Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN KERIPIK PISANG

OLEH :
SERVASIUS ASELUS ANEN MAU

i
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang telah
memberikan berkah dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan akhir Pengabdian Program Ipteks Bagi Masyarakat (I m) ini tepat waktu.
b

Laporan akhir Pengabdian Program Ipteks Bagi Masyarakat (I m) ini masih jauh dari
b

sempurna, kami sudah berusaha untuk menyelesaikan program ini, karena


keterbatasan dana dalam pelaksanaan program ini, maka beberapa program belum
tuntas dalam penyelesaiannya, tetapi kami berusaha untuk menyelesaikannya sesuai
dengan program yang kami anjurkan pada proposal tersebut.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian laporan akhir pengabdian ini
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang memberikan dukungan, baik moril
maupun materil. Untuk itu pula pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya pada berbagai pihak yang telah menolong
penulis dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir pengabdian ini masih banyak
kekurangannya, karena keterbatasan yang penulis miliki. Kritik dan saran demi
kesempurnaan laporan akhir pengabdian ini sangat penulis harapkan. Akhir kata
diharapkan semoga laporan ini ada manfaatnya bagi kita semua.

Atambua,16 Januari 2023


Penulis

Servasius Aselus Anen Mau

2
DAFTAR ISI
Judul Halaman
Halaman Pengesahan ii
Ringkasan iii
PRAKATA iv
Daftar Isi v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Analisis Situasi 1
1.2. Permasalahan Mitra 2
BAB II TARGET LUARAN 5
BAB III METODE PELAKSANAAN 9
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 10
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 11
BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 13
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 14
DAFTAR PUSTAKA 15
Lampiran 1. Instrumeen dalam program IbM pengabdian ini Lampiran 2.
Personalia Program IbM
Lampiran 3. Foto-foto Pengolahan Kripik Pisang sampai Pengemasan Lampiran
4. Artikel ilmiah dimuat dalam jurnal Udayana Mengabdi Lampiran 5. Anggaran
penggunaan dana pengabdian 100%

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi


Kelompok Bunga Sahabat dan Kelompok Tiga Bunga yang berlokasi di
Banjar Buungan desa Tiga Kecamatan Susut Kabupaten Bangli merupakan suatu
Industri Rumah Tangga yang memproduksi kripik pisang. Kelompok Bunga sahabat
ini adalah merupakan kelompok wanita tani (KWT) yang dirintis mulai tahun 2005
diawali dengan penyuluhan dan pelatihan pengolahan pisang dari Fakultas Teknologi
Pertanian Unud. Selanjutnya kelompok ini mencoba mengusahakan salah satu produk
yaitu kripik pisang. Selama 2 tahun bergelut membuat kripik pisang secara perlahan
membuahkan hasil, produk kripik pisang ini sudah semakin banyak dibeli masyarakat
yang dititipkan di warung maupun di toko-toko serta hampir setiap tahun selalu
mengikuti pameran di kota Bangli maupun di tingkat provinsi di kota Denpasar.
Tahun 2007 kelompok ini sudah memiliki modal secara swadaya. Kelompok wanita
tani ini berlokasi di dusun atau banjar Bungan desa Tiga Kecamatan Susut, Bangli
dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 3 orang dengan tingkat pendidikan SD, SMP
dan SMA. Kelompok usaha ini diketuai oleh I Nyoman Suriadha. Kelompok Tiga
Bunga juga merupakan kelompok yang sudah memiliki modal secara swadaya.
Kelompok wanita tani ini berlokasi di dusun atau banjar Buungan desa Tiga
Kecamatan Susut, Bangli dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 3 orang dan diketuai
oleh Ni Nengah Rasmin.
Kapasitas produksi kripik pisang setiap hari rata-rata mencapai 30 kg dari
bahan baku buah pisang kurang lebih 70 kg. Harga jual kripik pisang di perusahaan
ini adalah Rp. 20.000 per kilogramnya. Dengan kapasitas produksi seperti ini baru
dapat memenuhi kebutuhan ke sejumlah pelanggan/konsumen yang berada disekitar
perusahaan, desa dan sebagian kecil konsumen di kecamatan dan Kabupaten Bangli.
Kebutuhan kripik pisang terus mengalami peningkatan karena perusahaan ini adalah
satu-satunya yang ada di Kecamatan Susut Kabupaten Bangli, Perusahaan memiliki
tiga orang karyawan dengan peralatan yang digunakan masih manual/tradisional.
Melihat kebutuhan kripik pisang yang terus meningkat dan prospek pemasaran kripik
pisang yang lebih luas di Bali, maka perusahaan ini sangat berkeinginan untuk
meningkatkan mutu dan kapasitas produksinya.
Pola manajemen usaha masih bersifat sederhana yang dikelola secara

1
kekeluargaan. Administrasi pembukuan yang dimiliki oleh kelompok usaha ini hanya
berupa buku kas dan buku pesanan. Pemasaran produk kripik pisang adalah seluruh
kecamatan di Bangli dan sekarang sudah mulai berkembang hingga sampai
kabupaten Gianyar. Permasalahan yang sangat dirasakan oleh pemilik perusahaan ini
adalah kripik pisang dalam kemasan kecil tidak tahan disimpan sehingga belum bisa
memasarkan sampai ke swalayan/supermarket. Terbatasnya pemasaran ini
disebabkan karena belum adanya ijin produksi dan kemasan yang masih sederhana
Hal ini disebabkan karena pihak perusahan belum memiliki alat pengemas yang
memadai dan belum mendapatkan ijin industri untuk memasarkan produk tersebut.
Agar produk dapat dipasarkan lebih luas diperlukan kemasan yang memenuhi syarat
pelabelan
“Sune Cekuh” adalah bawang putih dan kencur yang sering digunakan
sebagai bumbu dapur. Bawang putih merupakan kelompok rempah-rempah yang
memiliki khasiat sebagai antimikroba dan antioksidan, demikian juga dengan kencur.
Kedua bumbu dapur ini sudah sering dipakai sebagai bahan penyedap untuk berbagai
jenis masakan, khususnya masakan Bali bumbu “Sune Cekuh” sudah sangat populer
dikalangan masyarakat, dengan rasa gurih dan enak serta merangsang selera makan.
Melihat antusias para ibu KWT ini sangat tinggi dalam melaksanakan
usahanya tersebut maka dari pihak Perguruan Tinggi khususnya dari Fakultas
Teknologi Pertanian memandang sangat perlu memberikan dukungan/bantuan
teknologi dalam perbaikan pengolahan kripik pisang “Sune Cekuh” demi
kesinambungan usaha tersebut serta untuk peningkatan taraf hidup masyarakat
khususnya masyarakat desa Tiga.
.

