matematis keuntungan mekanik bidang miring dapat
dinyatakan dengan.

KM = W/F
= s/h

Beberapa contoh peralatan yang memanfaatkan prinsip bidang miring ditunjukkan pada gambar
berikut ini.
Gambar 4. Peralatan yang memanfaatkan prinsip bidang miring

Contoh Soal
Sebuah drum yang beratnya 6000 N akan dinaikkan ke suatu tempat yang tingginya 2 m dengan
menggunakan bidang miring. Jika panjang lintasan bidang miring 5 m,
Tentukan:
a) Gaya untuk memindahkan drum
b) Keuntungan mekanik bidang miring
Jawab:
KM = s/h
= 5/2
= 2,5 x
KM = W/F
2,5 = 6000/F
F = 6000/2,5
F = 2400 N

3) Katrol

Salah satu jenis pesawat sederhana yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari
adalah katrol. Katrol seperti bidang miring dan tuas atau pengungkit, dapat digunakan untuk
mengangkat benda dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih tinggi. Katrol dapat digunakan
untuk mengubah arah gerak, berarti katrol tidak selalu menghasilkan keuntungan mekanik. Besar-
kecilnya gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban dengan menggunakan katrol sangat
bergantung pada bagaimana cara merangkaikan katrolnya.

Beberapa cara merangkaikan katrol sebagai pesawat sederhana ditunjukkan pada gambar berikut
ini.
Gambar 5. Berbagai cara merangkai katrol

Dalam penggunaannya katrol dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :


a) Katrol Tunggal Tetap
Pemanfaatan katrol tunggal tetap sering kita temukan untuk menimba air dari dalam sumur.

Lb Lk

Gambar 6. Katrol tunggal

Penggunaan katrol untuk menimba air sebenarnya tidak mendapatkan keuntungan mekanik,
tetapi untuk mengubah arah gaya. Gaya yang diberikan pada tali katrol ke arah bawah
sedangkan ember berisi air ke arah atas. Cara yang sama terjadi pada katrol yang digunakan
untuk menaikkan bendera.

Berdasarkan gambar diatas, persamaan yang berlaku pada katrol tunggal tetap dapat
dinyatakan sebagai berikut.

Dimana :
W = berat beban
W x Lb = F x Lk
F = gaya
KM = W/F Lb = lengan beban
Lk = lengan kuasa
= Lb/Lk
KM = keuntungan mekanik
b) Katrol Tunggal Bebas

Katrol bebas atau katrol tunggal bergerak adalah katrol yang dapat bergerak bebas baik ke arah
atas maupun ke arah bawah. Katrol tunggal bebas biasanya digunakan untuk mengangkat benda
dan sekaligus dapat menggeser benda tersebut.

Berdasarkan gambar berikut ini hubungan yang berlaku pada katrol tunggal bebas atau katrol
tunggal bergerak dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut.
Dimana :
W = berat beban
F x Lk = W x Lb F = gaya
KM = W/F Lb = lengan beban
= Lk/Lb Lk = lengan kuasa
KM = keuntungan mekanik

c) Katrol Majemuk

Katrol majemuk dapat disusun dengan cara menggabungkan satu katrol tetap dengan beberapa
buah katrol sehingga terbentuk satu kesatuan sistem katrol yang baru. Gabungan katrol majemuk
dapat berupa satu katrol tunggal tetap dengan satu katrol ganda, gabungan dua katrol ganda, atau
lebih dari dua katrol ganda. Tujuan dibuatnya katrol majemuk adalah untuk memperoleh
keuntungan mekanik yang lebih besar dibandingkan dengan jenis katrol tunggal yang telah kita
pelajari.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan oleh para ahli fisika ternyata besarnya keuntungan
mekanik pada katrol majemuk dapat ditentukan cara menghitung banyaknya tali yang menopang
beban. Dengan kata lain keuntungan mekanik dipengaruhi oleh banyaknya jumlah tali yang
menopang beban sesuai dengan katrol majemuk yang dibuat.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat menentukan jumlah tali yang menopang beban
pada katrol majemuk; yaitu:
(1) Gaya pada tali yang arah tarikannya ke atas, dihitung juga sebagai keuntungan mekanik.
(2) Gaya pada tali yang tarikannya ke bawah, tidak dihitung sebagai keuntungan mekanik.
Perhatikan gambar berikut ini !

Jika kita anggap berat katrol-katrol dan talinya dapat


diabaikan, berdasarkan gambar di atas, kita dapat
menuliskan persamaan matematis yang berlaku pada
katrol majemuk sebagai berikut.
Jumlah tali = 4
Jadi : KM =4
KM = W/F
= s/d

Gambar 7. Katrol majemuk

Jika kita cermati pada kegiatan eksperimen katrol majemuk, ternyata gaya yang terukur pada
dinamometer selalu lebih kecil jika dibandingkan dengan berat bebannya. Tetapi jika jarak
pergeseran beban kita perhatikan, ternyata pergeseran beban selalu lebih kecil jika dibandingkan
dengan pergeseran gayanya. Artinya usaha atau kerja pada lengan gaya dan usaha beban besarnya
selalu sama.
Jadi sebenarnya dalam keadaan ideal penggunaan pesawat sederhana sama sekali tidak ada
pengurangan usaha atau kerja. Gaya yang diberikan menjadi kecil; tetapi hal tersebut dibarengi
dengan semakin panjangnya jarak yang harus ditempuhnya pada saat menggunakan pesawat
sederhana. Jika gayanya ½ berat bebannya, jarak lintasannya menjadi 2 kali pergeseran bebannya.
Sifat semua pesawat sederhana, usaha atau kerja yang dilakukan untuk memindahkan beban
dengan menggunakan pesawat sederhana selalu sama dengan usaha atau kerja yang dilakukan
untuk memindahkan beban tanpa menggunakan pesawat sederhana.

Anda mungkin juga menyukai