1.2.. Permasalahan Mitra


Kapasitas produksi kripik pisang dari kelompok usaha Br. Buungan, Desa
Tiga, masih rendah dan kualitasnya masih beragam. Produksi yang masih rendah
disebabkan peralatan yang dipergunakan masih sangat sederhana (manual) demikian
juga dengan kualitas produk masih beragam seperti ukuran kripik pisang (panjang
dan lebarnya bervariasi), warna produk yang kurang menarik, tekstur atau
kerenyahan kripik yang kurang baik, hanya satu jenis rasa dan perlu dikembangkan
ragam rasa kripik seperti rasa barbeque, rasa coklat, rasa ayam panggang dan lainnya
serta produk yang disajikan masih dalam kemasan besar (4 kg).

2
Tahapan proses pembuatan kripik pisang adalah pemilihan buah pisang,
sortasi, pengupasan kulit, pengirisan dan perendaman dalam larutan garam dan
larutan kunir (0,1% NaCl), proses penggorengan, penirisan dan pengemasan.
Permasalahan yang ditemui adalah
1. Dalam pembuatan kripik pisang masih dilakukan secara manual dengan
menggunakan tangan, sehingga buah pisang yang dapat dikupas dan diiris
masih relatif rendah, sehingga memakan waktu yang cukup lama. Untuk
50 kg buah pisang mulai pengupasan dan pengirisan memerlukan waktu
60-75 menit.
2. Ukuran kripik yang masih beragam dan hampir 30%, kripik yang
dihasilkan berukuran kecil dan tidak seragam,
3. Warna kripik yang tidak seragam dikarenakan waktu pengupasan dan
pengirisan memerlukan waktu lama, sehingga buah pisang kontak dengan
udara yang menyebabkan warna kripik mengalami pencoklatan.
4. Kemasan kripik pisang masih dalam kemasan plastik besar kapasitas 4
kg, dan belum memiliki label, dalam kemasan plastik besar kualitas
kripik menjadi berkurang terutama kerenyahannya, pemasarannya tidak
dilakukan dalam bentuk eceran sehingga keuntungannya dinikmati oleh
pengecer lain.
Cara kerja pembuatan kripik pisang:
1. Memilih buah pisang yang belum masak optimal, tidak cacat atau rusak,
mempunyai bentuk dan ukuran yang hampir seragam.
2. Pisang dikupas dan diiris serong atau memanjang dengan ketebalan 1 mm.
Lalu direndam dalam air kapur sirih selama ± 10 menit. Setelah itu direndam
lagi dalam larutan garam, pewarna makanan, dan Vx selama ± 10 menit.
Sambil menunggu perendaman, minyak dipanaskan.
3. Irisan pisang hasil perendaman digoreng sampai kering, ditiriskan, dan
dinginkan diatas tampah sekitar ± 15 menit.
4. Pengemasan dalam wadah plastik, atau toples. Cara pembuatan beserta
fotonya dapat dilihat pada Lampiran 2.

3
BAB II
TARGET DAN LUARAN

2.1 Solusi yang Ditawarkan


Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok wanita tani bunga
sahabat sebagai mitra produksi, maka untuk membantu mengatasi permasalahan
tersebut dapat dilakukan sebagai berikut
1. Peningkatan Kapasitas Produksi
Untuk meningkatkan produksi kripik pisang lebih cepat dan efisien dari segi
tenaga dan waktu dengan kualitas yang lebih baik disarankan dalam pengirisan buah
pisang tidak dilakukan dengan menggunakan pisau tetapi dengan menggunakan alat
penggiris dengan pisau pengiris yang terbuat dari stainlesstail dan digerakkan dengan
motor penggerak (dinamo) dengan kapasitas hasil pengirisan 100 kg/jam, sehingga
dari segi waktu dan tenaga lebih efisien.
2. Peningkatan Kualitas Produksi
Agar kualitas kripik pisang yang dihasilkan memiliki ukuran, warna, tekstur
dan kerenyahan yang lebih baik, maka pisau pengiris dibuat dari bahan stailesstail
sehingga terhindar dari proses pencoklatan. Disamping itu dalam proses pengirisan
tersebut irisan pisang sesegera mungkin jatuh dan terendam di dalam larutan kapur
sirih untuk menghindari kontak dengan udara.(mencegah proses pencoklatan),
sedangkan untuk warna supaya menarik digunakan pewarna makanan (egg yellow
merk Aromma, serta untuk kerenyahan dan awetnya kripik diberikan Vx (sejenis
baking soda khusus untuk pembuatan kripik). Tebal tipisnya irisan juga dapat dibuat
seragam sehingga bentuk dan ukuran kripik menjadi seragam dan dalam
penggorengan akan menghasilkan kripik yang seragam.
Teknologi proses yang ditawarkan dalam pengolahan kripik ini juga adalah
memberikan tambahan bumbu dari ”Sune Cekuh” (bawang putih dan kencur dengan
metode sebagai berikut :
1. Bawang putih maupun kencur dipilih yang bersih dan kering
2. Masing-masing dilakukan proses blansing pada suhu 70 C selama 10 menit
o

3. Bawang putih maupun kencur selanjutnya di iris-iris ditempatkan pada tempat


terpisah, lalu dikeringkan pada suhu 60-70 C selama 4-5 jam di dalam oven.
o

4. Bawang putih maupun kencur yang sudah kering kemudian masing-masing

4
diblender sampai hancur menjadi bubuk.
5. Bubuk kasar bawang putih maupun kencur diayak dengan ayakan sampai menjadi
bubuk halus. Lalu masing-masing dikemas, siap untuk dicampurkan pada kripik.
6. Dibuat perbandingan sesuai selera, pada kripik pisang dibuat perbandingan 1 : 3
(bubuk kencur : bawang putih), campuran bubuk tersebut ditempatkan pada
tempat yang ditutupnya berisi lubang-lubang untuk memudahkan dalam
pencampuran pada kripik
7. Lalu bubuk tersebut dituangkan pada kripik pisang yang telah digoreng dan
ditiriskan aduk rata, kemudian kripik dikemas.
3. Mesin pengiris kripik
Mesin pengiris kripik di disain dengan teknologi tepat guna sesuai dengan
kebutuhan pengusaha setempat. Alat ini dirancang dengan kapasitas produksi 100
kg/jam, dibuat dengan bahan pengiris stainlesstail dan digerakan dengan dinamo
dengan daya 500 watt.
4. Penyiapan Kemasan Vakum
Kripik pisang memiliki masa simpan yang relatif lebih lama daripada bahan
asalnya. Kripik pisang yang disimpan tanpan bahan pengemas kedap udara memiliki
masa simpan cukup singkat, karena produk ini kontak langsung degan udara sehingga
tekturnya kurang renyah atau layu. Kripik pisang segera setelah selesai digoreng
sebaiknya dikemas. Jenis pengemas yang ada cukup banyak diantaranya pengemas
plastik, polyprophylene dengan ketebalan 0,8 mm. Penggunaan pengemas plastik
untuk kripik pisang disesuaikan dengan volume produk. Kripik pisang supaya dapat
disimpan lebih lama disamping dikemas dengan menggunakan kantong plastik tetapi
juga penting untuk menjaga agar udara tidak tersedia di dalam kantong plastik
tersebut, oleh karena itu penting untuk menggunakan pengemas vakum agar produk
tidak kontak langsung dengan udara, dengan demikian masa simpan produk dapat
dismpan lebih lama. Disain pengemas vakum kripik pisang disajikan pada Gambar 2

5
11) Vacuum: 0.035 Mpa
i 2) Width of heat — seal: 40 — 280mm / = / 11.02 inches
[Wider bags can be closed by sealing the opening in several sleps. ) i 3) Power supply: AC 220V
50Hz(export 110V 60 Hz) l'4) Heat —seal time: digital setting. auto control
(S) Size of unit:350 x 140 x 70mm / » / 13.78 x 5. 51 x 2. 75 inches
(’S) Weight:2.4Kg /=/ 5.29 Pounds

Gambar 2. Alat Pengemas Vakum

4. Pengurusan Ijin Produksi dan Labeling


Pengurusan ijin dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
• Pengambilan formulir pengurusan ijin di Dinas Kesehatan di tingkat
Kabupaten
• Pengisian formulir
• Penyiapan ruangan dan peralatan produksi yang memenuhi standar kesehatan
• Pengurusan surat-surat ke lingkungan, kelurahan dan kecamatan
• Penyiapan disain label
• Menyerahkan kembali formulir yang sudah diisi ke Dinas Kesehatan
Kabupaten
• Pemeriksaan ke tempat usaha oleh Dinas Kesehatan dan instansi terkait
• Persetujuan dan pengambilan ijin produksi dari Dinas Kesehatan

Gambar 3. Kemasan Kripik Pisang 4 kg


Beberapa manfaat merk adalah : 1) merek memberikan identitas,
2).membedakan dengan pesaing, 3) meningkatkan penjualan, 4) membangun
loyalitas 5) membuat pelanggan tidak sensitif harga, 6) komunikasi pemasaran jadi
lancar, 7) terbuka peluang untuk waralaba, 8) magnet bagi para stakeholder

6
Dampak secara nasional dari program ini adalah membantu pemerintah
daerah dalam memacu berdirinya kelompok-kelompok usaha baru yang bergerak
dalam bidang produksi kripik pisang. Disamping itu akan memacu berdirinya usaha
baru yang terkait seperti usaha memproduksi alat pengepres vakum sehingga dapat
menyerap tenaga kerja dan pendapatan masyarakat serta mengurangi pengangguran.

2.2 Luaran dari kegiatan ini

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini diharapkan :

a. Jumlah produksi kripik pisang meningkat dari 30 kg menjadi 80 - 100 kg per hari.
b. Kualitas kripik pisang meningkat baik dari segi warna, ukuran, bentuk, tekstur
dan kerenyahannya
c. Produk bisa dijual dengan kemasan yang sesuai persyaratan labeling secara
eceran
d. Masa simpan produk lebih lama dengan jangkauan pemasaran lebih luas
e. Perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi

7
BAB III
METODE PELAKSANAAN

Metode yang dilaksanakan pada Ipteks bagi masyarakat ini adalah melalui
pemberdayaan masyarakat/pengembangan SDM melalui penyuluhan, pelatihan dan
pendampingan. Pendekatan melalui (1) transfer teknologi tepat guna, (2)
pengembangan wawasan kewirausahaan, (3) Pengembangan manajemen usaha.
Tahapan pelaksanaan kegiatan ini diawali dengan penjajagan dan sosialisasi
program Ipteks untuk melakukan pendampingan dan kerjasama dengan petani atau
mitra usaha dalam pengembangan Ipteks dan usaha kecil mikro. Selanjutnya
membuat kesepakatan dan kerjasama pengembangan usaha pedesaan, merencanakan
pengembangan SDM melalui penyuluhan, pelatihan dan pendampingan kepada mitra
usaha. Mitra usaha diberikan pelatihan dan demo tentang penanganan dan
pengolahan pascapanen, manajemen usaha, dan akses pemasaran usaha. Pelatihan
diberikan sampai kelompok usaha memiliki keterampilan dan produk yang siap di
pasarkan dan memiliki kualitas standar SNI.

8
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

LPPM Universitas Udayana membawahi Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat


(LPM), di mana secara umum menyampaikan informasi mengenai program PPM di
lingkungan Universitas Udayana dan Dirjen Pendidikan Tinggi seperti informasi mengenai
wilayah desa binaan, persoalan-persoalan masyarakat di desa binaan, pendampingan
pengabdian dan pelatihan penyusunan proposal.
Program IbM ini melibatkan tim penyuluh Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Udayana yang dilibatkan pada pengabdian IPTEKS bagi masyarakat ini sudah memiliki
pengalaman yang cukup luas dalam kegiatan pengabdian masyarakat dan pemberdayaan
masyarakat desa khususnya kelompok usaha tani yang ada di pedesaan. Staf pimpinan
sangat mendukung pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dengan
memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana dalam pengembangan IPTEKS bagi
masyarakat. Pimpinan maupun pihak Fakultas sangat mendorong pengembangan staf sesuai
dengan misi pertguruan tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat. masyarakat Lembaga
pengabdian masyarakat Universitas Udayana juga sangat mendukung kegiatan ini Keahlian
dan ketrampilan serta keijasama tim saling mendukung baik dari segi keilmuan maupun
pengalaman dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat serta kerjasama dengan
pemerintah daerah maupun mitra usaha yang sangat baik, sehingga kinerja tim ini
diharapkan akan dapat mendukung dan membantu transfer teknologi ini tepat kepada
sasaran.
Kepakaran yang diperlukan dalam menyelesaikan persoalan kelompok mitra adalah
di bidang manajemem usaha dan ilmu teknologi pangan. Seluruh tim pelaksana program
IbM ini memiliki kepakaran di bidang Teknologi Pertanian dan berasal dari dua program
studi yaitu Program Studi Teknologi Industri pertanian dan Program Studi Ilmu dan
Teknologi Pangan. I G. A. Lani Triani,
S.TP, M.Si adalah pakar di bidang teknologi industri pertanian yang telah beberapa kali
melakukan pengabdian tentang pengolahan produk beserta analisis usaha produk hasil
pertanian. Anggota tim A.A.M. Dewi Anggreni, S.TP, M.Si adalah pakar di bidang
pengelolaan hasil-hasil pertanian yang telah sering melakukan penelitian tentang teknik
pengemasan produk olahan hasil pertanian dan dibantu oleh Made Indri Hapsari, S.TP.,
M.Si. yang beberapa kali juga melakukan penelitian pengolahan produk olahan hasil
pertanian serta pengemasan dan penyimpanan produk hasil pertanian. Sumber daya manusia

9
lengkap dengan pendidikan terakhir serta alokasi waktu pelaksanaan dapat dilihat pada
Tabel 1.

Tabel 1. Sumber Daya Manusia


No Nama dan Gelar Akademik Bidang Keahlian Keanggo Alokasi Waktu
(Pend. Terakhir) taan (jam/minggu)
1. I G A Lani Triani, S.TP, M.Si Teknologi Industri Ketua 14 jam/minggu
Pertanian

Teknologi Industri
2 A.A. Made Anggreni, S.TP. M.Si Anggota 14 jam/minggu
Pertanian

3. Ni Made Indri Hapsari, S.TP, MP Ilmu dan Teknologi Anggota 14 jam/minggu


Pangan

Kerjasama ini juga akan diperkuat dengan dukungan dari keterlibatan 3 orang
mahasiswa dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat ini. Output yang dihasilkan tidak saja
pemberdayaan kepada masyarakat dalam pengembangan usaha agroindustri dan agribisnis
tetapi juga sangat bermanfaat bagi pengembangan sumberdaya manusia yakni mahasiswa.
Mahasiswa melalui penerapan IPTEKS bagi masyarakat ini akan banyak mendapatkan
pengalaman dan mengasah kreativitas dan cara berpikir yang inovatif dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologinya.. Selama kegiatan berlangsung pelaksanaan kegiatan
akan dikoordinasikan oleh ketua tim.
Tim dalam menyusun rencana kinerja dibuat suatu rencana kegiatan dan jadual
kegiatan sehingga mulai dari perencanaan, pengorganisasian kegiatan, pelaksanaan dan
evaluasikegiatan dapat terlaksana dengan sesuai dengan target dan sasaran yang ingin
dicapai. Berikut rencana dan jadual kegiatan yang akan dilaksanakan.

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penjajakan dan pemberian materi penyuluhan tentang pembuatan


produk, prospek pemasaran ke depan serta penambahan kapasitas produksi dengan
perencanaan pemakaian alat pengiris bahan dengan mesin maka diharapkan hasil tersebut :
a. Jumlah produksi kripik pisang meningkat dari 30 kg menjadi 80 - 100 kg per hari.
b. Kualitas kripik pisang meningkat baik dari segi warna, ukuran, bentuk, tekstur dan
kerenyahannya
c. Produk bisa dijual dengan kemasan yang sesuai persyaratan labeling secara eceran
d. Masa simpan produk lebih lama dengan jangkauan pemasaran lebih luas

1
0
e. Perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi

Hasil pengabdian sementara, diperoleh cara pembuatan yang sudah baku yang
merupakan cara mereka dalam pembuatan kripik pisang di Desa Tiga, produksi Bunga
Sahabat. Cara pembuatan dari produksi Bunga Sahabat dapat dilihat pada Lampiran 2.
Untuk pengemasan produk digunakan sealer dengan plastik tebal lalu diberi label.
Pemasaran produk akan dicoba menjual produk kripik pisang dengan aneka rasa dalam
kemasan 75 g dan 100 g. Harga produk untuk yang 75 g dijual dengan harga Rp. 7500,- dan
produk 100 g dijual dengan harga Rp. 10.000,-. Dengan pengemasan 75 g dan 100 g
diharapkan produk kripik pisang ini dapat dikenal diluar daerah produksinya, sehingga
dapat meningkatkan penghasilan KWT Desa Tiga tersebut.
Selain menjual kemasan kecil, perusahaan RT kripik pisang ini juga menjual produk
dengan kemasan besar (per 4 kg) seperti dulu, tetapi harus pesan dahulu jika ingin membeli
produk dalam jumlah besar. Karena pemasaran produk sudah mulai dilakukan dengan
kemasan 75 g dan 100 g, supaya lebih terlihat keuntungan dalam produksi kripik pisang ini.
BAB VI
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Rencana tahapan berikutnya :

a. Proses pembuatan kripik pisang lebih efektif dan efisien dari segi waktu, tenaga dan
kapasitas produksi meningkat dengan pemakaian alat pengiris dari mesin sedang dalam
proses pembuatan alat dan sudah proses pelaksanaan dengan menggunakan alat baru
tersebut.
b. Teknik pengemasan vakum kripik pisang dapat menghasilkan produk dengan masa
simpan yang lebih lama dengan mutu yang baik. Dengan menggunakan plastik tebal
dan disealer serta dikemas dengan berat 75 g dan 100 g diharapkan produk lebih
menarik minat pembeli dan memberikan keuntungan yang cukup.
c. Dengan kemasan yang memenuhi syarat, produk dapat dipasarkan ke
swalayan/supermarket sehingga produksi meningkat dan dapat menyerap tenaga kerja
lebih banyak
d. Rencana untuk pendampingan P-IRT, pihak pengabdi IbM akan memfasilitasi proses
ini, dari pengambilan formulir di Dinas Kesehatan Bangli sampai ke proses penetapan
P-IRT.

1
1
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan
Pengabdian di Desa Tiga ini sangat bermanfaat bagi ibu-ibu yang memiliki usaha
pembuatan kripik baik itu dari pisang, ketela, singkong dll, dimana prospek pemasaran
produk ini cukup besar. Dengan akan diberikannya kemasan yang menarik dan diberikan
ijin dari dinas kesehatan, produk kripik Desa Tiga diharapkan di masa mendatang
pemasaran produknya mulai meluas dan kalau bisa keluar daerah Bali.
Pengenalan dan penerapan teknologi pembuatan kripik dapat diyakini manfaatnya
tidak saja dalam menambah keterampilan dan pengetahuan masyarakat, tetapi juga
mendorong masyarakat dibidang perdagangan produk hasil olahan dan di kemudian hari
diyakini akan menambah pendapatan keluarga khususnya dan masyarakat desa pada
umumnya.

7.2 Saran
Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini perlu ditindak lanjuti melalui
pembinaan yang lebih intensif oleh dinas terkait, bekerjasama dengan Fakultas Teknologi
Pertanian dan pemerintah daerah setempat.

1
2
DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 1998. Laporan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Periode I. Universitas Udayana.
Denpasar.
Astawan M dan Astawan, M.W., 1991. Teknologi Pengolahan Pangan Nabati Tepat Guna.
Akademika Pressindo. Jakarta.
Budi Santoso, H. 1996. Buah Pisang dan Anggur Pisang. Teknologi Tepat Guna. Penerbt
Kanisius.
Saraswati. 1993. Membuat Pisang Sale dan Dodol Pisang. Bhratara. Jakarta.
Satuhu, S dan Supriyadi, A., 2004. Pisang. Budidaya, Pengolahan & Prospek Pasar. Penebar
Swadaya. Depok. Jakarta.

1
3
Lampiran 1. Instrumen dalam program pengabdian ini

Bahan-bahan untuk pengabdian : pisang (kapas, keladi, lumut), minyak goreng, kapur
sirih, VX, pewarna makanan, garam, gula, ”sune cekuh” (bawang putih dan kencur), air,
plastik pengemas, stiker/label, buku tulis, pulpen

Peralatan : kompor, pisau, pengiris pisang, ember, keranjang, timbangan, wajan, sendok
wajan, sendok makan, mesin pengiris pisang/umbi, sealer.

1
4
Lampiran 2. Personalia Program IbM

No Nama dan Gelar Akademik Bidang Keahlian Keanggo Alokasi Waktu


(Pend. Terakhir) taan (jam/minggu)
1. I G A Lani Triani, S.TP, M.Si Teknologi Industri Ketua 14 jam/minggu
Pertanian

Teknologi Industri
2 A.A. Made Anggreni, S.TP. M.Si Anggota 14 jam/minggu
Pertanian

3. Ni Made Indri Hapsari, S.TP, MP Ilmu dan Teknologi Anggota 14 jam/minggu


Pangan

Kepakaran yang diperlukan dalam menyelesaikan persoalan kelompok mitra adalah


di bidang manajemem usaha dan ilmu teknologi pangan. Seluruh tim pelaksana program
IbM ini memiliki kepakaran di bidang Teknologi Pertanian dan berasal dari dua program
studi yaitu Program Studi Teknologi Industri pertanian dan Program Studi Ilmu dan
Teknologi Pangan. I G. A. Lani Triani,
S.TP, M.Si adalah pakar di bidang teknologi industri pertanian yang telah beberapa kali
melakukan pengabdian tentang pengolahan produk beserta analisis usaha produk hasil
pertanian. Anggota tim A.A.M. Dewi Anggreni, S.TP, M.Si adalah pakar di bidang
pengelolaan hasil-hasil pertanian yang telah sering melakukan penelitian tentang teknik
pengemasan produk olahan hasil pertanian dan dibantu oleh Made Indri Hapsari, S.TP.,
M.Si. yang beberapa kali juga melakukan penelitian pengolahan produk olahan hasil
pertanian serta pengemasan dan penyimpanan produk hasil pertanian.

1
5
Lampiran 3. Foto - foto Pengolahan Kripik Pisang sampai Pengemasan
1. Bahan Baku Pembuatan Kripik

Gambar 1. Pisang Kapas Gambar 2. Pisang Keladi

Gambar 3. Pisang Ambon Gambar 4. Pisang Saba


2. Bahan Tambahan Pembuatan Kripik

Gambar 5. Vx Gambar 6. Kapur sirih Gambar 7. Pewarna makanan


3. Penimbangan Bahan dan Proses Pengupasan serta Pengirisan Bahan

Gambar 8. Penimbangan Bahan

1
6
Gambar 9. Pemisahan buah dengan tandan

Gambar 10. Pengupasan Kulit

Gambar 11. Pemisahan buah dengan tandan Gambar 12. Buah pisang kupas

Gambar 13. Pengirisan buah dengan alat sederhana

1
7
4. Proses Perendaman

Gambar 14. Perendaman dalam Air Kapur Sirih (± 10 menit)

5. Proses Pewarnaan (± 10 menit)

Gambar 15. Perendaman dengan pewarna makanan, Vx dan garam (± 10 menit)

1
8
6. Proses Penggorengan

Gambar 16. Penggorengan pisang menjadi kripik pisang selama ± 5 menit

7. Penirisan

Gambar 17. Penirisan kripik pisang dan diangin-anginkan selama ± 15 menit

1
9
8. Pencampuran Bubuk Bawang Putih (Sune) dan Bubuk Kencur (Cekuh)

Gambar 18. Pencampuran Bubuk Bawang Putih (Sune) dan Bubuk Kencur
(Cekuh)1 : 3
9. Pengemasan

Gambar 19. Pengemasan kripik pisang ”sune cekuh”

2
0
Foto Label kemasan

Foto kripik kemasan 100 g

2
1
iran 4. Artikel ilmiah dimuat dalam jurnal Udayanan

2
2
lUHM^ Mni| i-, h . PSI aiftMMAtaT ISSN 14I2-DS0S
UDAYANA MfcNCiABDI
IDU1KAL »r HIOblWLH I Tl 3EAVILII DAFTAR ISI

PENGANTAR Rfiukai_________.......................................................... — i

Hllih FtimitTflli Pl Mh L wn AYAAN MASYAUAKAT K EPil LAUA N IALAH GO KAEUP^TEh


kiran SjdiKdi SUMENEP MELALUI USAH* PERCETAKAN DAN 5AK.GN DKHTfcl PflllOING
baniki rim !ari-£JuinJ ItalTa'- >l
r

3.' NFJHII Mu PILU'J MA PElATHiVi PENGOLAHAN KRIFtK PISANG BtW«U INSTAN "SDN*
Mjmri kitfa ttwnmni* CEKLHF DIDE5A UGAB*NCAS
BW!K3hJtili ! G.A. .m liari A AM U tnjparti, M hiu H A. dn AS. CVrii S*
NjWlll Maju.
NadcMM ihTppp1.rw.51 PEMADATAN AKINAN UNTUK M^MPERMNJANG
MASA SIMPAN tJAH SALAK L» DESA StElETAh KAkAMSftSEM
Pi-i-y. A S. i A UiMirw, H 'A 'AlpN/MU dai N. h. FuijirAir t’
itUI E-dEILj MUQ
Wtftt P W1M PLMElMAAN PETA N M DESA SBNGAH K E C AMATAN k.5NTAMAW=
■jri Hiicj wsliFii HANUU MENGTMAI RKEaUUHA AN ftl I FalDA
H M Lr.av^ U 4,-.- H t* ?is: ■" 5ufl,iu«. N K ^nm
" M S^api 1 M A^GtfieJ'AlNWMb 6*
ssnina FEiEffin
Irrrt® hnttar rar PingiN-ai AALIKASI IhJLK KMPAlM I LNLkU KLEBUMM PERUNGGU UNTUK
bl.u-5 ^T^nlnW^pH MENIfcjKATKAH KINERJA PRODUKSI GAMELAN ML!
U t tiri biJ .iiTiii>; - Eill FTlaviud .■ K C AJ:J Latmara I KL ra-wvla d*i L Aiwa t'J
MRJJI : iDSMlrayij?
PENGEKALAH PENCUKURAN SWW (ANrw T>*N AFLIKAWNYA
K£SE«EB4«rtH DI KELA3 V SEROLAH DASAR CSD H E KEPAM*S - BL*HHRTMHJ
i|^i<Tfcr5«frert h V. Aui dsn L P ’^:I:1IAIII .
_____________________ M
Iw’uHvi trui
DESAUNiS '^KhCl.OGJ PEMANFAATAN LlUfl^l IMTU1H hr.rM- BAHGAN
Fail: LffiAMA Ff rrFNARAN KDNM'k U11' bANSL4K2LAH/JTAH □I DESA
laJ> UIF SAMAkANGKAN
n .*n! JI-|M W> rrn i M <G N K H W 5+i. I W 'MWWM diri '. I. 3 Fawii. Ki

PE1A1IHAN IhTHWET DAN APLIKASI E COMMERCE KZLOM- =-OK TAill AMDilDI


VAKMJP. SANGKALAN
r*xInJ >i'r$r<i (hfl Tr-Gia Hr.iwns.
_ _ 31

rENG£HALAN KUUT KWITEHFEHMDfM SEBAGMRAKflH KEUhKi t» DESA


RIANG SEDE KECAMATAN 7A|ANANa KAlUPAIth FA- RANAN
■U M-jnjiaaa 1 M h%niA*. GAMK '■-« ■ N f^r.un E FVMML U PMA Ludrmril
-. IL

PEMDEHDATAAN BLLIIKJ. HDU&N DANRCADER PCISY&NOJ MEI il PENY


ULUHAN TENTANG PEMBERIAN MAKANAN VtHAI LWTUK MENINGKATKAN
GUI DAN EAYA TAHAM I LfiUH SAY1 DAN ANAK DI DESA MNOOTAH
KASUPATEN MWGLI
N ? AiUrijTi.P_nr3i|'iF4.!i^i KJHLdvwi A1I1J1.
ftF-1 Chniu YmrtKi L* - -.
W

PfcLKTlHAH BAHASA INGGRIS PEMAHDV WISATA LQ*>L IX DES* KAPAL


I lv. EacUa I M R*q tto LF. Laki-1 n? 9?

lind ‘JEKi^N NERGHH d4ritrK«i JHV^I n? FFLAEIHAH leKhl-K PEMEUATAh PJ&JR KEITTAS <FLW D^RI UM- 9Alf
dJkDmi4jit Fft*nal.«^*mrtiri|w«lH- NH1 KOSAN BEKAS 4AGI SEN3MN DA« FSNGGAJPl nGCM^pH DI iJESA
resi J F - fWHtfl IKP t-5 iff/l P, I/J r LSIYH MEUNGGRA MfflHMN. G AM¥A«
hiiJi-hfi l jwtpHMn tosta nmm3id«i tad- I. G. 1 f+rdha 1 'A'.kr J.?. I K A AlrrM.O. H K P r*^a.x
tajl perEitan rtien betHB|4w»i ii’N A AIA L.Krni jckvi M ^n;la d n I N^iaiFriSiER. Yt
pwiprfiiin dM Itanrp lipj.il wr^Ui'-fii jurwl
m lilin nitofRHikiuiin niu iMi PTOlnii b-J- i ft‘AS e AH Affi =th¥*fflT rvPD PAH T[ KNK PF N<; r N I:A L 1 AN K^A PA£1A
ril n.i¥fjLTvl rt«i F****k‘' nnn^Hlun wiNiu» TAHAMAN IE3UK
|*TN*I fan .^riMia (^KAiutni* r< '■^i.i^a, M AriUTbi. iV.AaiarufaM, iO ■'t Bqui. *■' 3x-air>a ■JaaN W. FitfiAan -
wnj,jijaiiK<fCJT£4<iisrH‘ EkDfitH^ p| ED
aiMiBfUL
«?<

2
3
L'IMYflM. 1' (Jl: 19- ti ISSN : HLifl-i

MUIIRMM PENGOLAHAN KRIFnH PlSAMG BUMBU INSTAN '51JNA CEKUH’


DI 5ESA T lUA HAHCILI

] r;.A. Lv*n r|, A M 13. Ancrmi M ' .W. I.MUI I H..^ -n> V IniNi I L''
"irhinc-j" idiA^jri'iTH'iiHAii, ^ihjkiii TVinA-p ^o-tainai^ i' ’MI1
“iJkTMi' ika.n.l\i- Hflnpflt. 1'iWL‘lili liriTKW'MI ATSHH*. I '■‘■I
.iKi’ipi' i'RikiAi Gl,.11 AiflLiiu ffrtU Jlndurwi
fnL|3 li.HruJU?.-!iUK-£CEl

AB8TRACT

^iiuiu. Lc ane of tht feufc 1hn1 i j >“J Tur idtijjiidi Li_Ta mnrn in bill iannni iu n'.t» ™ Lyd Atithnn. Vilnmin ■ ’.i mim ml
Usuilhaftet banrttlng hfini'-;i tM.ilb.li.vr >■- i|hillrd and .f. It kanun hmmg k'" qiullty. Hirlhunnine. f.<4 mri<u|iiiral
miamdiaiiring wns riuind impnu'' IIH-.idillti'trf cb* fruIL Tbd ium-swjiiK iirrtit WM ™*icitd ai April- HW4 t» O* wnnurn
fenMrUrwp cf Bunga Hahslrffl M Ihl dll^n nf Tim tf uwil ifiiiriiU Bangli Reguiry fh numen ftrni^ Er"i|- ibc tK^fe^jp and ekill
in
i ■!:■. I" il.ipAWe "li! P F' . I'W'IIH. IIF'.-HII ■:! :|. R:i . mu Chipi m'.h "Silih. iVk-."- h|iirc^ "kl.l.l ri'il'l' ■ |ik\ "■ n. I Ik
LxrmVrruii« aF id adnhrt wiFlKTTTMiiw-il in buka iiubinl patrdtt. llw woaicn ianurr
haj- p r™ m Iheir tkill -jii'l *Hllty in pudure rte gpod uua'briy prodnrl. of hMnirui clii|£ VMII '^UHU Cckuh* finoas. Tim LL.LIIIU
L-..J '■■■TII ‘Sana Crknli' ifnrv, HjKUMiHudteihe hi.ghlY pprierred pt>vlid.

■ o'iip-i rMibU-n-Thifi, .b^ii'rtmilVhi'i

PENDAHULUAN ^PK dniM" r”-' 'l'nbih Miinis' dengan aneka wjrni dan nu
kurarrg diminrti oleh b.'rui—. u i1i:;iui|iin|, 1IA1 H uhnn |
K<lriiii[Hjk HUIIRI Sahital j’ar* bniofciusi di jfrn^pn UIH1UI: cepM miak |>ai!r:~x
[ta*rTl£i Ki&-jiiiMUii..SuMi£. Kabupaten Vangh "Sunn CekriWanWih >rirr.nH pjLfc-rUu knncur ^ng
nierupahjn Kilah srfu indm-nlri i:—.ih EBIII.B^M >anj :-.;nrri, dl.tjjcjlnn jehfriai buiiihu d:|njr hnwjng pni ih -
krtpfr p^inp (A n D n.. IULL) Kriboi pak Twrn|uktn F. |..;:i|i< iLjSjfjdi-rcmpih iani.ZL'jmiliki
Tlijri^n !xih:iha: niiflr’upiMiifi UcliMflgK^ M D H L? i 'KJI;.-.»eh*p» ji!l.::.itnilLi ':...............I . kirim ib'imUim
LJHI i h.svi i yanfcdinrrh unihLi Inhm SflflS «.lijiretE jmn Snigan krccnr. Kuana luiml'u duur in.................kih
ilK^n J£UI'IB-U'DO ux,ii.c’j-r>ihjl;ir. iilnh 4J!U pmdiikydlu <¥rill4'li|nkk -H--:«,B.:.I ’-H'ikuit |H mmLip llhiuk ii'i^i^ll
kri|?ik /■ .■•■ .> :.UIL1 . .. ................ I.il ................................... lenlr nusikan. thumuua Kualuin PnJi Inimhii CAuir i-
............................... l..i|Hk|:r.d.^ iiil.ih njiigu [k^L i rdikaJmgi.n iii.:-:.i-,-:-.il. dengan rara
■rcnrn ptriiihnn mfmhunnl >- h'^l pmduk Lripik -pnug. gnrih dnn ni"k MfU RMMltMOi Mfem nuhan.
ini *ml4S n:iniils banvak dibdll masjirokin J’.’. J iv-jlji?-. X1i-: !m! miiiibiii- KbT ini UIIIL.III iln^i J.L.im Tiiijk
li winm.. nuiipm iki 111 k-1-11:+.: i nnlu tumffr.ictiip aiaikan . tahirn: trrrhr' IHPIIB rivi Tr’-.ik h'ruiiruaii T.Lr^i
ibhini jddu nin^jknii ili L. I.I LJIU>?.:.-.'.I .'. iL.ri F.ikullns Teknakiy Penimin
[hnjjj niHU[un ili iliifjlui prwinsl iL kou. FT^J—— K?b iiiHiimnili.iiL, -.iij..ii puri............ dnkuiifnn/
■'■>'< A1-p:| lu-. UH ---rlni-:?'. .li .......................... .il ■■■ baMiiK teknnbogi dalar peabaikan prngolahv knjnl pliina
hiiiui Ekio^m, Dehi 'IIRI. Kl’.'irruil.ill 'huni Lan«li dm»M ‘dmiiCikilh' dc— k'.- .iiuillhliuj.ili ibr-'.l W-r-’' I ni WTtl llill
jwrfili landa» h")" *ah*nj. A 3 nuna deiiain. I,.rj;j.il jft |i i: " |kn ir Inrif hiihip IIIIAJ irnkil khuFUJiivj mnyinUt
pcTididlki-n SP. ’iMP dnn Shf J. Krl.i~.iKri ILI±.I D™ Tiga.
miCiLdiimalit' ^.■•iin.inSunn-iG'.i jiHMin 1
Knpa'ilJJ pnodu'rd kripit |iif>"f sn!i»|i hmi ndn ILIH MEI ttl>£ 11311 t'A 11 ftN M .15ALAH
metu-ipul 31J ku diri bahbn wku hunh piinnp i'irmiu
Wnh L.r |UJI klipi h C'LiLTi.I, d Mrtodr jing il lul.Jci.i: iliilin’ p. mlklBiUu molaliii
prrauhpui iru ndalnh Rp 4O.W0 prrliifcHr»nmiA. ilvuui.n pelitllur dan pr.ihik angnnudi lipnngin. I'.lniilmii ib-iib..
kup-, iiu:- nrciuljl «pifli 1111 >im dipat ■ p-.-’-.iili k-r I hiiii Ii.i.m kriiiik ni^ingdmi^iii bui -a suni ickuh' |i.i :li birikw
kr 'Pjiiniluh | ".-lurlVjJuli kmifumta h'un* benuu 7111I’. ku ■ r.-.n^ .k.ih.m il lidrmliiJ. Ihiri.a.k. rmiljl iMilan
c'wknwptniMHiin rkvnd»" M.|M|...m hvil Apn >mi|ien bn'kni Ag 'flm 201-1 ..li.i~ nh |F-"I—i.< ..InUli
............................:lili’. Ji Jul.iP'Lili Kdb.i^llcn HIIUU'ukaserkirg
U.IIIRII. Kebutvhjr. kripik jriiuir, Imn. ... Iiiiuliiiii Pdakidni.in kegiarjn diberikan n'Jlj ■■■ |imyuh. .m
^inlmaolmn, jcrwiiLiri kr^A PIMIIR jeriadiprcdukji ™ih 1h.11 ikliiLilijiL iiiAgm ..iL-nip.'jktikun tiagjung
ttriwbj [«li jiwiij cfaban TU>J nrijibul f-Mfa Ivngimniii
bumbu ■dnlrtij rfaw twtrf" l"^l

i:

2
4
Lampiran 5. Anggaran penggunaan dana pengabdian 100%

|:.ur.JJll Pillri rtnjjbdiil h-i!^di! MtlJTUkli


.hdul KSFI'IK. HSAMi ‘SVNE CHK.UH" BUMBU ALAMI HERfilZT
DAN SEHAT
Sfenai HIlUll l'imliik •' ! ci k Eh^U "rLlfe ¥ al lu u'.
hiijlcuzu NmmKtiiu
l'rrj.uijm N1DN Hmk ] QU5m AYULA MIWAN1 5 TF-, M,®.
111 'ab-trihu Lldl?Uik
Nidu. A.wgtta (I|. 1 dan . IHUCHJJ?7U!
ftliksjniiii l.l’n ilhrr Elnjill" A A MAIJI cawi ANKUEH R.T? m fll
rjtiMubi rhiizmu TaiiHiiij . M MD 1FTDRJ HAPfiAJU ARMAM ANA 3.17. M.P
1 l'iliai ki l din rrotttrii' lihui:
.pj;«Xhnc->.rH

RJHCMH l'rnEJCffnMR

1. HDhOfl OI.TTI 1 KEGIATAN

lioii H'IHK» Vuiume Tuul |*H^|


1 lunor.' Inn "l'-

K.L-4-11 41U.W |KH:T|1II n^WI 2.730.000

1 AnsDli 1 »0.40 linrh'n S5W 1 MO.fl»

3. AnapUS_______________________________ 2311 <W junluri JJIHI i.MOon

Suh TIILMI i'R--| SJlOJMHlflO

i. ILF1 AStf* HAIJAN

3lcm Hihui Vidiutzj SdUM Tuo£


kMrBflwTw: plpl

' Dcatn incLviibcr IUH pL&flU Icnnii l.fflj pjd.dl J.OtMlW» 3.DOO.MO

1
2.1 m tw 11 ari puinj iinrzis ptliahai 1.00 pikFi uw,w 1 «U.Wll

3. Kirauml i-'|hhklift.m*u. |Fllil .r> 10.00 r


■A iJlg IADM I.50U.UW

(. Ponbdiwi knraporA LW piket 2.000.000 2.00(1000

i Hliyi inlket ilmiiJi k. Do ptkri i.onta i.uov.m

rt. OlA ilir ■ ■..riiiiin^hil L« l'.kll t.DOO.OE» I.WO.OH)

T.113 |IILEI I.SW.IK0 l.wo.a»


1
KWKIIU. miunir dta daimiruh. produt .jiriii Alpai.

1, Pmii|un *iin$V -b ‘LL-TIUJ I.IB piktt 315.0® 313.0»

“I. l'tmlHliui bauiac p™h ihpo lu 100® 10(1 OGO

i II ItnJbcHiui h±UTkii 3.® Ml J(I.OX)

2
5
‘MUlLl'TTJtfll
11 Kcnraui 1JK IMflW 3K(XK1
pu

13 rrpibtMirrnrtniruIrwwilwi [■TTTwlihirajn kib


l.Cfl MOW 11« «C

1
1 1. KC-iraUlUl pf-^plirTn"! 4.0U ■ I- 'Ij.ufrj- 200000

M Kjmnnni «eu ni.w 2lWlLhFj

|1. Pinccepj 10 mi !?MJK HPkUI IHlOM

l£. Hteinur ild. 2DJSU pikl-H 13.0CD 300000

1 J. Knrwnnn muk fwhliliin MlW Irilik li UW SOMW

14. PnlibtluBJJIWJIM uii:_L [^hrAfa MllHJ U EU.WU JKI.UK'

IJ PIDMHI nwimfmninx J.W P«<(* TGiipnofl TOWOW

±0. Frabetiis Hklei (pemtmb pluiikj ;.w buib J uuCuOoo

(I Kjurcjnni 10.00 :U;<«AI SDO.OOO

sanu W IUJONI ^OO.ilbJ


12. l'imt'JiM ji'Un> mnfc biliin btbi kllplk

IJ» J41K i«J6M IIKJlOoO


J1 Pnrnhdm liiplci pboiiL lnu, ptiUEdL dN

14. h.uTuinui inrF-fl JJWU 11151*0

21 Kiniiwnal ifillik Liiuliili Ih-LU JttM 2110000

Ss. htavpj fisnjsSsfcbtriaBi i» JTUlfl _ H|| ■.!,


17. Ptniteli^iunu pimm {CinndKej .1» aakE tfMOO JMLOM

J3. I'rmh.-h.-i nimJmi i og hiuh llkiOOO mm

Zf. Lzlw. hpj*iuk KtauhlU /ISM\ JJH MJC: JMJOOU 2U0U0»

SuUTJHlIRp) 2fi.J!5.nC«-,<B

.1. BELAtfJA HARAMI; MH WERAliEUNAL LAJFfflYA

VMnp SJIuan rom5iB-.pk


■«FJ

1 itfrKjmjiii puji ^eadniui 35^ I.I.Y) Clll'Ti nJTJdM OJHJOt

1
Ki* Vctd h'Rph fr. -75.riC«}1K<

A. HLJtMA PtRMl A'iMJb J *CTN1 fA

llnn FLSJIUUUU V.'^llllL 'uhuil Fctil lEtflE


■ Spj

2
6
SEWJ motd I.Ml M JWLOM KKlLt»O

! PIJIT di liunyl, l.lM k>u lUtl'MHi IfflllW

) Sm mstril l.lrt Ui JO5 m r-:o.Dw


i Sewi nudil l.tH kill JiJtliSffll «anoa
J Sfwi mobil I.W tadi 50UOOO >JO.U0I

t JLV. J nrHiil i.lK' Wl SIJO.W'j

^hT..|(iiH?i <«Uq^a

;-*il l'tfitdiurmljdljni Suu tanin <Rp: 42JDUJC0djn

2
7

Anda mungkin juga menyukai